Kukembalikan Uangmu, Mas! Bag 21
**
PoV Yuni.
Kaki Rosita sudah di urut dan dia sedang istirahat. Aku sedang sibuk di toko dan memeriksa beberapa transaksi keuangan serta barang keluar masuk. Memeriksa pesanan online dan barang yang dikirimkan. Banyak sekali pekerjaan yang akan aku kerjakan.
Tok … Tok … Tok …
"Masuk!" kataku, seseorang masuk dan itu adalah Wira.
"Kamu sedang sibuk, Mbak?" tanya nya. Aku mengangguk perlahan.
"Sedikit." Dia duduk begitu saja di depanku.
"Apa yang dilakukan Hamdan pada Rosita. Mengapa kaki nya
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 22.**PoV Yuni."Kamu harus memenuhi keinginan anakku jika kau mau bercerai darinya!" Ibu berkata sinis merasa menang dan dia juga mengklaim bahwa aku adalah miliknya dan dia wajib di patuhi."Apa maumu, Mas?""Keinginanku dan keluargaku tak muluk-muluk!" kata Mas Hamdan, dia menarik napas sebelum mengatakan apa keinginannya."Aku ingin …,""Kami ingin, kamu memberikan toko beserta isinya pada kami. Biar kami yang mengelola toko kamu!" kata Ibu menyeringai, dia memandang Ambar yang tertawa mengejekku. Aku sebenarnya ingin marah. Aku ingin m
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 23**PoV Yuni"Sedang apa Alisa?" Suara itu membuat kami berdua menoleh untuk melihatnya. Anakku Fatih juga melihat ke belakang untuk mengetahui siapa yang datang."Nenek." katanya mendekati wanita paruh baya yang masih cantik. Aku menaksir usianya mungkin diatas lima puluh tahun. Karena setahuku Pak Irsyad pernah cerita usianya 40 tahun. Dia berkata saat bertemu aku di Hongkong berusia 34 tahun, enam tahun berikutnya artinya benar sudah empat puluh tahun.Apakah ini Ibunya Pak Irsyad. Aku berkata jujur dalam hati kalau dia sangat cantik untuk ukuran wanita dewasa dan bisa dikatakan tua. Mungkin inilah kelebihan uang. Bisa merawat yang jelek dan kusam menjadi cantik."Ta
Bahagia Setelah Berpisah 24.**PoV Yuni[Sedang apa Mbak?] Mas Hamdan mengirim pesan lagi padaku. Aku menatap layar gawai dengan kesal masih teringat perkataan dia dan keluarganya saat kami di kafe.Dia pasti belum menyadari kalau aku Yuni dan masih menganggap ku Inuy. Tak apalah, kesempatan buatku untuk mengerjainya. Dan menggali informasi lebih dalam lagi.[Saya sedang duduk-duduk.][Saya ganggu, tidak?][Ah, tidak kok. Bagaimana keadaan rumah tangga, Mas nya?][Semakin runyam, Mbak! Istri saya sekarang minta cerai]
Bahagia Setelah Berpisah 25.**"Benar apa yang dikatakan pengacara itu, Mbak! Hanya itu cara agar kamu yang mengendalikan semuanya. Hanya itu cara agar kamu tak perlu membayar mahal mereka. Lebih bagus uangnya buat orang lain dari pada mereka. Melihat ketamakannya aku saja sudah jijik!" kata Wira setelah kami sampai di kantor sekaligus toko.Aku memangku anakku Sesil sambil mendengarkan mereka. Kami melakukan rapat terbatas setelah pulang dari kantor Advocad."Bagaimana menurutmu, Ros?" tanyaku pada Rosita meminta pendapatnya."Aku rasa itu jalan yang tepat, Mbak. Karena bila menunggu maka proses sidang panjang yang akan Mbak hadapi!"
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 26.**PoV YUNIMas Hamdan sedang masuk ke kamarnya untuk ganti pakaian. Aku tak menyia-nyiakan waktu. Aku bergegas ke dapur, aku harus meletakkan kamera pengawas di sana agar menjadi bukti tambahan bagaimana kelakuan keluarganya.Sepertinya nya tak terlalu sulit meletakkan kamera pengawas itu. Aku kembali ke posisi semula agar dia tak curiga padaku. Tinggal yang di dalam kamar belum ku pasang."Ngapain kamu, Yuni!" sentaknya padaku. Aku sedikit terkejut melihat dia ada di depan mataku. Segera ku netral kan jantung ini agar tak berulah dan dia tak akan curiga padaku."Aku sedang melihat-lihat dapur ini. Ternya
Bahagia Setelah Berpisah 27.PoV Yuni.Aku sama sekali tak sangka kalau Mas Hamdan masih dekat dengan Mbak Lia. Pria dan wanita yang sama saja, Mbak Lia kemarin saat aku memergoki sedang makan malam bersama dan siap menerima cincin lelaki yang masih sah suamiku, namun memberikan hadiah buat wanita lain yang tidak bergelar istri.Mbak Lia yang secara meyakinkan berkata kalau mereka hanya teman saja. Ternyata wanita m*n*f*k."Wanita itu lagi!" seru Wira sepertinya mengenal Mbak Lia."Ikuti dia!" kataku saat mobil Mas Hamdan pergi. Kami mengikuti dia, Rosita memperhatikan aku begitu tenang. Dia pasti berpikir bagaimana aku bisa menjadi
Bahagia Setelah Berpisah 28.**"Jangan khawatir, Irsyad pasti mau membantu." Tante Lisna tersenyum sambil mengambil gawainya. Aku merasa tak enak, apalagi Alisa berkata Papa nya tidak akan keberatan membantuku."Assalamualaikum, Irsyad. Sedang apa kamu?" tanya Tante Lisna, aku memasang wajah bingung dan tak enak bila mengganggu pekerjaannya."Sedang bekerja, Ma.""Sedang sibuk kamu?""Ya, begitulah.""Oh, Mama pikir kamu bisa pulang sebentar karena ada Yuni di sini," kata Tante Lisna sambil mengulas senyum.
Bahagia Setelah Berpisah 29.**PoV YuniLangkahku terhenti melihat wanita yang baru saja kulihat biodatanya. Wanita menarik di sebuah map. Wajahnya begitu familiar. Mungkin wanita inilah kekasih suamiku di masa lalu. Rosita bingung melihat aku berhenti begitu saja."Ada apa, Mbak?" tanya nya heran. Dia tak terlalu memperhatikan karena fokus bercerita."Wanita itu …" kata ku ragu. Aku bergegas mendatanginya. Aku takut kehilangan jejaknya."Permisi, Mbak!" sergahku menghentikan langkahnya. Dia heran melihatku."Iya, ada apa ya?"&nbs
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.