Hal yang terjadi sebelum kecelakaan dan sesudah kecelakaan .... Semuanya pulih.Cinta .... Suka .... Rasa sakit .... Kecewa .... Kerinduan .... Darah .... Kabur .... Desa .... Dipukul .... Semuanya muncul di dalam kepalanya.Yasmin merasa kewalahan dan dia mengerutkan alisnya."Yasmin ...."Terdengar suara serak seseorang. Yasmin dapat mendengar kalau suara itu berada di sampingnya. Suara pria itu sangat familier. Meskipun dia tidak bisa melihat, dia juga tahu siapa itu.Yasmin membuka matanya, lalu menoleh ke arah suara itu.Dia tidak bisa melihat apa-apa, tapi dia tahu bagaimana perasaannya kini.Dia tidak bisa mencerna, menerima atau memahami apa yang dilakukan pria ini ketika dia kehilangan ingatannya!Air mata menetes dari sudut matanya.Dia merasa ujung jari seorang pria menyeka air matanya."Jangan sentuh aku ...." Yasmin memalingkan mukanya dengan rasa jijik, lalu dia mencoba untuk berdiri.Daniel langsung menekan kedua bahunya. Dia berkata, "Jangan bergerak. Tulangmu belum sem
"Nggak mau! Aku nggak mau melahirkan anakmu!"Daniel tersenyum sinis. "Kamu sudah melahirkan tiga anakku. Apa kamu nggak merasa terlalu terlambat untukmu mengatakan itu?""Kalau aku tahu itu anakmu, aku nggak akan melahirkannya!" Yasmin tidak bisa menahan amarahnya."Apa kamu ingin aku membantumu memasukkannya kembali ke dalam perutmu, hm?"Yasmin merasa napasnya tertahan di dada. Dia tidak dapat melihat ekspresi Daniel, tapi dia bisa membayangkan kesombongannya.Memasukkannya kembali? Bagaimana caranya?Namun, Yasmin mengerti kalau hal sudah terjadi dan dia hanya bisa menerimanya.Ada suara orang mengetuk pintu. Helen masuk, lalu menginfus Yasmin.Begitu Helen masuk, dia merasa ada yang aneh dengan suasana di dalam kamar.Dia hanya bisa berpura-pura tidak tahu apa-apa.Setelah memasukkan jarum, dia berkata, "Aku akan datang setelah kira-kira setengah jam."Kemudian, dia keluar.Yasmin langsung menganggap Daniel tidak ada. Lagi pula, dia tidak bisa melihat. Jadi, dia menutup matanya.K
Kalau Yasmin mempunyai cara, dia tidak akan mengatakan itu!"Oh, ya?" Daniel menundukkan kepalanya, kemudian menjilat darah di wajah Yasmin. "Aku berbeda darimu. Karena kita mempunyai akta nikah, maka kamu adalah istriku. Kamu adalah wanitaku selamanya dan itu nggak akan berubah."Yasmin sangat marah sehingga wajahnya memerah, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.Ya, Daniel selalu memaksanya seperti ini!Harapan terbesarnya dalam hidup ini adalah melarikan diri dari Daniel.Alhasil, setelah dia kehilangan ingatan sekali, dia dan Daniel mendaftar akta nikah. Perasaan tak berdaya ini membuatnya merasa terkurung dan amat pasrah.Setengah jam kemudian, Helen datang untuk mencabut jarum.Yasmin setengah berbaring di tempat tidur, sementara Daniel duduk di sofa. Suasana sangat diam.Helen pun meletakkan pendulum di atas meja sebelah tempat tidur. Dia berkata, "Kamu nggak bisa melihat dan kamar terlalu diam. Aku khawatir kamu akan terkejut kalau tiba-tiba ada suara. Bagaimana perasaanmu?""
Ketika Yasmin merasa bingung, Daniel mendekat untuk menciumnya, lalu menjilat bibir Yasmin.Yasmin memalingkan mukanya dengan panik dan mengontrol perasaannya yang menjolak. Dia berkata dengan galak, "Kamu ingin aku menggigit mulutmu sampai lepas, ya?""Kamu ingin menggigitnya, hm?" Daniel memeluk pinggang Yasmin dan tidak membiarkannya menjauh."Daniel, kumohon padamu. Apa kamu harus menyiksaku seperti ini?" Yasmin sepertinya hampir menangis.Daniel memperhatikan ekspresi kesakitan Yasmin dengan serius dan sorot matanya menjadi masam. Dia tidak lagi mendekat dan berhenti.Mereka meletakkan satu tempat tidur lagi di kamar pasien untuk Daniel tidur malam ini.Yasmin berbaring di tempat tidur. Dia mendengar suara pendulum sambil memasuki alam mimpi.Daniel duduk di sofa dan tidak buru-buru tidur.Melihat Yasmin sudah tertidur, dia menatap wajah Yasmin yang damai.Besok pagi, Yasmin membuka matanya dan masih kegelapan yang menyambutnya.Sebelum tidur, dia berharap besok pagi dia sudah bis
Yasmin barusan selesai berbicara saat dia mendengar Julian berlari ke arahnya dengan bersemangat. "Mama, Mama! Nanti aku akan menunjukkan bela diriku padamu!"Julius memegang laptop-nya sambil berkata, "Aku bisa membeli saham!"Julia mendekat. "Mama, temani aku menggambar!""Iya ...." Yasmin menjadi tidak percaya diri dengan kata-kata yang barusan dikatanya.Kalau Daniel tidak ada di sini, bagaimana dia bisa menangani berbagai "pertanyaan" ketiga anaknya?Untuk menjaga jarak dari Daniel, dia lupa kalau matanya tidak bisa melihat ....Daniel tidak perlu berkata apa-apa karena Yasmin sudah kalah."Papa belum makan. Papa, makan!" Julia seperti kekasih kecil papanya ketika dia menyadari hal ini. Kemudian, dia melebarkan matanya dengan terkejut. "Ada apa dengan mulut Papa?""Itu digigit!" kata Julian sambil menunjuk."Papa digigit apa?" tanya Julius.Daniel menoleh ke Yasmin yang sedang melihat ke arah lain, lalu dia berkata, "Digigit anak kucing.""Kucing?" Julian dan Julia melihat ke kiri
Yasmin tidak pasti.Yasmin menghibur dirinya lagi. Mungkin ini adalah gejala sisa dari pemulihan ingatannya. Dia hanya sedang berpikir sembarangan ....Dia meraba cincin di jari manisnya, kemudian dia berhenti untuk beberapa detik sebelum melepaskannya.Kekesalan, kebingungan dan kegelisahannya, semua perasaan yang Yasmin rasakan serta ketika dia melepaskan cincinnya dilihat oleh Daniel yang sedang duduk diam di sofa.Ya, Daniel tidak pergi dan terus berada di kamar pasien.Saat Yasmin memanggilnya, dia diam saja dan tidak membiarkan Yasmin mengetahuinya.Apa yang sedang dipikirkan Yasmin? Bercerai?Pemikiran itu sia-sia saja. Mereka tidak mungkin bercerai.Yasmin baru saja berbalik. Saat dia hendak turun dari tempat tidur, dia mendengar suara kertas. Dia pun mematung."Kamu mau pergi ke kamar mandi?""Kalau kamu ada di sini, kenapa kamu nggak bersuara?" tanya Yasmin balik. Untuk sesaat, dia marah dan menepis sentuhan Daniel."Kenapa kamu marah, hm?"Kenapa? Saat Yasmin ditanya, dia me
"Dia sudah ditemukan," kata Daniel."Benarkah? Syu ... syukurlah. Aku mengkhawatirkannya sekali!" Irene berhenti sejenak, lalu dia berkata, "Daniel, apa aku boleh pergi melihat Yasmin? Aku hanya ingin melihatnya. Aku nggak mempunyai niat lain. Aku sudah memberkati kalian dengan tulus sekarang. Terlebih lagi, aku ingin meminta maaf padanya tentang kemarin ...."Daniel berbalik. Matanya tertuju pada Yasmin yang berada di dalam kamar pasien. Tatapan matanya tajam saat dia berkata, "Kemarilah.""Baik, aku akan segera ke sana." Irene sangat senang.Setelah mematikan telepon, dia mulai berdandan.Dia tidak menyangka Daniel akan mengiakannya. Sepertinya Daniel juga tidak menganggap Yasmin penting.Setelah Daniel duduk, dia berkata, "Nanti Irene akan datang."Tangan Yasmin di sebelah tubuhnya bergerak sedikit. Dia mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman di dalam hatinya dan berkata, "Ngapain dia datang?"Ini tidak ada hubungannya dengan Daniel. Yasmin dan Irene memang tidak pernah cocok."Dia ha
Masalah ini tidak akan berakhir begitu saja.Irene juga tidak akan berhenti.Tunggu saja, Yasmin. Dia tidak mati kali ini, tapi Irene tidak percaya Yasmin akan berulang kali begitu beruntung."Apa suasana hatimu sudah sedikit membaik?" tanya Daniel."Apa?" Pertanyaan Daniel membuatnya terkejut. "Karena dia meminta maaf? Apa aku memerlukannya? Daniel, kamu nggak perlu memanggilnya untuk mempermalukanku!"Raut wajah Daniel menjadi sinis. Dia berdiri, kemudian keluar dari kamar.Pintu dibanting tutup.Suasana hati Yasmin sangat buruk.Apa Daniel menikahinya dan masih ingin memiliki hubungan dengan Irene? Pasti seperti itu!Walaupun Yasmin telah mengetahui rencana Irene, mereka kebetulan pergi ke Kota Greya bersama dan Daniel mengangkat telepon Irene tengah malam .... Bagaimana Yasmin bisa merasa diasingkan?Daniel menyukai Irene adalah kenyataan.Yasmin hanyalah objek untuk disiksa.Setelah diinfus selama tiga hari dan mengambil rontgen, gumpalan darahnya sudah hilang.Yasmin mengulurkan
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati