"Terima kasih sudah menemaniku menemui kakekku," kata Reyhan saat mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil. "Kita kan memang menikah untuk saling menguntungkan."Reyhan memacu mobilnya menuju ke makam keluarga Keyra. Setelah menemani Reyhan bertemu kakeknya. Sekarang giliran Reyhan menemani Keyra ke makam keluarganya. Sesuai rencana pernikahan mereka. Perlahan mereka akan memperkenalkan pasangan ke keluarga masing-masing. Jika Reyhan mengenalkan Keyra pada kakeknya maka Keyra akan mengenalkan Reyhan ke keluarganya melalui kunjungan ke makam. Makam keluarga Keyra terletak di pinggir kota. Sepanjang jalan mereka bisa menghirup udara segar yang begitu asri. Kota itu dijuluki kota wisata, sebab ada banyak destinasi wisata di sana. Setelah selesai dengan urusan kunjungan makam, mereka melewati sebuah taman bermain, sebuah baliho bertuliskan, nikmati hari indah di taman bermain bersama pasangan dan keluarga anda, membuat Reyhan menghentikan mobilnya. "Haruskah kita mencobanya?" tawar R
Setelah wekeend berlalu. Reyhan dan Keyra sepakat untuk bertemu dengan keluarga Asila. Hajat ayah Asila tentu terlihat sangat jelas, setelah pesta pernikahan anaknya yang menghancurkan kepercayaan Reyhan selaku CEO G.RIO Cooperation, begitu banyak dampak buruk yang menimpa keluarga Asila. Selain proyek yang gagal bekerjasama dengan Reyhan, ternyata banyak investor lain yang enggan bekerjasama dengan mereka. Hal ini tentu saja disebabkan oleh Reyhan yang tidak mau bekerjasama, akibatnya banyak sekali kolega dan pengikut Reyhan yang juga enggan untuk kerjasama dengan keluarga Asila. Sepasang suami-istri itu datang bersama di sebuah hotel bintang lima. "Kamu yakin?" tanya Reyhan sekali lagi. Takut jika Keyra tidak akan sanggup bertemu mereka lagi. Takut jika Keyra mengingat kembali kejadian di malam pesta pernikahan. "Ayo kita selesaikan!" ucap Keyra percaya diri. "Tunggu," Reyhan mencekal Keyra yang hendak keluar dari mobil. "Aku punya rencana." sambung Reyhan. ***Kedatangan Rey
Pertemuan panas antara keluarga Asila dan G.RIO Cooperation tidak akan berhenti dengan mudah. Kedatangan Keyra malah semakin membuat keluarga Asila mati lidah. Tidak ada yang berani bersuara lebih dulu. Keyra merasa begitu puas. Terakhir kali, mereka begitu menyudutkan Keyra, menghina dan menjatuhkan Keyra mati-matian. Sekarang kondisi berbalik seratus delapan puluh derajat. Mereka ketakutan saat melihat Keyra. Sifat yang seperti itu seharusnya salah. Keyra tidak seharusnya merasa senang di atas penderitaan orang lain. Mungkin sudah terkontaminasi dengan sifat Reyhan yang seperti psikopat. Keyra merasa hal itu cukup menyenangkan. "Kenapa kalian diam? Solusi sudah ada di sini." ucap Reyhan sembari menujuk ke arah Keyra. "Apa kalian tidak tahu harus berbuat apa?" tanya Reyhan memojokkan. Asila menggigit kuku jarinya sebelum akhirnya buka suara, "Maafkan aku Key. Tolong jangan bawa masalah ini sampai ke tanah pekerjaan ayahku.""Kenapa?""Huh?" Asila melongo dengan pertanyaan Keyra.
Suara kicauan burung terdengar jelas di kamar Keyra. Sinar mentari perlahan masuk melalui celah-celah jendela Keyra yang sempit. Kebiasaan buruknya yang suka melempar alarm perlahan mulai membaik. Gadis itu tidur nyenyak semalaman, lantas terbangun dengan sendirinya pagi ini. Entah sejak kapan rasanya dunia semenyenangkan ini? Apa ia boleh sebahagia ini? Begitulah bagaimana pikiran alam bawah sadar Keyra yang bergejolak. Semenjak pertemuan dengan keluarga Asila kemarin, dan obrolan hangatnya dengan Reyhan semalam. Rasanya Keyra benar-benar hidup kembali. Setelah lama hidup layaknya robot yang tanpa ekspresi, akhirnya ia mendapatkan kembali secercah emosi jiwanya yang telah lama hilang. "Kamu bisa bangun sendiri?" Reyhan dengan rambut acaknya keluar dari kamar tidur. Melihat Keyra yang tengah membuat sarapan pagi itu. Reyhan seperti robot yang kehabisan energi. Pria itu merangsek masuk menuju ruang makan. Kemudian mengambil tempat duduk secara asal. Jika Keyra bisa dengan nyenyak t
"Aku? Mengganggu orang? kamu gila ya?""Kamu menuduh yang tidak-tidak padaku karena kamu pengecut. Kamu pikir ada orang yang mau menikahi pria sepertimu?""Hentikan, bukankah dia sudah bilang padamu kalau aku pacarnya? Aku yang akan menikahinya!" tandas Keyra. Tidak tahan lagi dengan segala keruwetan itu Keyra akhirnya buka mulut. "Justru kamu yang akan susah menikah. Berlagak seperti orang kaya, mana ada wanita kaya yang perhitungan terhadap rumah suaminya. Setidaknya dia bilang punya bakat untuk memasak dan mengurus rumah, aku pacarnya yang kaya raya ini yang akan menafkahinya. Tidak sepertimu, menuntut banyak hal. Kamu ingin meminta nafkah darinya? Tapi kamu minta dia memasak dan mengurus rumah untukmu, lalu apa kerjaanmu sebagai istri? Dasar tidak tahu malu!""Hey nona. Bercerminlah, jika di rumahmu tidak ada cermin, silahkan hubungi aku. Aku akan membelikan satu truk cermin untukmu," Keyra menyodorkan kartu namanya. "Ingat aku orang yang kaya. Jangakan satu truk cermin, membeli
Meski hidup bergelimang harta. Hazel dan Keyra bukanlah orang yang suka menghabiskan uang hanya untuk makan sekali duduk. Tapi berkat Joe, mereka bisa merasakan nikmatnya makanan kelas atas dengan harga ratusan juga hanya dalam waktu kurang dari satu jam. "Memang ada harga ada kualitas," celoteh Keyra saat sudah selesai makan. "Key, tunggu!" panggil Joe saat Keyra dan Hazel terlihat akan segera pergi. Hazel yang mendengar sapaan Joe semakin dibuat geram. Key? Sejak kapan mereka sedekat itu sampai berani memanggil Keyra dengan sebutan Key. Dengan jelas, Hazel bisa melihat ada bau-bau pendekatan dari si Joe. "Ini, bawalah makanan penutup ini. Ini produksi terbaru kami, grade A." Joe menyodorkan Keyra sebuah box kue dengan warna denim bergaris emas dan dipadu dengan plastik transparan. Belum sempat Keyra meraihnya, Hazel sudah mendahului tangan Keyra, "Jangan membuat kami terlalu banyak berhutang budi. Cake ini aku yang bayar," Hazel mengambil segepok uang seratus ribu dari dalam ta
"Mbak Key, apa rapat tadi akan jadi rapat terakhir kita bulan ini?" Naumi melempar tanya. Beberapa hari terakhir mereka lumayan sering mengadakan rapat tentang kinerja akhir tahun. Ada banyak evaluasi dan bahkan perencanaan kerja untuk tahun berikutnya. "Tidak bisa aku pastikan, tapi kemungkinan besar iya." jawab Keyra datar. "Ah, semoga saja. Aku ingin menghabiskan sisa tahun baruku dengan tenang," sahut Nadine. Obrolan mereka terhenti saat Reyhan dan Yudha melangkah melewati mereka. Ruangan sekretaris yang berdekatan dengan ruang utama CEO menyebabkan Reyhan selalu melewati ruangan itu jika ingin ke ruangannya. Keempat bawahan Keyra menarik napas saat Reyhan lewat, "Huhhh, hah. Sudah 3 tahun aku bekerja di sini tapi masih saja gemetar jika Pak Reyhan lewat." ucap Surya. Napasnya terdengar berat setelah beberapa saat menahan napas karena keberadaan Reyhan. Keyra tersenyum lebar saat melihat kelakuan bawahannya. Senyum yang jarang terlihat itu membuat Naumi, Nadine, Rivaldi dan Su
Keyra dan Reyhan langsung tersentak setelah beberapa detik saling pandang. Keyra yang salah tingkah langsung mencari topik pembicaraan yang lain. "Wah, bagaimana bisa ada kue seenak ini." ucap Keyra gelagatan. "Iya, kue nya enak." sahut Reyhan. Reyhan memutar kotak kue itu. Di sana terpampang nama toko kue yang memproduksi kue tersebut. Nikue Rasa, begitulah tulisan brand pada kotak itu, ada informasi varian rasa dan tanggal kadaluwarsa juga pada kotak tersebut. "Sepertinya aku pernah membaca nama toko ini, tapi dimana ya?" Reyhan merasa tak asing dengan nama itu. Seakan sering melihatnya tapi tak tahu dimana. "Ahhh, bukannya ini toko di dekat jalan masuk ke kompleks ini, dekat gerbang utama, depan apotek." sahut Keyra cepat. Pantas saja nama toko itu terdengar tak asing. Setiap berangkat kerja biasanya mereka akan lewat tempat itu. "Bagaimana kalau kita beli beberapa untuk merayakan tahun baru?" Keyra melempar tanya. "Aku rasa itu ide yang bagus."Setelah menyelesaikan rencana