Bahagia Setelah Berpisah 46
**
PoV Author
Netra Bu Rowina membulat melihat suaminya bersama wanita lain dan seorang anak kecil.
"Bapak!" serunya dengan suara bergetar. Kaki Rowina terasa lemas. Saat itu dia rasanya ingin jatuh saja. Ambar sedang sibuk memperhatikan penjaga toko yang sedang melihat-lihat kalung emas itu.
"Rowina!" kata Pak Hasan terkejut serta tak sangka ada istri pertamanya di sana. Ela, istri kedua membulatkan matanya juga tak menyangka akan bertemu kakak madunya di tempat ini.
Hasan menarik tangan anaknya dan dengan isyarat dia menyuruh Ela untuk pergi dari tempat itu. Dia tahu sendiri seperti apa
BAHAGIA Setelah Berpisah 47.**PoV Yuni.Aku begitu kasihan melihat tangisan anakku. Seumur-umur dia tak pernah bersedih seperti ini. Ketika menziarahi makam Bapaknya saja dia tak menangis, namun saat ini dia menangis karena uang yang di kumpulkan sedikit-sedikit itu hilang.Uang itu sudah di belikan nya perhiasan buat ku. Aku begitu terharu karena kebaikan Fatih dan hatiku merasa sedih ketika pemberiannya itu hilang."Lantas bagaimana?" tanya Wira dengan panik. Dia merasa kasihan juga melihat Fatih."Kalian periksa CCTV!" perintahku."Di kamar tak di pasang CCTV, Mbak?" tanya Rosita. Aku
Bahagia Setelah Berpisah 48.**PoV Yuni"Mbak kayak nya dia sakit benaran!" Teriak Wira padaku. Ambar juga menatap aku memelas."Hubungi Mas Hamdan sana, mengapa kau melihat aku seperti itu!" kataku ketus padanya. Masih bisa aku lihat raut wajah tak setuju nya namun dia tetap melakukannya. Dihubunginya Mas Hamdan agar membawa Ibunya ke rumah sakit."Mas, Ibu sakit, Mas. Segera pulang!""Mas masih jauh di perjalanan. Kamu segera bawa saja nanti Mas akan datang ke rumah sakit segera setelah pulang!"Ambar tak dapat berkata-kata, dia mematikan sepihak sambungan telepon itu. Dia diliputi rasa kebin
Bahagia Setelah Berpisah 49.**PoV Yuni"Yuni!" panggil Lia wanita yang sekarang menjadi gundik suamiku itu. Aku berhenti setelah dia memanggilku."Apa!" Dia mendekatiku."Aku ingin berbicara denganmu!" Aku hanya tersenyum sinis ke dia."Aku gak ada waktu!" kataku sambil berlalu. Dia menahan ku."Sebentar saja, Yun. Sebentar saja. Aku butuh bicara padamu sebagai sesama wanita!" Wajahnya terlihat serius, apa yang diinginkan wanita ini."Apa mau mu, pembicaraan sesama wanita itu seperti apa?!" tanyaku sedi
Bahagia Setelah Berpisah 50**"Terima kasih, Yun. Kehadiran kamu membuat Irsyad bahagia lagi," kata Tante Lisna sebelum kami pulang."Kehadiran kalian juga membuat saya bahagia lagi, Tante. Ibu saya sudah tiada dan tinggal Bapak di kampung," ucapku sambil menunduk."Kapan kamu rencana pulang kampung?""Tiga hari lagi, Tante," ucapku,"Siapa saja yang pulang, Yun?""Kami semua, tetapi Yuni juga gak bisa lama di sana paling lama seminggu karena di sini juga banyak pekerjaan. Setelah Rosita dan Wira sah menikah, aku balik lagi ke sini, Tante," ucapku sambil mengulas senyum.
Bahagia Setelah Berpisah 51.**"Ada apa, Yun?" tanya Mas Irsyad padaku, dia datang ke teras menemui ku."Gak tahu, Mas. Baru saja aku ingin ketenangan di kampung tetapi Rita bercerita kalau Satpam ku di serang. Mungkin ada maling atau orang jahat yang ingin merusak dan mencuri toko ku," ucapku dengan risau."Kamu tenang saja dulu, ya. Pasti kita bisa mengatasi masalah ini. Sekarang kamu hubungi saja dulu Rita!" perintah Mas Irsyad padaku. Aku kembali menyentuh layar gawai dan ku hubungi lagi Rita. Beberapa kali mencoba akhirnya panggilan diangkat."Assalamualaikum, Rita. Bagaimana keadaan kalian di sana?" tanyaku dengan sedikit panik.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 52.**Aku hanya menatap ketus Mas Hamdan. Aku sama sekali tak mempedulikan ucapannya."Dimana para pengawal-pengawal mu?" katanya padaku lagi, dia memperhatikan aku tanpa Wira dan Rosita namun aku datang dengan pengacaraku dan Rita asistenku kini."Urus saja urusanmu! Oh, beberapa waktu lalu toko ku sempat hendak di satroni maling. Aku sudah melaporkan ini ke pihak berwajib. Apakah kau terlibat?" kataku padanya. Wajahnya pias dia mencoba tenang."Kenapa kau menuduhku, maling ada dimana-mana. Aku tak suka tatapan mu menuduhku seperti itu!" sergahnya padaku."Aku hanya teringat Ambar dan Ibumu yang datang untuk mencuri di
Bahagia Setelah Berpisah 53**PoV Yuni"Siapa yang datang, Mbar?" tanya Bu Rowina dengan suara pelan."Anu, Bu." Ambar bingung hendak berkata apa. Bu Rowina melangkah pelan ke depan karena di dengarnya suara ribut-ribut kami."Bapak," cicit nya saat dia sudah ada di ruang keluarganya. Dia juga menatap kami yang datang satu persatu. "Untuk apa kalian datang ramai-ramai seperti ini, Pak! Dan kamu datang juga membawa gundik mu!" kata Bu Rowina dengan sengit. Ambar mendekati sang Ibu lalu membimbingnya untuk duduk dan bersikap tenang."Duduk dulu, Bu," kata Ambar, Bu Rowina mencebik pada kami.
Bahagia Setelah Berpisah 54.**PoV Yuni"Aku gak mau punya suami tukang selingkuh kayak kamu, Pak! Lebih baik aku kau cerai saja!" kata Bu Rowina dengan sinis ke Pak Hasan. Dia sudah mencak-mencak dan sesekali memukuli dadanya tak terima karena Pak Hasan sudah menikah lagi."Jaga saja ucapan mu, Bu. Aku datang secara baik dan tak mau ada keributan.""Kau sendiri yang menciptakan keributan dan kau seorang pengkhianat. Aku benci pengkhianat sepertimu! Ceraikan saja aku. Cerai! Cerai!" ucap Bu Rowina sengit. Pak Hasan mencebik dan sepertinya sudah gak tahan dengan sikap Bu Rowina itu."Baiklah jika memang itu mau kamu, Bu. Dari dulu aku juga sudah mau m
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.