Simon melihat punggung wanita itu menghilang saat ia melarikan diri dengan panik. Api di dadanya belum sepenuhnya hilang. Simon berhenti tiba-tiba karena ia melihat air mata di sudut mata Sharon, dan memperhatikannya tampak seolah-olah Sharon telah diganggu.Simon tidak mengira dirinya kehilangan kendali. Simon tidak menyangka akan menjadi sangat marah setelah melihatnya bersama Eugene.Franky baru berani masuk ke dalam mobil setelah melihat Sharon turun dari mobil itu. Franky takut ketika ia melihat ekspresi mengerikan di wajah bosnya dan bagaimana Simon terlihat seperti ingin membunuh seorang pria.“Cari orang untuk awasin Eugene.” Simon meneriakkan perintah entah dari mana. Ia tidak bisa membiarkan Eugene mendekatinya lagi!Di dalam mobil, Franky yang duduk di kursi pengemudi dan hendak menyalakan mobil melihat wajah tampan bosnya yang sedingin gunung es melalui kaca spion. Ada juga beberapa darah di sudut bibirnya.Franky tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa ngeri. Apa b
Seolah-olah Simon telah menghilang ke udara. Ia tidak bertanya tentang Sharon dan anaknya sama sekali.Sebuah bola kemarahan terbentuk di hati Sharon. Mau tak mau Sharon menertawakan pikirannya bahwa Simon punya waktu untuk memikirkan mereka. Simon bahkan mungkin sedang dalam perjalanan untuk menghabiskan waktu bersama Rebecca.Sharon adalah satu-satunya idiot yang mengira Simon akan peduli dengan perasaannya!Setelah Sharon bermain dengan putranya selama dua hari, seseorang dari keluarga Zachary datang untuk membawa pulang si kecil. Douglas tidak akan membiarkan si kecil tinggal terlalu lama di luar."Ibu, aku pulang ke tempat kakek dulu ya." Sebastian tidak ingin berpisah darinya, tetapi ia mengerti bahwa ia akan menyebabkan banyak masalah bagi ibunya jika ia tinggal bersamanya.Sharon berjongkok dan menggendong putranya. “Kamu harus makan dan tidur tepat waktu ketika kamu sampai di tempat kakekmu, oke? Kakek sudah tua sekarang, jadi jangan buat kakek marah, ngerti?”Sebastian
Sharon menatap pria yang duduk di sebelahnya. Ia mengenakan setelan yang dibuat khusus dan mengenakan dasi dengan garis-garis diagonal. Rambut hitamnya disisir ke belakang dengan rapi, dan selalu ada senyum lembut yang menyebar di wajahnya.Sungguh, Eugene bukan bos yang keras dan benar-benar berbeda dari Simon yang dingin dan arogan.Aneh, kenapa ia memikirkan Simon lagi?Simon belum muncul sampai sekarang. Sharon tidak bisa tidak memikirkan apakah Simon benar-benar hilang.Namun, jika sesuatu terjadi padanya, Alfred tidak akan begitu tenang ketika ia datang untuk menjemput si kecil tadi malam.Jika itu masalahnya, apakah ia sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Rebecca?"Apa yang kamu pikirkan?" Suara lembut pria itu terdengar di sebelahnya.Sharon kembali sadar dan tersenyum malu. "Aku cuma nggak biasa dijemput bos untuk kerja."“Kamu cuma akan dapat perlakuan seperti ini di hari pertama kerja. Jangan harap dapat perlakuan ini setiap hari,” kata Eugene sambil tertawa keci
Sharon terpesona setelah mendengarkannya. Ia hampir lupa menyanyikan bagiannya.Setelah Eugene selesai dengan bagiannya, Eugene mengangkat tangannya untuk menyentuh Sharon sebelum ia kembali sadar. Sharon melihat ke layar dan dengan cepat melanjutkan liriknya.Kebetulan, Sharon tahu lagu ini. Ia bahkan menyanyikan lagu ini dengan Howard waktu kompetisi menyanyi di sekolah. Saat itu, ia berlatih lagu ini berulang kali sehingga ia bisa bekerja sama dengannya untuk mendapatkan hadiah.Namun, siapa yang tahu bahwa semuanya tetap sama, tetapi orang-orang telah berubah dan sekarang mereka adalah musuh.Ketika Sharon menyanyikan lagu ini, ia teringat semua yang terjadi di masa lalu. Hatinya tidak nyaman dan berat. Ia hampir tidak bisa melanjutkan bernyanyi lagi.Mungkin Eugene bisa melihatnya. Eugene tiba-tiba mengulurkan tangan untuk memegang bahunya. Sharon mengangkat kepalanya untuk melihat ke dalam mata sipitnya yang terlihat tersenyum. Perasaan akrab itu muncul lagi dan rasanya sepe
Sharon merasa kepalanya mati rasa. Keduanya tampak seolah-olah mereka akan berkelahi kapan saja. Ia tidak ingin Simon berkelahi dengan seseorang karena ia lagi."Apa aku perlu buat janji sebelum aku menghajarmu?" Mata Simon dipenuhi dengan penghinaan."Lepas Sharon." Eugene meminta Simon untuk melepaskan Sharon agar mereka bisa bertarung.Tentu saja, Simon tidak takut dengan provokasinya. Ketika ia hendak melepaskan Sharon, Sharon memeluknya lebih erat."Cukup! Apa kalian nggak takut direkam video kalian berkelahi di sini dan masuk berita?” Mereka berdua adalah orang tenar dan berpengaruh."Shar, aku cuma mau kasih dia pelajaran" Eugene sepertinya tahu bahwa Simon tidak memperlakukannya dengan baik.Pupil mata Simon mengerut. Shar? Kapan mereka berdua menjadi begitu dekat?Sebuah bola kemarahan meledak di hatinya. Ia mengepalkan tinjunya untuk meninju Eugene.Sharon menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan pria yang marah itu. "Simon, tenang!"Kegelapan di mata hitam Simo
Tubuh mereka berkali kali saling bersentuhan satu sama lain di sisi jalan dengan kasar.Kata-kata pria itu menjadi semakin dingin. “Kamu ini kekurangan pria apa gimana? Atau apa kamu suka keliaran di antara pria kayak omongan Howard? ”Simon akhirnya menyelesaikan bisnisnya di C City dan bergegas kembali. Setelah Simon turun dari pesawat dan langsung menuju ke apartemen. Simon ingin memberinya kejutan, tetapi Simon tidak berharap kalau Sharon yang malah mengejutkannya.Ia mengatakan padanya lebih dari sekali bahwa ia tidak mengizinkannya untuk berhubungan dengan Eugene. Bukan saja ia tidak mendengarkan, ia bahkan mulai memeluk Eugene di pinggir jalan!Wajah Sharon memerah lalu putih. Ia sangat marah saat ia mengangkat tangannya untuk menampar wajah pria itu. "Simon Zachary, bajingan!"Sharon gemetar karena marah. Bagaimana Simon bisa mengatakan sesuatu yang sangat tidak masuk akal? Simon menginjak martabatnya dan bahkan menghentakkan kakinya diatasnya!Sebuah sidik jari segera mu
Pintu kamar didorong terbuka. Ia menoleh untuk melihat dan seorang pria dengan sosok tampan muncul di pintu. Ketika Sharon melihatnya, kemarahan di dadanya naik.Simon muncul sebelum Sharon bisa berpikir bagaimana menghadapinya. Ia masih begitu tenang dan berpakaian bagus seolah-olah ia bukan orang yang melakukan hal-hal itu padanya tadi malam.Sharon malu dan marah. Ketika pria itu berjalan ke arahnya, ia meraih bantal dan melemparkannya ke arahnya. "Pergi!"Simon dengan mudah menangkap bantal yang ia lemparkan padanya. Sharon tampak marah, tetapi wajah tampannya masih tenang. "Karena kamu sudah bangun, bangun dari tempat tidur dan makan sarapan."Wanita ini masih memiliki kekuatan untuk memukulnya.Namun, Simon tidak akan mentolerir pelukan dan sentuhan Eugene tadi."Simon, kamu bajingan!" Sharon tidak bisa menahan keluhan dan kemarahan di hatinya. Bagaimana Simon bisa begitu tenang setelah menggertaknya?Wajah Simon akhirnya berubah sedikit, tapi ia tersenyum dingin. “Kok aku
Ia berhenti, menatapnya, dan berkata, “Aku tahu kalian ada masalah, tapi itu urusan kamu. Itu urusan kamu juga kalau kamu mau berkelahi sampai mati juga. Aku cuma karyawan, jadi apa hubungannya denganku?Simon dan Eugene seperti musuh begitu mereka bertemu. Pasti ada pertarungan antara dua korporasi di dunia bisnis. Ini bukan hal yang aneh, tapi ini antara dua presiden, jadi mengapa mereka harus melibatkan Sharon?“Selain itu, kalau aku kembali ke Central Corporation, kakakmu pasti memiliki pikiran tentangku dan orang lain di perusahaan nggak akan menyambutku kembali. Howard bahkan mungkin mengambil tindakan ke aku diam-diam. Aku nggak bisa bekerja dengan baik untuk kamu di lingkungan seperti itu. ”Sharon mengatakan begitu banyak hal, tetapi pada akhirnya, ia hanya tidak ingin kembali ke Central Corporation lagi. Terlebih lagi, Simon menggertaknya seperti itu tadi malam dan Sharon masih marah. Bagaimana Sharon bisa kembali ke perusahaan bersamanya sekarang?Simon menatapnya dengan