Share

Permintaan Wilson

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 09:59:00

Angin malam yang dingin menyelinap di antara mereka, membawa serta ketegangan yang tak kasatmata. Di bawah sinar bulan yang pucat, wajah Grace memancarkan campuran keteguhan dan keresahan. Ethan berdiri tegap, matanya menatap Grace dengan intensitas yang sulit dijelaskan.

Grace melipat kedua tangannya di depan dada, mencoba menenangkan dirinya yang gemetar.

 "Ada apa mencariku? Sepertinya ada masalah?" Ethan memecah kesunyian dengan suara rendah namun tajam, seperti pisau yang mengiris malam.

Grace menatapnya lekat-lekat, berusaha membaca pikirannya. “Ethan Christophe … kenapa?” tanyanya, suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha terdengar tegar.

Ethan mengangkat satu alis, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin. “Kenapa? Apa maksudmu?” balasnya dengan nada datar, seolah-olah ia sudah mengetahui arahnya percakapan ini, tapi menolak untuk mengakuinya.

Grace menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Menemui Sammy

    Grace memandang Wilson dengan tatapan heran. Anak kecil itu terlihat begitu yakin dengan ucapannya, seolah-olah ia tahu apa yang sedang dibicarakannya."Wilson, kamu kenapa bisa bicara seperti itu? Kamu masih anak-anak yang bahkan belum masuk sekolah," tanya Grace, suaranya penuh keheranan.Wilson menatap ibunya dengan ekspresi serius, sesuatu yang jarang ia tunjukkan. "Mama, walaupun aku belum sekolah, tapi permintaanku tidak berlebihan. Mama tidak perlu mengeluarkan uang atau berkorban. Aku hanya ingin memanggil Paman Ethan sebagai papa. Karena dalam hidupku, aku memang kekurangan papa. Dan mama juga tidak ada pasangan di saat ini. Kenapa kalian tidak menikah saja?" tanya Wilson dengan nada polos, namun terus terang.Grace terkejut mendengar penuturan anaknya. Ia menelan ludah, bingung harus menanggapi bagaimana. "Sejak kapan anak sekecilmu bisa bicara soal urusan orang dewasa?" gumamnya lebih kepada dirinya sendiri daripada Wilson.Sementara itu, Ethan yang berdiri di sana tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Tragedi

    Siang hari di kota Paris, cuaca buruk mengintai. Hujan deras mengguyur dan petir kuat menyambar tanpa henti. Di sebuah gedung kosong, seorang pria berambut putih sedang melakukan pelecehan terhadap seorang wanita. Wajah wanita itu terlihat putus asa, air mata mengalir deras, namun pria itu terus saja melanjutkan perbuatannya dengan desahan penuh kenikmatan hingga mencapai puncaknya.Setelah selesai, pria itu dengan santai mengenakan kembali celananya dan meninggalkan wanita itu begitu saja. Tanpa peduli pada hujan deras yang menghantam tubuhnya, dia pergi dengan tergesa, seolah takut dikenali oleh warga sekitar.Beberapa saat kemudian, pria itu tiba di rumahnya. Begitu melangkah masuk, ia langsung berteriak penuh amarah, "Sammi! Mana makan siangku? Kenapa kau tidak menyediakannya?"Suara teriakannya menggema di seluruh ruangan. Seorang gadis remaja keluar dari kamarnya dengan wajah tegang, matanya berkaca-kaca saat ia menjawab dengan nada penuh kemarahan yang ditahan, "Mama sudah perg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Persidangan Ethan

    Ethan, setelah memuaskan hasrat yang disebabkan oleh pengaruh obat itu, terbaring lemas di kursi mobil. Nafasnya terengah-engah sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran, tidak menyadari kekejaman yang baru saja ia lakukan.Sementara itu, Grace hanya bisa menangis. Hatinya hancur, tubuhnya lemah, dan air matanya mengalir deras. Kehormatannya direnggut tanpa ampun, oleh seorang pria yang tak dikenalnya. Dalam ketakutan dan rasa malu yang mendalam, Grace berusaha keluar dari mobil itu dengan langkah terseok-seok. Tubuhnya terasa seperti dihantam ribuan jarum, namun ia tak punya pilihan selain pergi secepat mungkin dari tempat itu. Ia tak ingin mengingat atau mengetahui lebih lanjut tentang wajah pria yang telah menghancurkannya. Ia berjalan tertatih-tatih di jalanan yang gelap, berusaha menahan sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya. Tangisnya semakin keras, namun tempat itu terlalu sepi, tak ada satu pun yang mendengar ratapannya. Malam itu menjadi saksi kesedihannya yang mendalam.K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Mengincar Grace

    Dua jam kemudian.Persidangan dilanjutkan dengan suasana yang tegang, saat sang hakim bersiap untuk membaca keputusan terhadap tersangka pembunuhan, Ethan Christopher. Di dalam ruang sidang yang penuh sesak, napas tertahan dan mata tertuju pada hakim yang memegang nasib di tangannya."Ethan Christopher," ucap hakim dengan suara lantang, "akan dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup atas kesalahan melakukan pelecehan seksual dan pembunuhan korban. Selain itu, klub malam yang menjadi lokasi kejahatan akan ditutup dan disita oleh negara." Kata-kata itu menggema di seluruh ruangan, menebarkan keheningan yang berat.Ethan berdiri dengan gerakan cepat, wajahnya merah padam, "Aku tidak bisa terima keputusanmu!" Teriaknya dengan penuh emosi, matanya menatap tajam ke arah hakim.Namun, hakim tidak tergoyahkan. "Bukti dan saksi sudah lengkap," balasnya dengan ketegasan yang tidak bisa dibantah. "Terima atau tidak, Anda tidak memiliki hak untuk membantah putusan ini!"Meskipun berhasil menuntut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Tendangan Keras Dari Ethan

    "Grace Anderson Shin, ikut kami pergi atau mati di tangan kami?" tanya Ekin dengan nada keras dan tegas. Grace tidak mundur sedikit pun. Ia balas menatap Ekin dengan pandangan penuh tekad, "Aku tidak akan menyerah walau harus mati," jawab Grace dengan nada yang penuh determinasi. "Apa yang kalian lakukan hanya akan mempersulitkan bos kalian untuk bebas."Emil yang tampak lebih emosional, melangkah maju dengan wajah merah padam. "Jangan lupa! Bukti yang ada adalah hasil dari rekasayamu," bentaknya, suaranya bergetar dengan kemarahan. "Kau menjebak bos kami demi uang. Berapa jumlah yang brengsek itu bayar?"Grace mengangkat bahu, tersenyum tipis. "Aku tidak berniat melukai kalian. Tapi kalau itu yang kalian inginkan," dia melayangkan tongkat di tangannya, siap bertarung, "akan kulayani!"Emil dan anak buahnya langsung meluncur maju, melayangkan pisau tajam ke arah Grace. Tanpa gentar, Grace menahan serangan-serangan mereka yang datang secara bersamaan. Tongkatnya memukul tangan-tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Wilson, Anak Yang Disembunyikan

    "1 minggu!" ucap Ethan menatap tajam pada Grace, matanya menyorot tajam seolah menusuk langsung ke dalam jiwa gadis itu. "Kalau gagal, aku tidak akan melepaskanmu!""Baiklah, tapi dalam seminggu ini kau harus pastikan keselamatanku. Andaikan aku mati, maka tidak ada keuntungan bagimu!" jawab Grace.Ethan tertawa kecil, senyumnya sinis, hampir seperti memandang rendah permintaan Grace. "Kau mengancamku?" tanyanya, nada suaranya mengintimidasi, namun bibirnya masih menyunggingkan senyuman yang meremehkan."Tentu saja, tidak! Aku butuh jaminan untuk nyawaku," Grace membalas dengan tegas, "Raymond Scott akan membunuh siapa saja yang menantangnya. Aku akan menjadi sasarannya. Hakim dan para juri ada di pihaknya. Bukti asli telah diserahkan kepada mereka. Namun, semua bukti telah dihapus," jelasnya sambil menarik napas panjang, mencoba menghilangkan ketegangan yang melingkupinya.Ethan mendengus, mengalihkan pandangannya sejenak. "Kalau sudah tahu kau akan menjadi sasarannya, kenapa ingin u

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Mulai Penyelidikan

    Grace berdiri di depan panti asuhan, memandang anak-anak yang sedang bermain riang di halaman. Senyum mereka seharusnya bisa membangkitkan perasaan hangat dalam hatinya, namun bayangan ancaman Raymond Scott terus menghantui pikirannya. Kata-kata pria itu, yang diucapkan dengan nada dingin dan penuh ancaman, membebani langkahnya sejak saat itu.“Pastikan Ethan Christopher dihukum mati. Kalau kau tidak melakukannya, maka anak-anak di panti asuhan ini akan menjadi penggantinya,” ancaman Raymond terngiang jelas dalam benak Grace, membuatnya mengepalkan tangan dengan erat. "Sudah saatnya aku memasukkanmu ke penjara," gumam Grace, memandang gedung panti asuhan dengan tekad yang berkobar. ***Di gedung kejaksaan, Grace melangkah cepat menuju ruangan Kepala Jaksa Robert, wajahnya penuh determinasi. Tanpa ragu, ia mengetuk pintu dengan keras sebelum masuk. Robert, yang duduk di balik mejanya, mengangkat kepala dan menatap Grace dengan tatapan waspada."Grace, jangan mencari masalah lagi. Ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Anak Yang Disembunyikan

    Malam di café itu semakin sunyi, hanya terdengar suara gesekan sendok yang diaduk Grace pada minumannya. Dalam benaknya, ia terus memikirkan kasus besar yang sedang ditanganinya, kasus yang membuatnya harus berhadapan dengan Raymond, seorang pejabat yang ditakuti dan berkuasa.Tak lama kemudian, Robert, Kepala Jaksa mendekatinya dan duduk di hadapannya dengan wajah serius. "Dengarkan aku sekali lagi, Grace. Tolak kasus ini!" kata Robert dengan nada mendesak.Grace memandang Robert dengan mata tajam. "Selama ini aku tidak pernah menyesal dengan keputusan yang kuambil. Walaupun harus kehilangan nyawa, aku tidak akan ragu membongkar kejahatannya," jawab Grace tegas.Robert menghela napas, berusaha mengendalikan emosinya. "Kau tahu siapa lawanmu? Ini bukan permainan, Grace.""Untuk apa kau peduli? Apapun yang terjadi, aku yang akan bertanggung jawab," Grace membalas dengan suara yang bergetar namun tegas.Robert memejamkan mata sejenak, tampak frustasi. "Aku tahu kau keras kepala dan ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Menemui Sammy

    Grace memandang Wilson dengan tatapan heran. Anak kecil itu terlihat begitu yakin dengan ucapannya, seolah-olah ia tahu apa yang sedang dibicarakannya."Wilson, kamu kenapa bisa bicara seperti itu? Kamu masih anak-anak yang bahkan belum masuk sekolah," tanya Grace, suaranya penuh keheranan.Wilson menatap ibunya dengan ekspresi serius, sesuatu yang jarang ia tunjukkan. "Mama, walaupun aku belum sekolah, tapi permintaanku tidak berlebihan. Mama tidak perlu mengeluarkan uang atau berkorban. Aku hanya ingin memanggil Paman Ethan sebagai papa. Karena dalam hidupku, aku memang kekurangan papa. Dan mama juga tidak ada pasangan di saat ini. Kenapa kalian tidak menikah saja?" tanya Wilson dengan nada polos, namun terus terang.Grace terkejut mendengar penuturan anaknya. Ia menelan ludah, bingung harus menanggapi bagaimana. "Sejak kapan anak sekecilmu bisa bicara soal urusan orang dewasa?" gumamnya lebih kepada dirinya sendiri daripada Wilson.Sementara itu, Ethan yang berdiri di sana tersenyu

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Permintaan Wilson

    Angin malam yang dingin menyelinap di antara mereka, membawa serta ketegangan yang tak kasatmata. Di bawah sinar bulan yang pucat, wajah Grace memancarkan campuran keteguhan dan keresahan. Ethan berdiri tegap, matanya menatap Grace dengan intensitas yang sulit dijelaskan.Grace melipat kedua tangannya di depan dada, mencoba menenangkan dirinya yang gemetar."Ada apa mencariku? Sepertinya ada masalah?" Ethan memecah kesunyian dengan suara rendah namun tajam, seperti pisau yang mengiris malam.Grace menatapnya lekat-lekat, berusaha membaca pikirannya. “Ethan Christophe … kenapa?” tanyanya, suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha terdengar tegar.Ethan mengangkat satu alis, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin. “Kenapa? Apa maksudmu?” balasnya dengan nada datar, seolah-olah ia sudah mengetahui arahnya percakapan ini, tapi menolak untuk mengakuinya.Grace menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirin

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Mengetahui Masa Lalu Ethan

    Grace terdiam setelah memikirkan sesuatu, matanya menerawang jauh, memikirkan apa yang baru saja terlintas di kepalanya. Dengan cepat, ia menggelengkan kepala, mencoba mengusir kebingungan yang mulai merasuk. Tanpa membuang waktu, ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi menuju kantornya.Setibanya di sana, langkahnya tergesa-gesa. Ia hampir tidak menyapa siapa pun di sepanjang lorong. Sesampainya di ruangannya, Grace menjatuhkan tasnya di meja dan langsung menyalakan komputer. Jarinya bergerak cepat di atas keyboard, mengetik sesuatu dengan penuh rasa penasaran. Detik-detik berlalu sebelum layar komputer menampilkan sebuah artikel berita lama.Matanya fokus membaca setiap kata di layar. Artikel itu menceritakan kematian tragis seorang wanita yang menjadi korban pemerkosaan, seorang wanita bernama June Christopher. Grace membaca dengan cermat hingga menemukan informasi yang membuat napasnya tertahan."Nama wanita itu adalah June Christopher,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Kecurigaan Grace Terhadap Ethan

    Toko Obat WangWang sedang sibuk mengolah ramuan herbal di meja kerjanya ketika Grace datang dengan napas tersengal. Wajahnya yang tegang menandakan bahwa ada sesuatu yang mendesak.“Apa? Wilson dibawa pergi oleh Ethan? Untuk apa dia membawa anakku?” Grace bertanya dengan suara bergetar. Jelas, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Wang menatapnya sambil melanjutkan pekerjaannya. “Anakmu itu sangat dekat dengan Ethan. Dia selalu saja mengatakan ingin pria itu menjadi ayahnya,” jawab Wang dengan nada tenang, berusaha menenangkan Grace.Grace mengerutkan kening, tidak percaya. “Anak ini... memang tidak sadar dengan apa yang dia katakan. Seharusnya dia tidak ikut dengan orang asing,” ujarnya dengan kesal, lebih kepada dirinya sendiri daripada Wang.Wang menghela napas panjang. “Tapi Wilson sangat dekat dengannya. Aku yakin Ethan juga menyayangi anakmu dan tidak akan menyakitinya. Grace,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Sammy Gelisah

    James, yang sudah tidak tahan lagi, berdiri dengan wajah merah padam dan berbalik menghadap kaca besar di ruangan itu. Tangannya mengepal, dan matanya memandang tajam ke arah kaca yang ia tahu ada seseorang di baliknya."Hei! Bebaskan aku! Untuk apa mengurungku di sini, ha?" teriaknya penuh kemarahan, suaranya menggema di ruangan kosong itu.Di luar ruangan, Grace yang mengamati semuanya tetap tenang. Ia melirik ke arah Billy sambil memberi perintah singkat, "Bebaskan dia."Billy menatap Grace sejenak, memastikan ia mendengar dengan benar, lalu mengangguk. "Baik," jawabnya, segera beranjak menuju ruangan tempat James berada.Sesampainya di ruangan itu, Billy membuka pintu dengan santai. Klek! Suara kunci pintu yang terbuka menggema."Maaf, Tuan Hart. Kami hampir lupa karena sedang sibuk. Anda sudah bisa pulang," ucap Billy dengan nada yang datar, seolah tidak ada yang aneh.James melangkah maju dengan ekspresi tidak percaya. "Apa? Lupa? Bisanya kau bicara begitu santai," ujarnya denga

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   James Ditahan

    "Nyonya, mereka jumlahnya cukup banyak. Mobil kita tidak bisa bergerak!" kata sopirnya dengan nada panik, sambil melihat kerumunan reporter yang menghalangi jalan."Sialan! Untuk apa aku harus takut pada mereka?" Jamez berujar dengan kesal, membuka pintu mobilnya dengan kasar, lalu melangkah keluar tanpa memedulikan keributan di sekitarnya."Jamez, jangan!" seru Sammy, ibunya, yang mencoba menahan Jamez. Tapi usahanya sia-sia; Jamez sudah terlanjur maju ke arah kerumunan dengan ekspresi penuh amarah."Ada apa, hah? Siapa kalian? Berani sekali menghalangi jalanku! Apa kalian ingin kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran seumur hidup?" kecam Jamez dengan nada tinggi, menatap para wartawan yang kini mengerumuninya.Salah satu reporter maju, membawa mikrofon. "Tuan, kami mendengar informasi bahwa Anda berniat melarikan diri. Sementara Anda adalah tersangka. Apakah betul?" tanyanya dengan nada penuh ketegasan.Jamez tertawa sinis, lalu melip

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   James Berniat Melarikan Diri

    Grace terbangun dengan kepala terasa berat dan pusing berdenyut. Ia memijat pelipisnya perlahan, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, ingatannya kabur, seperti film yang terputus-putus."Sepertinya aku terlalu banyak minum," gumamnya sambil merapikan rambutnya yang kusut. Ia bangkit dari kasur dengan langkah gontai dan membuka pintu kamarnya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, tetapi tidak ada siapa pun di sana."Mungkin dia sudah pergi. Dia menyelamatkanku lagi," pikirnya, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Apa yang aku bicarakan semalam? Kenapa aku tidak ingat? Semoga saja aku tidak bicara aneh-aneh."Grace menghela napas panjang, kemudian menuju kamar mandi. Di sana, ia mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menyegarkan pikirannya. Saat ia mengeringkan wajahnya dengan handuk, suara bel pintu mendadak terdengar, memecah keheningan.Dengan langkah cepat, Grace berjalan menuju pintu dan membukanya. Di sana berdiri Frank, meng

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Membawa Wilson Ke Rumahnya

    Ethan membawa Wilson kembali ke rumahnya, sebuah bangunan besar dan megah yang berdiri di tengah halaman luas yang terawat. Dinding-dindingnya dihiasi ukiran elegan, dan lampu-lampu kristal menggantung di sepanjang koridor. Wilson terbelalak melihat kemewahan yang jarang sekali ia temui dalam hidupnya."Wah... Paman, rumahmu luar biasa sekali," ujar Wilson dengan mata berbinar, suaranya dipenuhi kekaguman. Ia berlari kecil ke tengah ruang tamu, memutar tubuh sambil terus mengamati sekelilingnya.Ethan tersenyum kecil melihat reaksi polos bocah itu. "Kalau kamu suka, kamu bisa tinggal di sini sampai kapan pun," jawabnya, nada suaranya penuh ketulusan.Wilson berhenti berlari dan menatap Ethan dengan ragu. "Apakah benar?" tanyanya, seolah takut harapan kecilnya bisa pupus.Ethan mengangguk mantap. "Iya, Wilson. Kamu aman di sini."Namun, keraguan tetap menghiasi wajah Wilson. "Tapi Mama pasti tidak izinkan aku tinggal di sini. Mama selalu pesan janga

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Peringatan Wang

    “Tuan, jangan simpan dalam hati dengan ucapan anak kecil. Wilson hanya merindukan papanya. Oleh karena itu, dia sangat berharap memiliki seorang papa,” ujar Wang dengan nada lembut, mencoba menjelaskan tingkah cucunya.Ethan mengangguk pelan, menatap Wilson yang duduk di sampingnya. “Tidak apa-apa, aku bisa memahaminya. Kalau tidak keberatan, apakah aku bisa membawanya ke rumahku?” tanyanya dengan suara tenang, tapi penuh keinginan untuk membuat bocah itu merasa diterima.Mata Wilson langsung berbinar. Ia mendongak ke arah Ethan, memastikan apa yang baru saja didengarnya. “Apa benar, Paman akan membawaku ke rumah Paman?” tanyanya dengan penuh harap, suaranya nyaris bergetar karena kegembiraan.“Tentu saja!” jawab Ethan sambil tersenyum, senyum yang membuat hati Wilson melompat kegirangan.Namun, Wang, meski tersenyum kecil, tetap berusaha mengingatkan cucunya. “Wilson, tidak baik mengganggu orang,” ujarnya, berusaha agar bocah itu tidak terlihat terlalu memaksa.“Tidak mengganggu sama

DMCA.com Protection Status