Beranda / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Hari Sudah Malam

Share

Hari Sudah Malam

Penulis: MeilyyanaM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Ih om nguping ya! Katanya berpendidikan tetapi malah mencuri dengar ucapan orang lain, tanpa izin‼” sindir Dean menatap Atma yang berdiri dengan kepala menyembul di balik tirai pembatas.

Atma gugup. ‘Kenapa jadi begini? Perasaan aku bicara dalam hati?’ batin Atma heran dengan dirinya sendiri. Atma memalingkan wajahnya menghindari tatapan menyelidik Dean namun sayang, bukannya aman netranya justru terperangkap pada manik mata milik Clarita. Manik mata berwarna hitam pekat yang begitu menenangkan dan memberikan rasa damai.

“Om! Ngapain sih?” tanya Dean bingung pada sikap aneh Atma. Pria itu hanya mengendikkan bahu acuh dan berjalan menjauh. “Ish aneh banget dasar. Memang ya Mba kalau orang sudah umur itu suka gak jelas tingkahnya.” Clarita hanya menggeleng dengan senyum di wajahnya.

Clarita dan Dean pun kembali melanjutkan perbincangannya, dua insan berbeda usia itu tampak begitu akrab dan asyik membicarakan hari pertama Dean bekerja di perusahaan yang penuh persaingan itu. Dean wani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Sudah Lebih Baik?

    Mereka terdiam sejenak dengan kepala tertunduk dan tangan menengadah, meminta pada sang Pemilik Semesta, memanjatkan serangkaian doa baik pada-Nya. “Mau kamu duluan atau mba, De?” tanya Clarita setelah mereka selesai merapikan peralatan sholatnya. “Mba dulu deh, Dean mau main sosmed dulu,” sahut Dean seraya menyalakan ponselnya, Dean memilih untuk duduk kembali di sofa yang tersedia. Clarita pun mengangguk, langkah kaki jenjangnya berjalan menuju almari kecil dan mengambil beberapa peralatan mandi. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia menyempatkan diri untuk menengok buah hatinya yang masih terlelap dalam mimpi tenangnya. Wajah tenang mereka seakan menjadi booster semangat untuk Clarita dalam menjalani hidupnya lagi. Clarita mendaratkan kecupan lembut ke kening buah hatinya, kemudian berlalu menuju kamar mandi dan memulai ritual mandinya. Tak butuh waktu lama, Clarita bergegas menyudahi mandinya dan membiarkan Dean membersihkan dirinya pula. Jam menunjukkan pukul 7 pagi, Clarita

  • Ayah Untuk Anakku   Di Satu Kota yang Sama?

    “Gak mungkin kenapa, Mba?” tanya Dean dengan tatapan bingung.“Hah? Apa kenapa, De?” tanya Clarita terkejut dengan ucapan Dean.Dean pun menghela napas. “Mba tadi bilang gak mungkin, nah itu kenapa?”Clarita menatap Dean ia pun terdiam sejenak memikirkan jawaban apa yang tepat tanpa harus mengatakan yang sebenarnya pada Dean. “Ah itu, gak mungkin mba bisa hidup kalau gak ada kamu. Bagaimana pun juga kamu banyak membantu mba dan kamu bak malaikat yang dikirim Tuhan untuk membantu dan menolong, Mba,” alibi Clarita pada Dean yang kini menatapnya penuh haru.Dean tak merespon ucapan Clarita, wanita itu hanya mengusap sebelah tangan Clarita. Setelah itu Clarita kembali terdiam, ia memikirkan mobil yang ia lihat beberapa menit lalu. Ia merenung dan mencoba menggabungkan semua kejadian yang terjadi hari ini.Mulai dari telepon dari n

  • Ayah Untuk Anakku   Who cares?

    “Apa tujuan mereka datang ke sini? Apa mereka ingin … ah tidak mungkin. Mereka saja membuangku mana mungkin mereka datang ke sini hanya untuk mengajak aku pulang lagi. Tetapi –““Assalamualaikum, aku pulang‼” pekik Dean seraya mengetuk pintu rumah.Clarita pun menghentikan ucapannya, menyimpan kembali ponsel miliknya dan bergegas membuka pintu rumah. “Walaikumsalam,” sahut Clarita seraya membuka pintu.Dean tersenyum, ia berjalan masuk ke dalam rumah dengan tangan yang penuh belanjaan. Clarita pun bergerak membantu membawakan barang belanjaan Dean. Setelah itu menutup pintu dan kembali menguncinya. Kini kedua wanita terpaut tiga tahun itu duduk di ruang tengah dan membuka belanjaannya.“Ini ovennya mba, trus ini alat-alatnya. Nah yang di situ bahan-bahan kuenya. Kalau ada yang kurang nanti mba bilang aja yah, biar De carikan sepulang kerja nanti.

  • Ayah Untuk Anakku   Kenapa Pahit?

    Atma merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel berlogo apel tergigit kemudian mengetikkan deretan angka kemudian mendial nomor teersebut. Bertepatan dengan nada sambung ketiga sebuah suara berat khas bangun tidur terdengar di telinganya. “Cari rumah Clarita, kutunggu sebelum jam makan siang,” ujar Atma tanpa basa-basi. “Bisa gak sih, Jay lu tuh kalau telepon ucap salam dulu, basa-basi dulu. To the point bener,” keluh sang lawan bicara. “Lagian ngapain seorang Atma Wijaya Mahendra nyariin alamatnya Clarita. Bukannya lu gak ada apa-apa sama mereka ya? Kesannya lu kayak suaminya saja, Jay.” “Ck!” Atma memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Membiarkan sahabat sekaligus assistennya itu mengumpat tertahan atas sikapnya. Ia termenung beberapa saat, memikirkan ucapan Bara. ‘Kesannya lu kayak suaminya’ perkataan itu terus terngiang di benaknya, ia mencoba mencerna ucapan Bara. “Permisi, ada yang bisa saya bantu?” tanya salah seorang suster membuyarkan lamunan Atma. Atma menoleh

  • Ayah Untuk Anakku   Teror Penculik!

    Clarita ragu, ia bingung harus membukakan pintu atau mengabaikannya. Ketukan pintu dari arah luar terdengar lagi, Clarita semakin gugup. Ia bingung dari mana pria itu tahu alamat rumahnya, padahal tak ada satupun orang yang tahu di mana rumahnya.Tubuhnya semakin bergetar, ia takut terjadi sesuatu pada baby twinnya, ia tak menyangka jika pria itu nekad mencarinya hingga ke rumah barunya. Sepuluh menit berlalu, terdengar sayup-sayup perbincangan dari sosok pria di depan rumahnya.“Hallo, bu ini alamatnya benar? Kok tidak ada kehidupan ya? Ibu yakin wanita itu pindah ke sini? Ibu dapat informasi dari siapa?” tanya pria itu pada seseorang di dalam telepon. Clarita membungkam mulutnya ia terkejut, ternyata pria itu adalah suami dari mantan ibu kostnya. Ibu kost yang mengincar baby twin menjadi anaknya sebagai alat mendapatkan warisan keluarga sang Suami.Clarita menutup gorden kala pria itu menoleh menatap pintu

  • Ayah Untuk Anakku   Memilih Type

    “Saya apa? Katakan yang jelas!” bentak salah seorang warga dengan lengan bertato itu. Melihat lengan pria itu ternyata membuat nyali pria misterius itu menciut. Ia sebenarnya hanya disuruh oleh istrinya tetapi ia tak menyangka jika ternyata istrinya salah mengikuti orang. “Saya salah alamat, saya permisi!” ucap pria misterius dengan cepat dan hendak melangkahkan kaki menjauh. “Tunggu, sekali lagi anda datang ke mari kami tidak segan-segan melapor ke polisi,” peringat Pak Danang dengan tegas. Kemudian pria itu mengangguk dan berlalu meninggalkan rumah Dean dengan motor besar miliknya. Dean mengucapkan terima kasih pada Pak Danang dan juga warga setempat yang dengan baik hati mau menolongnya di malam-malam begitu. Mereka pun berpamitan dan berpesan untuk Dean selalu mengunci pintu rumahnya. Dean mengedarkan pandangannya sejenak, memastikan jika keadaan memang sudah aman dan pria itu tidak mengamati rumahnya lagi. Setelah memastikan jika semuanya aman, barulah Dean membuka pintu rumah

  • Ayah Untuk Anakku   Buka Sekarang Juga!

    “Gue lagi mikir sejak kapan lu jadi gini?” sahut Atma santai, ia berhasil menetralkan kembali perasannyaa.“Gue? Kenapa jadi gue? Di sini topik utamanya itu lu Jaya. Lu kenapa kepo banget sama Clarita ada apa? Apa yang mendasari sampai lu kepo begini?” balas Bara seraya menatap Atma intens ia berusaha menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang bersemayam di benaknya. “Lu juga belakangan gak main cewek? Kenapa? Tobat atau … lu belok ya?”“Sial!” Atma melempar gumpalan tisu ke arah sahabatnya itu.Keheningan menyapa meja bernomor 12 itu, Atma sibuk memikirkan ucapan Bara sedangkan sahabatnya itu sibuk memainkan ponselnya. Ia menscroll setiap postingan yang melintas di beranda hastagramnya. Jemarinya berhenti pada sebuah posting-an yang menampilkan sosok wanita tengah asyik bermain bersama dua orang bayi.“Ini bukannya Dean

  • Ayah Untuk Anakku   Memancing Tikus

    “Aaaa‼” pekik Clarita kala seseorang menyentuh bahunya. Tubuhnya bergetar ketakutan, tangannya mendekap baby twin begitu erat. “Mba ini Dean, Mba.” Ucapan Dean berhasil membuat Clarita sadar dan mendongak. “De … mba takut De. Tadi di depan ada –“ “Iya Mba, Dean sudah tahu tadi juga warga mengusir mereka. Mba kita semakin gak aman di sini, mereka bisa datang kapan saja. Bagaimana jika kita kelabui mereka?” usul Dean pada Clarita. Wanita yang baru saja mengalami teror itu hanya bisa diam menunggu penjelasan Dean. “Kita kelabui mereka saja mba, kita berpura-pura meninggalkan kota ini.” “Bagaimana caranya?” tanya Clarita bingung. Dean pun tersenyum penuh arti, kemudian ia menjelaskan rencananya, awalnya Clarita menolak rencananya, ia takut jika hal tersebut justru gagal dan membuat dirinya semakin dikejar oleh wanita gila itu. Namun berkat seluruh penjelasan dan jaminan yang Dean berikan akhirnya ia menyetujuinya dan menurut pada usulan Dean. Dean pun pamit keluar untuk membeli bebe

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Kembang Api Perpisahan

    “Saya sebagai orang tua kandung Danila Ayudia tentu menyerahkan semua keputusan di tangan putri kami. Kebahagiannya adalah kebahagian kami juga,” sahut Ganesha mengabaikan pertanyaan Danila. “Apa? Orang tua kandung? Maksudnya?” tanya Danila bingung ia pun melemparkan tatapan menuntut ke arah Bram. “Sayang, Tante Ratasya dan Om Ganesha adalah orang tua kandung kamu, yang selama ini disembunyikan oleh Pak Brahma, mereka –“ “Apaa‼” pekik Danila tak percaya. “Jadi? Yang kalian bicarakan saat persidangan itu aku?” tanya Danila tak percaya. “Iya sayang, kami memang orang tua kandungmu. Semua bermula dari … .” Ganesha mulai menceritakan awal mula Brahma merebut Danila darinya. Mulai saat Brahma merebut harta miliknya hingga ke kasus penculikan juga penyekapannya. Danila menyimak ucapan orang tuanya dengan begitu seksama, ia tak mau terlewatkan barang satu kata pun. Hingga ia sampai pada cerita tentang percobaan pembunuhan yang Brahma lakukan pada mereka, Danila mengeram tertahan, selama

  • Ayah Untuk Anakku   Bram Menjual Danila?

    “Aku ingin selalu seperti ini selamanya? Bisa ‘kan?” “Kamu ini bikin mas hampir jantungan saja. Sayang, hanya maut yang bisa memisahkan kisah cinta kita. Aku akan selalu berusaha selalu berada di sampingmu,” tutur Byan membuat hati Clarita menghangat dan kupu-kupu si perutnya berterbangan. “Mas nanti malam kita pakai ini saja ya? Acaranya kan di tepi pantai, aku juga gak bisa kalau pakai baju terbuka, alergi dingin. Untung suami aku gak dingin,” canda Clarita seraya menatap sang Suami manja. “Sayangg,” ujar Byan salah tingkah, pria itu menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal itu. Matahari pun mulai bergeser, menyisakan langit berwarna jingga dengan suara hiruk pikuk mobil yang berlalu lalang. Clarita baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepalanya, sedangkan sang Suami masih berkutat di meja kerjanya yang bersebelahan dengan kamar tidur mereka, Byan sengaja mendesain ruang kerjanya di dalam kamar hanya dengan memberi sekat kaca yang membatasi antara kama

  • Ayah Untuk Anakku   Sebentar Saja

    “Perusahaan koleps, seluruh perusahaan besar menunda penanda tangannya MOU. Harga saham menurun drastis, beberapa vendor menagih pelunasan segera, kau ke mana saja?” ucap Mahen seraya membiarkan putranya membaca seluruh isi mapnya.“Kita bisa menangani ini sem –““Dengan cara apa? Sekarang saja perusahaan sudah tak ada kerja sama, oke masih ada tetapi itu hanya project remahan, kamu pikir itu bisa membayar semua tagihan? Belum lagi gaji pegawai. Seharusnya kamu memikirkan itu, kamu fokus membesarkan perusahaan ini bukan justru sibuk mengurus wanita dan anaknya yang penyakitan itu!”“Shut up, Pah! Apa papah tahu aku jadi seperti ini karena siapa? Karena anda! Anda yang selalu mengagalkan percintaanku anda yang selalu menghancurkan urusan hidupku sendiri. Kenapa? Karena anda terlalu ingin terlihat sempurna, padahal anda jauh lebih busuk daripada bangkai tikus.” Atma ber

  • Ayah Untuk Anakku   Bukan Barbie di Minimarket

    “Gak papa kok, ya sudah kita masuk lagi yuk? Kayanya sudah waktunya mulai lagi persidangannya.” Mereka pun mengangguk setuju dengan ucapan Byan. Mereka pun kembali berjalan beriringan memasuki ruang sidang, siang ini mereka akan mendengar keputusam hakim atas perbuatan Brahma bertahun-tahun lalu.“Mas,” lirih Clarita mencekal lengan Byan. Pria itu menoleh dan menatap teduh sang Istri. “Aku takut.”“Pasrahkan semua ke Allah, ya. Semua akan baik-baik saja.” Clarita menghela napas seraya mengeratkan genggamannya di tangan sang Suami.Hakim dan seluruh jajaran pun mulai memasuki ruangan, setelah itu Brahma selaku tersangka utama telah hadir kembali di ruang sidang. Setelah persidangan kembali dibuka Jaksa penuntut umum kembali membacakan dakwaannya.“Dengan ini, kami memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada Brahma Wijaya dengan pasal tersebut selama 25 tahun kurungan.”Bola mata Clarita nyaris terlepas dari tempatnya kala mendengar putusan hakim kepada pria yang selama ini anggap sebag

  • Ayah Untuk Anakku   Meminta Imbalan

    “Kita hanya bisa berpasrah diri, Dan. Kita sudah berusaha menegakkan keadilan semoga semua sesuai dengan harapan kita ya.”Waktu seakan begitu cepat berlalu, hari-hari berlalu begitu cepat. Sejak persidangan pertama kemarin kehidupan Danila terasa begitu nikmat dan ringan. Ia masih bekerja di toko kue milik sang Kakak. Sedangkan hubungan asmaranya masih terjalin dengan baik. Bram tak pernah menuntut hubungan ranjang pria itu justru mengarahkan Danila menjadi wanita yang lebih elegant.Lain halnya dengan Atma, pria itu justru semakin gencar mendekati Hanna. Ia bahkan tak peduli dengan penolakan yang terus Hanna berikan padanya. Hanna adalah harapan terakhir untuknya mendapatkan warisan dari sang Nenek, ia pun tak menyerah untuk mendapatkan Hanna kembali.“Han, percayalah padaku. Aku tak hanya membutuhkan Bayu, sejujurnya aku masih menyimpan rasa padamu, tetapi aku terlalu malu untuk mengakuinya. Apa tida

  • Ayah Untuk Anakku   Pemeran Jahat

    “Katakan apa yang sedang kau rencanakan?” tanya Hanna dengan tatapan penuh selidik.“Begini, aku dituntut untuk memiliki seorang anak. Dan kamu butuh sumsumku bukan? Bagaimana jika kita bekerja sama? Aku akan mencukupi semua kebutuhanmu dan Bayu tetapi menikahlah denganku.”Hanna pun tersenyum miring. “Jadi benar ‘kan dugaanku? Kamu mengejarku dan berbuat baik padaku itu tidak tulus dari dalam hati, apa ini memang sifat aslimu?”“Ayolah, Han. Aku butuh kerja sama ini, agar aku bisa terlepas dari ayahku. Aku akan menghidupi kalian dengan baik, aku juga akan memperlakukanmu dengan baik. Aku hanya butuh Bayu dan status ini agar warisan nenekku bisa segera aku miliki.”“Kamu berubah, At! Ini bukan Atma yang aku kenal!” pekik Hanna seraya berjalan menjauhi pria itu.“Han aku berubah begini karenamu! Aku tak lagi p

  • Ayah Untuk Anakku   Apakah Masih Ingat?

    Tanpa mendengar ucapan karyawannya Clarita segera berjalan menuju tokonya. Ia menapaki setia anak tangga, samar-samar ia mendengar pertikaian dua orang wanita dan benar saja, ketika langkahnya tiba di lantai dua ia menemukan Danila tengah berdebat dengan seorang wanita paruh baya.“Danila tidak akan mau mencabut tuntutan Danila! Kalian berdua itu licik!” pekik Danila di depan wanita setengah baya. Dari posisinya berdiri Clarita tak dapat melihat dengan jelas siapa sosok yang tengah bertengkar dengannya.Langkah kaki Clarita semakin mendekat ke arah Danila, ia pun tiba di samping tubuh wanita yang menjadi lawan bicara adiknya itu. “Maaf ada apa ya?”“Clarita!” ujar wanita itu terkejut melihat sosok ayu Clarita berdiri di sampingnya. “Kau juga! Mengapa kau tidak tahu terima kasih? Suamiku mengurusmu sejak kecil! Jika tidak ada suamiku maka –“&ldquo

  • Ayah Untuk Anakku   Bercocok Tanam Terus

    “Kamu ngomong apa sih sayang? Tanpa diminta pun aku akan segera meminangmu. Aku tidak akan membuang kamu begitu saja. Sesuai janjiku padamu, dan juga kamu berhasil membuatku merasakan getaran yang sudah lama tak pernah aku rasakan lagi, bahkan kamu ada untukku di kala aku down kemarin. Kamu ingat ‘kan?” Danila pun mengangguk dan mengulas senyum. Ia lantas kembali melanjutkan aktivitas ranjangnya. Matahari semakin berani menampakkan dirinya, ia mulai menyinari langit kota Semarang menjadi teman warga di sana memulai aktivitasnya. Ada yang berangkat ke sekolah, ada yang berangkat bekerja, ada juga yang berangkat bergosip. Dua insan yang baru saja berubah status percintaannya masih asyik bergelung di dalam selimut tebal dengan tubuh tanpa sehelai benang pun. Selepas shubuh tadi mereka memang kembali mengulang kegiatannya hingga tertidur karena kelelahan. Ketukan dan suara tangis bayi membangunkan keduanya. Clarita mengerjapkan kedua matanya, ia lantas bangkit dari tidurnya dan memilih

  • Ayah Untuk Anakku   Maaf Kebangun?

    “Ini semua adalah dosa yang harus aku tanggung! Tetapi kenapa harus Bayu? Aku … aku tidak bisa hidup tanpanya.”Kening Atma semakin berkerut, ia semakin bingung dengan ucapan Hanna, wanita itu seolah membuat teka-teki untuknya. “Seharusnya malam itu aku tidak melakukan perbuatan dosa, dan berakhir seperti ini. Ke mana aku harus mencari pendonor yang cocok?”“Donor?”Saat Hanna akan menjelaskan ucapannya, pintu UGD terbuka menampilkan sosok wanita setengah baya dengan jas putih yang melekat di tubuhnya. “Dengan keluarga pasien?”“Saya ibunya, Dok!” Hanna berjalan cepat mendekati dokter itu.“Begini bu, kondisi adik Bayu semakin mengkhawatirkan. Kita harus segera menemukan pendonor tulang sumsum belakang untuk keselamatan putra Ibu. Karena kelainan darah bawaan yang Bayu idap sudah di tahap mengkhawatirkan. Saya berharap ibu bisa segera menemukan pendonor yang tepat, untuk saat ini kami hanya bisa memberikan transfusi darah namun itu tidak bisa kita lakukan terus menerus.”Mendengar per

DMCA.com Protection Status