Share

Belum Sepenuhnya Pergi

"Kita makan dulu, ya. Habis itu baru lanjut ke Nongsa," kata Bang Khalid tepat setelah aku dan Neli menuntun anak-anak keluar dari Zona Kids.

"Makan di mana?" tanyaku dengan mata memicing curiga.

"Di restoran langgananku aja, ya," tawarnya.

Sudah kududa, eh kuduga.

"Menunya ada apa aja emang?" Aku kembali bertanya. Sengaja guna mengulur waktu agar aku benar-benar tahu tempat makan macam apa yang akan menjadi tujuan kita.

"Macem-macem jenis makanan Western. Tapi, di sana steak yang paling best seller-nya. Kamu harus coba! Sejauh ini resto itu yang paling cocok di lidah aku, Naya, sama Fatina."

Aku menghela napas panjang. Bukannya antusias, jujur mood-ku langsung turun mendengarnya.

Memang apa susahnya, sih diskusi dulu? Kan, nggak semua yang Naya suka aku suka juga.

"Udah reservasi emangnya?"

"Belum, sih. Tapi, kita udah langganan di sana, jadi biasanya begitu sampe pasti langsung disiap--"

"Ya udah kalau gitu kita ke Solaria aja!" potongku sekaligus mengusulkan.

"Tap--"

"Udah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Naily Mahmuda
makasih upnya, jangan terlalu berat konfliknya kak...
goodnovel comment avatar
Bella
makasih up nya kak ...️...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status