“Katanya ada persaingan untuk mendapatkan Nona Esme di atara Pak Dominic dan Azzar!” Wyatt penasaran dengan yang terjadi sebenarnya. Sampai ada kabar seperti itu yang beredar di antara karyawan yang bekerja di perusahaan pasti sudah terjadi pertengkaran yang begitu nyata di antara kedua orang itu. “Wyatt!” Salah seorang pegawai memanggilnya. Ia menoleh menatap pria dengan kemeja warna abu-abu dan celana dasar hitam. Karena Wyatt tak kunjung mendekat, pria itu melambai kembali memberi tanda kalau dirinya memanggil. “Ada apa?” Wyatt bertanya setelah hanya tinggal dua atau tiga langkah dari pria itu saja. “Kamu cukup dekat dengan Tuan Dominic dan Azzar bukan? Apa kamu tahu soal persaingan cinta mereka?” tanya pria itu dengan penuh mengebu-gebu pada Wyatt. Ia memiringkan kepala, melipat tangan di dada. “Salah jika kalian pikir kalau aku kenal dengan mereka berdua. Aku hanya kenap melalui Nona Esme keduanya. Nona Esme adalah temanku!” Sudah saatnya Wyatt mengambil peran lebih aktif se
Kenapa ia memilih diam saja, ya?Hal itu berputar di dalam kepala Esme, membuatnya menjadi tidak nyaman dan kemudian tidak bisa tidur juga. Ia bisa menjelaskan kenapa ia mengambil pilihan semacam itu kepada Yulia, dengan begitu ia akan merasa tenang.Ia kemudian menendang selimutnya untuk bisa menyingkirkan risau dan berjalan mondar-mandir sepanjang malam supaya merasa baik-baik saja sekarang. Ia kemudian menguap ketika hari telah terang malam itu.Sarapannya di antara ke kamar. Hukumannya tetap berada di dalam kamar masih berlangsung saat ini. Sarapan yang mampir ke dalam mulutnya terasa hambar.“Sudah selesai sarapan kamu, kan?” Mamanya muncul di dalam kamar dengan pakaian lebih indah dibandingkan biasanya.Esme ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya sekarang. Tetapi, ia sama sekali tidak berminat untuk mencari tahu sedikit pun. Ia akan mengetahuinya lebih cepat dibandingkan dengan apapun. Kedua orang tuanya begitu berbakat dalam membuatnya kaget.“Ya, sudah!” Esme mendorong piringn
“Aku akan dapat masalah kalau kamu ada di sini, Esme!” Wyatt menginterupsi tindakan Esme yang meminta seorang office boy mengambilkan kursi plastik dan meletakannya di samping Wyatt. Ia tidak tahu, tetapi ia merasa tidak nyaman.Ia bahkan bisa membayangkan bagaimana Dominic mulai merasa tidak nyaman dengan keberadaan kekasihnya yang nakal duduk di depan pintu ruangan tempat ia sedang mengadakan rapat kecil dengan staf.“Dia tidak akan menganggap masalah ini serius. Jadi anggap saja dirimu menjadi Azzar saat ini!” Esme mengatakan hal itu dengan yakin.Menjadi Azzar? Mana bisa Wyatt bisa. Ia tak akan pernah bisa menjilat seperti Azzar, berpura-pura menjadi seseorang yang bahkan tak memiliki otak. Seseorang yang akan mengorok lehernya sendiri saat Dominic mengatakan hal seperti itu.Karena tidak mau tertawa mendengar Esme, Wyatt memilih berkonsentrasi pada pekerjaannya yang entah bagaimana menumpuk. Ia tahu betul kalau hal ini adalah ulah Dominic yang ingin ia menyerah dan kemudian tidak
“Apa aku kelihatan sangat lucu di matamu?” Setelah menolak Dominic untuk mengikutinya keluar dan meminta Wyatt yang melakukan itu, wajah cemberut Esme langsung menyambutnya di lobi.“Kapan aku melakukan itu?” Kali ini Wyatt bertanya dengan wajah datar, seperti seorang anak yang sama sekali tidak bersalah.Mereka bersama-sama berdiri di teras lobi, menanti kendaraan yang akan menjemput Esme kemari. Katanya itu adalah mobil yang disediakan Dominic untuk keperluan Esme. Ah, benar-benar sangat dimanjakan.“Aku jelas melihatmua menahan tawa sejak tadi!” Esme sama sekali tidak berhenti mengusik Wyatt. Malahan ia terlihat amat sangat yakin pada apa yang ia katakan barusan. Ia menatap dengan saksama Wyatt, memberikan intimidasi yang begitu memukau.Akan tetapi, ekspresi Wyatt sama sekali tidak berubah. Ia masih saja memandang Esme dengan tatapan datar. Benar-benar tanpa mengetahui kesalahannya sendiri. Kemudian ia menuntun Esme kembali berjalan, membuat gadis itu bingung.“Kamu bisa memberita
Hampir tidak ada yang ditakuti oleh Dominic. Ia bisa mengatasi kesedihan dan ketakutannya saat kedua orang tuanya meninggal akibat diracuni. Ia bahkan tidak gentar saat menunjuk pelaku pembunuhan dan memang benar orang tersebut adalah pelakunya.Tetapi, ia takut melihat Wyatt yang tersenyum seolah tidak ada hal apapun yang bisa membuatnya gentar. Bahkan Wyatt selalu bisa menjawab semua pertanyaan dengan sarkasme yang penuh dengan kutukan. Kepala Dominic langsung memberi peringatan keras perihal Wyatt.Pria ini gila!“Aku memiliki saran untukmu, Wyatt! Aku harap kamu tidak terjerumus pada perasaan yang bahkan tidak bisa kamu pastikan!” Jika Wyatt gila makan Dominic hanya perlu membuatnya waras saja. Ia telah menjadi waras untuk segala hal.Wyatt tersenyum lagi mendengarnya, mengangguk tanpa mengatakan reaksi dari nasehat yang diberikan Dominic. Malahan pria itu pamit pergi kembali ke kursi yang sejak tadi ditinggalkan. “Say
“Aku khawatir sekali padamu, Azzar! Apa aku sudah membuatmu mendapatkan masalah?” Begitu melihat Azzar setelah tiga hari, Esme langsung berlari ke halaman, meninggalkan semua benda yang ingin dibawa. Ia memperhatikan dengan saksama tubuh Azzar yang mendadak menjadi kurus. “Apa kamu sakit?”Azzar, asisten pribadi Dominic itu mengeleng pelan dan tersenyum. Ia membukakan pintu mobil dan menunggu sampai nona cantik yang dilayani masuk ke dalam dan kembali ke bangku sopir.“Kalau tidak sakit kenapa kamu tidak datang?”Seharusnya Esme tidak perlu menanyakan itu karena Azzar tahu kalau nona yang sedang dilayani sudah menduga apa yang terjadi. Ia membuat kesalahan dan tengah membayarnya dengan hukuman.“Saya sedang menyiapkan keberangkatan ke Bali, Nona!” Cepat atau lambat Esme akan mengetahui soal pekerjaannya yang akan berganti. Ia bisa melihat gadis di belakang sana terpana cukup lama.“Apa maksudnya dengan ke Bali?”“Ada proyek di Bali yang belum memiliki pengawas. Tuan Dominic berkata ka
“Bukankah menjadi alasan orang lain bertengkar itu terasa sangat menyenangkan?” Wyatt yang ada di samping Azzar bertanya.Ia lekas menoleh untuk memastikan kalau Wyatt, pria yang menjadi sekretaris Dominic itu memang bertanya padanya. Bukan pada sekretaris yang ada di sisi lain atau juga pada karyawan yang baru saja melewati mereka. Kepastian itu didapatkan oleh Azzar ketika kepala Wyatt menoleh kepadanya.“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan!” Azzar menjawab, menyeringai memperingatkan Wyatt.Tetapi, pria itu telah kehilangan rasa takut. Ia bahkan tidak peduli dengan sekretaris lain yang memandangnya memperingatkan. Atau bisa saat ia akan dikeluarkan saat Dominic mendengar perkataannya barusan.“Tidak mungkin kamu tidak tahu! Alasan Nona Esme kemari adalah karena itu. Jadi, apa lagi yang sudah kamu katakan pada Nona Esme?” tanya Wyatt menyeringai senang.“Kamu menuduhku mengadu domba mereka?” Ia
Esme menceritakan apa yang terjadi. Semuanya dan yang bisa dilakukan Yulia hanya menghela napas saja. “Kamu tidak bisa memiliki semua hal Esme, bahkan jika kamu memiliki kekuatan untuk melakukannya!” Yulia menyentuh punggung tangan Esme perlahan dan kemudian mengelus. “Kamu bilang kalau kamu mencintai Dominic, bukan? Kalau begitu bunuh perasaan yang tubuh pada orang lain. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa kamu lakukan supaya kamu bertahan dengan hubungan kalian!” Esme tampak sangat terkejut mendengar perkataan Yulia. Ia kemudian mengosokan kedua tangannya sendiri untuk merasa sedikit lebih nyaman. Setelah itu ia menatap Yulia. “Aku hanya merasa bersalah!” katanya pelan. “Aku tidak melihat itu sebagai rasa bersalah. Bagiku itu keegoisan. Kamu ingin semua orang selalu berada di tempatnya, padahal tahu betul kalau hal semacam itu tidak mungkin terjadi!” “Kamu menilaiku dengan buruk!” Esme mendadak marah mendengar tuduhan yang dilontarkan padanya.