Luka lama Yasmin belum sembuh, tapi dia dicambuk lagi. Bekas lukanya terasa sakit.Dia pun terkejut.Betapa sakitnya dicambuk.Benar, dia akan terus dipukul kalau dia tidak menyetujui mereka. Kalau dia benar-benar tidak melahirkan anak, apa dia akan dipukul sampai mati di sini?"Aku menyuruhmu bicara. Apa kamu bisa?" bentak wanita tua itu. Air liurnya mengenai wajah Yasmin.Yasmin menoleh dan merasa sangat jijik. Dia berkata dengan terbata-bata, "Kalau a ... aku melahirkan anak, ke depannya ka ... kalian benar-benar akan baik padaku?"Lelaki tua dan wanita tua saling bertatapan. Mereka sudah berhasil!Lelaki tua itu menyimpan cambuknya, sementara wanita tua itu berkata, "Kami pasti akan baik padamu. Lahirkan anak untuk kami, lalu kamu akan menjadi menantu kesayangan kami. Kita ini keluarga!""Kalian ja ... jangan menipuku," kata Yasmin."Nggak, nggak. Sebenarnya, kami pernah membeli seorang wanita. Awalnya dia nggak patuh dan nggak mau tinggal di gunung, tapi bukankah akhirnya dia mene
"Ayahku bilang nggak perlu terlalu baik pada wanita. Kalau nggak, wanita akan merasa sombong," kata Beni. "Kalau dia nggak patuh, pukul saja dia."Yasmin menahan napas. Itu pemikiran yang mengerikan.Dia makin bertekad untuk pergi dari tempat ini."Aku akan patuh. Setelah tubuhku sembuh, aku akan melahirkan anak untukmu," kata Yasmin."Oke!" Beni menepuk tangan dan merasa sangat senang."Sepertinya ini bukan kamar yang aku tempati pada awalnya. Apa kamar itu berada di sebelah?" tanya Yasmin."Di seberang. Kebetulan aku bisa melihatmu, jadi kamu nggak bisa kabur," kata Beni."Apa orang tuamu keluar pada malam hari? Aku takut sendirian di rumah," kata Yasmin."Orang tuaku nggak keluar pada malam hari. Mereka hanya pergi pada pagi hari untuk bekerja di sawah. Mereka memetik daun murbei dan memberi makan ulat sutra.""Ulat sutra? Aku nggak pernah melihatnya.""Kamu ingin melihatnya? Aku bisa membawamu.""Oke."Kedua orang itu berdiri ketika wanita tua kebetulan masuk. "Kalian mau pergi ke
Malam hari, setelah Tony menyeduh teh, dia membuka pintu kantor.Dia pelan-pelan meletakkannya di atas meja kantor."Tuan Daniel, tidurlah," kata Tony dengan hati-hati.Daniel diam saja dan tidak bergerak. Dia hanya menatap laptop di depannya.Tony tahu kalau Daniel sedang melihat video kamera.Itu adalah video pegunungan yang dalam dan daerah pedesaan.Dia juga tahu kalau itu video ketika mereka mencari Yasmin.Daniel ingin menemukan petunjuk dari video itu.Setelah Daniel makan malam dengan anak-anak, dia pergi ke ruang kerja dan tidak pernah keluar.Lima atau enam jam sudah berlalu.Tony tahu Daniel tidak mendengar apa yang dikatakannya. Dia juga tidak akan mendengarnya. Maka itu, Tony langsung keluar dari ruang kerja.Dia hanya bisa berdoa dalam hati. Semoga Nyonya bisa segera ditemukan atau segalanya akan berubah.Begitu segalanya berubah, jangankan Taman Royal, Grup Naga juga akan menderita.Semua video ini diambil dengan drone.Daniel meminta Rafael mengirimnya.Daniel tidak per
"Ibuku menyuruhku mengawasimu dan nggak boleh pergi."Satu tangan Yasmin memegang kursi di bawah bokongnya, kemudian dia mengayunkannya ke arah suara itu dengan kuat.Bam! Dia sudah menghantam kepala Beni dengan tepat."Akh!" Beni berteriak, kemudian dia terjatuh dan pingsan.Matanya belum sembuh, tapi kepalanya sudah terluka lagi.Yasmin tidak mendengar suara Beni, jadi dia menendang-nendang Beni dengan ujung kakinya. Saat dia tidak mendengar reaksi, baru dia menuju ke pintu.Dia menemukan tiang di dekat pintu, lalu keluar. Dia berbelok ke kanan untuk menuju ke gudang kayu, kemudian berjalan ke belakang gunung.Lelaki tua dan wanita tua itu pulang lebih awal."Nanti kita baru memetiknya. Aku ingin melihat Beni dan wanita itu dulu .... Beni!" Wanita tua itu tidak melihat Yasmin dan hanya melihat Beni yang tak sadarkan diri di lantai. Dia menarik Beni sambil berkata, "Beni, ada apa denganmu? Beni?"Beni membuka matanya dengan pusing. "Bu, dia ... memukulku ....""Dia lari lagi! Dasar wa
Mata Daniel menatap layar dengan sinis. "Drone nomor enam, pada jam delapan malam, lokasi rekamannya ada di depan tempat dokter desa. Cek tempat apa itu."Rafael sedang melihat video yang dikatakan Daniel. Dia menemukannya dengan cepat, lalu berkata, "Tuan Daniel, tempat nama ini adalah Desa Mufa karena semua orang di sini bermarga Mufa. Apa ada yang salah, Tuan Daniel? Kami sudah memeriksa tempat itu dan desanya kecil.""Awasi tiga orang yang keluar masuk dari tempat itu," kata Daniel.Video itu berhenti di adegan keluarganya Beni keluar dari rumah dokter desa. Kain kasa di mata Beni terlihat jelas.Rafael memperhatikannya, lalu berkata, "Mereka tampak sangat gelisah ....""Aku pergi ke sana sekarang juga!" Setelah Daniel mematikan telepon, dia pergi.Tony yang sedang berdiri di ruang kerja merasa sepertinya Daniel tidak melihatnya.Ketika Daniel membuka pintu ruang kerja, dia melihat anak-anak berlari ke arahnya. Mereka berdiri di depan kaki Daniel, lalu mendongak dan berkata, "Papa,
Rafael tidak pernah melihat orang yang ingin sekali mati.Daniel diam saja. Dia membawa Yasmin kembali ke gudang kayu dulu, lalu meletakkannya di atas jerami dengan pelan.Setelah itu, dia menutup pintu agar keributan di luar tidak membangunkan Yasmin.Bayangan mendekat. Sebelum lelaki tua itu sempat bereaksi, sebuah tinju telah mendarat. Kekuatan itu membuatnya merasa dia seolah-olah ditabrak oleh kereta api.Daniel mencengkeram kerah baju lelaki tua itu, kemudian terus-menerus meninjunya.Lelaki tua itu sama sekali tidak punya kemampuan untuk melawan dan hanya bisa menahan semua tinjuan.Darah segar memuncrat ke mana-mana.Wanita tua dan Beni di sebelah berteriak ketakutan. Setelah mereka tersadar, mereka ingin membantu.Namun, Rafael dan pengawal langsung menendang mereka.Para penduduk desa ingin menyerang Daniel secara bersamaan.Rafael pun mengeluarkan pistolnya, kemudian menembak tiga kali ke arah langit.Para penduduk berjongkok dan memeluk kepala ketakutan."Semuanya, keluarga
Helen tercengang saat melihat Yasmin yang sekujur tubuhnya penuh dengan luka.Dia adalah dokter yang berpengalaman dan sudah pernah bertemu dengan luka yang lebih parah.Hanya saja, orang ini adalah Yasmin. Kenapa dia bisa menjadi seperti ini? Kecuali Daniel, siapa yang mempunyai keberanian untuk menyakitinya sampai seperti ini?Namun, ini tidak mungkin Daniel!Yasmin amnesia sekarang. Bagaimana mungkin Daniel?Saat Yasmin memasuki ruang operasi, Daniel berkata pada Helen dengan tegas, "Aku nggak bisa menunggu lama."Helen mengerti maksudnya. Dia menganggukkan kepalanya. "Saya mengerti."Pintu ruangan operasi ditutup. Daniel pun menunggu di luar.Terakhir kali dia menunggu begini lama adalah ketika Yasmin mengalami kecelakaan mobil.Mata Daniel masih merah. Dia tampak mengerikan dan tidak ada yang berani mendekatinya.Helen benar-benar tidak membiarkan Daniel menunggu lama. Setelah dia memeriksa keseluruhan luka Yasmin, dia menyuruh suster memberi tahu ketika dia memulai pengobatan.Su
Percakapan mereka terdengar oleh Susan yang berdiri tak jauh dengan jelas.Ekspresinya menjadi panik. Yasmin belum mati?Bagaimana mungkin?Namun, kalau Yasmin sudah mati, bagaimana mungkin pengurus rumah bisa mengangkat telepon Daniel dan memintanya untuk mengambil pakaian bersih Yasmin?Jangan-jangan ... dia benaran masih hidup?Susan tidak dapat menilai, jadi dia pergi ke kamar bawahan untuk menelepon Irene.Irene sedang bermain piano dengan santai di rumah dan menikmati musik indah yang dia buat.Ponselnya di seberang berdering dan mengganggu suasana.Dia berhenti bermain untuk mengambil ponselnya. Ketika dia melihat penelepon adalah Susan, dia pun berpikir apa telah terjadi sesuatu?Setelah dia mendengar apa yang dikatakan Susan, raut wajahnya berubah drastis. Tangannya menekan tuts piano dengan kuat. "Apa?! Bukankah kamu bilang dia sudah mati dan melihatnya tenggelam dengan matamu sendiri? Apa kamu berbohong padaku untuk menipu uangku?""Nggak, nggak. Waktu itu saya benaran melih
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati