Home / Pernikahan / BEDA ISTRI BEDA REZEKI / 49. Ekspetasi Tinggi Hani

Share

49. Ekspetasi Tinggi Hani

last update Last Updated: 2022-02-21 16:47:15

"Terima kasih,” ucap Hani sengaja dibuat centil saat Pak Roby membukakan pintu mobil untuknya.

“Sama-sama,” sahut Pak Roby tidak kalah semringah.

Hani masuk mobil dan duduk di jok belakang sopir. Pak Roby menyusul tidak lama kemudian. Pria itu duduk di samping kiri Hani. Bibir Pak Roby melengkung melihat ekspresi tampang Hani.

Wanita itu terlihat begitu takjub. Seumur-umur Hani baru menaiki mobil sebagus ini. Joknya yang lembut dan empuk membuat dia merasa nyaman.

Hani bisa naik mobil bagus juga gara-gara menikah dengan Panji. Papanya Atha memang berasal dari keluarga yang berada. Makanya Hani dulu lebih memilih pria itu.

Namun, hubungan mereka ditentang habis-habisan oleh kakek neneknya Atha dari pihak Papanya. Persis nasib hubungan Atha dan Bela saat in

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   50. Bik Ijah

    "Eh.. Mas Panji sudah pulang.” Hani menyengir kaku. Untuk menepis rasa malu, dia mendekati pria yang tengah memasang tampang jutek itu. “Capek gak, Mas, hari ini?” tanyanya pura-pura berbasa-basi. Ketika dia hendak membantu membawakan tas kerja Panji, pria itu melarangnya.“Maksud kamu apa minta duit kompensasi sama Pak Banyu?” tegur Panji juga langsung pada inti masalah.“Hah ... yang mana?” Hani langsung berkelit.“Ck!” Panji berdecak sebal, “gak usah pura-pura amnesia gitu deh! Aku denger sendiri kamu mau minta bayaran sama Pak Banyu, hanya karena dia mau meminjam tenaganya Bik Ijah.”“Oh itu?” Hani tidak mengelak lagi, “ya Ijah kan pegawai kita. Kalo ada butuhin tenaganya, salahnya kita narik keuntungan,” jelasnya be

    Last Updated : 2022-02-21
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   51. Di Swimming Pool

    "Hapeku.. hapeku!” Hani meraih benda yang sudah berserakan di lantai itu. “Oh my God!” Dia menepuk jidatnya sendiri.“Aduuuh!”Hani memekik lara. Dia terlupa habis kejedot pintu. Dan tangannya tadi cukup keras menggeplak benjolan di keningnya.“Ya ampun ini hape.”Air mata Hani meleleh. Dia memunguti komponen ponselnya. Wanita itu berusaha menyatukan bagian-bagiannya.Hani berharap barang kesayangannya itu masih bisa diselamatkan. Sedikit berdoa dia memencet tombol on pada gadgetnya. Namun, sampai lima menit lamanya, ponsel yang sudah retak permukaannya itu tetap tidak mau menyala.Hani tetap menyimpan barang rongsokan itu. Besok dia akan pergi kecounterponsel untuk merepara

    Last Updated : 2022-02-21
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   52. Menolong Seli

    "To-to-looong!”Seli berteriak panik. Dia berusaha untuk tidak tenggelam dengan menggerakkan kaki dan tangannya. Itu justru membuatnya semakin jauh dari pinggiran kolam. Beberapa kali dia sempat tenggelam, lalu muncul lagi.Panji sendiri cukup syok melihat tingkah sang putri. Sebelumnya Zea tidak pernah sekasar ini. Jika sedang marah biasanya anak itu hanya akan menyakiti diri sendiri dan bukan orang lain.Wajah Seli sudah tidak tampak lagi di kolam. Kini hanya tangannya saja yang terlihat menggapai-gapai. Melihat itu Panji didera takut. Dia ingin menolong, tetapi kemampuan renangnya juga belum terlalu mumpuni.“Yah, Ayah ... Lapar. Lapar.” Zea menarik-narik lengan Panji.Namun, Panji tidak peduli. Dia terus menatap Seli yang timbul tenggelam.

    Last Updated : 2022-02-22
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   53. Hani dan Roby

    "Beneran Om Panji suka sama Mamanya aku?” Kali ini Chelsea yang menodong.“Kamu ngomong apa sih, Chel?” tegur Seli melirik jutek pada sang putri.“Lho aku kan cuma nimpalin pertanyaan Enzi dan El, Ma," balas Chelsea cuek.“Gak adalah Om Panji suka sama Mama. Kan Om Panji masih punya istri. Dosa tahu,” terang Seli dengan santainya.Di sampingnya Panji menyengir kecut. Dia seolah tertampar mendengar penuturan Seli. Wanita itu seakan menegaskan jika Panji tidak boleh berharap lebih mengenai kedekatan mereka.“Tapi istrinya ayah orangnya nyebelin banget, Tan. Aku gak suka. Selain judes, Tante Hani juga pelit,” sahut Azriel begitu jujur, “beda sama Tante Seli yang baik dan gak pelit.”

    Last Updated : 2022-02-22
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   54. Kesialan Hani

    Nasya dan putrinya Pak Roby yang bernama Cinta beriringan menuju toko Zara. Sebuah peritel pakaian yang berkantor pusat di Artexio, Galicia, Spanyol. Merek tersebut menjual aneka pakaian, aksesoris, sepatu, kecantikan, pakaian renang, dan juga parfum.Kedua bocah yang sudah akrab dari semenjak SD itu sudah memasuki toko Zara. Nasya dan Cinta mengedarkan pandangan. Mereka tengah mencari orang yang dimaksud yakni pak Roby dan Hani.“Kamu yakin lihat papa aku masuk sini sama mamanya Atha, Sya?” tanya Cinta terus menyapu sekeliling toko.“Yakin, mata aku belom rabun, kok,” ujar Nasya percaya diri, “ayo deh kita cari!” ucapnya seraya menyeret tangan cinta masuk lebih dalam.Sementara itu, Hani dan Pak Roby ada di sebelah tempat tas-tas. Pak Roby dengan setia menemani Hani membel

    Last Updated : 2022-02-22
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   55. Maaf Dari Roby

    Hani menatap kepergian ketiga sahabatnya dengan tajam. Ada dendam yang menyelimuti hati. Dia tidak terima dipermalukan seperti ini.“Kalian akan merasakan hal yang lebih menyakitkan dari apa yang aku alami sekarang,” ancam Hani dengan terus menatap bayangan teman-temannya yang sudah tidak tampak lagi.“Dan kamu, Roby, awas kalo kita ketemu lagi. Akan aku becek-becek wajah bulatmu itu, biar jadi bola sekalian! Gedeg banget bikin aku malu di hadapan banyak orang,”batin Hani seraya meremas-remas kanebo basah yang tengah ia pegang.“Ayo kerja, Bu! Jangan kebanyakan bengong!” Di tempatnya berdiri, Pak Satpam menegur.Hani melirik marah pada pria itu. “Gak usah bawel jadi orang! Kayak yang punya toko aja,” semprotnya kesal.

    Last Updated : 2022-02-23
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   56. Making Love

    "Oke... aku harus memata-matai Mas Panji dan Layla,” tekad Hani dengan yakin.Dia langsung membuka dus ponsel tersebut. Wanita itu lantas mengambil SIM card pada ponselnya yang sudah rusak. Di kartu tersebut tersimpan banyak daftar nama kontak teman dan keluarga.Hani tersenyum saat gadget barunya sudah menyala. Tangannya langsung menyimpan nomor telepon Pak Roby. Setelah itu dia mengetik pesan yang berisi penerimaan maafnya untuk pria itu.“Mamaaa!”Tiba-tiba dari arah belakang, Zea mendekap perempuan itu. Hani yang risih lekas melepas dekapan anak itu. Perempuan itu sedikit terkesima saat tangannya menyentuh kulit lengan Zea.Suhu tubuh anak itu terasa hangat. Hani menatap putrinya baik-baik. Zea terlihat lesu. Namun, cacing di pe

    Last Updated : 2022-02-23
  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   57. Ibu Lia

    Suhu tubuh Zea kian meningkat. Ini sudah bukan lagi hangat, tetapi panas. Anak itu tertidur di gendongan Ijah dengan bibir yang terus merintih.Ijah prihatin melihat anak kecil itu. Dia membaringkan tubuh Zea perlahan di ranjangnya. Penasaran dengan suhu tubuh anak itu, Ijah mengambil termometer digital pada wadah obat.Ijah menjempitkan alat tersebut pada ketiak Zea. Sembari menunggu, tangannya terus mengelus rambut anak itu. Beberapa menit kemudian, alat pengukur suhu tubuh itu berbunyi.Ijah gegas mengambilnya. Mata perempuan yang hari ini mengenakan bergo hitam itu membelalak. Suhu tubuh Zea menunjukkan angka tiga puluh sembilan koma delapan.“Aku harus telpon Bapak,” putus Ijah menaruh alat tersebut kembali ke tempatnya.Perempuan itu merogoh saku dasterny

    Last Updated : 2022-02-23

Latest chapter

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   82. Detik-detik Melahirkan

    Besok pagi adalah pesta ulang tahun Azriel yang kesebelas. Tumben-tumbennya bocah yang sudah mulai beranjak gede itu minta pada ayahnya untuk diadakan pesta. Padahal selama ini Azriel tidak pernah mau jika hari lahirnya dirayakan. Walaupun berkali-kali dulu sudah dibujuk oleh Layla, Panji ataupun Banyu.Bukannya Layla tidak mau menuruti keinginan Azriel. Namun, kondisi tubuh wanita itu sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengurus persiapan pesta. Hari perkiraan lahir tinggal seminggu lagi. Badannya juga terasa amat berat. Malah sedari pagi sebenarnya dia sudah merasakan mulas-mulas ringan.Kehamilan kali ini membuat berat badan Layla naik lumayan drastis. Jika sebelum hamil bobot tubuhnya paling berat hanya lima puluh kilogram. Sekarang sudah mencapai enam puluh delapan. Hampir dua puluh kilogram penambahannya.Anehnya banyak yang bilang jika hanya bagian perut dan pipi saja yang mengalami peningkatan. Lainnya tetap terlihat normal. Dan yang membuat

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   81. Nama Mantan

    Tiga hari kemudianLayla tengah mematutkan diri di cermin. Siang itu dia akan pergi periksa kandungan. Usia kandunganku sudah memasuki minggu ketiga puluh lima.Detik-detik menanti kelahiran. Layla sudah harus cek kandungan seminggu sekali. Beruntung Banyu selalu bersedia menemaninya untuk check up. Sesibuk apapun dirinya tidak pernah absen.Ketika Layla baru saja memoles bibirnya dengan lipstik terdengar derit pintu kamar. Perempuan itu menoleh. Seraut wajah kusut datang. Banyu suami tercinta melangkah masuk dengan gontai.Pria itu melempar begitu saja tubuhnya ke ranjang dengan tengkurap. Wajah Banyu terbenam pada bantal bersarung warna putih tersebut. Mau tak mau aku harus menghampiri sang suami."Ayang Mbep, ada apa ini?" tanya Layla lembut. Perlahan dia memegang pundak suami tercinta. "Dateng-dateng kok mukanya ditekuk gitu?" tegurnya perhatian.Banyu membalikkan badan. Wajah pria yang sehari-hari tampak tenang kini terlihat keruh. "Bu

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   80. Ayang Mbep

    Layla dan Banyu tengah jalan pagi mengitari komplek. Aktivitas menyehatkan itu sudah Layla jalani dari awal hamil. Syukurnya Banyu selalu setia menemani.Padahal Layla tidak pernah mengajak sang suami. Namun, Banyu punya kesadaran untuk melakukan olahraga tersebut. Karena kata Banyu, jalan pagi itu selain mudah, murah, juga kaya manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.Banyu sendiri berusaha menjadi suami yang siaga. Jadi setiap pagi sebelum berangkat kerja, dia menyempatkan diri untuk menemani sang istri jalan pagi. Selain itu dirinya juga sekalian berolahraga untuk kebugaran tubuh.Jalan kaki dipilih karena dapat menjaga berat badan, menurunkan kadar kolesterol, serta menyeimbangkan tingkat tekanan darah. Sehingga mengurangi resiko kelahiran prematur.Satu jam berlalu. Layla merasa cukup berolahraga. Peluh sudah mulai membanjiri badan. Belum lagi cacing di dalam perut sana meminta jatah makan pagi. Akhirnya wanita itu pun mengajak sang suami untuk

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   79. Buah Kesabaran

    "Hani hamil anakku?” gumam Panji tidak percaya. Pria itu tertawa sumbang, “kami bahkan sudah berpisah hampir dua bulan, Pak. Dan sebelum itu, aku dan Hani juga sudah pisah ranjang,” papar Panji menerangkan keraguan hatinya. “Terus kalo bukan anak kamu, itu anaknya sapa?” sergah Bapaknya Hani mulai meradang, “Hani memang bukan wanita yang alim, tapi saya bisa menjamin kalo dia gak akan mungkin murahan menjajakan diri,” semburnya cukup lantang. “Ayah!” Dari dalam menghambur Zea yang diikuti oleh Bik Ijah dan Tantri. Kakak Panji itu sengaja mampir begitu pulang dari kantor. Perempuan itu ingin mendengar jalannya sidang perdana perceraian sang adik. “Pak Hadi?” sapa Tantri begitu sadar akan kehadiran mertua adiknya, “dari Bogor langsung ke sini kah?” “Gak,” sahut

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   78. Kehamilan Hani

    “Dia bukan istri saya,” tampik Bapak Beni begitu dokter menyangka Hani adalah istrinya.“Oh bukan? Lantas adiknya?” Dokter bertanya seraya membetulkan letak kaca matanya.“Bukan adik saya juga.” Pak Beni kembali menggeleng.Dokter seumuran Pak Beni itu tersenyum. “Oke ... entah itu teman, saudara atau pun tetangga, saya cuma mau menjelaskan kalo ibu ini lagi hamil. Dan sekarang sudah menginjak minggu ke delapan.”Bapak Beni hanya mengangguk.

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   77. Ibu Lia Kena Batu

    Ibu Lia menyeringai puas. Hatinya cukup merasa bahagia melihat Hani beranjak pergi dengan menarik dua kopernya. Wanita itu lantas memotret Hani dari belakang.Walau pun tidak terlihat jelas wajah Hani, tetapi Ibu Hani tetap akan menyebarkan foto Hani yang mengenaskan tersebut. Jika dituruti hawa nafsunya, wanita itu ingin sekali melihat Hani menangis berdarah-darah di hadapannya.Perempuan itu lantas mengeluarkan satu gepok uang pada amplop cokelat. Ibu Lia mengangsurkan amplop tersebut pada seorang kepala preman. Dia sengaja menyewa preman guna mengusir Hani.Ibu Lia pikir Hani masih sama seperti yang dulu. Pintar beradu mulut dan keras kepala. Makanya dirinya mengantisipasi dengan membawa preman.

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   76. Diusir Lagi

    "Diperintahkan?” Dahi Hani berkerut indah.“Apakah Mas Panji yang menyuruh?”otak Haniberpikir gusar, “tidak mungkin!”Hani menggeleng keras sendiri, “jika dia mau menggunakan ruko ini untukmembuka usaha, harusnya dari kemarin-kemarin cek keadaan ruko ini.”Hani lantas menatap para preman bertubuh besar dihadapannya. “Memangnya siapa yang memerintahkan kalian untuk mengosongkan rukoini?” tanya dia cukup penasaran.“Aku yang menyuruh mereka, Hani.”Hani menoleh. Saking kagetnya melihat kedua kopernyadikeluarkan oleh orang yang tidak dikenal, dia sampai tidakngehjikaada mobil yang berhenti tidak jauh dari pelataran ruko itu.Hani mengenal mobil me

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   75. Sidang Perdana

    Hani baru saja keluar dari kamar mandi. Hari ini adalah jadwal sidang perceraiannya. Dia akan datang untuk mempertahankan rumah tangganya.Sebenarnya Hani enggan keluar dari kediamannya. Karena sejak tadi pagi dia mual-mual. Padahal dirinya sudah meminum obat masuk angin dan juga asam lambung. Tetap saja perempuan itu diserang enek.Hani membuka koper. Dia mengambil kotak make up yang kini tinggal bedak dan lipstik. Bagaimana pun juga wanita itu ingin tetap terlihat menarik di hadapan Panji.Usai memoles wajah, Hani meraih salah satu koleksi busana terbaik yang dipunyai. Sebuah dress lengan panjang Korea. Koleksi baju panjang perempuan itu tidaklah banyak. Dulu dia begitu menyukai baju-baju mini dan sed

  • BEDA ISTRI BEDA REZEKI   75. Ibu Lia Menemui Panji

    Sopir Ibu Lia mengangguk patuh. Pria paruh baya itu mulai melajukan mobilnya.“Pelan-pelan saja, Pak! Jangan sampai wanita itu tahu kalo kita lagi ngikutin,” suruh Ibu Lia dengan fokus tetap tertuju pada Hani.“Baik.” Pak sopir kembali mengiyakan.Sementara di luar sana, Hani terus melangkah. Pikirannya kosong. Sungguh pemutusan hubungan kerja ini membuatnya bingung.Hani bukanfreshgraduateyang gampang mencari pekerjaan. Dia hanya seorang ibu-ibu yang tidak punya keterampilan khusus. Apalagi berkas-berkas ijazah tertinggal di rumah ibunya.

DMCA.com Protection Status