Share

Bab 22

Penulis: INDAH PERMATA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sudah satu minggu lamanya Nayla berada dalam gedung apartemen yang sama dengan Alvin. Wanita hamil itu masih tidak menyangka jika sang suami lebih memilih bersama wanita lain.

Jujur saja dalam relung hati Nayla, wanita itu masih sangat mengharapkan Alvin untuk menemuinya dan menjelaskan semuanya. Mungkin saja masih ada maaf Nayla untuk pria yang masih teramat dia cintai. Nayla berharap jika Alvin akan kembali menjadi suaminya seperti dulu.

Namun, sampai saat ini. Wajah pria itu seolah ditelan bumi. Sampai detik ini Alvin sama sekali tak menemuinya, bahkan pria itu sama sekali tak menanyakan kabar Nayla.

“Apa Anda yakin akan pulang, Nyonya?” tanya Anjar yang kini telah berdiri di ambang pintu.

“Iya. Aku tidak ingin menginap di sini terlalu lama,” balas Nayla. Tangannya dengan cekatan membereskan pakaian ke dalam koper. Pakaian yang dikirimkan oleh Mbok Asih setelah Anjar memberitahu keberadaan Nayla.

“Anda sudah merasa baik-baik saja? Saya hanya ingin memastikan keamanan Anda saja sesu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 22

    Nayla tertegun lantas menatap ke arah depan.Tampak seorang pria berbadan tambun dengan rambutnya yang hanya sedikit tumbuh di bagian kepalanya itu menoleh ke arah Anjar.Pria itu melepas kacamata hitamnya. Sebuah senyum ramah terlihat di wajahnya.Wajah itu. Nayla seperti melihatnya. Wajahnya tampak tidak jauh berbeda dari salah seorang di dalam bingkai foto keluarga Alvin.“Selamat sore, Tuan Leonard,” sapa Anjar sembari membungkukkan setengah badannya.“Selamat sore, Anjar. Di mana wanita yang kau maksud?” tanya Leonard memandang sekeliling Anjar.Anjar menatap ke samping. “Nyonya, Nayla. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Bisakah Anda menemani dia?”Nayla terkejut mendengar penuturan Anjar. Siapa yang ingin bertemu dengannya? Benarkah pria dengan jas hitam rapi itu yang ingin bertemu? Apa maksud Anjar menemukan keduanya tanpa memberitahunya terlebih dulu?Seolah mengerti arti tatapan Nayla, pria itu mengiyakan tanpa rasa ragu. “Benar, Nyonya. Tuan Leonard datang ke mari in

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 23

    Nayla terkesiap ketika mendekati nama Viona yang disebut mertuanya. Wanita itu tak habis pikir jika sang mertua pun mengetahui hubungan mereka sebelum Nayla mengetahuinya.Nayla menatap kosong. Selama ini nasib dan kepercayaannya telah dipermainkan oleh keluarga sang suami.Dan lagi, apa Alvaro mengetahui juga hubungan perselingkuhan Alvin dengan Viona? Mengingat bagaimana sikap Alvaro saat pertemuan tak sengaja mereka di toko obat waktu itu? Kenapa dia juga lagi-lagi menutupi?Banyak pertanyaan yang membuncah dalam benak Nayla. Masalah ini seperti puzzle, dirinya harus menemukan serta menyusun jawaban kenapa seluruh keluarga suaminya tega memperlakukannya demikian.“Wanita itu sangat berbahaya untuk Alvin,” ujar Leonard, “sudah beberapa kali kami peringatan dia untuk memutus hubungan dengannya. Tetap saja dia aka membela wanita jahat itu.”Leonard duduk kembali pada kursi di depan Nayla. Tatapan matanya terlihat sangat sayu.“Pernah suatu hari Alvin meninggalkan rumah selama beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 24

    Sebuah mobil SUV hitam berjalan dengan kecepatan landai memasuki sebuah wilayah pedesaan yang masih sangat asri. Banyak pepohonan rindang yang menyejukkan mampu menghalau panasnya terik mentari yang tak bisa terkontrol beberapa bulan ini.Melihat mobil yang melintasi desa mereka, banyak anak usia belia yang sedang bermain di tengah lapang menyoraki kegirangan.Alvin kembali mengingat di mana letak rumah mertuanya. Dia mengamati setiap gang daerah kelahiran Nayla, sang istri.Senyum di bibirnya melebar ketika melihat sepasang gapura dengan tokoh pewayangan berada di atasnya. Pria itu kembali mengingat awal pertemuan tak sengaja dengan Nayla di tengah gapura itu.Mobil Alvin berhasil memasuki gapura itu. Kini dia mencari sebuah rumah joglo khas daerah itu. Walaupun rata-rata semua rumah memiliki model yang sama, tetapi rumah Nayla memiliki ciri khas sendiri.Rumah joglo dengan sedikit panggung. Aneka jenis bunga menghiasi halaman yang tampak luas itu. Rumah masa kecil Nayla begitu sanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 25

    Pak Idris bergeming. Keningnya yang telah memiliki sedikit garis kerutan itu mengerut. Lelaki yang pada rambutnya ditumbuhi beberapa helai uban itu tampak sekali bimbang.Memang benar, saat Nayla baru saja menikah dengan Alvin, ia dan sang istri merasa keberatan ketika anak semata wayangnya itu akan diboyong ke rumah suaminya yang ada di kota.“Jika Nayla tetap diizinkan di sini. Bapak janji akan berikan tanah di ujung desa untuk kalian. Tapi, izinkan Nayla untuk tetap di sini,” pinta Pak Idris dengan suara bergetar. Egois memang ketika dia meminta menahan putrinya yang sudah berstatus seorang istri. Namun, hatinya tetap menganggap jika Nayla masihlah putri kecil yang selalu manja kepadanya.Lelaki itu kembali merasa sakit hatinya ketika Nayla justru memilih ikut sang suami karena alasan tanggung jawab sebagai istri. Tentu saja rasa senang menyelimuti hatinya ketika sang putri memiliki rasa demikian. Akan tetapi, di sisi lain hatinya sakit ketika harus berpisah dengan gadis cantik itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 26

    Wajah Alvin pucat pasi ketika mendapati mertua lelakinya berada beberapa langkah di belakang. Pria itu berdiri tegap dengan alis yang mengerut, seolah meminta jawaban akan percakapan Alvin dengan seseorang yang berada di seberang ponsel.“Ba-Bapak sudah lama berdiri di sana?” tanya Alvin canggung.Pria itu tersenyum sedikit. Akan tetapi itu mampu membuat Alvin memasang sikap waspada. Sebab selama telpon tadi Alvin beberapa kali menyebut nama Viona, bukan nama putri dari keluarga ini.“Tidak. Tadi Bapak tidak menemukan kamu di ruang tamu. Bapak mendengar suara kamu berada di teras seperti sedang menelpon, panggilan kamu mesra sekali. Apa itu Nayla?” Pak Idris tersenyum setelah bertanya tentang hal yang membuat dirinya penasaran.Alvin mengusap pelan tengkuknya. Hatinya kini mulai merasa lega ketika mengetahui ternyata mertuanya tak sepenuh mendengar obrolannya.“I-iya, Pak. Itu dari Nayla. Alvin baru saja memberitahunya jika saat ini Alvin sedang mengunjungi Bapak dan Ibu,” ucapnya ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 27

    Nayla segera menyalakan saklar lampu kamar. Saat itu kamarnya memang hanya menggunakan lampu tidur yang menyala temaram, sehingga Nayla tidak bisa melihat begitu jelas seseorang yang telah lancang memasuki kamarnya tanpa izin.Nayla kembali terkejut ketika melihat sosok Alvaro kini tengah duduk santai pada salah satu sofa. Kakinya dia naikkan ke atas meja, di tangannya terselip sebatang rokok.“Kak Alvaro kenapa ada di sini?” sentak Nayla. Tangannya dengan cepat menyambar sebuah sweater yang tersampir pada salah satu kaki ranjang, kemudian wanita itu segera melingkarkan pada tubuhnya yang sedikit terbuka.“Kenapa ditutup? Aku sudah melihatnya semua, bahkan aku segera datang ke sini untuk melihat seksinya tubuhmu,” goda Alvaro. Matanya mengerling.“Jangan macam-macam ya, Kak. Aku ini adik ipar Kakak,” ketus Nayla, “lagipula ngga sopan tahu, masuk kamar orang sembarangan!”Alvaro terkekeh setelah mengepulkan asap rokok ke udara.“Ini rumahku, sudah pasti semua ruangan bebas aku masuki.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 28

    Dua mangkuk bakso dengan kuahnya yang masih mengepul telah tersaji di atas meja Alvaro dan Nayla.Berbeda dengan reaksi Alvaro yang seolah ingin meneteskan liur setelah mencium aroma kuah dengan rempah melimpah itu. Nayla justru merasa kaget ketika Alvaro tanpa rasa bersalah memberikannya makanan yang akan membuat wanita itu kesusahan.“Kakak beneran minta aku makan ini?” tanya Nayla mengingatkan kembali Alvaro. Wanita itu pernah muntah parah karena mencium kaldu daging sapi.Alvaro hanya mengangguk sambil menyeruput kuah makanan sejuta umat itu.“Aku nggak mau,” tolak Nayla. Wanita itu telah mengangsurkan mangkuk miliknya ke hadapan Alvaro.“Coba saja. Ini rasanya sangat beda, nggak kaya kuah sop waktu itu.”Alvaro langsung tahu. Kemana jalan pikiran wanita hamil di depannya.Nayla sempat tak bisa makan seharian akibat sop daging yang Alvaro bawa. Ingin membuat nafsu makan Nayla meningkatkan, sebab Ibu hamil biasanya sangat menyukai makanan berkuah yang yang sangat segar.Namun, niat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 29

    Kini giliran Alvaro yang menatap brgantian antara dirinya dan juga Nayla. Pria itu beranggapan jika ada sesuatu yang mengganjal, membuat wanita di depannya kurang suka, atau merasa aneh. “Ada yang aneh?” Alvaro memperhatikan penampilan dirinya. “Bukan pada diri Kakak. Tapi pada hati Kak Alvaro.” Mendengar pengakuan sang adik ipar, Alvaro seketika mendongak. Mata indah kebiruan itu kini saling bertemu dengan Nayla yang menatapnya sinis. “Aku tak habis pikir sama Kakak. Kenapa bisa sampai hati membohongiku selama ini. Padahal Kakak tahu masalah perselingkuhan Mas Alvin, tapi lebih memilih menutupinya dariku. Kenapa? Apa karena dia adik Kak Alvaro? Lalu membiarkan aku sakit sendirian di sini?” Nayla memang tidak menangis. Akan tetapi, hatinya sangat pilu mengatakan itu semua. Wanita itu hanya ingin mendengar kejujuran Alvaro yang katanya menyayangi dirinya. Alvaro terdiam. Manik matanya menatap lekat Nayla. Ada rasa iba ketika Nayla dengan tegar mengatakan jika sang suami bukanlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 91

    Mata Pak Idris membelalak menatap Nayla. Tubuhnya seolah tak bertulang. Pria setengah baya itu terduduk di samping sang istri. Napasnya mulai terengah, tangan dengan kulit sedikit legam itu memegang dada yang terasa nyeri.“Bapak!” teriak Nayla panik.Namun, tangan pria itu segera terangkat memberi tanda agar Nayla tetap di tempatnya.“Semua ini ngga bener, Bu. Nayla tidak mungkin berbuat seperti itu,” bela Pak Idris dengan suara yang masih terbata akibat napasnya tersengal.“Ibu melihat dengan mata kepala Ibu sendiri, Pak. Mereka sedang bermesraan layaknya sepasang suami istri. Mereka tidak ada ikatan, lalu apa namanya jika bukan perselingkuhan?” Bu Marni masih tetap pada pendiriannya. Bukan ingin menyalahkan Nayla, tetapi wanita itu geram karena putrinya itu tidak juga membuka suara.“Nay, apa benar semua itu, Nduk? Apa kamu mengkhianati Alvin, suami kamu?” Dengan sangat hati-hati Pak Idris menanyakan apa yang dicurigai istrinya.Nayla menelan ludah kasar. Entah apa yang harus dia k

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 90

    Alvaro saat itu sedang bermain dengan Keanu. Anak itu semakin hari bertambah pintar saja. Dia terus mengoceh tanpa henti jika menginginkan sesuatu. Seperti pagi ini misalnya. Keanu terus saja mengoceh ketika tidak sengaja melihat burung hinggap pada ranting pohon.Alvaro yang merasa gemas segera membawanya keluar menuju ranting itu. Pohon yang tidak terlalu tinggi memudahkannya menggapai ranting itu. Sayangnya, burung itu terbang menyisakan ranting pohon yang kini justru tengah asyik dimainkan Keanu.“Berikan cucu saya!”Suara yang terdengar keras itu membuat Alvaro harus membalikkan badan. Dia melihat Bu Marni yang sudah berdiri di teras rumahnya. Anehnya, tidak ada senyum di wajahnu seperti biasa dia menyapa Alvaro.“Ibu tidak jadi ke ladang?” tanya Alvaro merasa sungkan. Kali ini dia melihat sosok Bu Marni sungguh sangat berbeda.“Bukan urusan kamu. Berikan Keanu! Aku tidak Sudi jika cucuku dekat dengan laki-laki seperti kamu,” ucapnya sarkas. Dia merebut Keanu dari gendongan Alvar

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 89

    Sudah satu minggu lamanya Alvaro tinggal bersama keluarga Nayla. Ramahnya keluarga itu membuat Alvaro merasakan memilki orang tua yang lengkap.Selama ini orang tuanya berada di luar negeri. Bukan bermaksud tuk mengabaikan mereka sehingga terasa kekurangan kasih sayang.Ibu Alvaro menderita sakit sejak Alvaro Alvin berada di bangku kuliah. Itu sebabnya kedua orang tuanya harus menetap di luar negeri untuk mengontrol pengobatan sang ibu.Penyakit serius yang dideritanya membuat wanita itu harus rela jauh dari kedua anaknya. Sampai-sampai saat Alvin menikah dengan Nayla dulu pun mereka tidak bisa hadir. Pun Alvaro yang saat itu sedang ada rapat untuk pertama kalinya menggantikan posisi sang papa.“Biar Nayla saja, Bu.” Nayla menghentikan aktivitas sang ibu yang sedang membereskan sisa makan malam mereka.“Kamu tidak menidurkan Keanu?” Bu terkejut ketika melihat Nayla justru keluar kamar lagi. Tadi anak semata wayangnya itu berpesan akan menidurkan Keanu.“Keanu tadi rewel. Sepertinya di

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 88

    Alvaro menggeliat tubuhnya. Matahari perlahan naik. Hari akan sebentar lagi siang. Dia beranjak dari kasur untuk menuju ke kamar mandi.Awalnya Alvaro tidak kan menginap, tetapi tiba-tiba saja sejak tadi sore hujan mengguyur desa itu sangat deras. Sehingga dia terpaksa harus menginap karena kondisi jalanan akan berlumpur, dan sangat sulit dilalui. Akibatnya, mau tidak mau Alvaro harus menginap di tempat itu.Karena rumah ini sangat berbeda denga rumah miliknya di kota. Pria itu harus keluar kamar untuk bisa ke ruang bersih-bersih itu.Dia melihat Nayla yang sedang menata makanan. Wajahnya tampak serius menyusun makanan ke dalam tantang. Entah ke mana perginya Keanu. Sedari tadi telinga Alvaro tidak menangkap suaranya.Melihat Nayla yang seperti tidak menyadari keberadaannya membuat ide itu muncul dalam benaknya.Dengan perlahan dia mengendap menuju ibu satu anak itu. Alvaro melingkarkan tangan di perut Nayla, dengan dagu yang dia tempelkan di pundak Nayla.Menerima perlakuan seperti i

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 87

    Tadinya Nayla akan diantarkan sopir, tetapi Alvaro mencegah. Pria itu berinisiatif untuk mengantar Nayla ke rumah orang tuanya.Ternyata dia tidak sanggup berpisah lama dengan Keanu, bayi mungil itu selalu membuatnya rindu setiap saat, apalagi bundanya, jangan ditanya lagi. Bahkan hati kecilnya diam-diam mendukung perceraian Nayla dan Alvin.“Kalo bertiga seperti ini aku merasa seperti keluar kecil bahagia,” seloroh Alvaro. Matanya melirik Nayla yang sedang memberi susu pada Keanu.Nayla membuang napas kasar. Ucapan Alvaro seolah pertanda jika dirinya sudah siap merangkul Nayla ketika sah berpisah dari Alvin.“Jangan ngarang. Aku bahkan belum siap untuk berumah tangga lagi. Pernikahan ini cukup membuatku trauma untuk menjalin hubungan. Aku harus instrospeksi diri sebelum mengambil keputusan menikah lagi.” Nayla mengembuskan napasnkasar. Dia merasa kecewa dengan pengambilan keputusan cerai.Bukan karena dia ingin memaafkan Alvin, tetapi naykayoernah berjanji jika dia ingin menjalani pe

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 86

    Pagi menjelang. Nayla yang semalaman tidur bersama Keanu mulai membuka mata ketika putranya telah bangun lebih dulu dan mengoceh di dalam box bayi.Nayla beranjak dari kasur, kemudian menggelung rambut yang panjangnya. Wanita itu tersenyum ketika melihat bayinya justru anteng, tidak rewel ketika bangun tidur.“Anak Ganteng Bunda sudah bangun. Ngga rewel, pinter sekali, Sayang,” pujinya. Kemudian mulai menghujani ciuman pada semua bagian wajahnya.“Kita ke depan dulu, ya. Cari Suster Mita.” Nayla keluar dari kamar dengan menggendong Keanu.Karena semalam Nayla memilih tidur di kamar Keanu, membuat pengasuh itu memilih tidur di kamar lain bersama Mbok Asih.Terlihat dua orang pekerja di rumah Alvaro tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk tuan mereka.“Suster, tolong urus Keanu sebentar, ya. Saya akan bersih-bersih dulu.” Mendengar suara sang majikan memanggil membuat Mita harus meninggalkan pekerjaannya dan segera mengambil Keanu dari Nayla.Sementara Mita mengajak Keanu be

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 85

    “Aku mau, Nay. Aku akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan aku.” Wajah Lira terlihat semringah. Setelah apa yang dia lakukan, Nayla masih mau memaafkannya?Untuk menebus rasa bersalahnya, dia juga bersedia membantu Nayla menghukum wanita itu. Itu juga yang Lira inginkan. Menghukum wanita jahat, licik, serta sombong seperti Viona.Viona tidak pantas masih berkeliaran di luar sana dengan banyaknya kejahatan yang dia perbuat.“Oh, iya. Kamu sudah melahirkan?” Lira mengernyit kening ketika melihat perut Nayla sudah kembali ramping.Nayla tersenyum setelah masa menegangkan tadi. “Iya, aku sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Tadinya aku ingin mengenalkan langsung padamu. Aku tidak tahu jika kamu justru berada di sini.”“Dia pasti memiliki paras yang sempurna seperti kamu, Nay. Aku akan menjalani sisa hukumanku di sini. Setelahnya, bolehkah aku bertemu dengan anakmu? Aku tidak sabar bertemu keponakanku itu.” Lira mengembangkan senyumnya.“Tentu saja boleh.”Cukup lama mereka berca

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 84

    “Bagaimana, Dokter?” tanya Alvaro begitu melihat dokter itu kembali duduk.“Semuanya baik-baik saja, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Nayla yang sedari tadi terbaring di atas ranjang rumah sakit, kini perlahan bangkit dan membenarkan kembali penampilannya.Ruangan dengan dominasi cat berwarna putih itu, selain memiliki banyak hiasan barang-barang mewah, serta piala si pemilik, di sana juga sudah menyatu dengan meja kerja dokter, sehingga Nayla tidak perlu berjalan jauh lagi untuk berganti ruangan.“Selagi Nyonya Nayla rutin meminum obat, beristirahat, serta aktif dalam berbagai kegiatan yan tidak membuat pikirannya kosong, semua akan baik-baik saja.” Dokter laki-laki itu beralih menatap Nayla yang sudah duduk di samping Alvaro.Tidak lama. Hanya sekitar satu jam Alvaro membawa Nayla melakukan konsultasi dengan psikiater ahli itu. Keduanya berpamitan setelah mendapat resep obat berikutnya untuk Nayla.“Aku ngga mau minum obat lagi, Kak. Bosen. Aku mau hidup seperti manusia pad

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 83

    Hari ini sinar matahari begitu cerah. Sisa hujan semalam membuat pagi ini terasa sejuk di area taman. Tanaman hias yang Nayla tanam perlahan mulai berbunga.Sejak wanita itu dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani rutinitas seperti sebelumnya. Wajahnya kembali berseri ketika bermain dengan Keanu. Anak laki-lakinya itu semakin menggemaskan dengan bobot tubuhnya yang subur.“Kita makan dulu ya, Sayang. Bunda sudah buatkan menu sehat untuk Anak Ganteng pagi ini,” ucapnya penuh kasih.Nayla mulai mengambil mangkuk berisi bubur bayi yang telah dicampur olahan protein. Perlahan dia menyuapkan menu Mp-asi itu untuk Keanu.“Tuan Muda pasti akan semakin sehat jika ibunya perhatian seperti ini terus. Si Mbok seneng melihat Mbak Nayla sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucap Mbok Asih ketika menemani Nayla menyuapi Keanu. Wajahnya pun turut semringah melihat kebersamaan mereka.“Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Saya hanya ingin menebus semua rasa bersa

DMCA.com Protection Status