Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 40. Aku Ingin Hidup Bersama Kamu

Share

Bab 40. Aku Ingin Hidup Bersama Kamu

Author: Desti Angraeni
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Amelia mengerjap. “Itu keponakan aku.” Datarnya, “jadi maksud kamu menemui aku karena mau membicarakan ini? Kalau kamu punya banyak waktu, lebih baik digunakan bekerja kan, bukannya kamu juga pewaris tunggal,” sindirnya.

“Papa sama mama tidak memaksa, orangtuaku membebaskan aku memilih apapun propesi yang aku mau. Mei, salah satu keinginan aku adalah menjadi suami kamu. Kamu mau, kan?” Satu tangan Amelia sudah diraih, tetapi baru saja beberapa detik sudah ditarik paksa oleh si wanita.

“Jangan mengada-ngada!”

“Mei ..., aku serius, aku mau mendampingi seumur hidup kamu, Mei.”

“Tio. Nafsu makan aku hilang saat pertama kali lihat kamu. Jadi tolong jangan menambah buruk suasana hati aku.” Amelia mengelap mulutnya menggunakan selembar tissue saat baru saja menyeruput jus, kemudian hendak berlalu, tetapi Tio segera mencegah.

“Mei, harus berapa ribu kali aku minta maaf supaya kamu memaafkan aku? Atau apa yang harus aku lakukan supaya dapat maaf dari kamu.” Tatapan Tio penuh harapan karena cin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 41. Amelia Tidak Bisa Hidup Bersama Erland

    Kedua mata William memicing. “Kenapa tiba-tiba membicarakan mereka?” curiga segera mengambang karena mungkin Amelia sudah mendengar keadaan saudara kembarnya dari Nitara. Amelia menarik udara cukup panjang. “Erland, tolong jangan sampai Nitara tahu tentang Kenzo. Aku tidak mau dia membenciku karena tahu tentang kita, apalagi kalau sampai Nitara membenci Kenzo.” Saat ini dirinya tidak menyadari jika William sempat menyebut 'Mereka' yang artinya orang selain dirinya. Pun, si pria mengatakannya tanpa sadar. William tersenyum getir karena sikap datar Amelia pada hubungan masalalunya dengan Erland. “Apa kamu tidak merasakan cemburu sama sekali?” Amelia segera mengerutkan dahinya. “Aku sedang membicarakan nasib Kenzo. Kenapa aku harus cemburu padamu dan Nitara.”“Aku selalu tidak habis pikir padahal secara biologis aku ayahnya Kenzo, begitu kan? Tapi kenapa enteng sekali kamu melepaskanku dengan wanita lain, apa benar kamu melihatku sebagai Erland?” Sebenarnya William sudah mendapatkan ja

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 42. Mungkin Aku Harus Menemui Kenzo

    Nitara hanya tersenyum kecil menanggapi pembahasan tentang Erland karena semakin Cristy menyebutkan nama pria itu, keadaan hatinya semakin tidak menentu hingga wanita ini lebih banyak menyahut dan mendengarkan. Kini, pembahasan Cristy beralih pada Kenzo. “Aku melihat kemiripan Kenzo sama Amei, Amei seperti ibunya saja. Hihi ....”“Mana mungkin begitu, andaipun mirip paling cuma kebetulan.” Nitara terkekeh ringan karena pergantian topik yang dilontarkan sahabatnya.“Aku juga berpikir begitu, tapi anehnya kenapa Kenzo juga punya wajah Erland!” Cristy ingin menyangkal, maka kemarin dirinya tidak mengungkapkan pemikirannya pada Amelia.“Kamu salah lihat. Mana bisa!” Nitara segera berusaha membuang pemikiran tidak jelas Cristy sebelum menjadi fitnah tidak benar. Mendengar kalimatnya Cristy tertawa renyah.“Aku memang sangat aneh, bisa-bisanya berpikir begitu. Hihi ....” Seolah Cristy berhenti memikirkan kejanggalan di matanya, tetapi sebenarnya kemiripan Kenzo dan Erland masih terbayang. K

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 43. Pertemuan William dan Kenzo

    Hari berganti, William menghubungi Amelia pagi-pagi sekali. “Ayo kita olahraga bersama.” “Kamu bercanda?” Amelia sangat tabu dengan ajakan William karena sejak awal mereka bertemu dan berbicara, pria ini tampak dingin dan datar, tetapi sekarang seakan kehangatan mulai ditunjukan. “Tidak. Aku ingin bertemu kalian.” Suara lembut William. “Heuh!” Amelia mengerjap kecil, kemudian menatap Kenzo yang sedang mengeksplor tempat tidurnya, “maksudnya?” “Kamu dan Kenzo. Bawa bayi kita.” Kalimat William ini untuk membujuk si wanita supaya membawa balita yang dikatakan Cristy sangat mirip dengan dirinya dan Erland. Pria ini ingin memastikan kemiripannya. Amelia menimbang keputusan dengan singkat seiring memandangi bingung ke arah Kenzo. “Tapi jangan bawa Kenzo sekarang, aku masih mau menghabiskan banyak waktu sama Kenzo selama mama dan papa belum pulang.” William terkekeh kecil, “Mengapa kamu terdengar begitu cemas seakan takut aku memisahkan kalian. Tenang saja, aku hanya ingin bertemu denga

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 44. Wajah William dan Amelia Menyebar di internet

    Berita miring segera menyebar karena warga net menyimpulkan lain dari foto yang sudah tersebar ini, tetapi Amelia tidak mengetahui apapun. Namun, tidak sampai satu jam William segera mendapatkan laporan dari Tio. Pria yang notabene mantannya Amelia segera menghubungi. “Sedang apa kamu bersama Amei. Jangan bilang kau mendekatinya!” Darahnya segera mendidih.“Kamu tahu? Di mana kamu?” Tatapan William mengitari persekitarannya.“Aku di rumah. Sial sekali kalau sahabatku sendiri mengincar wanitaku!” rutuk kecil Tio saat menyindir.“Hei, jangan salah paham.” Santai William saat menjelaskan.“Lalu kenapa kalian bisa bersama?”“Katakan dulu, siapa yang memberi tahumu?”“Wajah seorang pria bernama William sudah menyebar di internet, periksa saja!”“Apa!” William segera memutus panggilan untuk memeriksa kabar tentang dirinya. Ternyata benar, wajahnya bersama Amelia dan Kenzo terpampang jelas di sana. “Sialan!”“Ada apa?” Amelia kembali menggendong Kenzo karena putranya sudah kelelahan dan bers

  • Ayah Untuk Anakku   Bab. 45 Pikiran William Mengarah pada Hal Insten

    Di ruangan dengan penerangan minim, seorang pria mulai menunjukan reaksinya. Jemarinya bergerak. Erland mulai mendapatkan kesadarannya kembali, tetapi itu tidak bertahan lama dan sayangnya tidak satu pun mengetahui perkembangannya walau seorang perawat sudah mengawasi hampir dua puluh empat jam karena pergerakannya hanya pergerakan tipis dan singkat.Bagaswara sibuk menemani istrinya yang rutin cek kesehatan di rumah sakit terbesar di kota ini. “Bagaimana keadaan istri saya?”“Belum menunjukan perubahan baik,” tutur dokter hingga membuat Bagaswara hanya mendesah pelan.“Bagaimana caranya supaya istri saya kembali normal atau setidaknya segera membaik walau perlahan?”“Hanya waktu yang menjawab, tapi kami akan mengusahakan yang terbaik.”“Baiklah.” Bagaswara tampak sangat tidak bersemangat mendengar kabar istrinya yang selalu tidak memuaskan. Ditambah sekarang William sedang tersandung kasus, dirinya sangat takut hal ini akan semakin memperburuk keadaan Miranda serta keluarganya.Sekem

  • Ayah Untuk Anakku   Bab. 46 Amelia dan Nitara adalah Wanita Baik-Baik

    “Will, jangan mengada-ngada seperti ini.” Bibir Nitara bergetar ketakutan menyaksikan sikap William yang bagaikan orang lain. Tatapan William tidak beralih dari kedua mata indah Nitara yang tidak dapat fokus menatapnya, selalu saja bola mata indah itu bergerak-gerak seolah merasakan sebuah ancaman. “Aku tidak mengada-ngada, Sayang.” Suara bariton William masih sangat sensual. “Will, aku mohon. Kita bisa melakukannya setelah menikah.” Kini, Nitara menunjukan ketakutannya dalam ekspresi bahkan bibirnya memucat. William tidak ingin menerima penolakan, tetapi karena ini Nitara-wanita yang dicintainya maka dirinya memilih mengalah. Perlahan, tubuhnya meninggalkan tubuh indah sang kekasih. “Aku minta maaf.” Pelipisnya dipegangi bersama ekspresi penuh penyesalan. Nitara segera bangkit saat William bergelut dengan penyesalan. “Will, kita pulang saja.” Bibir Nitara masih bergetar. William baru saja memerlihatkan wajahnya lagi, menatap Nitara bersama puing-puing rasa malu. “Iya, Sayang.” Tu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab. 47 Apa Amei dan Kenzo Bisa Hidup dengan Erland?

    “Mei, apa kamu pernah tidur dengan seorang pria?” pertanyaan Nitara pada Amelia. “Hah, tidur dengan pria!” kaget Amelia saat mendapatkan panggilan telepon dari sahabatnya. Jelas saja pertanyaan Nitara membuatnya berkeringat dingin, “mak-sudnya?” Suaranya mulai gagap. “Aku grogi. Tadi William memintaku tidur dengannya!” ceplos Nitara saat bercerita selayaknya pada seorang sahabat. “O-ya.” Senyuman hambar Amelia yang masih berkeringat dingin. ‘Apa Tara tahu kalau William adalah Erland-pria yang pernah tidur denganku dan memiliki Kenzo?’ “Iya Mei ..., bagaimana ini. Apakah wajar kita melakukannya sebelum menikah, dan apakah William akan benar-benar menikahiku setelah aku memberikan segalanya?” Senyuman Amelia semakin hambar bersama rasa takut. “Tara, kamu bahas apa sih. Kenapa kamu harus menanyakannya padaku. Aku ..., mana tahu.” Senyuman lebarnya tanpa makna apapun selain kegelisahan. “Ini sih menurut pandangan kamu saja. Bagaimana, Mei?” Dari kalimat Nitara, Amelia belum bisa men

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 48. Selera William dan Erland Berbeda

    Pagi-pagi sekali William membuat keributan di kediamannya yang bak istana. “Pa, tadi William melihat pergerakan jari Erland. Apa ini pertanda Erland akan segera bangun!” Ekspresinya begitu antusias, begitupun Bagaswara padahal beberapa detik lalu dirinya sedang sangat bersedih karena keadaan istrinya yang sulit membaik. “Apa kamu yakin?” pertanyaan memburu Bagaswara. “Yakin Pa. Baru saja William melihatnya.” Tawa bahagia menjadi bagian pelengkap dalam kabar yang dibawanya. Segera, Bagaswara melangkah menuju kamar putra bungsunya. Ditatapnya Erland yang bak malaikat kecilnya dulu, di hari kelahirannya. “Nak, bangunlah, kami menantikan kehadiranmu kembali.” Tatapan penuh harapan Bagaswara, begitupun dengan William. Perawat sedang sibuk mencatat dan mengawasi. Kondisi kesehatan Erland selalu stabil walaupun tubuhnya sudah sangat kurus, terbaring selama dua tahun bukanlah hal mudah, pria ini bertahan menggunakan alat termasuk asupan gizi yang diterimanya, dirinya sudah berjuang sejauh i

Latest chapter

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status