Itu keputusan yang tidak baik, kan? Gimana kalau karyawan lain tau?Meski demikian, Simon tidak peduli. Melihat kerutan di wajahnya, Simon berkata, "Kamu denger kan apa yang aku bilang tadi?" Apa ini sebuah perintah?Sharon meliriknya dengan sembunyi-sembunyi. Apa Simon tidak terlalu memaksakan?Meskipun berpikir begitu, Sharon mengangguk tanda setuju. "Iya oke," ujarnya“Benar…” katanya. Ia sebenarnya sedang memikirkan tentang Howard datang ke Central Corporation untuk kerja di sana, apa ini semua diatur Simon?Simon bisa merasakan tatapannya padanya. “Kalau ada yang mau ditanya langsung bilang aja. Jangan diam-diam ngelirik gitu," katanya.Sharon merasa sedikit canggung. Ia tidak diam-diam meliriknya!“Aku mau nanya sama kamu. Apa kamu yang buat Howard ambil posisi direktur departemen desain?” Sharon bertanya.Alis gelap Simon merajut menjadi sebuah kerutan. “Howard? Dia kerja di Central Corporation?” Ia bertanya.Dari ekspresinya, sepertinya Simon tidak tahu tentang itu.Sharon meng
“Paman, ini makanannya dimasakin koki rumah ya? baunya enak sekali.. paman ga keberatan kalau saya minta risottonya, kan? ” Ia bertanya sebelum melanjutkan untuk duduk."Pulang saja ke rumah kalau kamu pengen makanan rumah," kata Simon dingin. Ia langsung menolaknya.Howard berhenti di tengah-tengah duduk. “baiklah, aku nggak mau ganggu kalian berdua kok. Nanti takeaway aja, aku kan makan sendirian,”gerutunya.Ia melotot ke arah Sharon dengan halus sebelum pergi. Namun Sharon bahkan tidak melirik Howard sedikit pun. Ia masih menikmati makan siangnya dengan suaminya.Ia menahan amarah yang membara di hatinya dan berbalik untuk pergi dengan cepat. Saat ia menutup pintu kantornya, senyum di wajahnya langsung menghilang.Awalnya, Sharon sangat nafsu sekali untuk makan hidangan itu. Namun, setelah Howard datang, entah bagaimana ia seperti tidak ingin makan lagi. Ia meletakkan garpu dan sendoknya setelah makan sedikit. “Aku kenyang. Kamu lanjutkan saja ya, pelan pelan aja,” katanya.Simon me
Sally mengerutkan kening tidak sabar. “Aku sudah bilang apa yang perlu dikatakan. Lepaskan aku, jangan sentuh aku!"Sharon mencengkeramnya dan bersikeras agar ia menjelaskan semuanya. Namun, rekannya Lewis tiba-tiba muncul. “Sharon! Aku cariin kamu daritadi.”Dalam sepersekian detik perhatian Sharon teralihkan, Sally melepaskan cengkeramannya dan memelototinya saat ia berkata, "Aku sarankan kamu diam ya, kalau tidak aku akan buat Howard kasih kamu lebih banyak pekerjaan." Kemudian berjalan dengan angkuh.Sharon tidak menghentikan Sally. Ia tahu Sally sengaja membangkitkan emosinya dengan tidak melanjutkan info tentang ayahnya!Lewis memberi tahu Sharon direktur ingin ia membawa desain itu ke lokasi konstruksi dan menunjukkannya kepada orang yang bertanggung jawab.Karena itu, Sharon menahan pertanyaannya dan mulai bekerja.Ketika ia meninggalkan kantor dan berkendara ke lokasi konstruksi, ia merasa tidak tenang karena mengingat apa yang dikatakan Sally padanya.Ia ingat terakhir kali i
Ketika Helen berbalik dan melihat bosnya turun dari mobil, ia bergegas dan berkata, “Wakil Presiden, kenapa Anda keluar? Apa kamu baik baik saja? Apakah kamu terluka?"Wajah Penelope kosong. Tidak ada yang pernah melihat senyum di wajahnya sebelumnya.Sharon yang masih shock, menoleh ke arah suara itu. Wanita paruh baya yang turun dari mobil mengenakan setelan bisnis sederhana, dan rambutnya ditarik ke belakang. Matanya tidak tersenyum, memberinya suasana kecanggihan di tengah auranya yang kuat. Ia tampak seperti bos perempuan.Mengapa wanita ini tampak akrab? Mengapa aura orang ini terasa mirip dengan Simon?Sharon tahu bahwa dialah pemilik mobil itu. Berjalan mendekat, ia berkata dengan nada meminta maaf, "Maaf, saya tidak memperhatikan jalan tadi ... tapi jangan khawatir, saya akan bayar berapapun yang perlu diganti rugi."Ia menyadari kecelakaan itu terjadi karena ia terganggu dan berbelok ke jalur yang salah."Bayar?" Helen mengejek sebelum menegur, "Bisa kamu bayar harga kalau Wa
Sharon mungkin yang paling shock sekarang. Ketika melihat keduanya saling kenal, ia terkejut. Wanita itu kakak tertua Simon!?“Presiden Zachary, apa Anda di sini untuk jemput Wakil Presiden Zachary? Wanita itu yang tidak memperhatikan mengemudinya dan akhirnya melukai Wakil Presiden Zachary!” Helen segera mengadu padanya.Simon tenggelam kalut. "Penelope, kamu baik-baik aja?"“Wakil Presiden tidak terluka, tetapi shock luar biasa. Jangan khawatir, Presiden Zachary. Kami sudah diskusi dengan Pengacara Greene. Kami pasti akan minta pelaku membayar untuk setiap sen terakhir!” Helen berbicara lagi.Sharon merasakan kulit kepalanya tergelitik mendengar apa yang mereka katakan. Kakak perempuannya terlihat sangat kuat, jadi tidak mungkin mereka membiarkan Sharon pergi dengan mudah, kan?Ia melirik Simon dengan diam-diam. Ia pasti telah membuat Simon bermasalah lagi.Simon menahan rasa terkejutnya. Ia tidak akan pernah menyangka Sharon akan secara kebetulan menabrak saudara perempuannya. Tatap
Pria itu tidak memiliki ekspresi di wajahnya saat dia melemparkan pertanyaan itu kembali padanya. "Gimana menurut kamu?"Sharon menurunkan kelopak matanya. “Aku… aku nyesel banget. Aku nggak pernah sangka akan nabrak kakak kamu.”"Nyesel? Kenapa kamu nggak mikirin akibatnya waktu nyetir tadi? Gimana kalo orang lain yang nabrak kamu atau kamu nabrak orang lain? Bisa kamu tanggungjawab?” Dia menegur dengan tegas.Sharon terkejut melihat ekspresi tegas di wajahnya. “Aku, aku tahu ini salahku, tapi… kita suami-istri sekarang. Kakak kamu akan memaafkanku karenamu, kan?”Ekspresi pria itu masih nampak dingin. "Aku hanya khawatir dia akan menolak untuk melihatmu sebagai saudara iparnya."Sharon tercengang. Dia benar, dia telah memanggil Penelope sebagai saudara iparnya, tapi dia hanya pergi dengan ekspresi dingin di wajahnya."Jadi aku harus ngapain? Aku bisa minta maaf padanya, kan?”"Kamu rusak mobilnya, tapi kamu pikir minta maaf bisa memperbaiki keadaan?"Sharon menurunkan matanya lagi, e
“Penelope, kamu tidak tahu gimana menghadapi Sharon. Ia pakai anaknya untuk mendekati Simon…”“Fiona, itu kayaknya ide yang buruk ya untuk bergosip tentang istriku di belakang punggungnya?” Simon terlihat dingin saat berjalan ke ruang tamu. Sharon ada di sampingnya.Fiona baru saja akan kasih tahu Penelope semua tentang kekurangan Sharon. Ia tidak sangka Simon akan kembali pada saat ini dan tidak sengaja mendengarnya, dengan Sharon di sampingnya juga!Ia tersendat dengan canggung untuk sesaat tetapi berhasil menyembunyikannya dengan cepat saat ia mengeluarkan nada tinggi dan kuat, “Simon, aku nggak sedang bergosip. Aku mengatakan yang sebenarnya." Ketika ia selesai berbicara, ia bahkan memelototi Sharon.Tatapan Simon tajam. “Fiona, istriku ini baik hati tapi kamu selalu bilang dia mata duitan. Apa kamu yakin pikiran kamu itu benar?”Fiona hampir muntah darah dari mulutnya. Sharon baik hati? Bagaimana ia bisa bilang sesuatu yang begitu tidak masuk akal?Sharon berdiri diam di samping S
"Itu semua kejadian masa lalu ..."“Cuma karena itu kejadian masa lalu bukan berarti itu nggak pernah terjadi! Berani ya kamu nikah sama wanita kayak gitu?! Sangat jelas dia punya motif tersembunyi!”“Penelope, kamu bahkan nggak pernah interaksi sama dia dan cuma denger desas-desus. Kok kamu bisa simpulkan dia punya motif tersembunyi gitu aja?” Simon tidak meninggikan suaranya. Yang ingin dia lakukan hanyalah berbicara dengan akal sehat padanya, bukan berdebat dengannya.Namun, bagi Penelope, ini pertama kalinya dia berdebat dengan adiknya karena seorang wanita!Cengkeramannya pada sandaran tangan mengencang saat dadanya naik turun. “Biar gimana, aku nggak setuju dengan pernikahanmu dengan wanita ini. Dia bahkan menabrak mobilku hari ini dan hampir membunuh aku, kalau aku nggak beruntung! Ceraikan dia segera demi kebaikanmu sendiri!”Simon mengerutkan kening. “Penelope, hari ini itu cuma kesalahpahaman. Kamu sadar gak kalau kamu udah prasangka buruk sama dia?"“Aku nggak prasangka bu