Share

BAB 56

Author: Rora Aurora
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Gak ada, Bang. Uangmu sudah habis. Kalau nanya sisa, tinggal 4 juta. Aku mau pake persiapan beli daster busui."

...

...

"Jangan bercanda, Nilam. Uang 20 juta itu. Dalam waktu 2 minggu bagaimana kamu bisa bilang sisa 4 juta?"

"Yaa ... 16 jutanya habis, Bang. Hemmm ... aku pakai perawatan, kamu mau kan aku tetap cantik? Aku beli skin care paket lengkap, baju-baju hamil, terus aku juga beli sandal dan tas baru. Aku juga beli makanan sehat untukku dan anak kita. Kalau aku terjamin makanannya, tentulah anakmu akan cerdas pandai sejak dalam kandungan. Selain itu, aku juga beli aneka kebutuhan dapur seperti perbumbuan. Jangan kira tumis kangkung yang kamu puji enaknya itu hanya menggunakan bawang saja. Ada banyak jenis saos yang diperlukan untuk itu. Jadi, uang 16 jutamu gak sia-sia, Bang."

"Bagaimana kamu seenteng ini, Nilam? Uang itu aku kumpulkan dengan berpahit-pahit. Sampai-sampai Qirani pun kuajak hidup mencekik. Jangankan 16 juta, Nilam, 16 ribu saja dia tidak pernah kuberikan. De
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
imam wicaksono
nah looooo ....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 57

    "Ji-jika kamu ingin me-melihat wa-wajah kakekmu, a-ayahku sa-saat muda, li-lihatlah dia. Me-me-mereka sa-sangat mi-mmirip sekali," ucap Bu Sari terengah-engah. Mendengar itu, Zulkifli salah tingkah. Rasanya terlalu berlebihan. "Ya, Mama istirahat sudah. Memang aku tak tahu wajah kakekku saat muda, tapi jika memang mirip Zul, ya syukurlah. Kakekku berarti tampan," sanggah Pak Wahyu sekilas menoleh ke arah Zulkifli."Wajah boleh mirip, tapi nasibnya beda, Nyonya. Terimakasih, saya merasa tersanjung," ucap Zulkifli merasa malu dan sungkan."Ti-tidak ha-hanya wa-wa-wajah, post-postur tubuhnya juga," tambah Bu Sari dengan napasnya naik turun. Bahkan dia belum berpaling dari memandang Zulkifli. 'Ya emang cucumu, Bu! Cucu yang kamu buang bahkan mungkin belum jadi gumpalan daging di rahim mantumu!' gerutu hati Bu Nurul gregetan. Pak Wahyu mengabaikan ucapan ibunya. Baginya, perkara mirip itu relatif. Apalagi mata tua ibunya, tidak bisa terlalu dianggap serius. Ia mengusap dadanya yang sud

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 58

    Pak Wahyu mengusap mata tuanya, memandang foto pernikahannya dengan Ningsih. Sebuah foto yang sudah dia perkecil, menyisakan dirinya yang sedang bersanding dengan pengantinya 28 tahun yang lalu. "Bagaimana caranya aku mengucapkan maafku padamu, Ningsih? Ya Allah, Ning.""Maaf, Pak. Baru nemu tempat fotokopiannya," ujar Zulkifli masuk, meletakkan map di atas dashboard mobil. "Tidak apa-apa, Zul. Resiko aku yang lupa bawa berkas proposalnya. Kita sudah sejauh ini mau balik," tanggap Pak Wahyu. Zulkifli melanjutkan perjalanan dan beberapa kali menoleh pada bosnya itu. Was-was hatinya melihat kondisi bosnya yang masih shock tapi harus tetap bekerja. "Apa ada komplen terkait acara yasinan yang sudah berlangsung dua hari ini, Zul?" "Alhamdulillah tidak ada, Pak. Semua senang dan mendoakan almarhumah istri Bapak, Bu Ningsih.""Iya, Zul. Terimakasih banyak, ya. Kamu sudah banyak membantu.""Sama-sama, Pak. Sudah menjadi tugas saya. Cuma saya minta, Bapak jangan terlalu lelah. Jaga keseha

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 59

    Kleeek! Tangan Zulkifli sempurna membuka laci dashboard depan mobil itu. "Ini dia headsetku... korekku juga, kok bisa ada di sini? Apa punya kaki mereka?"Zulkifli mengeluarkan gumpalan headset putih dan koreknya. Tangannya mer4ba sesuatu yang halus. "Apa ini? Foto?"... ... Klaaaak! Suara mobil yang dibuka. Secepat kilat Zulkifli meletakkan kembali lembaran foto itu dan menutup kotak dashboard. "Loh, kok kaget?" tanya Pak Wahyu memasang sabuk pengaman."Ii-ii-iiya, Pak."Korek gas dan headset itu jatuh. Dengan tangan gemetar, Zulkifli segera memungutnya. Tubuhnya lemas sampai-sampai ia terjerembab ke bawah. Dipaksanya tubuhnya bangun, meski kepalanya sempat terpentok dashboard mobil. "Apa semua baik-baik saja, Zul?""I-iiya, Pak. Saya minum dulu ya, Pak."Zulkifli menegak air mineral dengan cepat. 'Ya Allah, ya Allah ... apa yang barusan aku lihat? Aku tidak salah lihatkan? Ya Allah, kuatkan tanganku menjalankan tugas hari ini. Tolong aku."Tatapan Zulkifli fokus ke depan.

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 60

    Saat Pak Wahyu keluar dari kantor, pria itu berjalan mendekat. Zulkifli langsung keluar dengan hati yang membuncah. Zulkifli berlari seperti ia mengejar sesuatu yang telah hilang dan baru terlihat lagi. Melihat Zulkifli berlari mendekatinya, Pak Wahyu berhenti sembari mengangkat alisnya karena bingung. Langkah Zulkifli berhenti di depan Pak Wahyu dengan napas naik turun. Gemetar tangan dan lidah Zulkifli. "Pppaaak ...."Sekuat tenaga Zulkifli menahan air matanya. "Iya, Zul?""Ba-ba-bapak ....""Ya, Zul. Kenapa kamu sampai lari begini? Ayo kita pulang."Sekuat tenaga Zulkifli menggenggam tangannya menahan batinnya yang menyeruak. Apa obat kerinduan selain pertemuan? *Hampir lepas nyawa ibumu untukmu, Pli*Suara Bu Nurul terus menelisik memenuhi pikirannya. *Sementara ini, junjung tinggi ibumu. Jangan lewati izinnya, Pli*Zulkifli menelan air liurnya yang terasa menggumpal banyak. Ia ingin memeluk bapaknya, ia ingin menangis di pundak bapaknya dan dia ingin menceritakan betapa berat

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 61

    Pagi itu Zulkifli asik merokok sambil memandang mobil yang baru saja dia lap sehingga kinclong mentereng. Tiba-tiba lima lembar uang gambar Presiden Soekarno tergeletak di depannya. Refleks Zulkifli menoleh."Ba-bapak," sapanya dari hati paling dalam. Panggilan benar-benar untuk bapaknya sendiri."Bawa Qirani jalan-jalan sana. Sumpek di rumah terus. Hari ini kita kan libur."Zulkifli tersenyum. "Sudah sana. Pergi bawa mobil. Jangan pakai motor.""Iiya, Pak. Terimakasih banyak, Bapak," lirih Zulkifli dengan perasaan membuncah senang. Pandangannya tak berkedip melihat punggung ayahnya yang kembali masuk rumah. 'Begini rasanya punya ayah. Ya Allah, nikmatnya. Alhamdulillah' batin Zulkifli berbinar meraih uang yang berjejer itu. Wussh! Tiba-tiba uang itu sudah berpindah tangan. Zulkifli melongo, uang di tangannya hilang. Laki-laki itu mendongak dan Bu Anggun sudah berdiri dengan wajah angkuh. "Gayamu mau pake uang suamiku. Kamu di sini hanya supir dan jangan melonjak. Dasar gak punya

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 62

    "Kita pulang ya, Mak. Aku jemput Mamak terus kita temui Bapak. Kasihan Bapak karena sudah sangat lama menunggu kita. Ayo, Mak! Aku rindu Bapakku, Mak! Tolong, Mak ...."Zulkifli sampai sesegukan memohon pada ibunya. "Ya Allah, Zul ... anakku."Bu Ningsih gemetar meraih ponsel yang sempat jatuh ke tanah. Ia melihat putranya juga menangis. "Iya, ya Mak. Aku jemput ya, Mak. Kita ke Bapak ya!""Ya Allah anakku. Bagaimana ... bagaimana Mamakmu ini berujar, Zulkifli. Aku begitu takut keluarga ayahmu membahayakanmu, Nak. Aku tidak takut dengan keselamatan diriku sendiri, Zul. Tapi aku takut, istri ayahmu dan ibu ayahmu membuatmu celaka, anakku yang semata wayang. Ya Allah ....""Tidak, Mak. Mereka tidak akan mampu mencelakaiku. Percaya padaku, Mak. Aku bisa jaga diriku. Kita ketemu Bapak, ya, Mak!"Berputar isi kepala Bu Ningsih bersamaan dengan dadanya yang bergemuruh hebat. Menggema kembali ucapan ibu mertuanya yang mengancamnya akan membunuh putranya. Ooh tidak! Bu Ningsih menggeleng-ge

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 63

    Fadli berhasil menemui Badrul, ketua begal yang tertangkap. Ia memberikan pria itu uang lima juta untuk membuka mulut dan rupanya itu berhasil. Meskipun di dalam penjara, Badrul bisa bertransaksi. Apa yang tidak bisa dibeli oleh uang? Bahkan Badrul bisa menentukan kebebasannya karena ia memiliki uang. Mendapatkan informasi bahwa malam itu, aksi begalnya disponsori oleh Zulkifli, Fadli luar biasa kagetnya. "Mas! Cabut laporanmu!" seru Qiran setelah berhasil menemui Fadli. Sedari tadi dia menunggu mantan suaminya itu di depan kantor. "Ngimpi kamu, Dek. Dia sudah begal aku, ambil motorku. Lalu kamu mau suruh aku cabut laporan?! Jangan asbun deh. Asal bunyi!""Mas! Aku siap ganti rugi motormu, Mas! Cabut laporanmu!" Qirani sampai menarik tangan Fadli. "Aku sudah keluar banyak untuk mengungkapkan kasus ini. Sialan, dia rupanya di balik ini! Apa jangan-jangan, rampok yang di rumahku itu juga sahabatmu itu, Qi?!""Bodo amat. Intinya aku minta kamu cabut laporanmu, Mas! Aku akan membayar

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 64

    "Wahyu!!! Aku bawakan kamu istrimu! Aku bawa kembali Ningsih padamu, Wahyu!!!" teriak Bu Nurul langsung berderai air mata. Berdenging telinga Pak Wahyu mendengarnya. Apa yang sedang Nurul ucapkan? pikirnya. Jantungnya bertalu-talu hebat dengan matanya tak berkedip menatap wanita bercadar yang sedang digandeng Bu Nurul. 'Apa yang di katakan Nurul itu? Apa aku sedang berhalusinasi? Sungguhkan dia Ningsih?'Pak Wahyu tak menyadari kakinya bergerak tapi perlahan. Gemetar tapak kakinya menyentuh paving block tanpa alas kaki. Selangkah ... dua langkah ... "Wahyu! Ini Ningsih, Wahyu!" seru Bu Nurul melangkah cepat, seperti menyeret Bu Ningsih yang sudah basah dengan air matanya sendiri. Qiran mengikuti langkah ibunya, memegang pundak Bu Ningsih. Kini mereka sudah berjarak dua hasta. Bu Nurul terengah-engah sebab dia sendiri sebenarnya tak kalah berdebarnya. Mulutnya tersenyum lebar, membuncahkan perasaannya yang bahagia. "Wah-wahyu! I-ini istrimu, Wahyu! Ini Ningsih-mu. Dia tidak mening

Latest chapter

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   ENDING

    "Mas?! Kamu kenapa?!""Ni ... Nilam, Qiran. Dia pergi membawa bayi kami." "Maksudmu?!!" tanya Qiran langsung tegang. "Nilam kabur, Qiran!""Ooh ya, Allah...."Qiran menggigit bibirnya. Ia tahu, tidak mudah di posisi Nilam. Dia sudah merasakan di posisi wanita itu dan Nilam merasakan imbas yang terparah. Ternyata yang diucapkan Nilam waktu itu serius. ***"Aku ingin bercerai," ujar Nilam saat baru seminggu dia disecar. "Cerai?" tanya Qiran. "Iya. Kamu hebat bisa tahan 2 tahun, aku tak sampai setahun sudah habis jiwaku, Qiran.""Kamu yakin? Bayimu butuh ayahnya.""Bayiku lebih butuh ibu yang bahagia. Bukankah begitu?"Qiran diam. Sejak itu Nilam tak pernah bicara soal itu lagi. Dia mengira, Nilam tidak melanjutkan niat itu karena ia melihat Fadli sepertinya mulai lebih luwes pada istrinya. Setiap kali dia ke sana menjenguk Nilam, dia sudah menemukan aneka roti dan buah di dekat meja. Qiran mengira itu semua bisa meluluhkan perasaan Nilam. Tapi rupanya, dua bulan terlewati, wanita i

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 83

    Fadli terkejut tak mengerti. Alisnya yang mengkerut dengan kening berlipat-lipat itu menandakan dia heran. Nilam pun yang sedang menggendong bayinya juga ikut bingung. "Uangmu yang hilang di rekening sejumlah 63 juta itu, aku yang ambil. Jadi yang 2 jutanya anggap aku sedekah saja," ucap Qiran tanpa keraguan sedikit pun. "Bicara yang jelas, Qirani," ujar Fadli tegang. "Perlu aku ulang, Mas?" tanya Qirani dengan wajah biasa saja. Dddrrrrtt... Ponsel Qirani bergetar. Qiran mengangkat tangannya seolah mengisyaratkan agar Fadli diam dulu. Pembawaan Qiran santai saja seolah-olah tidak ada beban. Sedangkan Fadli masih terbengong-bengong. "Ya, Yank. Ooh, oke deh. Tunggu dah sebentar lagi ... Gak, Yank. Nanti lah di Star Five aja, belum kucoba menu yang itu. Oke. Siap."Panggilan selesai. Nilam hanya tersenyum kecil. Itu pasti dari mantan suaminya. Luar biasa beruntung Qirani, hidup mewah, makan siang di hotel. Tapi sekarang Nilam tak mau iri lagi pada Qiran meski sakit itu jelas masih

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 82

    SCENE FLASH BACKNita dan Pak Hasan secara tidak sengaja mendengar percakapan dokter yang sedang merayu Fadli dan Bu Sita agar setuju Nilam dioperasi. Mendapati keduanya masih kekeh, Nita langsung menyeret tangan ayahnya menjauh. "Pak, yakin gak kalau kita rayu Mama dan Mas Fadli, mereka akan luluh?""Bapak sudah ngomong, kok tadi subuh sama Mamamu. Jika memang harus kakak iparmu dioperasi, ya bismillah aja. Tapi Mama mu malah menggerutu tak jelas.""Mas Fadli juga kok gitu banget sih, Pak. Aku merasa kasihan sama Mbak Nilam meskipun aku gak akur sama dia.""Fadli sama Mamamu sama-sama punya bibit kikir. Sudah berulang kali Bapak kasih tahu kalian bahwa kikir itu sulur rambatnya sudah ada di neraka. Siapa yang kikir atas hartanya, tinggal ditarik ke neraka oleh rambatannya. Macam sulur labu. Menjalar."Nita menggigit bibirnya. Ia punya ide tapi ia sendiri masih ragu. Namun daripada tidak dicoba sama sekali, lebih baik gagal. "Aku akan menghubungi Mbak Qiran, Pak. Mungkin Mbak Qiran

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 81

    "Ini bayinya kalau lahir, akan prematur. Usianya baru 24 minggu. Beratnya kurang sekali ini, Bu. Seperti berat janin usia 4 bulan. Janinnya kurang nutrisi ini. Ibunya malas makan, ya?!" cecar Bu Dokter yang langsung membuat jantung Nilam seperti dihantam batu besar. "Makan kok, Dok. Cuman sering muntah," sambung Fadli tak mau dikira istrinya tak makan. "Makan, Dok tapi nasi dan kepala ayam atau ceker ayam, bukan dagingnya," tambah Nilam penuh dendam. Dalam hatinya, kalau sampai ada apa-apa dengan bayinya, ia akan membuat perhitungan yang besar dengan suaminya itu. "Ibu hamil itu harus makan yang bernutrisi tinggi. Malah perlu juga disokong dengan susu dan vitamin. Karena apa yang dimakan ibunya, itu yang dimakan janin."Bu Dokter langsung memberi intruksi. "Sus, siapkan suntik pematangan paru. Jaga-jaga kalau bayinya lahir," ujar Bu Dokter pada asistennya. "Baik, Dok."Suasana menjadi tegang. Bu Dokter kembali melihat layar. "Denyut jantung janin masih bagus. Saya akan bantu su

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 80

    "Apa?!" Suara Fadli agak ketus. Sebab, dia sedang merasa diganggu saat menatap mantan istrinya yang begitu sangat cantik jelita. "Perutku sakit sekali, Mas. Sakit sekali.""Sakit gimana maksudmu?""Ya sakit. Cekat cekit. Ta-taapi sekarang sudah hilang," lirih Nilam. "Kamu pasti shock melihat mantan suami kamu yang sekarang jadi anak konglomerat, kan? Perempuan matre kayak kamu pasti nyesel banget."Mendengar ucapan suaminya, Nilam hanya memandang sinis. Ia ingin menimpali tapi kembali lagi rasa sakit di perutnya menyerang. Sejenak dia bergeming. Ada apa ini? Apakah sudah waktunya dia melahirkan? Usia kandungannya baru lima bulan jalan enam. Dia tidak mau memiliki bayi yang tidak normal. Usaha dan perjuangannya sudah sangat jauh untuk janinnya. Nilam berusaha bernapas dengan teratur. "Ayo! Kita ucapkan selamat atas kemenangan mereka dan kekalahan pada kita, Nilam," lirih Fadli dari hatinya paling dalam. Nilam bergeming. "Ayo kita naik! Biar cepat makan!" seru Bu Sita. "Ayo, Nila

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 79

    "Jadi gimana, Fadli, kamu mau datang tidak ke acara resepsi mantan istrimu?"Fadli hanya diam. Benar-benar diam. "Biar kita berangkat bareng pake mobil. Mama akan sewa mobil khusus biar kelihatan mewah, sesuai dengan pesta yang akan kita datangi. Nanti kamu yang bayar tapi ya."Wuuushhh! Undangan tebal dan berbingkai ukiran timbul berwarna emas itu melayang dan jatuh. "Cukup ya, Ma! Cukup! Aku muak mendengar Mama yang mau terlihat hidup hedon padahal modal pun tak ada. Mama itu seperti sedang memerasku! Mama belum sadar-sadar juga? Seberapa besar dan banyak akibat yang ditimbulkan oleh Mama! Mama yang jadi ibuku yang menyebabkan aku sampai cerai dari Qirani!""Loh, kok kamu jadi ngegas, Fadli? Mama cuman kasih tawaran aja. Masa sekedar sewa mobil kamu gak mampu?! Kan uang dari Pak Wahyu sampai 75 juta. Janganlah kikir banget!""Kikir?! Ya! Aku kikir dan pelit memang! Ini semua karena ajaran dari Mama! Mama yang suruh aku pelit kikir pada Qirani sehingga dia sampai gak betah jadi is

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 78

    "Ini gaes, kakak sepupu aku ternyata langsung akad nikah gaes. Sekarang nih! Pantengin ya!"Nilam langsung menelan salivanya berdebar. Mantan suaminya akan akad nikah, sungguh luar biasa gejolak batin Nilamsari. "Assalamu'alaikum!"Deegh! Sampai gugup tangan Nilam memegang hp karena terkejut. "Waalaikumsalam, Bang.""Kenapa mukamu tegang begitu?" tanya Fadli yang baru pulang dari kantor. "Ooh iya, Bang. Gak kok. Aku buatin kopi?""Gak usah. Aku mau langsung mandi aja."Nilam diam dan itu membuat Fadli jadi penasaran. "Ada apa di hp itu?""Nonton ... nonton vidio pernikahan Qirani dan mantan suamiku, Bang.""Qiran?! Nikah hari ini?!!!"Fadli terkejut luar biasa. Dia langsung meraih ponsel Nilam. 'Aku tak mau shock sendirian, Bang. Sama-sama mampuslah kita. Kamu kira aku gak tahu, kamu masih sering merindukan mantan istrimu itu' batin Nilam bersamaan dengan detak jantungnya mulai stabil. Terkadang Nilam heran dengan dirinya sendiri, begitu takut Fadli menceraikannya. Demi janinny

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 77

    Sudah banyak orang berkumpul karena penasaran dengan acara lamaran Qiran. Antara percaya dan tidak percaya jika benar Zulkifli yang akan datang bersama keluarganya. Memangnya siapa keluarga Zulkifli? Siapa keluarga Ningsih? Semua orang tahu, mereka adalah petani. Bahkan puluhan tahun yang lalu, mereka disuruh-suruh menjadi buruh di sawah. "Menurutmu, ucapan Mbak Nurul kemarin benar gak sih?""Ya gak percaya sih, Mbak Nurul bisa saja berkelit untuk menutupi calon yang sebenarnya. Aku tak percaya juga kalau sekarang Kipli sama ibunya jadi orang kaya," jawab Bu Nanik. "Lah iya, ada dua apa tiga minggu yang lalu, Ningsih masih jemur padi," sambut yang lain. "Itu dah. Mungkin Nurul lagi sinting," tambah bu Tatik. "Terus Ningsih di mana sekarang? Sepi aja rumahnya tadi aku lewat. Apalagi ini kan acara gengnya, kok tak nampak dia?""Pergi ke desa sebelah, kerja panen padi kali."Yang lain pun ikut mengangguk seperti mengiyakan. Terlihat Bu Nurul sudah rapi dandanannya dengan gamis coklat

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 76

    "Mana uangnya?" tanya Joger. "Mana temanmu yang lain?" tanya Zulkifli berbalik, membuang asap rokoknya yang baru dia nyalakan. Joger ditemani seorang laki-laki bertato. "Buat apa? Serahkan saja uangnya. Kami terburu-buru.""Jadi kalian hanya berdua?!"Zulkifli melepaskan rokoknya di dekat telapak kaki lalu dilumatkannya dengan sekali giling. Ia menatap kaki kirinya yang sedang berputar. "Ya. Hanya kami berdua. Apa masalahnya? Dari tadi kamu mengulur waktuku."Buuuuughhhh! Zulkifli langsung melayangkan tinjunya di wajah Joger. Tersungkur jatuh pria itu ke tanah kering berbukit. Teman Joger langsung sigap menendang Zulkifli namun kaki Zulkifli begitu kokoh. Hanya mundur saja tidak sampai jatuh. Justru ia berbalik menyerang dengan memutar tubuhnya lalu menendang bahu pria itu. Pria itu langsung jatuh. Ia kembali bangun dan melayangkan tinjunya. Zulkifli menunduk lalu secepat kilat memukul punggung lawannya hingga tersungkur membungkuk. Zulkifli langsung mengangkat kakinya lalu mengha

DMCA.com Protection Status