“Kata Bu guru, lebih cepat lebih baik Om” ucap Tiara membuat Erlando segera bangkit dari duduknya lalu membantu Tiara untuk berdiri juga. “Yasudah, kita sekarang ke kantor gurumu yah” ajak Erlando yang di angguki oleh Tiara. Keduanya berjalan saling gandeng tangan menuju kantor sekolahnya Tiara, suasana koridor sekolah sepi karena para siswa maupun siswi sudah berada di kelasnya masing-masing, karena memang Tiara sedang bolos mata pelajaran. “Permisi” ucap Erlando ketika berada di ambang pintu kantor sekolahnya Tiara. “Iya, ada apa yah pak? Ada yang bisa saya bantu?” tanya guru yang menyuruh Tiara untuk memanggil ibunya, namanya adalah Devi. “Ah, Bapak yang pernah menjemput Tiara waktu itu tanpa sepengetahuan dari Ibu Latifa kan?” tebak Devi, karena Devi sendiri yang waktu itu mengizinkan Tiara untuk pulang bersama dengan Erlando. “Iya saya di sini-”“Tiara! Kamu kenapa membawa orang yang tidak dikenal itu? Apa kamu tidak ingat? Waktu itu Ibumu sampai panik tau!” tegur Arda sera
“Maaf? Anda siapa?” tanya Latifa kepada seorang wanita yang tiba-tiba datang dan mencegah kepala sekolah untuk mengambil laptop yang berisi rekaman CCTV. “Oh, pasti anda Nyonya Latifa, Ibunya Tiara kan?” tanya wanita tersebut membuat Latifa heran. ‘Sebenarnya siapa dia? Dan mengapa tiba-tiba datang dan menghentikan kepala sekolah untuk mengambil laptop rekaman CCTV’Ucap Latifa dalam hati. “Perkenalkan, nama saya Giselle, saya Maminya Airin, istri dari pemilik perusahaan Samanta Group” ucap Giselle seraya mengulurkan tangannya kepada Latifa. ‘Samanta Group?’‘Bukannya perusahaan ini adalah pemilik saham terbesar di perusahaannya Candra?’Pikir Latifa dalam hati. Latifa menerima uluran tangan dari Giselle. “Senang bertemu dengan anda juga, Nyonya Giselle” balas Latifa dengan senyuman yang dipaksakan. “Saya juga senang bertemu dengan anda Bu Latifa, setidaknya masalah ini akan teratasi dengan singkat” ucap Giselle dengan raut wajah yang menyiratkan sesuatu hal. Dan hal tersebut
Pada akhirnya Ibu dari Celine dan Laura juga dipanggil ke kantor sekolah, untuk memberitahu terkait apa yang terjadi. Termasuk hukuman yang berlaku, bukan skors namun perpindahan sekolah karena kasus nya bukan termasuk yang bisa di wajarkan. Meskipun hal tersebut ada campur tangan Erlando yang diam-diam memberikan sumbangan besar kepada sekolah melewati Djarot. “Maafkan saya yah Bu Latifa atas apa yang dilakukan oleh Celine” ucap Ibu Celine sembari menggandeng Celine yang sedang menangis. “Iya Bu, saya sudah memaafkan apa yang dilakukan oleh Celine, semoga kedepannya Celine bisa lebih baik lagi yah bu” ucap Latifa dengan senyuman ramah. “Saya juga Bu Latifa, saya menyesal telah mengabaikan apa yang dilakukan oleh Laura, ternyata berdampak sangat buruk bagi kepribadiannya” celetuk Ibunya Laura yang kini menggandeng Laura yang sedang mengantuk. “Iya Bu, tidak apa-apa saya juga memaafkan apa yang dilakukan Laura, bekerja itu harus tapi peran Ibu bagi Anaknya juga penting untuk kepr
“Wah, Tuan Erlando! Anda sudah datang rupanya” seru Candra yang baru turun dari tangga. ‘Kenapa aku tidak berpikiran jika ini perbuatan Erlando? Emang dasar kamunya aja yang tidak peka Latifa!’ Runtuk Latifa dalam hati. “Latifa, bagaimana bisa kamu membiarkan Tuan Erlando di luar! Kamu ini!” tegur Candra yang kini sudah tepat berada di samping Latifa. “Maaf yah Tuan, silahkan masuk dan menikmati hidangan yang sudah disajikan” ucap Candra sembari memberi ruang untuk Erlando masuk, namun hal itu membuat Latifa bergeser secara paksa dan hampir terjatuh. Buru-buru Erlando menahan bahu Latifa. “Astagfirullah!” ucap Latifa dengan spontan tanpa ia sadari. “Hati-hati yah” ucap Erlando dengan lembut kepada Latifa, seraya menarik tangannya kembali. “Ba-baik Tuan, terima kasih” ucap Latifa sembari menundukkan kepalanya. Sedangkan Candra merasa cemas, karena ia takut membuat Erlando merasa terbebani dalam kejadian tersebut. “Tua Candra, apa dia Istrimu?” tanya Erlando sembari melirik si
“Apa maksudmu Mas? Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu! Aku bahkan tidak pernah bersosialisasi kepada orang luar! Bisa-bisanya kamu-”Latifa menghentikan ucapannya karena Erlando tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Kau serius sekali, aku hanya bercanda” serunya sembari menetralkan tawanya yang mengakibatkan ia kehabisan napas. “Lagian mana mau sekelas Tuan Erlando berminat dengan wanita seperti mu, yang sudah bersuami dan yah kelihatan tidak menarik, lupakan saja apa yang aku bicarakan tadi” ucap Erlando lalu pergi begitu saja meninggalkan Latifa yang masih terdiam di tempat. Latifa mencoba menahan amarahnya dengan menghela nafas panjang. “Sabar Latifa, sudah menjadi makanan sehari-hari bagimu terkait perkataan seperti itu dari Suamimu sendiri” rapal Latifa dalam hati. “Mama! Ayo tidur!” ajak Tiara sembari memeluk pinggang Latifa dengan Erat. “Baiklah Tuan Putri, mari kita tidur” ucap Latifa seraya menggendong Tiara lalu pergi menuju kamarnya berada. ***ErlandoApa kita bi
“Latifa, minggu depan aku akan pergi berlibur ke Korea karena diajak oleh Tuan Erlando, bersama dengan timnya, persiapkan perlengkapanku yah, dan jaga rumah ini baik-baik” pesan Candra kepada Latifa. ‘Kenapa tiba-tiba dia mengajak Candra untuk pergi berlibur? Apa ini masalah pekerjaan?’Ucap Latifa dalam hati karena merasa penasaran. “Apa ini menyangkut pekerjaan?” tanya Latifa kepada Candra. “Tidak, kami hanya sekedar berlibur saja” ucap Candra membuat Latifa menganggukkan kepalanya. “Apa kamu mau ikut?” tanya Candra tiba-tiba. “Aku-”“Mana mungkin kamu mau ikut? Kamu tidak suka dengan bepergian bukan? Apalagi kamu tidak tau caranya berpenampilan itu seperti apa” sela Candra yang terkesan merendahkan Latifa. Latifa sendiri hanya diam dan terlihat tidak menghiraukan apa yang Candra katakan. Karena baginya itu sudah hal biasa. “Sebelumnya Tuan Erlando menyuruhku untuk mengajakmu, tapi kamu tidak memungkinkan untuk aku ajak berlibur, kalau begitu aku akan mengajak Linda saja, ka
Latifa terkejut mendengar pernyataan dari Candra. ‘Apa ini? kenapa dia bisa berpikiran untuk menyuruhku menggantikannya untuk ikut berlibur ke korea?’Ucap Latifa dalam hati. “Maksudnya Mas? Kenapa… Kamu menyuruhku untuk menggantikanmu pergi ke Korea?” tanya Latifa kepada Candra. “Linda menolak untuk aku ajak ke Korea bersama denganku, dia ingin pergi ke jepang, mangkanya aku langsung beli tiket untuk ke jepang, dan berpikir untuk menyuruhmu menggantikan ku nanti” Latifa tidak habis pikir ketika mendengar penjelasan dari Candra. ‘Apa dia tidak waras? Apa dia tidak berpikir mengenai resikonya karena telah menyuruh orang lain untuk menggantikannya pergi, bukannya ini tindakan yang tidak sopan?’‘Astagfirullah! Latifa, entah sejauh mana Suamimu itu berpikir, apakah hal itu akan tetap berlaku hingga dia menua?”Ucap Latifa dalam hati, seraya menggelengkan kepalanya karena merasa tidak percaya dengan tingkah laku Candra. “Apa tidak beresiko? Jika tiba-tiba aku menggantikan mu untuk i
“E-erlando? Bagaimana bisa kamu disini?” tanya Latifa dengan raut wajah yang setengah terkejut. “Naik pesawatlah, apa lagi?” jawab Erlando seadanya. “Naik pesawat dong Ma, kan kita ikut Om Erlando buat ke Korea” celetu Tiara yang seakan mendukung Erlando. Erlando tersenyum lalu mengajak High Five kepada Tiara yang dibalas oleh Tiara dengan semangat. “Bukan…maksudku, kenapa kamu bisa bersebelahan denganku?” tany Latifa karena merasa tidak terima dengan kejutan yang Erlando berikan. “Kalau kamu tidak mau bersebelahan denganku, biar Tiara yang ada di tengah… Gimana Tiara? Mau? Duduk di sebelahnya Om?” “Mau Om!” seru Tiara yang langsung berdiri. Latifa menghela nafasnya, ia segera berduri juga dna bertukar tempat dengan Tiara. Setelah itu Latifa diam membiarkan Tiara dan Erlando saling berinteraksi tanpa henti hingga pesawat lepas landas. Setelah beberapa menit akhirnya Tiara tertidur dengan mengenakan selimut yang Erlando minta dari pramugari. “Kenapa… Kenapa kamu tidak memilih