Share

Bab 226

Saat ia hendak menyalakan lampu, suara berat Simon bergema di kegelapan. “Kenapa kamu pergi lama banget?” Ia bertanya. Perasaan tidak senang yang kuat dalam suaranya terlihat jelas.

Terkejut, Sharon berbalik untuk melihat sumber suara. Samar-samar ia bisa melihat siluetnya di jendela dari lantai ke langit-langit. Luka di kakinya belum sembuh, jadi ia masih harus duduk di kursi roda.

Sharon segera menyalakan lampu. Ia akhirnya bisa melihat semuanya dengan jelas. Simon menatapnya dengan tatapan evaluatif. Ada kerutan di wajahnya. Sharon tidak tahu apa ia melihat sesuatu, tetapi Sharon merasa bahwa ia tampak seperti pria yang kesal yang tidak bahagia karena ia pulang terlambat.

Sharon baru saja dalam keadaan putus asa. Entah bagaimana, melihat Simon bisa menaikkan semangatnya. Siapa yang mengira bahwa presiden Central Corporation yang bermartabat akan menunggu istrinya, yang pulang terlambat, dengan begitu marah?

“Kenapa kamu nggak nyalain lampu? Aku lupa kasih tau kalau aku akan pul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status