Eugene berhenti dan meletakkan tangannya di pinggang Sharon. Ia melanjutkan, “Mulai sekarang, dia akan aku lindungi dan nggak ada yang berani melawan dia!” Setelah Eugene mengatakan itu, ia berbalik dan pergi dengan lengan masih melingkari pinggangnya.Eugene tiba-tiba teringat sesuatu setelah ia mengambil langkah dan berkata kepada Simon, “Ngomong-ngomong, aku masih harus makasih. Aku mau bilang makasih karena kamu sudah lepasin dia.”Dari kata-katanya, rasanya seolah-olah Sharon adalah semacam harta karun. Eugene hanya bisa mendapatkan harta yang sangat berharga itu karena Simon telah meninggalkannya tanpa mengetahui nilainya.Ia memegang Sharon dan berjalan pergi sambil mengabaikan tatapan dingin Simon.Sharon tidak berbicara. Ia menurunkan matanya dan membiarkan Eugene membawanya pergi dengan lengannya di sekelilingnya. Sharon memang membutuhkan seseorang untuk membawanya pergi sekarang.Kata-kata Simon telah memberinya terlalu banyak kerusakan dan Sharon sangat kesal sehingga
"Wow, Paman, Paman keren!" Sebastian dengan cepat membuka pintu secara langsung, melupakan semua kesopanan.Sebelumnya, Eugene membawa mereka ke taman hiburan. Sekarang, Sharon bekerja di perusahaannya, jadi Sebastian menganggapnya sebagai teman.Ketika Sharon melihat bahwa lelaki kecil itu sangat tidak sopan, ia menggelengkan kepalanya tanpa daya sambil tersenyum."Ibu, masuk." Sebastian melambaikan tangannya padanya.Ketika Sharon melihat putranya dalam suasana hati yang baik dan bagaimana ia tidak terpengaruh oleh perceraiannya dengan Simon, ia merasakan senang di hatinya.“Ok, Ibu masuk.” Ia masuk ke mobil sesudahnya."Kemana kamu mau pergi?" Eugene menoleh dan bertanya kepada mereka sambil tersenyum."Ibu bilang Ibu mau membawa aku ke mal untuk membeli baju baru."“Ok, ayo berangkat.” Eugene menyalakan mobil tepat setelahnya.Ketika mereka tiba di mal raksasa di pusat kota, Sharon enggan masuk. Ia memandang pria di sebelahnya dan berkata dengan suara rendah, "Kamu nggak p
Ketika Eugene melihat Sharon tenggelam dalam pikirannya, ia menundukkan kepalanya dan berkata kepada lelaki kecil itu, “Pilihlah pakaian yang kamu suka. Ambil saja apa pun yang kamu suka. ”“Hore! Terima kasih paman!" Pria kecil itu tidak sopan sama sekali.Sharon tidak bisa menghentikannya bahkan setelah imenyadari hal itu.Sharon mengatakan ia akan membeli beberapa pakaian untuk putranya, tetapi sekarang, Eugene adalah orang yang membelikannya pakaian baru. Ia membelikan anak itu begitu banyak pakaian dan sepatu hingga Sharon tidak perlu membeli lagi.Setelah beli pakaian baru untuk anak itu, Eugene membawanya ke bagian wanita. Ketika mereka masuk ke toko bermerek, ia berbalik dan berkata kepadanya, "Masuk dan lihat apa ada yang kamu suka.""Aku?" Sharon sedikit terkejut."Ini toko pakaian wanita jadi, tentu saja, kamu.""Nggak usah, terima kasih. Aku punya cukup pakaian.” Sharon langsung menolak sebelum berbalik untuk pergi.Eugene meraih pergelangan tangannya. "Masuk dan pi
"Apa kamu mau ikutin kencan ibumu dengan pria lain?"“Ibu dan Paman serasi. Paman juga baik sama aku. Ia nggak keberatan aku ganggu!” Sebastian tidak menyukai ayah kandungnya sekarang. Mungkin ia tidak senang bahwa ia menikahi wanita lain.Mata Simon menjadi gelap secara bertahap. Ia menatap dingin pada pengkhianat kecil yang adalah putranya. Siapa ayah biologisnya?“Jangan khawatir, Presiden Zachary, kami baik-baik saja,” kata Eugene dan dengan sengaja meletakkan tangannya di bahu lelaki kecil itu.Mereka bertiga memang terlihat seperti keluarga dengan tiga orang. Simon merasakan kemarahan naik di dadanya. Ia tidak bisa menahan Sharon menyeret putranya saat ia berkencan dengan Eugene!"Sini!" Ekspresi Simon tegas saat ia menatap pria kecil itu.Setelah Sebastian kembali ke keluarga Zachary, ia belum pernah melihat Simon sedingin ini. Ia memang ketakutan.Ketika Sharon melihatnya begitu galak dengan anak itu, ia akhirnya mengatakan sesuatu, “Menurut kesepakatan, dia boleh sama a
Sharon menoleh untuk melihat wajah Simon yang sedingin gunung es. Ia terkejut sesaat. Bukannya dia tadi sudah pergi?Kenapa Simon tiba-tiba muncul lagi? Ia bahkan memiliki ekspresi gelap di wajahnya. Siapa yang ia coba takut-takuti?Simon hendak bergegas kembali ke perusahaan setelah memeriksa mal, tetapi ketika ia berjalan ke pintu masuk mal, SImon melihat mereka bertiga di sebuah restoran. Mereka terlihat sedang berbicara dan tertawa bahagia.Ada api jahat yang naik di dadanya saat ia memasuki restoran dengan wajah dingin.Sharon akhirnya sadar kembali dan melihat bahwa ia masih menatapnya seolah-olah ia adalah pengaruh buruk pada anaknya. Meskipun ia telah menentang putranya makan makanan ini sebelumnya, ia tiba-tiba mengubah kata-katanya dan berkata, “Presiden Zachary, Anda memang di atas segalanya. Anda makan makanan yang disiapkan oleh koki pribadi setiap hari. Saya khawatir Anda nggak bisa menghargai kebahagiaan yang diberikan makanan murah ini. ”Simon menatapnya dengan ta
"Yakin, kamu bisa minta orang ini bayar tagihannya nanti." Simon menunjuk ke Eugene.Eugene sedikit terganggu. Ia punya uang, tetapi ia tidak mengerti mengapa Simon memesan begitu banyak.Sebastian menyuarakan pertanyaannya untuknya, “Ayah, kenapa kamu pesan begitu banyak? Kita berempat nggak bisa habiskan semuanya. Kita hanya akan membuang-buang makanan.”"Nggak apa-apa. Kamu boleh bawa pulang makanan kalau kamu nggak bisa menghabiskan semuanya, atau mungkin memberikannya kepada tunawisma atau gelandangan. Jadi kamu nggak akan menyia-nyiakan makanan.”Sudut bibir Eugene berkedut. Hanya Simon yang bisa menemukan ide untuk memberi makan gelandangan dengan makanan yang dibelinya.“Presiden Zachary, anda sangat penyayang,” ejek Eugene.Simon mengangkat alisnya. "Anda juga."Sharon tidak tahan dengan dua pria yang bertingkah aneh di sekitar satu sama lain. Ia sudah tahu kalau makan ini akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.“Kalian silahkan makan. Aku harus ke kamar ke
Sebelum si kecil pergi, ia membuat Sharon berjanji ia akan pergi ke sekolahnya untuk kegiatan orang tua-anak.Sharon tiba di sekolah tepat waktu. Orang tua anak-anak lain sudah ada di sini.Pihak sekolah sudah menyatakan bahwa kedua orang tua harus mengikuti kegiatan ini.Sharon menunduk untuk melihat putranya. "Apa kamu minta ayahmu untuk datang?"Meski sudah bercerai, urusan anak diberi kelonggaran khusus. Itu hanya kekhawatiran bahwa ia mungkin terlalu sibuk untuk hadir.“Aku…” Sebastian tiba-tiba berhenti di tengah kalimat. Ia melihat orang yang berjalan ke arahnya dan melambaikan tangannya. "Paman, di sini!"Sharon terkejut. Ia berbalik untuk melihat Eugene berjalan ke arah mereka dengan pakaian kasual.Kenapa ia ada di sini?Apa putranya memintanya untuk datang?"Aku telat gak?" Eugene tersenyum dan berkata setelah ia berjalan."Nggak, Paman tepat waktu kok." Si kecil senang melihatnya.Di sisi lain, Sharon mengerutkan kening. “Sebastian, kenapa kamu minta paman ke sin
Guru berbicara terlalu cepat dan setelah berbicara, ia tampak malu dan tertawa datar."Bu, ia bukan ayahku lagi." Pria kecil itu memiliki ekspresi kesal di wajahnya sekarang. Ia seharusnya tidak meninggalkan ibunya untuk menikahi wanita lain! Sebastian tidak mau mengakui ia sebagai ayahnya lagi.Simon tahu bahwa putranya membuat ulah dengannya. Ia hanya anak nakal, jadi ia tidak akan memanjakannya."Tanya pada ibu jamu apa aku ayah kandungmu." Simon tidak ragu untuk angkat bicara. Matanya yang tajam dan gelap menatap lurus ke arah Sharon.Simon tidak menyangka bahwa Sharon akan meminta Eugene untuk mengambil bagian dalam kegiatan orang tua-anak alih-alih mengajaknya. Wanita ini semakin tidak memikirkan Simon.Eugene tidak merasa malu sama sekali. Ia memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya. Ia memiliki senyum tipis di bibirnya dan masih terlihat seperti pria terhormat.Eugene tidak ingin mengatakan apa-apa karena ia ingin melihat bagaimana jawaban Sharon.“Ibu…” S