Home / Thriller / BAYANGAN DI BALIK WARISAN / Kamar 708: Sebuah Keraguan

Share

Kamar 708: Sebuah Keraguan

Author: eyes0cream
last update Last Updated: 2025-03-29 06:30:36

Lift berbunyi pelan sebelum pintunya terbuka, memperlihatkan seorang pria berjas yang baru saja hendak melangkah keluar.

Stefan Petrov.

Dia berhenti di ambang pintu, ekspresinya berubah sekejap saat melihat siapa yang ada di dalam lift. Tatapannya menyapu cepat ke arah Detektif Otero dan Alphonse sebelum akhirnya menetap pada Daniel Richards. Senyumnya muncul—tidak sepenuhnya ramah, lebih seperti seseorang yang baru saja memahami situasi yang kurang menguntungkan.

"Ah, malam yang sibuk rupanya," katanya, suaranya ringan tapi terukur.

Daniel menanggapi dengan anggukan kecil, matanya tetap tenang. "Ya, begitulah. Saya harap tidak ada kendala di pos Anda, Petrov."

“Semuanya terkendali," Stefan menjawab dengan senyum samar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Kamar 708: Elina Hochberg

    Alphonse melangkah lebih dulu, diikuti Detektif Otero. Daniel Richards menutup pintu dengan perlahan, memastikan ruangan tetap tertutup rapat.Cahaya lampu yang redup membentuk siluet ramping Elina Hochberg saat dia melangkah lebih dalam ke ruangan. Gaun tidur satin yang membalut tubuhnya berkilau samar di bawah pencahayaan hangat, setiap gerakannya memancarkan ketenangan yang terlalu sempurna—seolah dikurasi dengan hati-hati, sama seperti perabotan mewah yang mengisi kamarnya.Dia berhenti di depan meja rias. Elina bersandar di meja riasnya dengan elegan, satu tangan bertumpu ringan di permukaannya, sementara tangan lainnya mengangkat gelas anggur setengah kosong. Cairan merah tua berputar perlahan saat dia menggoyangkannya sedikit, pantulan cahaya redup dari lampu kamar membuat permukaannya tampak berkilau.

    Last Updated : 2025-03-29
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Kamar 708: Konfrontasi

    “Saya rasa itu bukan sesuatu yang relevan dengan penyelidikan Anda, Detektif,” kata Elina Hochberg, suaranya lembut namun tegas.Alphonse tetap tersenyum tipis. “Mungkin tidak. Tapi saya lebih suka menentukannya sendiri.”Elina menghela napas pelan, lalu mendorong tubuhnya dari meja rias dan melangkah menuju meja samping tempat tidur. Dengan gerakan anggun, dia mengambil surat-surat itu. Jemarinya mengetuk-ngetuk amplopnya sejenak sebelum akhirnya menyerahkannya kepada Alphonse.Alphonse menerimanya tanpa tergesa-gesa, merasakan bobot halus kertasnya di tangannya. Daniel Richards, yang sejak tadi hanya mengamati, melirik sekilas ke arah surat itu, seolah ingin menebak apa isinya sebelum Alphonse sempat membacanya.Elina tetap berdiri di dekat tempat tidur, tangannya terl

    Last Updated : 2025-03-30
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Kesepakatan

    Lady Viscaria. Wisteria Manor. Surat yang dikembalikan.Daniel Richards tahu nama-nama itu. Nama-nama yang hanya disebut dalam bisikan di antara mereka yang memahami betapa dalamnya jaringan intrik yang mengikat tempat ini. Dia menyaksikan pertukaran kata antara Alphonse dan Elina dengan ketertarikan yang semakin sulit disembunyikan.Sebenarnya, asisten manajer itu sudah terbiasa dengan basa-basi di hotel ini—senyum palsu, percakapan sopan yang menyembunyikan niat sebenarnya, dan permainan kekuasaan yang halus. Tapi ini… ini terasa berbeda.“Siapa di hotel ini yang tidak?”Saat Elina Hochberg mengucapkan pertanyaan terakhirnya itu, ruangan seolah terhenti sejenak. Dia melirik Alphonse. Detektif itu tidak menunjukkan reaksi berlebihan, tetapi Daniel bisa

    Last Updated : 2025-03-30
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Eccentric Pair

    "Jadi, akhirnya kalian berhasil masuk juga," kata seorang wanita yang duduk di tepi tempat tidur. Nada suaranya tenang, nyaris malas, seperti seseorang yang sudah bisa menebak jalannya permainan sebelum dimulai.Gaun tidurnya yang elegan jatuh sempurna mengikuti garis tubuhnya. Kulitnya yang keemasan berpendar di bawah cahaya lampu kamar yang hangat, berlawanan kontras dengan mata birunya yang berkilau tajam—mengamati mereka satu per satu dengan minat yang samar.Dia duduk dengan satu kaki disilangkan di atas yang lain, punggungnya tegak, dan kedua tangannya bertumpu ringan di sisi tubuhnya, seolah menandakan bahwa kendali atas ruangan ini tetap miliknya. Matanya menyapu tamu-tamunya dengan tatapan tenang,Daniel tersenyum kecil, mengangkat alis saat matanya menyapu ruangan. “Tampaknya kami mengganggu momen istirahat yang sangat… nyaman,” katanya, suaranya mengandung nada halus kekaguman yang tak sepenuhnya disembunyikan.Detektif Otero meliriknya sekilas sebelum berdeham. “Mohon maaf

    Last Updated : 2025-04-01
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Valerie Bercerita

    Dua minggu sebelumnyaNARASI VALERIE“Itu liontin yang indah."Aku mengatakannya tanpa berpikir terlalu jauh. Hanya sekadar mengomentari benda kecil yang berkilau di dada wanita itu saat kami sama-sama berdiri di teras kafe hotel siang itu. Matahari bersinar terang, menyoroti rantai peraknya yang halus dan batu kecil berbentuk tetesan air yang tergantung di tengahnya. Marilyn, yang tengah mengaduk es dalam gelasnya dengan sendok, mengangkat pandangan. Sejenak, matanya meneliti wajahku, seakan mempertimbangkan apakah aku layak untuk diajak bicara."Terima kasih," katanya akhirnya. Nada suaranya netral, nyaris dingin. Seorang wanita yang berhati-hati, pikirku. Menarik.Aku tersenyum kecil, menyandarkan punggung ke kursi, lalu mengangkat cangkir kopiku. "Aku pernah melihat desain seperti itu sebelumnya, tapi yang ini terlihat… lebih personal. Pemberian seseorang?"Marilyn tidak langsung menjawab. Dia mengangkat tangannya, ujung jarinya menyentuh liontin itu dengan gerakan nyaris gelisah

    Last Updated : 2025-04-02
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Di Balik Pintu Kamar VIP

    Jumat, 22 Maret 2024/02:30 MalamSuasana di dalam kamar terasa sunyi. Hanya ada suara samar langkah kaki di koridor luar, pertanda beberapa tamu hotel yang sudah bangun—atau baru akan tidur. Cahaya lampu meja meredup, membiarkan bayangan berjatuhan di dinding.Detektif Otero adalah orang pertama yang berbicara setelah Valerie selesai. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding, ekspresinya meragukan."Jadi, Anda ingin kami percaya bahwa Marilyn merasa diikuti, ada surat peringatan, dan pamannya menghilang dengan cara yang mencurigakan?" Nada suaranya datar, tapi ada ketidakyakinan yang jelas di sana. "Nona Valerie, ini semua terdengar seperti paranoia seseorang yang terlalu banyak membaca cerita detektif."Valerie menatapnya tajam. "Saya tidak meminta Anda untuk langsung percaya," katanya dengan tenang, tapi sorot matanya menusuk. "Saya hanya mengatakan apa yang saya tahu. Anda sendiri bilang semua detail penting, kan?" Detektif Otero mendengus, menggeser posisi berdirinya, tapi tidak m

    Last Updated : 2025-04-02
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Satu Nama, Seribu Misteri

    Jesse Fox menghela napas pelan, seolah ketegangan yang sempat menggantung di udara akhirnya mulai mereda. Tatapan tajamnya tetap terarah pada Detektif Otero, tapi ekspresinya sedikit melunak. Dia menggeser berat badannya ke sisi lain, seolah mencoba melepaskan ketegangan yang tersisa."Kami butuh istirahat," katanya pada akhirnya, suaranya lebih terkendali.Valerie tidak mengucapkan sepatah kata pun, tapi wajahnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang jelas. Matanya sedikit sayu, bahunya menegang seolah menahan beban yang tak terlihat. Detektif Otero pun tampaknya menangkap hal itu. Dia menutup buku catatannya dengan satu gerakan tenang, mengakhiri interogasi tanpa perlawanan."Jika Anda mengingat sesuatu yang lain, segera hubungi kami," katanya, nada suaranya lebih formal dibandingkan sebelumnya. Kalimat itu sudah sering dia ucapkan, sebuah formalitas sebelum dia meninggalkan suatu ruangan. Tanpa menunggu jawaban, Detektif Otero berbalik dan berjalan menuju pintu. Alphonse dan Danie

    Last Updated : 2025-04-03
  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Cara Sebuah Kebenaran Diterima

    Lima tahun yang laluLangit sore mewarnai jendela kaca patri perpustakaan Keluarga Wisteria dengan semburat keemasan. Cahaya senja membias lembut di antara rak-rak buku tinggi, menemani aroma kayu mahoni dan kertas tua. Lady Viscaria menuangkan teh chamomile ke dalam cangkir porselen halus, gerakannya anggun dan penuh kebiasaan.Di seberangnya, Alphonse muda duduk dengan satu kaki terlipat di kursi malas, dagunya bertumpu di telapak tangan. Kebiasaan yang kerap membuat ibunya menghela napas. Usianya baru tujuh belas, tapi matanya tajam, sarat rasa ingin tahu. Sore itu, pikirannya terusik oleh satu pertanyaan.“Mère,” ujarnya pelan, “dari semua kasus yang pernah mère tangani, mana yang paling sulit?”Lady Viscaria mengangkat cangkirnya dengan anggun, meniup pelan sebelum menyeruput teh. Senyum samar menghiasi wajahnya. “Sulit?” ulangnya, seolah mengecap kata itu di lidahnya. “Ada cukup banyak kasus yang menuntut ketelitian dan fokus tinggi… tapi jika harus memilih, ada satu yang cukup

    Last Updated : 2025-04-04

Latest chapter

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Undangan Tanpa Nama

    Jumat, 22 Maret 2024/09:56 PagiPintu ruang kendali diketuk sekali. Kali ini, seorang polisi lain masuk tanpa ragu. “Detektif?” katanya, sedikit canggung. “Ada seseorang—wanita. Dia bilang tamu VIP. Memberikan ini untuk Anda.”Petugas itu menyodorkan sebuah amplop kecil, polos. Tidak ada nama pengirim, hanya satu kalimat yang tergores rapi dengan tinta hitam:Untuk sang pencari kebenaran.Alphonse menatap tulisan itu cukup lama. Dia menatap kertas itu tanpa menjulurkan tangan—belum. “Siapa yang memberikannya?”“Seorang wanita berambut pirang gelap dan bermata biru. Tidak mau sebut nama, hanya bilang…’yang Anda cari bukan selalu tersimpan di data. Kadang, ada yang disembunyikan dalam diam.’”Alphonse mengambil kertas itu perlahan. Kertasnya tipis, wangi samar sesuatu yang familiar. Di dalamnya hanya ada selembar kertas tipis, dilipat dua, dan tercium samar aroma sesuatu yang dia kenal.Tulisan di dalamnya pendek. Ditulis dengan tangan: kecil dan miring. Sebuah pesan—kode waktu dan temp

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   A Missing Piece

    Jumat, 22 Maret 2024/09:48 PagiPeta digital hotel terbentang di hadapannya, berkedip lembut seperti napas mesin yang tidak pernah tidur. Layar besar itu menampilkan rekaman lalu lintas pintu dan jalur keluar-masuk sepanjang malam kejadian—data mentah yang dingin, mekanis, dan tetap bisu meski dipelototi selama yang Alphonse inginkan.Dia duduk membungkuk di depan konsol, tubuhnya nyaris tidak bergerak kecuali satu tangan yang menopang kepala, dan tangan lainnya yang tanpa sadar terus memutar-mutar pena di sela jari—seolah jika ia berhenti, pikirannya juga akan ikut runtuh.Matanya merah, tapi tetap menyorot tajam ke arah layar. Tidak ada tamu yang menonjol. Tidak ada staf yang terlihat menyimpang. Selain beberapa rekaman yang telah ditemukannya bersama Detektif Otero dan Stefan Petrov.“Sesuatu pasti terlewat,” pikirnya. Di tengah keraguan itu, satu suara di kepalanya mulai berbisik: jika semua bukti terlihat normal, maka berarti sesuatu sedang bersembunyi di balik normalitas itu. S

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Hunting: Bagian Dua

    Jumat, 22 Maret 2024/08:37 PagiNARASI EZEQUIEL OTEROPagi di hotel mewah seperti ini mestinya punya ritme sendiri—aroma kopi mahal, suara sepatu licin di lantai marmer, dan senyum palsu dari staf yang dilatih untuk tidak pernah terlihat panik. Tapi aku bukan pelanggan tetap Royal Mirage Palace, dan aku juga bukan orang yang peduli rutinitas pagi mereka. Yang kupedulikan adalah mayat yang mereka temukan semalam, dan atmosfer kaku yang belum sepenuhnya menguap dari lobi ini.Beberapa tamu memang tampak mencoba bersikap biasa—menyeruput kopi, membaca koran, atau sibuk mengutak-atik ponsel mereka—tapi ada sesuatu yang lain di mata mereka: ketidaknyamanan yang belum punya bentuk. Dan aku tahu pasti, bukan cuma tamu yang sedang menebak-nebak apa yang terjadi. Seseorang di sini tahu lebih dari yang mereka akui. Dan sekarang, tanggung jawabku adalah menemukan siapa itu.Aku melihat dua wajah yang familiar di dekat meja resepsionis: Victoria Smith dan Sophia Chang. Mereka sedang membereskan m

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Hunting: Bagian Satu

    Jumat, 22 Maret 2024/08:22 PagiAlphonse berdiri dengan tangan terlipat, matanya terpaku pada layar monitor yang menampilkan rekaman CCTV terakhir. Jejak kematian mungkin sudah tersamarkan, tapi dia tahu—kejahatan seperti ini selalu meninggalkan celah bagi mereka yang cukup teliti untuk menemukannya.Tanpa mengalihkan pandangan, dia berbicara. "Tuan Petrov, saya butuh daftar staf yang bertugas malam itu. Juga log akses master key."Stefan Petrov mengangguk, langsung mulai bekerja di sistem hotel. Tidak butuh waktu lama, Stefan kembali dengan hasilnya. Alphonse menerima berkas itu, matanya segera menelusuri daftar nama dan log akses.Alphonse kemudian menoleh pada Detektif Otero dan menyerahkan daftar nama staf yang bertugas di malam kejadian. “Selidiki mereka,” katanya. "Tanyakan pada resepsionis, petugas keamanan, atau siapa pun yang melihat mereka malam itu. Cari tahu apakah mereka memiliki hubungan dengan korban—atau jika ada sesuatu yang membuat malam itu berbeda."Detektif Otero

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   An Open Door, A Sealed Fate

    Jumat, 22 Maret 2024/07:54 PagiNARASI ALPHONSEPintu ruang kendali terkunci. Nggak mengejutkan. Jika aksesnya terlalu mudah, barulah ada yang perlu dikhawatirkan. Segala sesuatu di hotel ini selalu dalam kendali ketat, kecuali nyawa tiga orang yang entah bagaimana berhasil meluncur keluar dari daftar tamu tanpa peringatan.Aku mengetuk dua kali dengan nggak sabar. Aku melirik Zeke yang berdiri di sampingku. Dia hanya mengangkat bahu kecil, nggak terlihat khawatir sedikit pun. Kami menunggu. Butuh waktu beberapa detik sebelum suara langkah mendekat dari sisi lain. Pintu terbuka, dan Stefan Petrov berdiri di ambang pintu,“Detektif,” katanya dengan suara berat sambil menatap kami dengan waspada. Ada sedikit ketegangan di rahangnya, seolah kedatangan kami pagi-pagi begini adalah pertanda buruk baginya. "Ada yang bisa saya bantu?"Aku menyandarkan bahu ke kusen pintu, sekilas melirik ruangan di belakangnya yang dipenuhi monitor. Di dalam, layar-layar menampilkan citra statis, cahaya biru

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   The Room Service Trolley

    Jumat, 22 Maret 2024/07:27 PagiSerangkaian ketukan lembut terdengar di pintu kamar eksklusif. Dengan troli layanan kamar yang disusun sempurna di sisinya, Daniel Richards berdiri di luar pintu dengan senyum yang terlatih. Tangannya masih terangkat ketika pintu terbuka—memperlihatkan Detektif Otero yang berdiri dengan mata lelah dan rahang mengeras.Dari balik bahu si detektif, Alphonse berdiri di dekat jendela. Pandangannya mengembara ke luar. Entah menikmati pagi atau tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tatapan mata Daniel kembali pada Detektif Otero."Selamat pagi," sapa Daniel dengan profesional dan ramah. "Sarapan Anda berdua telah siap.""Masuk," gumam Detektif Otero.Dia menguap kecil sebelum menyingkir dari pintu, memberi jalan bagi Daniel untuk mendorong troli ke dalam. Roda troli berdecit lembut di atas karpet. Aroma kopi segar dan roti panggang memenuhi ruangan saat Daniel mulai menyusun makanan di meja kecil di sudut ruangan."Kita mulai dengan pesanan Detektif Otero," kat

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Satu Ketukan Terakhir

    Kamis, 21 Maret 2024/09:37 MalamNARASI MARILYNAku tahu seseorang mengawasiku.Aku nggak bisa menjelaskan gimana, tapi perasaan itu ada sejak beberapa minggu terakhir. Seperti bayangan yang selalu mengikuti, atau sepasang mata yang nggak terlihat, mengintai dari sudut-sudut gelap. Aku mencoba mengabaikannya, meyakinkan diri bahwa itu hanya paranoia yang muncul akibat situasi yang semakin nggak terkendali.Tapi malam ini... malam ini berbeda. Kegelisahan itu mencekik, memenuhi setiap inci udara di dalam kamar hotelku yang seharusnya menjadi tempat perlindungan. Dinding-dinding yang biasanya memberi rasa aman kini terasa menekan dari segala arah. Setiap bayangan yang tercipta dari cahaya lampu terlihat membentuk siluet yang nggak seharusnya ada.Tanganku mengepal tanpa kusadari. Jemariku terasa dingin. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa ini semua hanya ada di kepalaku. Bahwa aku hanya kelelahan. Tapi suara samar dari luar pintu, desir langkah dan ketukan di pintu yang nyaris nggak terde

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Royal Mirage Palace

    Fajar merekah di langit Jumat, 22 Maret, melukis Royal Mirage Palace dengan semburat emas yang memantul di jendela-jendela tinggi dan pilar-pilar megahnya. Cahaya pagi menari di permukaan air mancur taman, menciptakan kilauan seperti permata. Namun, di dalam hotel, kedamaian itu telah terkoyak. Desas-desus panik berputar cepat, menyusup ke lorong-lorong seperti bisikan badai yang tidak terhindarkan.Berita buruk menyebar cepat, merembes ke setiap sudut hotel. Para tamu yang terbangun lebih awal berbisik di lorong-lorong, masih mengenakan night robe mewah, ponsel menempel di telinga. Biasanya sunyi, koridor kini dipenuhi gumaman gelisah dan langkah tergesa-gesa."Kau sudah dengar?" suara serak seorang pria terdengar lirih di antara percakapan yang bergemuruh."Katanya polisi ada di salah satu suite," jawab seorang wanita dengan nada berbisik, matanya sesekali melirik ke arah koridor yang semakin ramai.Di lantai bawah, lobi hotel yang biasanya memancarkan keanggunan kini terasa sesak o

  • BAYANGAN DI BALIK WARISAN   Discernment

    Ketukan tiga kali, tegas namun tidak terburu-buru.Alphonse menghela napas sebelum membuka pintu. Daniel Richards berdiri di ambang, ekspresinya netral, tapi matanya memindai ruangan sekilas sebelum kembali menatapnya."Bagaimana kondisi kalian?" tanyanya, suaranya terdengar terlalu ringan untuk pertanyaan yang begitu spesifik.Alphonse mengangkat dagu sedikit, menyisakan jeda sejenak sebelum menjawab. "Masuk dulu."Daniel melangkah masuk, melewati Alphonse yang menutup pintu dengan tenang, tapi memastikan kunci berputar sepenuhnya sebelum melepaskannya. Detektif Otero masih duduk di sofanya, satu kaki disilangkan di atas yang lain. Tatapannya naik sedikit saat Daniel mendekat."Kalian baik-baik saja?" ulang Daniel, lebih pelan, seakan benar-benar ingin mendengar jawabannya kali ini."Kami masih di sini. Tidak semua orang seberuntung itu." Alphonse berbalik, nada suaranya datar tapi mengandung sesuatu yang sulit dijelaskan.Daniel tersenyum kecil, seperti menghargai jawaban itu. "Saya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status