Share

Bab 246

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selama hampir satu minggu William hidup di dalam kesedihan, selama itu juga Erland mampu merasakannya hingga akhirnya William memutuskan menceritakan hal ini pada Bagaswara berharap bisa mengurangi sedikit kesedihannya.

Saat Bagaswara mendengar cerita pilu tentang cucunya, dia dapat merasakan rasa sakit William dengan sangat dalam. Pelukannya begitu lama menangkup tubuh sang putra yang lebih besar darinya. “Nak, bersabarlah ... Papa di sini, mama dan semua keluargamu ada di sini. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan.” Saat ini hatinya sangat perih sebagaimana yang dirasakan William, tetapi Bagaswara mengerti maksud putranya bercerita, William ingin membagi kesedihan hingga mengikis perih yang menggerogotinya.

“Tara tidak tahu. Hanya Erland dan Papa yang tahu ....” William masih berada dalam pelukan ayahnya-salah satu tempatnya mengadu. Ayah dan ibu adalah sosok terakhir pelariannya saat suatu masalah tidak dapat terselesaikan.

“Ya, biarkan Tara dan mama, jangan sampai keduanya tahu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 247. Aku Akan Meminta Milikmu

    Amelia menceritakan pertemuannya dengan dokter kandungan, wanita yang selalu menjelaskan dengan rinci tentang perkembangan putri mereka hingga membuat Erland mendengarkan sampai akhir seiring memasang wajah bahagia. “Syukurlah, putri kita sangat menyayangi ibunya. Maka dari itu kita selalu mendapatkan kabar baik dari anak kita.” Belaian lembut telapak tangannya segera menyapa perut buncit Amelia.“Bagaimana kalau kita mulai menyiapkan nama.” Antuasias Amelia.“Boleh. Tapi aku belum punya ide.” Erland melonggarkan dasinya saat menyahut ceria karena baru saja tiba dari perusahaan.“Tidak apa, kita pikirkan berdua. Aku juga belum punya ide kok,” kekeh gemas Amelia karena akhirnya dia bisa menyiapkan nama anaknya bersama sang suami, tidak seperti Kenzo dulu.“Nama seperti apa. Nama pasaran atau mungkin kamu mau nama dari bahasa romawi, yunani atau nama-nama orang mata sifit,” kekeh kegelian Erland.“Ish, tidak perlu seribet itu ....” Amelia memiliki nama biasa saja, tetapi cantik. Dia jug

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 248. Harus Menghindari William

    Langit hanya menurunkan grimis, gremiricik air yang tidak lebat sama sekali walau mampu menempus pakaian jika terlalu lama berada di bawahnya. Sama halnya dengan pengalaman hidup Erland kali ini. Dirinya selalu mengiyakan hal-hal kecil yang William minta, tetapi akhirnya kini William menginginkan hal paling besar hingga membuat sambaran petir di dadanya. “Jangan mengada-ngada.” Raut wajahnya berubah dingin, bahkan melebihi udara di sekitar mereka.“Aku tidak mengada-ngada sama sekali. Aku ingin meminta milikmu yang ini, aku ingin bertukar,” lugas William dengan tatapan yang tidak pernah kabur dari Erland.“Will!” pekik Erland yang tidak habis pikir dengan isi kepala William.William masih memandangi Erland seolah tidak pernah ragu. “Anak kami cacat. Sekarang aku bisa menerimanya dengan lapang dada walaupun masih menyisakan kesedihan, tapi bagaimana dengan Tara. Tara akan sangat sedih saat pertama kali bertemu dengan anak pertama kami, anak yang selama ini dinantikan. Bahkan Tara sempa

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 249. Kamu Saudaraku Satu-Satunya

    Amelia dan Erland menceritakan rencana kepergian mereka pada Adhinatha dan Sopia hingga keduanya terhenyak kaget mendengar kabar mendadak seperti ini. “Kapan kalian akan pergi?” tanya Adhintha yang tidak akan melarang walaupun dia akan sangat mencemaskan Amelia karena lagi-lagi putrinya harus melahirkan tanpa kehadiran orangtua di sisinya.Erland memberikan jawaban dengan lugas, “Saat mendekati kelahiran.”Sopia menyahut cemas, “Tapi apa tidak berbahaya bepergian saat mendekati waktu melahirkan. Lagipula Amei tidak bisa pergi begitu saja, Amei harus memeriksakan kandungannya dulu untuk memastikan keamanan ibu dan bayi.” Berbeda dengan Adhinatha, Sopia mencoba menahan.“Erland tidak akan melupakan itu, Ma.” Senyumannya ditambahkan bersama pembawaan santai berharap Sopia tidak lagi mencemaskan putrinya.Amelia melanjutkan, “Ma ... kalaupun Amei tinggal di luar negeri, Amei akan baik-baik saja kok. Amei sudah melakukannya saat mengurus Kenzo.”“Tapi kan Sayang ....” Sopia hendak berbicar

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 250. Cristy dan Erland Akan Bertemu

    “Wil,” sapa Cristy saat dirinya nekad ingin menemui Erland karena sudah sejak lama pria itu selalu menolak kehadirannya.“Hi,” sapa kecil William yang sedang tidak berminat bertemu dengan siapapun.“Kamu di sini. Bukankah kalian memiliki gedung berbeda?” Tatapan Cristy mengarah pada bola mata William yang diisi kalut, wanita ini mampu melihatnya hanya saja dirinya mengira jika William sedang terlalu sibuk dengan bisnisnya.“Ya, kami memiliki gedung berbeda. Aku hanya sedang berkunjung. Eu ... maaf, aku tidak dapat berlama-lama di sini.” William ingin menghindari percakapan panjan lebar.“Eh, tunggu!” Cristy segera mencegah saat William hendak melangkahkan kakinya. “Apa Erland ada di dalam. Aku ingin memberikan hadiah untuk Kenzo.” Sebuah paper bag berukuran kecil diacungkan. Kemarin, niatnya ingin memasak makan siang untuk Erland, tetapi mungkin Amelia sudah membuatkan makan siang dan mungkin makan siang darinya berakhir di tangan oranglain atau di tempat sampah. Maka, hari ini Cristy

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 251. Obat Tidur Dalam Cake Milik Erland yang Diberikan Cristy

    Pada sore harinya, Erland memang mengunjungi butik milik Cristy. Heran, itu yang ada di dalam benak Erland saat ini karena sahabatnya terlihat berbeda, kali ini penampilan Cristy sangat feminim dan manis dengan balutan dress padahal biasanya penampilannya selalu elegant.“Selamat sore ... akhirnya kamu datang juga,” sambut Cristy dengan ramah dan manis sebagaimana penampilannya.Erland menunjukan senyuman kecil untuk menyahut, “Aku pasti datang karena aku sudah mengatakannya.” Kekeh kecil menjadi penambah kalimatnya, tetapi justru di mata Cristy raut wajah Erland yang seperti itu sangat memesona hingga membuat kekaguman dalam hatinya semakin membuncai saja.“Baiklah ... aku percaya kalau kamu tipe pria yang dapat dipercaya. Hihi ....” Sikap manis Cristy semakin manis saja. “Duduklah.” Pun untuk sikap yang ini, dirinya sangat manis dan anggun. “Mau minum apa?” Senyuman ditambahkan di atas permukaan wajah berseri dan indah, Cristy menjamu Erland layaknya seorang istri.“Apa saja.” Senyu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 252

    Erland kembali menyuap potongan cake untuk menghargai Cristy, saat ini sahabatnya semakin sering mengatakan supaya dia menghabiskan cakenya hingga Erland merasa penat. “Maaf, aku tidak dapat menghabiskan cakenya, aku sudah minum kopi kalau ditambah banyak makan cake akan terlalu banyak asupan gula ke dalam tubuh,” kekeh hangatnya saat menolak perintah Cristy yang selalu menyuruhnya menghabiskan semua cake.“Tenang saja semua gulanya aman kok!” Cristy segera melontarkan alasan.“Walaupun aman, aku harus tetap berjaga-jaga,” kekeh Erland lagi. Totalnya setengah dari potongan cake yang di makan Erland hingga membuat Cristy tidak puas.‘Seharusnya tadi aku menambahkan dua tablet!’ Gerutunya.Erland mulai berpamitan, “Aku harus pergi sekarang, lagi-lagi aku harus meminta maaf karena tidak dapat berlama-lama. Terimakasih suguhannya.” Pamitnya ini termasuk isyarat agar Cristy segera memberikan hadiahnya, jadi dia bisa pergi dengan cepat.“Sayang sekali ....” Cristy mulai merajuk, tetapi kemu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 253

    Kini, Erland tertidur seolah dalam keadaan pingsan hingga dua orang satpam harus membantu memindahkan tubuhnya. Hal ini membuat Bagaswara dan Miranda cemas. “Pa, apa yang terjadi pada Erland ....” Wanita ini seolah tercekik kekhawatiran saat melihat kondisi putranya.“Mama tenang dulu, Papa akan memanggil perawat untuk memeriksa Erland.” Bagaswara merasakan cemas yang bertumpuk, tetapi dirinya harus tetap tenang.‘Apa, perawat! Kalau orang medis mungkin akan dengan mudah menebak penyebab Erland tertidur sampai seperti ini. Gawat!’ Cristy sangat cemas, tetapi dalam keadaan mendadak seperti ini membuatnya tidak dapat memikirkan alasan tepat. ‘Astaga ... bagaimana ini ....’Panggilan sudah terhubung, Bagaswara mengundang perawat yang dulu menemani masa pemulihan Erland. “Tidak biasanya Erland tertidur seperti orang pingsan, tolong periksa putra kami!” Suaranya memang terkesan santai, tetapi wajahnya tidak sesantai itu.“Apakah ada ciri-ciri khusus? Tolong sebutkan hal-hal janggal yang mu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 254

    Ingin sekali menghubungi Amelia, tetapi William menempel padanya. Jadi Nitara tidak dapat melakukan apapun. Setelah menyesap kopinya, William berkata, “Sayang, kalau Erland menginap besok pagi aku akan ke rumah papa.”Nitara mengeryitkan dahinya heran, “Kenapa tiba-tiba ke rumah papa?”“Ada yang harus aku bicarakan dengan Erland,” kekeh William saat sikapnya dibuat tenang.“Oh ....” Nitara tidak curiga sama sekali karena memang Erland dan William sedang menata perusahaan masing-masing jadi pasti kedua saudara itu sibuk dengan urusan bisnis. Sebuah kue kering disodorkan. “Aku barusaja membuat kue tadi siang.” Senyuman manisnya. William segera menerima karena ini sangat spesial.“Pasti sangat enak.” Sedikitnya, suasana hati William terobati. Kehadiran Nitara memang menjadi salah satu orang yang dapat menjadi obat di kala kalut.Erland terbangun pukul sepuluh malam, matanya terbuka perlahan, tetapi segera tubuhnya bangkit. “I, ini ...!” Tatapannya menyusuri sekeliling.“Selamat malam, Tu

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status