Winston merasa ada yang janggal. Pengalaman bertahun-tahun menangani kasus membuatnya memiliki refleks yang cepat. Dia mendorong Daniel dan berkata, "Tuan Daniel, hati-hati!"Setelah Daniel terdorong mundur oleh Winston, peluru melewati telinganya dan mengenai mobil di belakang.Winston segera berkata ke headsetnya sambil berlari, "Ke arah timur! Yang di barat adalah sandera! Kejar dia!"Pengawal mendekat. "Tuan Daniel, apa Anda baik-baik saja?""Aku akan membunuh kalian kalau gagal untuk menangkapnya!" kata Daniel dengan ekspresi yang menyeramkan."Baik!"Rachel menggunakan Irene untuk menghindari pengepungan, kemudian melarikan diri dari arah lain.Ketika dia berdiri di jendela, dia melihat Daniel yang di kejauhan.Yasmin bukan termasuk target. Sebenarnya, dia mengincar Daniel.Jadi, saat dia kabur dari jendela, dia membidik Daniel.Ketika dia mendarat, dia tahu dia gagal.Dia tidak berani berhenti dan segera berlari ke area tengah vila tersembunyi di belakang.Mereka menembak saat m
Peluru mengenai pintu mobil di atas kepala Rachel dengan kuat.Rachel menggertakkan giginya. Dia membungkuk badannya sambil menggerakkan kakinya.Mobil Rolls Royce sudah tiba. Daniel turun dari mobil dan melihat Rachel yang belum mati. Setelah itu, raut wajahnya menjadi sangat menyeramkan.Dia mengeluarkan pistolnya, lalu membidik Rachel. Dor!"Akh!" Punggung Rachel tertembak dan darah keluar.Dia berguling di lantai dan pintu mobil jatuh ke tanah.Kemudian, Rachel bersembunyi di belakang mobil lain.Kalau helikopter di langit ingin menembak Rachel yang sedang berada di belakang mobil, mereka harus memutar.Namun, helikopter sudah dekat dengan pembatas jembatan.Rachel menoleh ke pembatas. Itu adalah satu-satunya kesempatannya untuk hidup.Dia pun berlari ke pembatas sekuat tenaganya."Ingin kabur?" Daniel membidik Rachel lagi.Rachel memegang pagar pembatas dengan satu tangan, lalu melompat.Pada saat yang sama, Daniel menarik pelatuk pistol."Aa!" Tiga tembakan mengenai tubuh Rachel.
Daniel menggendong Yasmin keluar dari ruangan.Tidak ada yang menghalangi mereka sehingga di luar pusat penahanan.Mobil Rolls Royce parkir di luar beserta mobil-mobil pengawal lainnya.Winston dan atasannya berdiri di depan pintu sambil melihat mereka pergi.Atasan marah ketika dia melihat wajah bingung Winston. "Akhirnya aku mengerti kenapa kamu diusir Kota Greya. Kenapa kamu bisa begini bodoh? Untungnya Tuan Daniel murah hati atau kamu entah sudah mati di mana sekarang!""Aku berhasil memecahkan kasus. Apa yang salah dengan itu?" tanya Winston."Kamu ...." Kepala atasan hampir meledak. Dia malas berbicara dengan Winston, jadi dia naik mobilnya dan pergi.Sebenarnya Winston mengerti kenapa dia dianggap salah.Dia bukannya tidak memahami bagaimana cara kekuasaan bekerja. Hanya saja, dia tidak akan pernah peduli dengan itu.Setelah naik mobil, Yasmin diam sepanjang jalan dan melamun melihat pemandangan malam di luar jendela.Daniel merasa ada yang aneh dengan Yasmin. Dia pun memeluk Ya
Yasmin selalu merasa tubuhnya kotor.Ketika dia sedang mandi, di belakang ada yang mendekatinya. Yasmin dipeluk dari belakang, lalu Daniel berkata ke sebelah telinga Yasmin dengan suara serak, "Aku akan membantumu mandi."Yasmin yang sedang berada di bawah shower terkejut sedikit.Daniel menyentuh tubuh Yasmin dengan tangannya yang kasar dan bertanya, "Apa kamu menyalahkanku?""Nggak ...." Yasmin melihat ke bawah. "Kamu pergi mencari pembunuh."Apa dia memiliki hak untuk menyalahkan Daniel? Tidak.Daniel bersedia menikahinya demi anak-anak, jadi Yasmin tidak akan mengeluh.Tubuhnya diputar sehingga dia berhadapan dengan Daniel. Itu membuat Yasmin merasa dia tidak bisa bersembunyi dari Daniel."Benarkah?" tanya Daniel."Ya." Yasmin menganggukkan kepalanya. "Aku percaya padamu.""Lihat aku." Daniel mengangkat dagu Yasmin.Yasmin terpaksa bertatapan mata dengan Daniel. Pupil Yasmin menyusut sedikit dan tidak begitu berani menatap Daniel."Tidurlah. Kamu akan merasa lebih baik besok," kata
Yasmin menganggukkan kepalanya.Daniel memeluknya, lalu menyalakan lampu malam. "Jangan takut. Aku ada di sini. Semuanya sudah baik-baik saja."Setelah kepala Yasmin lebih sadar, dia melepaskan diri dari pelukan Daniel. "Aku ... ingin melihat anak-anak.""Mereka sedang tidur. Kamu bisa melihat mereka besok."Yasmin tidak menemukan alasan lain untuk mengharuskannya melihat anak-anak, jadi dia dipaksa berbaring lagi oleh Daniel. Kemudian, dia tidur dalam pelukan Daniel."Di sini bukan pusat penahanan, tapi kamar."Yasmin meringkuk di dalam pelukan Daniel dan tidak berkata apa-apa.Daniel mengerutkan alisnya dan tatapan matanya menjadi tajam. Seharusnya dia tidak membiarkan Yasmin tinggal di pusat penahanan sendirian .... Namun, itu adalah cara terbaik pada situasi saat itu.Maka itu, dia memeluk Yasmin makin erat.Yasmin baru keluar dan belum sepenuhnya pulih, besok dia akan baik-baik saja.Irene diinterogasi semalaman di ruang interogasi. Winston pergi tengah malam dan meminta rekan ker
Martin mendongak sedikit. "Kamu yang membunuhnya?""Dia memberontak saat penangkapan dan telah menembak polisi." Winston berkata dengan tegas, "Aku berharap kamu bisa bekerja sama dan mengatakan semua yang kamu tahu."Martin malas berbicara dengan Winston. Dia malah menatap Winston dengan tajam dan berkata, "Aku tahu siapa kamu. Winston Utama, orang Kota Greya. Kamu sudah menyinggung orang penting, jadi kamu dipindahkan ke Kota Imperial. Sepertinya kamu ingin dipindahkan lagi."Ekspresi Winston menjadi sedikit masam."Aku adalah polisi dan harus melenyapkan semua kejahatan sesuai dengan profesiku. Tuan Martin, kamu nggak bekerja sama hanya akan menyulitkanmu."Martin menatap Winston dengan dingin dan diam saja.Winston berdiri. "Karena kamu nggak mau berbicara, kami hanya bisa menyelidikinya sendiri. Kalau nggak ada bukti baru dalam 48 jam, kami akan melepaskanmu."Ekspresi Martin menjadi masam.Setelah pintu ruang interogasi ditutup, dia baru tahu kalau orang itu serius.Tidak ada gun
Tidak apa-apa, bukankah dia hanya dikurung beberapa hari?Yasmin lebih lama dikurung daripadanya.Irene bersyukur dia memiliki mental yang kuat. Kalau tidak, dia akan mengatakan kerja samanya dengan Rachel.Pada saat itu, akan lebih sulit untuknya keluar.Sayang sekali! Yasmin tidak hanya tidak mati, tapi masih hidup dengan baik! Kesempatan bagus hilang begitu saja!Pokoknya, dia dan Yasmin adalah musuh bebuyutan!Yasmin sudah kembali beberapa hari. Pagi dia tidak pergi ke perusahaan dan hanya menemani anak-anak di rumah.Kalau tidak ada pekerjaan di Grup Naga, kebanyakan Daniel berada di rumah.Semuanya kelihatan normal, tapi sebenarnya Yasmin jauh lebih diam dari sebelumnya.Ketika dia menemani anak-anak, dia hanya duduk.Saat anak-anak mencarinya, baru dia bergerak.Daniel berdiri di depan jendela ruang kerja. Dari jauh, dia menatap Yasmin yang sedang duduk di kursi dekat halaman. Ada makanan di atas meja, tapi dia tidak bergerak sama sekali dan hanya melihat ke arah tempat anak-ana
Penglihatan Yasmin perlahan-lahan menjadi jelas. Dia melihat Tony di kejauhan berhenti.Yasmin segera turun dari pangkuan Daniel dengan malu.Daniel melirik Tony dengan tajam. Tony memberanikan diri untuk mendekat. "Tuan Daniel, ada tamu datang."Tatapan mata Daniel menjadi dingin. "Aku nggak mau bertemu.""Dia bilang dia ada urusan mendesak mencari Anda," kata Tony.Daniel mengalihkan pandangannya. Dia tidak perlu mengatakan apa-apa. Tony pun segera menundukkan kepalanya dan pergi.Dari awal Yasmin tidak mendengar nama tamu ini, jadi dia bertanya, "Siapa yang mencarimu? Apa nggak apa-apa kamu nggak menemuinya?"Daniel melihatnya sambil mengangkat alisnya. "Orang yang ingin bertemu denganku harus membuat janji dulu. Setelah membuat janji pun, harus melihat dulu apa aku ingin bertemu atau nggak."Anak-anak berlari ke arah mereka. Julia bertanya, "Ada apa?""Apa Papa dan Mama sedang membicarakan rahasia?""Aku juga ingin mendengarnya!"Yasmin melihat anak-anak berkeringat. Dia mengambil
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati