Share

BAB 64

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Wahyu!!! Aku bawakan kamu istrimu! Aku bawa kembali Ningsih padamu, Wahyu!!!" teriak Bu Nurul langsung berderai air mata.

Berdenging telinga Pak Wahyu mendengarnya. Apa yang sedang Nurul ucapkan? pikirnya. Jantungnya bertalu-talu hebat dengan matanya tak berkedip menatap wanita bercadar yang sedang digandeng Bu Nurul.

'Apa yang di katakan Nurul itu? Apa aku sedang berhalusinasi? Sungguhkan dia Ningsih?'

Pak Wahyu tak menyadari kakinya bergerak tapi perlahan. Gemetar tapak kakinya menyentuh paving block tanpa alas kaki.

Selangkah ... dua langkah ...

"Wahyu! Ini Ningsih, Wahyu!" seru Bu Nurul melangkah cepat, seperti menyeret Bu Ningsih yang sudah basah dengan air matanya sendiri. Qiran mengikuti langkah ibunya, memegang pundak Bu Ningsih. Kini mereka sudah berjarak dua hasta. Bu Nurul terengah-engah sebab dia sendiri sebenarnya tak kalah berdebarnya. Mulutnya tersenyum lebar, membuncahkan perasaannya yang bahagia.

"Wah-wahyu! I-ini istrimu, Wahyu! Ini Ningsih-mu. Dia tidak mening
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 65

    "Dia bukan supirku. Zulkifli adalah putraku. Dia ternyata anakku bersama Ningsih. Zulkifli adalah janin yang ada di rahim Ningsih saat dia pergi karena ancaman ibuku itu. Aku bahagia sekali, Anggun. Rupanya aku memiliki seorang putra yang gagah. Jadi, uang 100 juta tak cukup untuk menebus ketidakbisaanku mendidiknya selama ini. Putraku hanya sedikit nakal."Jatuh tas branded yang ada di tangan Bu Anggun bersama wajahnya yang langsung putih pucat. Supir itu putra suaminya? Bagaimana bisa? Apakah ini sudah diatur? Siapa yang mengaturnya? Bayangan wajah Bu Nurul dan Bu Ningsih seperti sedang menertawakannya. "Besok pagi kita urus. Sore ini aku akan mengundang pelapornya ke rumah. Tolong bantu siapkan jamuan untuk mereka. Kemungkinan aku akan mengundang satu keluarga langsung.""Kalau begitu, aku akan bantu di dapur dan beres-beres, Mas. Sudah mau ashar sebentar lagi," ujar Bu Ningsih mencoba akan keluar. Rasanya masih sangat asing sekarang berduaan di kamar meskipun itu suaminya. "Tida

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 66

    "Tidak perlu, Qiran. Di rumah ini, kamu bukan tamu apalagi pembantu. Kamu anakku, kamu akan menjadi menantu di sini. Jadi duduklah!" seru Pak Wahyu yang membuat Fadli sekeluarga terperanjat hebat. Apalagi Nilamsari, mendadak gelap pandangannya seketika. Terbuka mulut Qirani seperti huruf 0. Ia bahkan tidak tiba-tiba tidak tahu caranya duduk kembali. Mundur apa maju dulu. Ucapan Pak Wahyu membuatnya jiwanya melayang-layang ke awan. Bu Nurul yang mendengarnya semar mesem bahagia. Meskipun dia tidak tahu, apakah ucapan Wahyu itu sungguh-sungguh dari hatinya atau hanya ingin memanasi keluarga mantan suami Qirani. Bu Nurul pernah bercerita pada Pak Wahyu bagaimana perlakuan keluarga Fadli pada putrinya. "Mbak Nilam!" seru Nita melihat Nilam tidur di atas meja. Lengannya yang menjadi alas kepalanya. Setelah mendengar suara Nita barulah jiwa Qirani kembali ke bumi. Kaget lagi dia melihat Nilamsari pingsan. Bu Sita nampak cuek saja dengan kondisi menantunya. Namun dia tak punya tenaga kare

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 67

    "Sekarang, kamu sudah siap menemui Mama?" tanya Pak Wahyu pada Bu Ningsih. Sebab, semenjak kemarin, Bu Ningsih belum mau menemui mertuanya. "Siap, Mas. Asalkan aku ditemani Zulkifli, insyaAllah siap.""Untuk apa menemuinya? Tidak perlu," ketus Zulkifli. Melihat respon putranya, Pak Wahyu hanya menghela napas. Ia tak bisa menyalahkan Zulkifli jika tak bisa menerima neneknya. Terlalu dalam belati yang dihujamkan ibunya dalam kehidupan istri dan putranya. "Nenekmu pasti sudah sangat tua, Nak. Kasihan jika kita tahan maaf untuknya. Maaf yang sekarang, saat kita masih di bumi jauh lebih berpahala. Kita harus bisa melapangkan dada untuk menerima nenekmu, Zul.""Papa tahu, kita menderita dalam perpisahan karena nenekmu. Demi Papa, maafkan nenekmu, Zul."Tak ada respon Zulkifli selain pasrah dibawa oleh ayahnya berjalan menuju kamar Bu Sari. Bahkan ketika sudah di kamar itu, Zulkifli pun enggan melihat neneknya. Sedangkan Bu Ningsih menangis sesegukan melihat kondisi mertuanya yang hanya

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 68

    "Kamu cantik," ucap Zulkifli melihat Qirani yang sedang menatap langit yang begitu cerah. "Kamu juga tampan," sambut Qiran kikuk. Mereka sedang candle night dinner di atas gedung tertinggi yang tanpa atap. Sebuah fasilitas yang ditawarkan oleh hotel berbintang. Para pengunjung bisa menikmati makan malam yang berhiaskan lilin dan taburan bintang dari langit secara langsung. Lampu-lampu kuning temaram digantung dengan cantik di setiap pohon palem hias dan juga bunga-bunga cantik yang menjadi pagar sisi pinggir gedung. Bisa melihat pemandang kota dengan gemerlap kelap kelip suasana malam yang menjadi andalan hotel itu. "Kira-kira, mantan kita akan datang gak?" tanya Zulkifli serius. "Datang lah. Rugi kalau gak datang. Untuk mendapatkan makan malam di sini kan tidak sembarangan orang. Aku heran, kenapa Papa-mu sampai adakan acara makan malam segala dengan keluarga Fadli," sungut Qiran tak habis pikir."Biasanya berdasarkan pengalamanku sama dia, ya untuk menunjukkan kekuasaan dan keko

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 69

    "Menikahlah denganku. Aku mencintai kamu tidak hanya di waktu sekarang, tapi sudah jauh lebih dulu saat kita masih remaja. Mau kan kamu, jadikan aku teman hidupmu selamanya, Qirani?"Sejenak hening di antara mereka. Tiba-tiba Qirani manyun, memonyongkan mulutnya. Zulkifli keheranan. Lagi ditembak kok cemberut gitu? Zulkifli melepaskan tangannya lalu mendorong bibir Qirani dengan telunjuknya sampai mundur ke belakang kepala Qirani. "Aaaihhhh!" seru Qirani menangkap telunjuk Zulkifli dan menepisnya. "Kenapa mulutmu macam ikan asin cucut?" tanya Zulkifli menjentik kening Qiran. "Haaaih sakit!" Qiran memukul lengan Zulkifli. Namun semua orang juga tahu jika melihat, pukulan itu adalah pukulan manja dan penuh perasaan. "Kenapa makanya?!""Karena aku kesal sih," timpal Qiran masih manyun."Ya Allah segitunya. Makanya aku gak mau ungkapkan perasaanku yang sebenarnya sama kamu sejak dulu, gini nih, malah dikeselin. Kamu gak tahu, butuh berapa lama aku punya nyali untuk mengaku."Kali ini

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 70

    Mobil Zulkifli sudah berada Mall. "Sudah sampai. Ayo kita turun!" seru Zulkifli."Eittz! Tunggu dulu. Itu kan duit 25 juta. Kita berempat. Bagi dulu duitnya baru turun!" usul Bu Nurul antusias. "Naah ide bagus, Mbak," sambut Bu Ningsih setuju. "Iya, biar gak anak dua ini saja yang habiskan uang. Baju yang biasa 3 seratus ribu di pasar, dibeli mahal-mahal di sini," cerocos Bu Nurul. "Iiih Ibuk, baju apaan dapat 3 seratus ribu," ketus Qiran manyun. "Udah, kamu keluarin aja duitnya. Kita dapat masing-masing 5 juta. Nah sisa 5 juta pake makan enak-enak!" usul Zulkifli. "Aku setuju," sambut Bu Nurul. Bu Ningsih menyenggol putranya."Nanti kamu boleh pakai uang Mamak juga. Gak apa-apa, Zul.""Mamak beli lah sesuatu. Itu kan tujuan Papa. Nanti aku bantu carikan gamis-gamis oke biar Mamak makin cantik di depan Papa!""Iiih Mamak sudah tua juga, ngapain cantik-cantik," ucap Bu Ningsih malu. "Mama tetap cantik bagaimana pun dandanannya. Tapi supaya mengimbangi Papaku yang gagah, mestila

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 71

    SCENE SAAT ZULKIFLI BARU SAMPAI DI RUMAH SAKITQirani melihat Pak Wahyu sedang bicara dengan Bu Ningsih juga ibunya. 'Mumpung sekarang di rumah sakit, aku harus membawa obat yang kemarin itu ke laboratorium. Dari kemarin gak sempat' batin Qirani. Ia langsung berdiri. "Kamu mau kemana, Qi?" tanya Zulkifli. "Mau ke depan. Ada urusan sedikit.""Kamu akan jadi istriku, Qi. Terbukalah secara detail."Qiran kembali duduk. Dari tasnya, dia mengeluarkan tablet obat yang sudah dia bungkus dengan tisu."Dua hari yang lalu, aku melihat Tari menukar obat nenekmu dengan obat ini. Lalu dia memberikan Bu Sari minum obat ini.""Mungkin itu memang sudah obatnya?" "Tapi gelagatnya mencurigakan. Aku ingin membawa obat ini ke laboratorium. Kita cek apa kandungannya dan untuk apa?""Okelah. Aku temani. Ayo!".... .... "Kapan bisa diambil hasilnya, Mbak?" tanya Qirani. "Besok pagi.""Baik."Qirani berbalik dan mendapati Zulkifli menerima panggilan. Setelah selesai, mereka bertatapan. Zulkifli memega

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 72

    "Kamu dimana, Qi? Disuruh nemenin ibu tiriku, kok ngilang?" tanya Zulkifli via telepon. "Ya gimana aku gak kabur, dia ngusir aku!"Qiran menjawab sembari berjalan perlahan mendekati Zulkifli. Kebetulan Zulkifli menelpon di luar ruangan dan dia pun sudah dekat dengan ruangan perawatan Bu Anggun. "Iya sudah. Kamu dimana makanya itu?""Di hatimu, Sayang," jawab Qiran menahan senyum. "Duh duh duh! Kawin lari yuk!" kekeh Zulkifli merab4 tengkuknya karena terasa ada angin. Geli seperti ada yang tiup dengan lembut. "Ayok!"Refleks Zulkifli berbalik dan sudah mendapati Qiran di belakangnya. Alhasil, hidung Qiran yang tidak semancung dia jadi sasaran. Ditariknya hidung itu gemas. "Pinter ngerjain memang, ya!""Iiih! Aku gak mau mancung! Nanti banyak cowok yang mau! Cukup kamu aja yang mau sama aku!"Qiran merengek menjauhkan wajahnya sembari mengusap hidungnya yang terasa menyatu dan mengembang hampir bersamaan. Zulkifli tertawa. "Kamu bawa apa itu?" tanya Zulkifli menoleh ke arah goodie

Bab terbaru

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   ENDING

    "Mas?! Kamu kenapa?!""Ni ... Nilam, Qiran. Dia pergi membawa bayi kami." "Maksudmu?!!" tanya Qiran langsung tegang. "Nilam kabur, Qiran!""Ooh ya, Allah...."Qiran menggigit bibirnya. Ia tahu, tidak mudah di posisi Nilam. Dia sudah merasakan di posisi wanita itu dan Nilam merasakan imbas yang terparah. Ternyata yang diucapkan Nilam waktu itu serius. ***"Aku ingin bercerai," ujar Nilam saat baru seminggu dia disecar. "Cerai?" tanya Qiran. "Iya. Kamu hebat bisa tahan 2 tahun, aku tak sampai setahun sudah habis jiwaku, Qiran.""Kamu yakin? Bayimu butuh ayahnya.""Bayiku lebih butuh ibu yang bahagia. Bukankah begitu?"Qiran diam. Sejak itu Nilam tak pernah bicara soal itu lagi. Dia mengira, Nilam tidak melanjutkan niat itu karena ia melihat Fadli sepertinya mulai lebih luwes pada istrinya. Setiap kali dia ke sana menjenguk Nilam, dia sudah menemukan aneka roti dan buah di dekat meja. Qiran mengira itu semua bisa meluluhkan perasaan Nilam. Tapi rupanya, dua bulan terlewati, wanita i

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 83

    Fadli terkejut tak mengerti. Alisnya yang mengkerut dengan kening berlipat-lipat itu menandakan dia heran. Nilam pun yang sedang menggendong bayinya juga ikut bingung. "Uangmu yang hilang di rekening sejumlah 63 juta itu, aku yang ambil. Jadi yang 2 jutanya anggap aku sedekah saja," ucap Qiran tanpa keraguan sedikit pun. "Bicara yang jelas, Qirani," ujar Fadli tegang. "Perlu aku ulang, Mas?" tanya Qirani dengan wajah biasa saja. Dddrrrrtt... Ponsel Qirani bergetar. Qiran mengangkat tangannya seolah mengisyaratkan agar Fadli diam dulu. Pembawaan Qiran santai saja seolah-olah tidak ada beban. Sedangkan Fadli masih terbengong-bengong. "Ya, Yank. Ooh, oke deh. Tunggu dah sebentar lagi ... Gak, Yank. Nanti lah di Star Five aja, belum kucoba menu yang itu. Oke. Siap."Panggilan selesai. Nilam hanya tersenyum kecil. Itu pasti dari mantan suaminya. Luar biasa beruntung Qirani, hidup mewah, makan siang di hotel. Tapi sekarang Nilam tak mau iri lagi pada Qiran meski sakit itu jelas masih

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 82

    SCENE FLASH BACKNita dan Pak Hasan secara tidak sengaja mendengar percakapan dokter yang sedang merayu Fadli dan Bu Sita agar setuju Nilam dioperasi. Mendapati keduanya masih kekeh, Nita langsung menyeret tangan ayahnya menjauh. "Pak, yakin gak kalau kita rayu Mama dan Mas Fadli, mereka akan luluh?""Bapak sudah ngomong, kok tadi subuh sama Mamamu. Jika memang harus kakak iparmu dioperasi, ya bismillah aja. Tapi Mama mu malah menggerutu tak jelas.""Mas Fadli juga kok gitu banget sih, Pak. Aku merasa kasihan sama Mbak Nilam meskipun aku gak akur sama dia.""Fadli sama Mamamu sama-sama punya bibit kikir. Sudah berulang kali Bapak kasih tahu kalian bahwa kikir itu sulur rambatnya sudah ada di neraka. Siapa yang kikir atas hartanya, tinggal ditarik ke neraka oleh rambatannya. Macam sulur labu. Menjalar."Nita menggigit bibirnya. Ia punya ide tapi ia sendiri masih ragu. Namun daripada tidak dicoba sama sekali, lebih baik gagal. "Aku akan menghubungi Mbak Qiran, Pak. Mungkin Mbak Qiran

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 81

    "Ini bayinya kalau lahir, akan prematur. Usianya baru 24 minggu. Beratnya kurang sekali ini, Bu. Seperti berat janin usia 4 bulan. Janinnya kurang nutrisi ini. Ibunya malas makan, ya?!" cecar Bu Dokter yang langsung membuat jantung Nilam seperti dihantam batu besar. "Makan kok, Dok. Cuman sering muntah," sambung Fadli tak mau dikira istrinya tak makan. "Makan, Dok tapi nasi dan kepala ayam atau ceker ayam, bukan dagingnya," tambah Nilam penuh dendam. Dalam hatinya, kalau sampai ada apa-apa dengan bayinya, ia akan membuat perhitungan yang besar dengan suaminya itu. "Ibu hamil itu harus makan yang bernutrisi tinggi. Malah perlu juga disokong dengan susu dan vitamin. Karena apa yang dimakan ibunya, itu yang dimakan janin."Bu Dokter langsung memberi intruksi. "Sus, siapkan suntik pematangan paru. Jaga-jaga kalau bayinya lahir," ujar Bu Dokter pada asistennya. "Baik, Dok."Suasana menjadi tegang. Bu Dokter kembali melihat layar. "Denyut jantung janin masih bagus. Saya akan bantu su

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 80

    "Apa?!" Suara Fadli agak ketus. Sebab, dia sedang merasa diganggu saat menatap mantan istrinya yang begitu sangat cantik jelita. "Perutku sakit sekali, Mas. Sakit sekali.""Sakit gimana maksudmu?""Ya sakit. Cekat cekit. Ta-taapi sekarang sudah hilang," lirih Nilam. "Kamu pasti shock melihat mantan suami kamu yang sekarang jadi anak konglomerat, kan? Perempuan matre kayak kamu pasti nyesel banget."Mendengar ucapan suaminya, Nilam hanya memandang sinis. Ia ingin menimpali tapi kembali lagi rasa sakit di perutnya menyerang. Sejenak dia bergeming. Ada apa ini? Apakah sudah waktunya dia melahirkan? Usia kandungannya baru lima bulan jalan enam. Dia tidak mau memiliki bayi yang tidak normal. Usaha dan perjuangannya sudah sangat jauh untuk janinnya. Nilam berusaha bernapas dengan teratur. "Ayo! Kita ucapkan selamat atas kemenangan mereka dan kekalahan pada kita, Nilam," lirih Fadli dari hatinya paling dalam. Nilam bergeming. "Ayo kita naik! Biar cepat makan!" seru Bu Sita. "Ayo, Nila

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 79

    "Jadi gimana, Fadli, kamu mau datang tidak ke acara resepsi mantan istrimu?"Fadli hanya diam. Benar-benar diam. "Biar kita berangkat bareng pake mobil. Mama akan sewa mobil khusus biar kelihatan mewah, sesuai dengan pesta yang akan kita datangi. Nanti kamu yang bayar tapi ya."Wuuushhh! Undangan tebal dan berbingkai ukiran timbul berwarna emas itu melayang dan jatuh. "Cukup ya, Ma! Cukup! Aku muak mendengar Mama yang mau terlihat hidup hedon padahal modal pun tak ada. Mama itu seperti sedang memerasku! Mama belum sadar-sadar juga? Seberapa besar dan banyak akibat yang ditimbulkan oleh Mama! Mama yang jadi ibuku yang menyebabkan aku sampai cerai dari Qirani!""Loh, kok kamu jadi ngegas, Fadli? Mama cuman kasih tawaran aja. Masa sekedar sewa mobil kamu gak mampu?! Kan uang dari Pak Wahyu sampai 75 juta. Janganlah kikir banget!""Kikir?! Ya! Aku kikir dan pelit memang! Ini semua karena ajaran dari Mama! Mama yang suruh aku pelit kikir pada Qirani sehingga dia sampai gak betah jadi is

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 78

    "Ini gaes, kakak sepupu aku ternyata langsung akad nikah gaes. Sekarang nih! Pantengin ya!"Nilam langsung menelan salivanya berdebar. Mantan suaminya akan akad nikah, sungguh luar biasa gejolak batin Nilamsari. "Assalamu'alaikum!"Deegh! Sampai gugup tangan Nilam memegang hp karena terkejut. "Waalaikumsalam, Bang.""Kenapa mukamu tegang begitu?" tanya Fadli yang baru pulang dari kantor. "Ooh iya, Bang. Gak kok. Aku buatin kopi?""Gak usah. Aku mau langsung mandi aja."Nilam diam dan itu membuat Fadli jadi penasaran. "Ada apa di hp itu?""Nonton ... nonton vidio pernikahan Qirani dan mantan suamiku, Bang.""Qiran?! Nikah hari ini?!!!"Fadli terkejut luar biasa. Dia langsung meraih ponsel Nilam. 'Aku tak mau shock sendirian, Bang. Sama-sama mampuslah kita. Kamu kira aku gak tahu, kamu masih sering merindukan mantan istrimu itu' batin Nilam bersamaan dengan detak jantungnya mulai stabil. Terkadang Nilam heran dengan dirinya sendiri, begitu takut Fadli menceraikannya. Demi janinny

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 77

    Sudah banyak orang berkumpul karena penasaran dengan acara lamaran Qiran. Antara percaya dan tidak percaya jika benar Zulkifli yang akan datang bersama keluarganya. Memangnya siapa keluarga Zulkifli? Siapa keluarga Ningsih? Semua orang tahu, mereka adalah petani. Bahkan puluhan tahun yang lalu, mereka disuruh-suruh menjadi buruh di sawah. "Menurutmu, ucapan Mbak Nurul kemarin benar gak sih?""Ya gak percaya sih, Mbak Nurul bisa saja berkelit untuk menutupi calon yang sebenarnya. Aku tak percaya juga kalau sekarang Kipli sama ibunya jadi orang kaya," jawab Bu Nanik. "Lah iya, ada dua apa tiga minggu yang lalu, Ningsih masih jemur padi," sambut yang lain. "Itu dah. Mungkin Nurul lagi sinting," tambah bu Tatik. "Terus Ningsih di mana sekarang? Sepi aja rumahnya tadi aku lewat. Apalagi ini kan acara gengnya, kok tak nampak dia?""Pergi ke desa sebelah, kerja panen padi kali."Yang lain pun ikut mengangguk seperti mengiyakan. Terlihat Bu Nurul sudah rapi dandanannya dengan gamis coklat

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 76

    "Mana uangnya?" tanya Joger. "Mana temanmu yang lain?" tanya Zulkifli berbalik, membuang asap rokoknya yang baru dia nyalakan. Joger ditemani seorang laki-laki bertato. "Buat apa? Serahkan saja uangnya. Kami terburu-buru.""Jadi kalian hanya berdua?!"Zulkifli melepaskan rokoknya di dekat telapak kaki lalu dilumatkannya dengan sekali giling. Ia menatap kaki kirinya yang sedang berputar. "Ya. Hanya kami berdua. Apa masalahnya? Dari tadi kamu mengulur waktuku."Buuuuughhhh! Zulkifli langsung melayangkan tinjunya di wajah Joger. Tersungkur jatuh pria itu ke tanah kering berbukit. Teman Joger langsung sigap menendang Zulkifli namun kaki Zulkifli begitu kokoh. Hanya mundur saja tidak sampai jatuh. Justru ia berbalik menyerang dengan memutar tubuhnya lalu menendang bahu pria itu. Pria itu langsung jatuh. Ia kembali bangun dan melayangkan tinjunya. Zulkifli menunduk lalu secepat kilat memukul punggung lawannya hingga tersungkur membungkuk. Zulkifli langsung mengangkat kakinya lalu mengha

DMCA.com Protection Status