Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Sengaja Mengikuti!

Share

Sengaja Mengikuti!

Author: MeilyyanaM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suara tangisan baby twin mengalihkan perhatian Clarita, wanita bergegas masuk ke dalam rumah, tak lupa ia mengunci pagar dan menutup kembali pintu utama rumahnya. Ia menghampiri baby Yandra yang menangis dengan mata terpejam. Dengan sigap, wanita berusia 22 tahun itu melepas apronnya dan bergegas mengendong Yandra. Ia meraih botol asi yang selalu tersedia di lemari pendingin kecil di kamarnya, Dean membelikannya dengan maksud agar sang Kakak tak perlu kesulitan jika menyimpan asi juga mempersingkat waktu jika baby twin menangis di tengah malam.

Clarita menggendong putrinya dengan lembut, ia mengusap lembut punggung Yandra seraya menimangnya dengan nyanyian lirih. Tak lama tangisan putranya mereda, kini ia bisa bernapas lega. Setelah Yandra kembali tertidur pulas, Clarita meletakkannya kembali ke atas kasur dan menjaganya dengan guling. Setelah itu ia kembali mengenakan apronnya dan berjalan menuju dapur.

Ia harus segera menyelesaikan sample

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Untuk Anakku   Tetap Bar-Bar!

    “Ya saya?” jawab Clarita tanpa rasa takut. “Sekarang anda silakan memilih pergi dari sini dan jangan ganggu adik saya atau anda nekad dan saya akan pastikan anda akan meringkuk di penjara.”Pria itu meringis mendengar ancaman dari wanita yang ia pikir kakak dari Dean. Tanpa mengucapkan kata, pria itu segera berlalu menggunakan motor trail miliknya. Dean menghela napas lega, ia memeluk Clarita dengan tubuh bergetar. Clarita membalas dekapan adiknya dan mengusap punggung sang adik lembut.Interaksi Clarita dan Dean ternyata menjadi pemandangan bagi pria yang masih menunggu barang-barangnya tiba. Atma dan Bara mengamati kejadian tersebut dari depan rumahnya. Bara menatap Clarita tak percaya, wanita yang ia kira lemah ternyata mampu bersikap tegas, bahkan ia tak berani menatap lama tatapan Clarita yang begitu mematikan.“Gila, ternyata doski Atma versi cewek! Tajam banget bos! Sudah kayak pisau

  • Ayah Untuk Anakku   Kita Gak Sedekat itu

    Clarita terus mengingat ucapan Bu Rt, ia memikirkan pria yang telah merenggut mahkota berharganya. Clarita tak bisa sepenuhnya menyalahkan pria itu, karena dirinya juga menikmati malam di mana semua penderitaannya dimulai. Walau ia dalam pengaruh obat perangsang namun tetap saja, ia menikmati dan mengizinkan pria itu menyentuh setiap lekuk tubuhnya.Sama halnya dengan Clarita, pria berwajah tampan yang kini tengah duduk di balkon rumahnya itu memikirkan ucapan Bu rt. Ia juga menyadari kesamaan wajahnya dengan Yandra walaupun hanya sepintas lalu. “Jay!” pekik Atma dari balik pintu kamarnya. “Gue masuk ya?” tanyanya setelah itu membuka pintu kamar Atma.“Gue belum bilang iya,” sindir Atma kala sahabatnya duduk di ranjang kamarnya.“Toh lu juga bilang iya ‘kan? By the way, gue kepikiran sama ucapan bu rt deh, jangan-jangan cewek yang selama ini lu cari itu Clarita. Se

  • Ayah Untuk Anakku   Pria yang Merenggutku?

    Mobil Atma melaju membelah jalanan kota Semarang, di sampingnya duduk seorang wanita dengan bayi mungil dipelukannya, sedangkan dikursi belakang terdapat bayi mungil yang tengah tertidur lelap. Sesekali Atma dan wanita itu menoleh mengamati pergerakan kecil dari bayi mungil itu.“Cla, boleh aku berbicara?” tanya Atma dengan nada lembut.Kening wanita yang duduk di sampingnya berkerut, menandakan jika ia bingung dengan sikap ataupun pembicaraan pria yang berada dibalik stir kemudi. “Kenapa?” tanyanya setelah sekian menit terdiam.“Ke mana suami atau ayahmu?” tanya dengan berhati-hati. “Jika kau tak mau menceritakannya tak apa, aku hanya sedikit penasaran.”Clarita membuang mukanya, ia menatap jalanan pagi itu. Hijaunya tanaman di tepi jalan, dihiasi dengan kursi taman juga beberapa pedagang kaki lima yang berjejer rapi di tempatnya. “Aku … t

  • Ayah Untuk Anakku   Tulus Peduli Padaku?

    Clarita bergerak mundur, ia seakan takut dengan sosok yang berdiri di depannya. Dengan cepat, Clarita membalik tubuhnya dan berjalan menjauhi wanita yang mengenakan setelan kantor. Atma yang tak mengerti pun memilih untuk mengikuti langkah kaki Clarita. Wanita berusia 22 tahun itu berjalan tak tentu arah, ia nyaris menabrak rak berisi barang pecah jika saja Atma tak menahan bahunya.“Peganglah.” Atma mengulurkan tangannya, karena panik Clarita pun mengikuti ucapan Atma. Wanita itu menoleh sejenak, lantas kembali berjalan cepat dengan bantuan Atma.Wanita itu tampak mengikuti langkah kaki Clarita, wanita berpakaian kantoran itu bahkan meninggalkan trolli belanjaannya.“Clarita tunggu!! Clarita tunggu!” pekiknya seraya mengejar Clarita yang semakin menjauh darinya. “Cla dengarin aku dulu‼ Cla kamu gak bisa kabur-kaburan terus‼ Cla ini bukan salah aku‼” ujarnya. Suaranya yang menggema ten

  • Ayah Untuk Anakku   Bayi itu Bukan Anakmu?

    “Siapa wanita yang bersamamu?” tanya Mahen menatap sang Putra lekat-lekat.Atma tersentak namun ia dengan cepat mengubah ekspresinya. “Bukan siapa-siapa,” ujarnya seraya berjalan menuju kursi kerjanya.Mahen tak puas dengan jawaban yang dilontarkan putranya ia pun menyusul langkah kaki Atma. “Apa dia yang membuatmu enggan menikah?”Atma menghentikan langkah kakinya, ia menoleh dan menatap datar pria yang berstatus ayahnya itu. “Jika iya apa peduli ayah?”“Aku peduli,” tukas Mahen cepat, Atma menunggu kelanjutan ucapan pria itu. “Aku akan membatalkan semua wanita yang mengajukan diri, dan membiarkanmu hidup bahagia dengannya. Dengan satu syarat, bayi itu bukan anakmu.”“Bagaimana jika ia bayiku? Apa yang akan kau lakukan?”Mahen mengendikkan bahunya lantas melangkah menuju pint

  • Ayah Untuk Anakku   Bosan dengan Tubuh Nikmat?

    Dean bergeming, tubuhnya bergetar tatapannya menyiratkan rasa takut. Clarita bangkit dari duduknya, ia kemudian berjalan menghampiri Dean. Mendekapnya sejenak. “Dia datang, Mba.” Hanya dengan dua kata yang wanita muda itu ucapkan, Clarita sudah mengerti siapa yang ia maksud.“Biar mba yang keluar,” ujar Clarita hendak melangkah keluar.Dean menggeleng dan mengucapkan, “Jangan Mba, dia … bersama gengnya.” Manik Clarita membulat sempurna.“Ada apa?” tanya Atma yang tak mengerti maksud Dean.“Pria tadi pagi datang lagi,” ujar Clarita menatapnya sejenak lalu kembali mendekap tubuh gemetar Dean.“Gak ada kapok-kapoknya tuh laik yah!” gerutu Bara tampak geram dengan sikap pria di luar. “Biar gue saja,” lanjutnya seraya bangkit dari posisinya.Dean dan Clarita membiarkan pria

  • Ayah Untuk Anakku   Terima Kasih, Om

    “Kenapa?” tanya Clarita seraya menatap Atma bingung, Atma pun menggeleng. Clarita pun kembali mengolah adonannya. Ia mengerjakan setiap pesanan dengan sungguh-sungguh karena mereka adalah pelanggan pertama dan jembatan untuk Clarita mendapatkan pelanggan lainnya.Waktu semakin larut, adzan ashar telah berkumandang bertepatan dengan Clarita memasukkan adonannya ke dalam oven. Ia pun melanjutkan aktivitasnya dengan meracik sayur mayur untuk santapan makan malamnya. Kehadiran Atma di rumahnya sedikit banyak membantu meringankan pekerjaan wanita berusia 22 tahun itu, lelaki itu membantu Clarita menjaga juga memberikan asi dalam botol pada baby twin.Malam ini Clarita akan memasak sup ayam dengan perkedel kentang, tak lupa wanita itu menanak beras. Setelah urusan makan malam selesai, Clarita bergerak memasak air panas untuk mandi baby twin. Ia menyiapkan baju tidur milik baby twin.Saat Clarita tengah memandikan b

  • Ayah Untuk Anakku   Benda Kenyal itu?

    "Ah iya, De. Kenapa?” tanya Clarita terkejut mendapati Dean berdiri di belakangnya. Dengan cepat Clarita menutup aplikasi tersebut dan menyimpan ponselnya.Sejujurnya, Dean telah lama menaruh curiga pada Clarita. Pasalnya ponsel wanita itu tergolong ponsel berharga bahkan harganya setara dengan motor keluaran terbaru. Sedangkan ia tahu jika Clarita selama ini kesulitan mencari uang. Namun, Dean tak sampai hati untuk menanyakan hal privasi sampai sedalam itu, ia pun mencoba berbaik sangka dengan berpikir jika itu peninggaln berharga dari seseorang untuknya maka Clarita tak mau menjualnya.“Ah enggak kok, ayo mba sarapan.” Dean mengambil posisi duduk di kursi yang berhadapan dengan Clarita wanita itu menyendokkan nasi dan lauk pauk ke dalam piringnya. Kemudian menyantap hidangan dengan wajah ceria. Ia melupakan kecurigaannya kala suapan demi suapan masakan Clarita masuk ke tenggorakannya.Saat asyik menik

Latest chapter

  • Ayah Untuk Anakku   Kembang Api Perpisahan

    “Saya sebagai orang tua kandung Danila Ayudia tentu menyerahkan semua keputusan di tangan putri kami. Kebahagiannya adalah kebahagian kami juga,” sahut Ganesha mengabaikan pertanyaan Danila. “Apa? Orang tua kandung? Maksudnya?” tanya Danila bingung ia pun melemparkan tatapan menuntut ke arah Bram. “Sayang, Tante Ratasya dan Om Ganesha adalah orang tua kandung kamu, yang selama ini disembunyikan oleh Pak Brahma, mereka –“ “Apaa‼” pekik Danila tak percaya. “Jadi? Yang kalian bicarakan saat persidangan itu aku?” tanya Danila tak percaya. “Iya sayang, kami memang orang tua kandungmu. Semua bermula dari … .” Ganesha mulai menceritakan awal mula Brahma merebut Danila darinya. Mulai saat Brahma merebut harta miliknya hingga ke kasus penculikan juga penyekapannya. Danila menyimak ucapan orang tuanya dengan begitu seksama, ia tak mau terlewatkan barang satu kata pun. Hingga ia sampai pada cerita tentang percobaan pembunuhan yang Brahma lakukan pada mereka, Danila mengeram tertahan, selama

  • Ayah Untuk Anakku   Bram Menjual Danila?

    “Aku ingin selalu seperti ini selamanya? Bisa ‘kan?” “Kamu ini bikin mas hampir jantungan saja. Sayang, hanya maut yang bisa memisahkan kisah cinta kita. Aku akan selalu berusaha selalu berada di sampingmu,” tutur Byan membuat hati Clarita menghangat dan kupu-kupu si perutnya berterbangan. “Mas nanti malam kita pakai ini saja ya? Acaranya kan di tepi pantai, aku juga gak bisa kalau pakai baju terbuka, alergi dingin. Untung suami aku gak dingin,” canda Clarita seraya menatap sang Suami manja. “Sayangg,” ujar Byan salah tingkah, pria itu menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal itu. Matahari pun mulai bergeser, menyisakan langit berwarna jingga dengan suara hiruk pikuk mobil yang berlalu lalang. Clarita baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepalanya, sedangkan sang Suami masih berkutat di meja kerjanya yang bersebelahan dengan kamar tidur mereka, Byan sengaja mendesain ruang kerjanya di dalam kamar hanya dengan memberi sekat kaca yang membatasi antara kama

  • Ayah Untuk Anakku   Sebentar Saja

    “Perusahaan koleps, seluruh perusahaan besar menunda penanda tangannya MOU. Harga saham menurun drastis, beberapa vendor menagih pelunasan segera, kau ke mana saja?” ucap Mahen seraya membiarkan putranya membaca seluruh isi mapnya.“Kita bisa menangani ini sem –““Dengan cara apa? Sekarang saja perusahaan sudah tak ada kerja sama, oke masih ada tetapi itu hanya project remahan, kamu pikir itu bisa membayar semua tagihan? Belum lagi gaji pegawai. Seharusnya kamu memikirkan itu, kamu fokus membesarkan perusahaan ini bukan justru sibuk mengurus wanita dan anaknya yang penyakitan itu!”“Shut up, Pah! Apa papah tahu aku jadi seperti ini karena siapa? Karena anda! Anda yang selalu mengagalkan percintaanku anda yang selalu menghancurkan urusan hidupku sendiri. Kenapa? Karena anda terlalu ingin terlihat sempurna, padahal anda jauh lebih busuk daripada bangkai tikus.” Atma ber

  • Ayah Untuk Anakku   Bukan Barbie di Minimarket

    “Gak papa kok, ya sudah kita masuk lagi yuk? Kayanya sudah waktunya mulai lagi persidangannya.” Mereka pun mengangguk setuju dengan ucapan Byan. Mereka pun kembali berjalan beriringan memasuki ruang sidang, siang ini mereka akan mendengar keputusam hakim atas perbuatan Brahma bertahun-tahun lalu.“Mas,” lirih Clarita mencekal lengan Byan. Pria itu menoleh dan menatap teduh sang Istri. “Aku takut.”“Pasrahkan semua ke Allah, ya. Semua akan baik-baik saja.” Clarita menghela napas seraya mengeratkan genggamannya di tangan sang Suami.Hakim dan seluruh jajaran pun mulai memasuki ruangan, setelah itu Brahma selaku tersangka utama telah hadir kembali di ruang sidang. Setelah persidangan kembali dibuka Jaksa penuntut umum kembali membacakan dakwaannya.“Dengan ini, kami memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada Brahma Wijaya dengan pasal tersebut selama 25 tahun kurungan.”Bola mata Clarita nyaris terlepas dari tempatnya kala mendengar putusan hakim kepada pria yang selama ini anggap sebag

  • Ayah Untuk Anakku   Meminta Imbalan

    “Kita hanya bisa berpasrah diri, Dan. Kita sudah berusaha menegakkan keadilan semoga semua sesuai dengan harapan kita ya.”Waktu seakan begitu cepat berlalu, hari-hari berlalu begitu cepat. Sejak persidangan pertama kemarin kehidupan Danila terasa begitu nikmat dan ringan. Ia masih bekerja di toko kue milik sang Kakak. Sedangkan hubungan asmaranya masih terjalin dengan baik. Bram tak pernah menuntut hubungan ranjang pria itu justru mengarahkan Danila menjadi wanita yang lebih elegant.Lain halnya dengan Atma, pria itu justru semakin gencar mendekati Hanna. Ia bahkan tak peduli dengan penolakan yang terus Hanna berikan padanya. Hanna adalah harapan terakhir untuknya mendapatkan warisan dari sang Nenek, ia pun tak menyerah untuk mendapatkan Hanna kembali.“Han, percayalah padaku. Aku tak hanya membutuhkan Bayu, sejujurnya aku masih menyimpan rasa padamu, tetapi aku terlalu malu untuk mengakuinya. Apa tida

  • Ayah Untuk Anakku   Pemeran Jahat

    “Katakan apa yang sedang kau rencanakan?” tanya Hanna dengan tatapan penuh selidik.“Begini, aku dituntut untuk memiliki seorang anak. Dan kamu butuh sumsumku bukan? Bagaimana jika kita bekerja sama? Aku akan mencukupi semua kebutuhanmu dan Bayu tetapi menikahlah denganku.”Hanna pun tersenyum miring. “Jadi benar ‘kan dugaanku? Kamu mengejarku dan berbuat baik padaku itu tidak tulus dari dalam hati, apa ini memang sifat aslimu?”“Ayolah, Han. Aku butuh kerja sama ini, agar aku bisa terlepas dari ayahku. Aku akan menghidupi kalian dengan baik, aku juga akan memperlakukanmu dengan baik. Aku hanya butuh Bayu dan status ini agar warisan nenekku bisa segera aku miliki.”“Kamu berubah, At! Ini bukan Atma yang aku kenal!” pekik Hanna seraya berjalan menjauhi pria itu.“Han aku berubah begini karenamu! Aku tak lagi p

  • Ayah Untuk Anakku   Apakah Masih Ingat?

    Tanpa mendengar ucapan karyawannya Clarita segera berjalan menuju tokonya. Ia menapaki setia anak tangga, samar-samar ia mendengar pertikaian dua orang wanita dan benar saja, ketika langkahnya tiba di lantai dua ia menemukan Danila tengah berdebat dengan seorang wanita paruh baya.“Danila tidak akan mau mencabut tuntutan Danila! Kalian berdua itu licik!” pekik Danila di depan wanita setengah baya. Dari posisinya berdiri Clarita tak dapat melihat dengan jelas siapa sosok yang tengah bertengkar dengannya.Langkah kaki Clarita semakin mendekat ke arah Danila, ia pun tiba di samping tubuh wanita yang menjadi lawan bicara adiknya itu. “Maaf ada apa ya?”“Clarita!” ujar wanita itu terkejut melihat sosok ayu Clarita berdiri di sampingnya. “Kau juga! Mengapa kau tidak tahu terima kasih? Suamiku mengurusmu sejak kecil! Jika tidak ada suamiku maka –“&ldquo

  • Ayah Untuk Anakku   Bercocok Tanam Terus

    “Kamu ngomong apa sih sayang? Tanpa diminta pun aku akan segera meminangmu. Aku tidak akan membuang kamu begitu saja. Sesuai janjiku padamu, dan juga kamu berhasil membuatku merasakan getaran yang sudah lama tak pernah aku rasakan lagi, bahkan kamu ada untukku di kala aku down kemarin. Kamu ingat ‘kan?” Danila pun mengangguk dan mengulas senyum. Ia lantas kembali melanjutkan aktivitas ranjangnya. Matahari semakin berani menampakkan dirinya, ia mulai menyinari langit kota Semarang menjadi teman warga di sana memulai aktivitasnya. Ada yang berangkat ke sekolah, ada yang berangkat bekerja, ada juga yang berangkat bergosip. Dua insan yang baru saja berubah status percintaannya masih asyik bergelung di dalam selimut tebal dengan tubuh tanpa sehelai benang pun. Selepas shubuh tadi mereka memang kembali mengulang kegiatannya hingga tertidur karena kelelahan. Ketukan dan suara tangis bayi membangunkan keduanya. Clarita mengerjapkan kedua matanya, ia lantas bangkit dari tidurnya dan memilih

  • Ayah Untuk Anakku   Maaf Kebangun?

    “Ini semua adalah dosa yang harus aku tanggung! Tetapi kenapa harus Bayu? Aku … aku tidak bisa hidup tanpanya.”Kening Atma semakin berkerut, ia semakin bingung dengan ucapan Hanna, wanita itu seolah membuat teka-teki untuknya. “Seharusnya malam itu aku tidak melakukan perbuatan dosa, dan berakhir seperti ini. Ke mana aku harus mencari pendonor yang cocok?”“Donor?”Saat Hanna akan menjelaskan ucapannya, pintu UGD terbuka menampilkan sosok wanita setengah baya dengan jas putih yang melekat di tubuhnya. “Dengan keluarga pasien?”“Saya ibunya, Dok!” Hanna berjalan cepat mendekati dokter itu.“Begini bu, kondisi adik Bayu semakin mengkhawatirkan. Kita harus segera menemukan pendonor tulang sumsum belakang untuk keselamatan putra Ibu. Karena kelainan darah bawaan yang Bayu idap sudah di tahap mengkhawatirkan. Saya berharap ibu bisa segera menemukan pendonor yang tepat, untuk saat ini kami hanya bisa memberikan transfusi darah namun itu tidak bisa kita lakukan terus menerus.”Mendengar per

DMCA.com Protection Status