Home / Romansa / BABY CEO / Chapter 24

Share

Chapter 24

Author: Cherry Blossom
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hola, Happy reading and enjoy!

Chapter 24

Tampaknya Ares sama sekali tidak berniat menjauhkan dirinya dari Vanya, pria itu justru tersenyum sinis disertai tatapan penuh ancaman, juga gairah.

"Ares, kumohon hentikan," rintih Vanya seraya berusaha melepaskan tangannya yang terbelenggu dalam genggaman Ares dengan sangat kuat.

Ares tidak bersuara, hati nurani pria itu seolah telah mati. Pinggulnya bergerak-gerak naik turun tanpa memedulikan usaha Vanya untuk terbebas darinya. Ditatapnya Vanya, semakin gadis itu berusaha memberontak, entah mengapa gairah di dalam dirinya semakin terpacu. Ekspresi kesakitan di wajah Vanya seolah menambahkan energi untuk memacu pinggulnya semakin cepat dan ketidakberdayaan Vanya seolah mampu mengobati seluruh rasa sakit hati yang mendera ibunya.

Dihunjamkannya kejantanannya lebih dalam lagi hingga tubuh Vanya tersentak ke belakang, diabaikannya wajah Vanya yang bersimbah air mata kemudian dengan kasar dipagutnya bibir Vanya, disesapnya dengan paksa tetapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Amanda Cinta
kak ini masih ada niat lanjut kah? kalau ada mau tunggu
goodnovel comment avatar
Salra
Yuk lanjut thor
goodnovel comment avatar
Nadhifah Al Indis
kok gak update lagi ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BABY CEO    Chapter 25

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 25Vanya duduk di sebuah bantalan berukuran besar dan empuk yang berbentuk bulat dan diletakkan di atas rerumputan taman seraya memangku seekor anjing poodle berwarna cokelat. Matanya mengawasi Julio yang sedang menyiapkan alat barbeque outdoor, sementara tidak jauh dari Julio, ayahnya sedang memotong-motong ikan segar hasil memancingnya seraya mengobrol bersama Wilson yang sedang menyiapkan bumbu untuk ikan panggang.Pemandangan sederhana seperti itu sudah membuatVanya puas dan meskipun tanpa ibunya di sana, Vanya telah mensyukurinya. Lagi pula mengharapkan ibunya meninggalkan Raul sepertinya sangat mustahil, kehidupan ibunya sekarang adalah kehidupan yang ibunya impikan. Memiliki rumah besar, suami yang kaya raya, dan tidak kekurangan apa pun. Juga karier yang aman dan stabil. Hanya wanita bodoh yang bersedia melepaskannya begitu saja, meskipun demi keinginan putrinya. Vanya bahkan berpikir jika ibunya tahu perbuatan Ares kepadanya pun, ibuny

  • BABY CEO    Chapter 26

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 26Vanya menatap Ares kemudian tersenyum sinis. "Aku harus memberitahu ayahku terlebih dahulu kalau aku pulang ke rumah ibuku, apa hal sepele seperti itu saja tidak bisa kau pahami?" "Kau bisa memberitahu papamu melalui pesan teks atau telepon," kata Ares. Mata Vanya nanar menatap Ares. "Aku ingin bertemu ayahku terlebih dahulu. Paham?" "Baik, biar kuantarkan kau...." "Aku akan pergi dengan Wilson!" potong Vanya dan segera masuk ke dalam mobil Wilson. Wilson mengedikkan bahunya. "Jam sembilan kupastikan Vanya sudah kuantarkan pulang," ucapnya kepada Ares. Kemudian Wilson mengemudikan mobilnya menuju ke tempat yang Vanya inginkan. Wilson merasakan jika Vanya berusaha kuat menahan emosinya menghadapi Ares dan menebak jika hubungan antara persaudaraan tiri itu sedang tidak harmonis. Di samping jok mobil, tadi pagi dia membeli beberapa camilan dan permen. Wilson berinisiatif mengambil sebungkus wafer berlapis cokelat dan menyobek ujung bungkus

  • BABY CEO    Chapter 27

    Hola, enjoy this chapterChapter 27Vanya melongok dari dalam mobilnya, bibirnya yang tipis dipoles lipstik berwarna merah muda pudar menyunggingkan senyum semringah dan matanya menatap Wilson yang setengah berlari menghampirinya."Kau terlihat keren dengan mobil ini," ucap Wilson kemudian membungkuk dan mengecup bibir Vanya."Aku merindukanmu," kata Vanya seraya merengkuh pundak Wilson dan menikmati ciuman pemuda itu. Kemudian keduanya saling bertatapan, Wilson tersenyum tipis seraya menyapukan ujung ibu jemarinya di sudut bibir Vanya. "Ceritakan padaku bagaimana caramu membujuk ibumu agar kau bisa sampai di sini mengendarai mobil ini." Vanya berpindah ke jok samping kemudi, memberikan isyarat agar Wilson mengambil alih posisinya. "Mobil ini Raul yang membeli untuk menyogokku saat hendak menikahi ibuku, tetapi demu orang juga tahu kalau ibuku tidak akan membiarkanku pergi ke sekolah sendiri. Tapi, tadi pagi aku berhasil membujuknya, kubilang kalau sekarang aku tidak pernah membolos

  • BABY CEO    Chapter 28

    Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 28Paginya, Vanya bergabung bersama ibunya, Raul, dan Ares seperti biasa di meja makan. Suasana pagi Minggu itu juga seperti biasanya di mana Vanya lebih banyak bungkam, berbanding terbalik dengan suasana di tempat tinggal ayahnya. Di tempat tinggal ayahnya nuansa kekeluargaan lebih terasa, topik yang dibahas juga seputar masa kecil dirinya dan Julio, sedangkan di tempat tinggalnya topik cenderung mengarah pada pembahasan bisnis dan politik.Ketika Vanya hendak beringsut meninggalkan kursinya, tiba-tiba Tania berkata, "Vanya, hari ini kau tidak perlu keluar rumah lagi." "Ma, ini hari Minggu," ucap Vanya seraya menatap Ares yang tepat berada di seberang meja. "Bukankah dulu hari Minggu juga kau tidak pergi ke mana-mana? Kenapa sekarang kau keberatan?" balas Tania dengan nada datar. "Kemarin kau sudah pergi dari pagi sampai sore, hari ini aku melarangmu keluyuran lagi." "Kemarin aku belajar, Ma, bukan keluyuran," bantah Vanya. Tania menatap Van

  • BABY CEO    Chapter 29

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 29Ares baru saja selesai bermain golf, pria itu menyapu peluhnya yang bercucuran membasahi kulitnya seraya berjalan menuju tempat istirahat dan di sana terlihat Leo duduk menunggunya. Cuaca hari ini cukup panas hingga 36 Derajad Celcius. Tetapi, bermain golf di bawah cuaca terik lebih menyenangkan ketimbang berbicara dengan kepala divisi perencanaan keuangan di kantornya, seorang wanita berusia lima puluh tahun yang ingatannya masih sangat kuat dan ketelitiannya melebihi agen Centro Nacional de Inteligencia*. Namun, bukan ketelitian dan ingatannya yang membuat Ares geram setiap kali berbicara dengan wanita itu. Setiap kali divisi pemasaran merencanakan sebuah program atau proyek, mereka harus berdebat terlebih dahulu dengan wanita itu dan tidak jarang mengharuskan Ares turun tangan untuk beradu argumentasi dengan Nyonya Camelia. Ares yakin jika gaji wanita tua itu dimanfaatkan dengan sangat teliti bahkan 1 sen pun tidak akan luput dari hitunga

  • BABY CEO    Chapter 30

    Chapter 30Ketika Vanya membuka mata, gadis itu mendapati dirinya berada di kamar rumah sakit dengan tipe royal suite yang setara dengan hotel bintang lima. Kemarin sore ketika dokter memeriksanya, Dokter mengatakan dirinya kelelahan, hampir dehidrasi, dan yang paling fatal adalah lambungnya kosong, tetapi malah mengonsumsi kafein sehingga mengakibatkan kesehatannya bermasalah. Kemudian setelah tangannya dipasang jarum infus dan dokter memberikan beberapa suntikan yang dimasukkan melalui selang infus, dirinya tertidur."Ma," panggil Vanya pada ibunya yang sedang duduk di sofa seraya duduk. Penampilannya sangat anggun dan rapi, juga elegan. "Akhirnya kau bangun, Sayang," ucap Tania seraya bangkit dan mendekati ranjang pasien. "Apa kau merasa lebih baik?" Vanya mengangguk. "Ma, aku lapar." Tania tersenyum dengan lembut. "Tentu saja kau lapar, kau sudah tidur dari kemarin. Tunggu sebentar, Mama akan mengambil sarapan dan obatmu." Kemudian Tania kembali dengan nampan berisi makanan be

  • BABY CEO    Chapter 31

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 31"Keluar," ucap Ares. Tatapannya sedingin bongkahan es di Antartika tertuju pada Vanya. "Wilson, sampai jumpa besok," kata Vanya kepada Wilson dengan nada manja diiringi senyum manis. Pandangan Ares mengikuti gerakan Vanya yang membuka pintu mobil kemudian masuk ke dalam rumah lalu pria itu mengalihkan pandangannya kepada Wilson. "Aku tidak melarang kalian berpacaran, tetapi kau juga harus tahu batasan," ucap Ares dengan sikap sama sekali tidak dikatakan ramah.Bibir Wilson mengulas senyum tipis yang sinis. "Batasan mana yang kulanggar?" "Seharusnya kau tidak perlu menjemputnya di rumah sakit." "Kurasa itu tidak melanggar batasan apa pun, Vanya memintaku untuk menjemputnya dan sebagai kekasihnya tentu saja aku tidak akan menolak." Ares tersenyum miring. "Lain kali kau tidak perlu mendengarkan dan memanjakannya." Kemudian Ares berbalik tanpa memberikan kesempatan kepada Wilson untuk membalas ucapannya lalu menyusul Vanya ke dalam rumah da

  • BABY CEO    Chapter 32

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 32Vanya menghempaskan bokongnya di sofa, bibirnya terkatup rapat dan ekspresi cemberutnya semakin bertambah karena Ares membawanya ke kantor. Ada banyak kekhawatiran yang menggelayuti pikirannya karena di ruangan itu menurutnya bukan tempat yang aman baginya, bisa saja Ares akan melakukan hal tidak senonoh lagi padanya dan jika ketakutannya terjadi dirinya tidak memiliki kesempatan untuk meminta bantuan kepada siapa pun. Bahkan jika berteriak hingga pita suaranya terputus sekali pun, sepertinya tidak akaan ada yang menolongnya.Sementara Ares dengan sikap tenang duduk di kursi kerjanya, bekerja seperti biasa seolah-olah di ruangan itu hanya ada dirinya. Tetapi, beberapa kali ia melirik Vanya yang terlihat menampakkan ekspresi tidak senangnya. Ares menyadari kewaspadaan Vanya padanya semenjak kecerobohannya lebih dari sepekan yang lalu, gadis itu memang tidak menampakkan kemarahan, juga ketakutan. Vanya bersikap biasa saja padanya seolah-olah m

Latest chapter

  • BABY CEO    Chapter 90 (end)

    Chapter 90(end)Berita Julio melamar Alana yang selama dua Minggu menghiasi berbagai halaman media sosial dan pencarian internet seketika tenggelam ketika foto cincin di jemari Vanya dan Ares yang diunggah oleh Vanya di media sosialnya satu hari sebelum pernikahan mereka digelar.Berita itu benar-benar menjadi berita yang paling sensasional di tahun ini, bahkan Leandro pun merasa sangat terkejut karena selama ini ia hanya tahu jika Vanya dan Ares tinggal bersama karena Ares-lah yang mengurus karier Vanya di dunia entertainment.Apa lagi Vanya memberikan keterangan bahwa mereka telah saling jatuh cinta sejak Vanya masih duduk di bangku sekolah SMA, hal itu semakin membuat orang-orang membicarakan mereka dengan memberikan komentar miring di kolom komentar. Tetapi, Vanya tidak ingin menggubrisnya karena baginya siapa saja berhak memberikan komentar baik maupun buruk.Pesta pernikahan yang dipersiapkan hanya dalam waktu dua Minggu berjalan sesuai keinginan Vanya dan Ares. Awalnya mereka h

  • BABY CEO    Chapter 89

    Chapter 89Empat tahun kemudian Vanya sedang menjalani syuting, pengambilan adegan kebanyakan diadakan di dalam ruangan yang telah dirancang khusus. Beberapa adegan yang Vanya mainkan adalah adegan perkelahian yang menggunakan senjata tajam dan juga gerakan-gerakan berbahaya yang melibatkan fisik karena ia membintangi film kolosal bergenre Fantasi. Hari itu Vanya telah selesai berdandan, tetapi ia masih mengenakan kemejanya. Belum mengenakan kostum yang akan digunakan dalam pengambilan adegan. Ia berdiri seraya memegangi buku naskah di tangan kirinya dan sebilah pedang palsu di tangan kanannya, di depannya seorang pria bernama Isac Jules juga memegangi buku naskah. Isac adalah pemeran pria utama dan dia merupakan aktor yang sudah cukup lama bergelut di dunia akting, Vanya merasa beruntung karena dapat beradu akting dengan Isac. Isac pria yang sopan dan tidak pernah membeda-bedakan siapa pun, meskipun pengalaman Vanya di dunia akting masih sangat sedikit, Isac tidak segan membantu Va

  • BABY CEO    Chapter 88

    Chapter 88Vanya memasuki tempat tinggal Julio dan langsung menuju ruang di mana Julio biasanya berkutat dengan mainannya yang berupa mesin motor yang telah terpisah-pisah dari rangkanya dan mungkin hanya Julio yang memahaminya."Julio, kurasa kita perlu bicara," ucap Vanya tanpa berbasa-basi, ia sudah muak mencoba menghubungi Julio melalui telepon dan pesan teks tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya.Julio menatap Vanya beberapa saat. "Bagaimana keadaanmu?" "Sangat buruk," jawab Vanya dengan ketus. "Kenapa kau ke sini kalau belum sembuh?" tanya Julio dengan nada acuh lalu kembali menatap benda-benda yang mungkin di mata orang lain menyerupai rongsokan. Vanya mendekati Julio dan mengambil obeng di tangan pria itu. "Apa yang terjadi padamu? Kau mengabaikanku sepanjang waktu, kau bahkan tidak menjengukku di rumah sakit." "Aku sangat sibuk, Vanya. Aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musim panas kali ini dan ini adalah pertandingan terakhirku di timku saat ini." V

  • BABY CEO    Chapter 87

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 87Paginya Vanya meminta Ares membawanya keluar dari kamar inapnya karena merasa bosan di dalam kamar meskipun baru satu malam, ia ingin menghirup udara segar pagi hari di taman rumah sakit. Tetapi, baru saja beberapa langkah berjalan meninggalkan kamar mereka bertemu Rico. Ares berhenti mendorong kursi roda yang diduduki Vanya dan segera menghampiri Rico. "Setelah apa yang kau lakukan, kau masih berani menunjukkan wajahmu di depan Vanya?" ucapnya dan tatapannya sangat mengerikan seolah hendak mematahkan leher Rico saat itu juga. Rico tersenyum. "Aku ingin bicara dengan putriku," sahutnya dengan nada sangat tenang. "Vanya tidak sudi bertemu denganmu." Rico menatap Ares dengan sinis. "Kau tidak berhak melarangku, kau bukan apa-apa baginya." Bukan apa-apa baginya? Jika Rico tahu siapa dirinya bagi Vanya, akankah Rico bisa mengucapkan kalimat sinis itu atau mungkin malah akan menjilat di depannya, pikir Ares.Ares tersenyum miring lalu berkata,

  • BABY CEO    Chapter 86

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 86Mobil Vanya mengalami kerusakan parah, sementara Vanya mengalami beberapa luka ringan dan beberapa jahit di bagian lengannya, beberapa memar di bahu dan jidatnya tidak terlalu serius begitu juga dengan luka akibat serpihan kaca di wajahnya juga tidak ada yang terlalu dalam. Tetapi, ia masih harus dirawat di rumah sakit untuk memastikan adanya luka di dalam tubuhnya yang diakibatkan oleh benturan yang keras. Vanya duduk bersandar di ranjang pasien dan menatap jendela rumah sakit, ia tidak memedulikan Ares yang berada di sana. Ia bahkan tidak menatap mata Ares sedikit pun sejak pria itu tiba di Instalasi Gawat Darurat dengan terburu-buru dan sangat mengkhawatirkan kondisinya saat dokter menjahit luka di lengan Vanya. Ares duduk di sofa yang ia seret mendekat ranjang pasien seraya terus menggenggam telapak tangan Vanya. "Apa ada yang terasa sakit?" Pertanyaan itu sudah Ares lontarkan untuk ke sekian kalinya. Namun, Vanya masih saja tidak mengg

  • BABY CEO    Chapter 85

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 85"Pa, kau di sini?" seru Vanya dan Leandro perlahan bangkit dari kursinya. "Ya. Papa bertemu kenalan lama Papa di sini," ujar Leandro seraya tersenyum canggung. "Tidak menyangka bertemu kau di sini." "Pa, bagaimana kabarmu?" tanya Vanya lalu bergelayut dengan manja di pinggang Leandro."Papa sedikit sibuk dan sangat merindukanmu," ucap Leandro. "Aku juga merindukanmu," kata Vanya seraya menatap Leandro dan tersenyum manja. "Sudah lama kau tidak mengunjungi Papa," kata Leandro seraya membelai rambut di kepala Vanya."Jadwalku sedikit padat akhir-akhir ini. Bagaimana kabar Vanesa?" "Dia merindukanmu dan sering menanyakanmu." Vanya menyeringai. "Aku akan mengunjungi kalian nanti." "Dia pasti akan senang sekali kalau kau datang dan akan menyiapkan banyak makanan untukmu," kata Leandro. Vanya justru menatap Leandro dengan tatapan menggoda. "Kau atau Vanesa? Seingatku, kau yang selalu heboh berbelanja setiap aku mau datang ke rumah kalian."

  • BABY CEO    Chapter 84

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 84Mata kuliah pertama Vanya berakhir pukul dua belas siang dan ia masih memiliki jadwal mata kuliah ke dua jam tiga siang. Jadi, untuk mengisi waktu istirahatnya yang lumayan lama Vanya memutuskan untuk menghubungi Evan, Ares sedang pergi ke Malaysia untuk urusan MotoGP kemudian Vanya mengemudikan mobilnya ke kantor Evan. "Andai Ares sedang tidak pergi ke luar negeri, aku yakin kau tidak akan pernah menginjakkan kakimu ke sini," goda Evan yang menyambut Vanya di lobi kantornya."Jangan coba-coba membalikkan fakta, kaulah yang selalu sok sibuk sampai-sampai hampir tidak memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga," balas Vanya. Evan terkekeh dan merangkul pundak Vanya dengan sangat lembut. "Aku benar-benar sibuk, adikku." Vanya mencebik. "Kalau sangat sibuk, kenapa kau masih punya waktu untuk berkeliaran di lobi?" Evan memiringkan kepalanya menatap Vanya dan sebelah alisnya terangkat. "Ini pertama kalinya kau ke sini, tentunya aku harus m

  • BABY CEO    Chapter 83

    Hola happy reading and enjoy!Chapter 83Barang-barang Vanya telah tersusun rapi pada tempatnya di kamar barunya. Jadi, ia membersihkan tubuhnya kemudian merobek kemasan masker wajah lalu mengenakan masker berbentuk topeng berwarna putih dan duduk berselonjor di atas tempat tidurnya seraya bersandar di kepala tempat tidur dengan menggunakan jubah mandinya yang berwarna ungu. Di kepalanya melilit handuk yang juga berwarna ungu untuk menutupi rambutnya yang masih basah, ia seperti tidak memiliki tenaga lagi untuk meraih pengering rambut. "Boleh aku masuk?" Suara itu membuat Vanya mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Ares berdiri di ambang pintu, masih mengenakan setelan jas lengkap bahkan jepitan dasi pemberiannya masih rapi di tempatnya. Vanya memang tidak menutup pintu kamar karena berpikir jika mereka hanya tinggal berdua, tidak perlu harus selalu menutup atau mengunci pintu meskipun ia memerlukan privasi. "Kau pulang lebih awal?" tanya Vanya seraya tersenyum kepada Ares

  • BABY CEO    Chapter 82

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 82Dua hari kemudian, sekretaris Tania mengetuk pintu ruang kerjanya dan berkata, "Madam, seorang pejabat publik ingin bertemu denganmu." Tania yang sedang memeriksa berkas-berkas di atas meja mendongak. "Bukankah aku tidak memiliki jadwal bertemu dengan salah satu pejabat publik hari ini?" "Seharusnya. Tetapi, dia bilang kalau dia memiliki urusan yang sangat penting denganmu." "Katakan padanya untuk kembali besok," kata Tania kemudian matanya kembali pada berkasnya. "Dia mengatakan kau harus menemuinya hari ini, kalau tidak dia akan...." Tania melepaskan kacamata bacanya dan menekan bagian atas batang hidungnya. "Berani sekali mengancamku, katakan padanya kalau aku sedang tidak bisa ditemui." "Dia menyuruhku memberitahukan mamanya padamu." "Sebenarnya aku sama sekali tidak peduli dia siapa," kata Tania dengan nada jengkel. "Jadi, siapa namanya?" "Namanya Federico Castellano." Sesaat dunia Tania seperti berhenti berputar, ia membeku kemu

DMCA.com Protection Status