Sharon terdiam. Tidak perlu baginya untuk melaporkan hal-hal sepele seperti itu padanya, kan?Sebelum dia bisa mencerna semuanya, Simon mengambil es krim dengan sendok kecil dan memberinya makan. "Ayo, isi lagi energi kamu."Dengan patuh Sharon membuka mulutnya dan memakannya.Berbagai hidangan sudah diatur di atas meja sebelum kedatangan mereka. Mereka satu-satunya orang di restoran, seperti yang dia katakan.Dia tahu bahwa Simon telah mengatur untuk ini.Sharon mencicipi hidangan lain dan menemukan bahwa itu semua sangat lezat.Simon selalu tahu apa yang dia sukai.Sementara dia makan, pria itu di sampingnya tiba-tiba berkata, "Aku akan minta seseorang mengumumkan pernikahan kita kepada publik besok."Beberapa makanan terjebak di tenggorokan Sharon. Tersedak gigitan makanan itu, dia mulai batuk dengan keras.Simon mengulurkan tangan dan menepuk punggungnya dengan lembut. "Pelan-pelan aja. Nggak ada yang akan ambil makanan kamu. "Setelah minum tegukan besar air, Sharon akhi
Tatapan Simon menjadi gelap saat melihat alisnya yang berkerut dan ungkapan yang tidak mau. "Kenapa? Emangnya hidup kamu jadi susah kalau tunangan sama aku?"Jangankan tunangan, wanita lain pasti akan cepat-cepat mengambil kesempatan untuk langsung jadi istrinya. Sedangkan Sharon, malah tampak sedih mendengar hal itu.Sekarang, Simon adalah orang yang putus asa untuk memberi label pada Sharon sebagai Ny. Zachary dan juga orang yang sangat takut Sharon akan terpikat oleh pria lain.Setelah melihat ketidaksenangan di wajahnya, Sharon tiba-tiba mendadak tertawa.Dia tidak bisa menahan untuk tidak mencubit wajahnya. "Kenapa kamu terlihat kayak ibu-ibu yang lagi tersinggung?"Tatapan Simon menjadi gelap. Dia membuka mulutnya untuk menggigit jarinya. Untungnya, dia cukup cepat untuk menarik tangannya sebelum dia bisa melakukan itu."Ternyata kamu bukan ibu-ibu yang lagi tersinggung tapi anjing serigala yang menggigit orang!"Segera setelah dia mengatakan itu, tubuh Simon yang kuat tib
“Bibi,” Howard memanggil.Kedua wanita berhenti percakapan mereka ketika mereka melihatnya.Penelope menepuk bahu Xena dan berkata dengan lembut, “kamu bisa pergi.”Xena mengangguk dan pergi.Howard berjalan untuk berdiri di depan Penelope dan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipegangnya kepadanya. “Bibi, tolong kamu tanda tangani dokumen-dokumen ini.”Penelope mengangguk ringan. Dia mengambil dokumen dan menanda tangani dokumen-dokumen itu menggunakan pena Howard diserahkan padanya.“Simon tidak akan ada di sini untuk beberapa waktu. kamu harus memantau segala sesuatu yang terjadi di bisnis kita baik-baik. Kalau ada pertanyaan, kamu bisa tanya aku,”kata Penelope saat ia menanda tangani dokumen.“Ok, Bibi.”Penelope menanda tangani dokumen dan meberi kembali kepadanya.Saat melihat keponakannya bekerja lebih baik dan handal seiring berjalannya waktu, Penelope merasa agak bersyukur.Dua tahun sebelumnya, Howard mengatakan bahwa atas kemauannya sendiri, ia ingin bekerja di per
Sharon sedang mengerjakan parfumnya ketika Glady masuk dan memberitahunya bahwa Simon ada di sini.Dia mengerutkan kening. Simon telah sering berkunjung beberapa hari terakhir ini, sampai-sampai membuat orang ragu apakah dia benar-benar presiden sebuah perusahaan yang dianggap sibuk.Setelah beberapa saat, dia mendengar langkah kaki. Dia bertanya tanpa melihat ke atas, "Mengapa kamu di sini lagi?"Simon berjalan untuk berdiri di depannya. Mendengarnya, tatapannya menjadi gelap. Apa maksudnya?"Sepertinya kamu tidak sabar denganku?" Alis tampan Simon sedikit terangkat. Ada perasaan berat di dadanya."Beraninya aku?" Kepalanya masih menunduk.Ekspresi Simon berubah. Dia mencubit dagunya dan memaksanya untuk menatapnya, jelas tidak senang. “Dari saat aku masuk sampai sekarang, kamu belum melihatku. Dan kamu bilang kamu tidak muak denganku?"Sharon menatap pria yang tidak bahagia di depannya, bingung. Dia hanya tidak menatapnya. Apakah perubahan suasana hatinya benar-benar diperluka
"Kenapa kamu beli rumah lain lagi?" Dia tidak menjawab pertanyaan Sharon. Sementara itu, tatapannya berkeliaran di sekitar interior unit."Aku beli untuk kita. Ini rumah baru kita dong."Sharon berbalik untuk menatapnya, bingung. "Rumah baru kita?"Simon mengulurkan tangan dan menariknya ke pelukannya. "Kita kan udah balikan, jadi harusnya tinggal bareng juga kan? Aku udah setuju untuk enggak nikahin kamu dulu, tapi menurut aku kita tetap harus hidup satu atap. "Dia tidak salah ..."Kalau kita suami dan istri, bukankah seharusnya kita hidup bersama? Atau apa kamu nggak mau tinggal sama aku? ""Aku tidak bermaksud itu, tapi-"Sebelum dia selesai berbicara, dia menyela, "Shar, aku nggak mau pisah dari kamu lagi. Aku tidak bisa tidur di malam hari tanpa kamu. "Eh, itu tidak terlalu serius, kan? Apa dia tidak berhasil hidup sendiri dengan baik dua tahun terakhir?Apa dia menderita insomnia selama waktu itu? Dia ingat mendengar putra mereka pernah membahasnya"Ikutin aku."Sebe
"Eugene, apa yang terjadi? Kamu nggak marah sama aku, kan? " Sharon memandang Eugene aneh."Apa kamu yang bantu Fern pergi temuin Direktur Zimmerman sialan itu?" tanya Eugene sambil menahan amarahnya.Sharon berpikir untuk sementara waktu dan berkata, "Ya. Memang kenapa? ""Kamu tanya kenapa? Lihat ini sendiri! Industri hiburan apa yang kamu kasih ke dia? kamu mendorong dia ke lubang api! " Eugene melemparkan beberapa foto padanya.Sharon diam dan menatap mereka, ekspresinya segera berubah. "Apa ... Apa ini?""Tanya ke diri sendiri! Habis kamu kenalin dia ke Direktur Zimmerman, dia hampir ketipu dan tidur sama orang! "Ketika Fern pergi menemui sutradara Zimmermann, dia ditipu dan diminumi segelas anggur yang telah dimasukkan obat bius. Dia hampir diperkosa. Jika bukan karena Eugene, yang menemukannya secara kebetulan, wanita bodoh itu akan dirugikan.Sharon melihat foto-foto di tangannya. Mulai dari Fern yang minum di kamar di klub malam. Dia jelas enggan tetapi tetap minum unt
"Kalau begitu, makasih ya."Sharon tadinya berharap Fern dapat menemukan agensi yang bersedia mengorbitkannya karena itu akan membuat hal-hal secara signifikan lebih mudah."Aku enggak butuh ucapan terima kasih kamu." Mata Simon sekarang setengah tertutup.Sharon melengkung bibirnya, bertanya, "Terus kamu mau apa?"Tatapan Simon menjadi gelap, dan seolah-olah kedua matanya diam-diam memiliki kemampuan untuk menghisap jiwa Sharon ...Dengan sengaja menurunkan kepalanya ke sisi telinganya, katanya dengan suara yang cukup rendah sehingga hanya keduanya yang bisa mendengar, "Aku mau kamu ..."Sharon berhenti selama satu detik sebelum dia menyadari apa yang dikatakannya. Panas menyebar langsung dari telinganya ke seluruh wajahnya!"Kamu ..." Dia mendorongnya pergi, merasa malu Eugene sudah dalam suasana hati yang buruk bahkan sebelum mereka berdua mulai menggoda di depannya dan mengabaikannya sepenuhnya.Kemarahan yang bernanah di dadanya bahkan lebih parah sekarang!"Tidak, ter
Saat berdiri di luar pintu, Eugene tertegun selama beberapa detik sebelum membalas pertanyaan anak itu."Halo, nak. Saya teman ibu kamu," katanya kepada gadis kecil di dalam rumah.Rue berpikir sejenak. Setelah Sharon yang pernah datang mencari ibunya, tidak ada orang lain datang mengunjungi mereka sebelumnya.'Mengapa ada seorang paman di depan rumah kami mencari Mama?'Mungkinkah dia sedang mengejar Mama?'Meskipun dia masih sangat muda, ibunya telah mengajarinya untuk tidak hanya membuka pintu dan mengundang orang asing siaiapun ke dalam rumah. Oleh karena itu, dia masih memasang kewaspadaannya.Dia tidak membuka pintu segera dan bertanya, "Kamu teman Mama? Memang nama mama siapa?"Eugene mendengar nada kekanak-kanakan gadis kecil itu dari dalam unit apartemen dan merasa lebur hatinya meskipun belum lihat mukanya."Nama Ibu kamu Fern Thompson." Dia tahu bahwa gadis kecil sedang menguji dia keluar.Rue juga ingin tahu tentang penampilan paman yang datang untuk mencari ibunya