Share

Bab 927

Sebastian juga bisa membaca suasana. "Ok. Bu, harap sabar dan tunggu sebentar. Kami akan pergi beliin ibu sesuatu yang enak untuk dimakan."

"Maaf repotin kalian, kalau gitu." kata Sharon sambil tersenyum. Setelah mereka keluar dari kamar, mereka menutup pintu kamar.

Di dalam ruangan, Sharon dan Simon mengunci tatapan saat mereka saling memandang. Seolah-olah mereka memiliki ribuan hal untuk dikatakan satu sama lain namun tidak tahu harus mulai dari mana.

Setelah beberapa saat, Simon menyentuh tangannya dan dengan lembut bertanya, "Apa lukamu masih sakit?"

Sharon tampak sedih dan cemberut. "Tentu saja, mereka terluka. Kamu nggak tau, tapi waktu aku dikurung di lab bawah tanah itu, aku pikir aku akan mati di sana."

Mata Simon menjadi redup, dan ia merasa sedih. "Aku nggak akan pernah biarin hal seperti itu terjadi lagi."

Ia mendengar itu dan tanpa sadar menggenggam tangannya. "Aku nggak bermaksud nyalahin kamu. Aku cuma takut… Takut aku mungkin benar-benar mati ketika aku ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status