Share

Aurora Gadis Terjual
Aurora Gadis Terjual
Penulis: Ni R

Chapter 1

Penulis: Ni R
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak bisakah kau bekerja dengan sangat rapi? Kenapa kau selalu merusak barang di mansion ini?" berang suara berat dan menyeramkan menembus dinding telinga Aurora. Gadis itu nampak ketakutan, hanya bisa menunduk menahan air matanya.

"Maaf...!" lirih gadis itu membuat amarah Sean semakin memuncak. Sean menarik kasar rambut panjang yang di biarkan tergerai itu. "Sekali lagi kau merusak barang yang ada di rumah ini, aku tidak akan segan merusak tubuh mu!" ancam Sean penuh penekanan.

Dengan sangat kasar Sean mendorong Aurora hingga gadis itu terjungkal menghantam lantai dingin. Sejak dua bulan yang lalu, kehidupan Aurora berubah drastis ketika ayah kandungnya sendiri tega menjual dirinya kepada seorang pria pemilik salah satu club malam yang ada di negara S.

Kecanduan judi membuat Frans tega menjual anaknya sendiri. Aurora tidak bisa kabur, hak milik dirinya sudah sepenuhnya berada di tangan Sean dan laki-laki itu berhak atas dirinya sekarang.

Mengusap air matanya kasar, Aurora mencoba berdiri dengan sisa tenaga yang ada karena sejak pagi ia belum memasukkan secuil nasi ke dalam mulutnya.

"Istirahat lah Rora, kau terlihat sangat pucat." ujar paman Smith kepala pelayan di mansion tersebut.

"Tidak paman." tolak Rora, "Jika tuan Sean tahu dia akan sangat marah nanti." Timpal gadis itu.

"Makanlah, kau butuh tenaga untuk membersihkan mansion ini." paman Smith kemudian membawa Rora pergi ke dapur, sedangkan Sean sejak tadi menatap dari jarak yang tidak terlalu jauh dari oleh mereka.

Aurora makan dengan beriringan air mata, gadis itu merasa seakan hidupnya sekarang tidak berguna dan masa depannya sudah tidak berarti apa-apa lagi. Paman Smith merasa iba, Aurora seumuran dengan anaknya, namun nasibnya sangat buruk sekarang.

Belum juga habis nasi di piring, Sean sudah memanggil Aurora yang belum sempat minum air barang seteguk pun. Gadis itu hanya menunduk, tidak berani menatap mata elang yang mencengkam itu.

Sean menyunggingkan senyumnya, pria itu seakan mendapatkan mainan baru sejak dua bulan yang lalu. "Aku ingin kau menguras air kolam renang ku!" perintah suara dingin membuat Rora mendongakkan wajahnya.

"Tapi, bagaimana aku mengurasnya tuan? Kolam itu sangat luas dan dalam." keluh Aurora memancing emosi Sean.

"Jika sekali lagi kau menjawab, akan juga jadikan kau makanan harimau ku malam ini." Ancam Sean membbuat Rora langsung pergi ke kolam renang.

Dengan membawa dua ember, Aurora menghela nafas dalam, memandang air yang berwarna biru itu. Sekarang pukul empat sore, sampai kapan ia harus mengerjakan tugas yang tidak masuk di akal ini?

Mulai lah Rora mengerjakan pekerjaannya, menimba ember demi ember hingga membuat beberapa anak buah Sean memandang aneh namun tak berani bertanya. Bahkan ketika matahari sudah condong kebarat dan hampir menghilang pun, kolam tersebut hanya terkuras tak sampai setengah.

Lelah, sudah sangat pasti. Tangan dan kakinya mulai mengeriput akibat terkena air. Sean tertawa puas, gadis yang ia beli seharga tiga milyar ternyata bisa jadi mainan yang menyenangkan.

Malam semakin larut, baru setengah dari kolam yang terkuras, ingin rasanya Aurora berteriak mengeluh tidak terima. Gadis itu hanya bisa menangis dalam diam. Tubuh yang lelah mengharuskannya beristirahat sejenak. Di tambah kilatan petir menari di atas langit, sudah pasti itu pertanda akan turun hujan.

Benar saja, tak lama batin Aurora mengatakan kebenaran. Tetes demi tetes jatuh membasahi bumi, Aurora terduduk lemas tak berdaya. Ember di biarkan tergelempang, ingin rasanya Rora berteriak sekerasnya, bagaimana bisa ia menimba air sebanyak itu.

Takut dengan ancaman Sean, Rora bergegas menimba air meski ia tahu semua itu akan sia-sia. Malam semakin larut, Rora mulai kedinginan bahkan wajahnya pucat menggigil. Tubuhnya seakan sudah tak kuat lagi, tepat di pukul satu malam gadis itu tumbang di tepi kolam.

"Tuan, gadis itu pingsan." Ujar paman Smith memberitahu.

"Urus dia!" Perintah Sean kemudian pria itu pergi melihat keadaan Aurora. Matanya terpejam, pucat pasi bahkan suhu tubuhnya sangat tinggi.

Paman Smith seperti menangis di dalam hati ketika melihat keadaan Aurora. Jika ia lebih berkuasa, sudah pasti paman Smith akan membunuh bajingan seperti Sean.

Malam berganti pagi, Aurora mulai mengerjapkan mata. Gadis itu memegang kepalanya sakit, bahkan tubuhnya masih sangat panas.

"Aku ingin mati saja ya Tuhan..." Rintihan gadis itu seakan menggambarkan keputusan asaan.

"Berhenti mengeluh Rora, hidup mu masih panjang." Ujar paman Smith yang baru saja masuk ke dalam kamarnya dengan membawa semangkuk bubur dan segelas susu hangat.

"Aku sudah lelah paman. Aku rindu ibu ku, kenapa ayah tega menjual ku? Aku juga ingin bebas seperti burung di luar sana." Isak tangisnya pilu, tanpa sengaja Sean mendengarkan keluh gadis itu.

"Semua belum berakhir, anggap saja ini ujian masa muda mu." paman Smith mencoba memberi semangat meski ia tahu gadis ini sudah sangat rapuh sekarang. Sebuah kerinduan di antara ke duanya di kala paman Smith menyuapi Aurora makan, gadis itu seperti menahan kerinduan untuk ayahnya yang tega merebut kebebasannya dan begitu juga dengan paman Smith yang sangat merindukan anaknya.

"kenapa tuan Sean sangat jahat pada ku paman?" tanya lirih Rora.

"Dia pria yang baik, hanya saja belum waktunya kau melihat kebaikan nya." Sahut paman Smith. Sean sedikit mengangkat sudut bibir nya. Lelaki itu kemudian memutuskan untuk pergi ke perusahaan nya.

Egalia Co'Company, perusahaan keluarga yang sekarang di jalankan oleh Sean. Maminya sudah lama meninggal, ketika kecelakaan kapal yang di sengaja oleh orang dalam mereka. Kala itu hanya Sean dan Daddy nya yang selamat.

"Kau masih menawan gadis itu?" Julian sedikit penasaran dengan kabar Aurora.

"Aku telah membelinya dengan sangat mahal, lalu, apa alasannya jika aku harus membebaskannya?" suara dingin Sean sudah biasa di dengar oleh Julian sahabat sekaligus asisten pribadi nya.

"Kenapa kau tidak menikahinya? Ku lihat dia tidak begitu buruk!"

"Kau saja yang menikahinya, dia bukan tipe ku!" balas Sean dengan nada mencibir.

"Kalau begitu, berikan dia pada ku!" Permintaan Julian tiba-tiba terdengar serius di telinga Sean. "Wanita itu harus di hargai, semahal apa pun dia, tetap saja dia seorang wanita yang harus di berikan kelembutan dan kasih sayang." Gumam Julian membuat Sean terdiam.

"Kerjakan saja pekerjaan mu, apa kau ingin gaji mu di potong?" ancam Sean membuat Julian lekas keluar dari sarang macan itu.

Sejenak Sean merenungi perkataan Julian, sejak kematian ibu nya hati Sean sudah sangat beku dengan yang namanya wanita. Terkecuali ada satu gadis yang selama ini membuat secuil hatinya menjadi hangat ketika mengingatnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ni R
Ni.riy nama akun Ig ku kak
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 2

    Sean memasuki mansion nya, pria itu menilik keadaan Aurora yang masih terbaring lemas di atas tempat tidur. Gadis itu masih terlelap, padahal ini sudah sangat sore."Dia baru saja saya suruh untuk istirahat tuan. Rora kembali menimba air di kolam renang." ujar Smith memberitahu."Jangan sampai dia mati, kalian yang harus menanggung akibatnya!" ancam Sean membuat paman Smith mengeryitkan kening nya dalam.Sean kemudian berlalu begitu saja, masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian. Lelaki itu mengasah kemampuan menembaknya, namun pikiran nya di hantui dengan permintaan Daddy nya tadi siang."Sialan...!" umpat Sean lalu pria itu memilih pergi ke kamar untuk mandi. malam ini Sean harus pergi malam malam yang sudah di rencanakan oleh Andreson.Lelaki itu menekan wajah dinginnya ketika memasuki restoran mewah, Bahkan restoran tersebut adalah salah satu milik keluarga Egalia. Wanita cant

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 3

    "Apa kau mengenal perempuan yang bersama ayah mu itu?" tanya Sean yang sebenarnya ia sendiri sudah tahu siapa wanita yang bergandengan tangan bersama Frans."Di...a...dia...dia adalah alasan di balik ibu ku meninggal." jawab Aurora gugup. Hati nya kembali perih ketika mengingat bagaimana ibu nya meninggal.Sean tahu betul, bagaimana rasa nya kehilangan seorang ibu. Perjalanan pulang ke mansion cukup jauh, Aurora tak banyak bicara, sejak Sean mengajaknya pulang seketika senyum dan tawa nya menjadi hilang dalam sekejap.Sesampainya di mansion, gadis itu bergegas masuk ke dalam kamar nya. Begitu juga dengan Sean, lelaki itu masih terngiang bagaimana ia harus kehilangan ibu nya dulu."Aku bersumpah,..." ucap Sean dengan sorot mata tajam "Aku bersumpah akan mencari siapa dalang dari kecelakaan kapal itu? Dia harus membayar mahal akibat dari rasa kehilangan aku dan adik ku!" timpal Sean bertekad.

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 4

    Bulan telah berganti bulan, Aurora sudah belajar banyak hal tentang ilmu bela diri. Bahkan gadis itu belajar bagaimana cara menembak dan memanah. Keinginan nya untuk keluar dari mansion ini sudah tipis. Aurora hanya berpikir jika ia keluar akan kemana dirinya pulang. Ayah? tidak,jika ayah nya tahu dia bebas sudah pasti Aurora akan di jual kembali.Sean juga memberi nya guru untuk belajar beberapa bahasa luar. Aurora sangat pintar, tak butuh waktu lama untuk mengajari gadis itu. Sean sangat kagum pada kepintaran gadis itu.Ada satu hal yang membuat Sean jengah, Julian dan Aurora sangat akrab bahkan Aurora bisa tertawa lepas dengan Julian. Sedangkan dengan Sean, hanya ada rasa canggung ketika mereka sedang berdua."Tidak bisakah kau pergi ke kantor? hampir setiap hari kau datang ke mansion ku!" ucap Sean kesal. Meski Sean sedang menekuk wajah nya, namun lelaki itu tetap terlihat sangat tampan."Kau mengusir ku?" dengan enteng nya Julian bertan

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 5

    Sean mengajak Aurora bicara hanya empat mata tanpa siapa pun yang boleh masuk ke ruang kerja nya. Aurora hanya diam karena gadis itu takut untuk bertanya. Tiba-tiba, Sean menyodorkan selembar kertas kepada Aurora."Apa ini?" tanya gadis itu bingung dan tidak berniat untuk mengambil nya."Jika kau menandatangani ini,maka kau akan bebas!" seru Sean membuat Aurora semakin bingung maksud dari lelaki itu. "Baca lah...!" perintahnya, dengan perasaan takut Aurora mengambil kertas tersebut lalu membacanya inci demi inci tulisan yang di ketik komputer itu."Apa ini? apa maksud dari semua nya? aku harus menikah dengan mu?" rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut gadis yang masih bingung dengan isi penjelasan dalam kertas itu."Ya, setuju atau tidak setuju,kau akan tetap menikah dengan ku selama satu tahun. Jika kau berhasil bertahan dalam satu tahun dengan waktu aku yang tentukan, kau boleh pergi dari sini." Sean mencoba menjelaskan maksudnya.

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 6

    Saat ini, Andreson sedang memandang Aurora dari ujung kaki hingga kepala, sorot mata nya tajam seakan mengintimidasi gadis yang sedang menundukkan kepala itu. Sedangkan Allena, gadis itu sangat senang ketika melihat kedatangan kakak nya dan juga calon ipar nya.Aurora lebih tua satu tahun dari Allena, namun sikap manja Allena membuat dia terkesan seperti anak-anak sekolah menengah atas. Namun, Sean belum membuka suara untuk memperkenalkan Aurora pada Andreson."Siapa nama nya?" suara berat khas Andreson tertuju pada Sean."Kenalkan diri mu...!" perintah Sean pada gadis yang sejak tadi berkeringat panas dingin itu."Perkenalkan, nama saya Aurora..." tenggorokan Aurora seakan cekat menahan ketakutan."Hai kak Rora, nama ku Allena." sapa Allena dengan senyum yang terus menghias di wajah nya."Hai....Allena," sapa balik Aurora dengan senyum manis nya."Kami akan menikah besok...!" kali ini Sean memb

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 7

    "Kenapa uncle malah mengizinkan perempuan itu menikah dengan Sean?" Alice bertanya dengan nada tingggi, emosi gadis itu sudah menjulang di atas kepala nya."Turunkan sedikit nada bicara mu!" tegur Andreson memandang tidak suka dengan ketidaksopanan Alice.Alice mengerutkan kening nya, gadis itu sejenak terdiam sambil mencerna perkataan Andreson. "Uncle membela nya?" Alice bertanya dengan suara datarnya.Awalnya Andreson tidak menyetujui pernikahan Sean dan Aurora, namun ketika Andreson melihat jauh lebih dalam ke dua bola mata Aurora, ada sesuatu yang harus dirinya pikirkan. "Menikah dengan siapa pun, itu hak Sean. Aku tidak bisa melarang nya." gumam Andreson kemudian beranjak pergi meninggalkan Alice yang sudah menahan emosi nya sejak tadi.Gadis itu mengepalkan ke dua tangannya, mata nya memerah tidak terima atas penghina yang telah di berikan Sean. "Aku harus menyingkirkan perempuan!" ucap Alice dengan menggerakkan gigi nya. Alice kem

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 8

    Sesampainya di mansion, Sean merasa tidak enak hati kepada istri nya. Perlakuan Alice yang menjorokan kepala Aurora membuat lelaki itu geram. Aurora bukan gadis yang suka melawan, sudah tentu itu membuat Sean semakin merasa kesal. Sean tersadar jika Aurora belum makan apa pun di restoran tadi."Tuan membutuhkan sesuatu?" tanya paman Smith ketika melihat raut wajah Sean yang berubah-ubah."Siapkan makan siang, Rora belum makan apa pun." perintah Sean seakan lelaki itu terlihat khawatir."Baik tuan..." paman Smith langsung pergi ke dapur. Sean kembali ke kamarnya, namun lelaki itu terlihat gelisah dan dia sendiri tidak tahu penyebabnya."Ah,...sial...!" umpat Sean kesal.Tak berapa lama, paman Smith memanggil Sean, "Makan siang sudah siap tuan.", lelaki paruh baya itu memberitahu."Hmmmm....aku akan segera turun." sahut lelaki itu dari dalam kamar.Sean kemudian keluar dari kamar dan langsung pergi ke

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 9

    Televisi menyala, namun bukan Aurora yang menonton nya melainkan televisi yang menonton diri nya. Sean yang baru masuk langsung mematikan televisi lalu menghampiri Aurora yang masih terlelap. Sungguh, wajah polos itu mampu membuat hati Sean menghangat.Sean berlutut, mengusap lembut pipi putih milik Aurora. Bibir Sean melengkung, memancarkan senyum yang tak di lihat oleh Aurora. Gadis itu tiba-tiba menggeliat, Sean buru-buru berdiri."Sudah bangun?" tanya Sean membuat Aurora langsung duduk.b"Maaf, aku ketiduran." ucap gadis itu dengan suara serak khas bangun tidur."Ayo pergi, sekarang jam makan siang. Cuci dulu wajah mu." perintah Sean lalu bergegas Rora pergi mencuci wajah nya.Sean dan Aurora juga Julian pergi makan siang di restoran langganan mereka. Gadis itu tidak banyak bicara, seakan hidup nya sangat membosankan.Sean memesan banyak makanan, mereka makan saling mengobrol terkecuali Aurora. Gadis itu tidak

Bab terbaru

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 28

    "Cepat katakan pada ku, Jhon. Apa tujuan mu yang ingin menghabisi keluarga ku?" Sekali lagi Andreson bertanya pada Jhon yang sampai saat ini masih tidak mau membuka suara. "Papi,.....!!" Lirih Alice memalingkan wajahnya saat melihat tuan Andreson menginjak bekas luka tempak di kaki Jhon. Cuiiiiih............Jhon yang tidak memiliki rasa takut meludahi sepatu milik Andreson. Anderson menoleh ke atas bawah, pria ini merasa jijik lalu mengusapkan sepatunya ke arah wajah Jhon. Emosi Andreson telah memuncak, pria paruh baya ini dengan bringas menembaki tubuh Jhon. Dor.....Dor.....Dor.....Dor......Empat peluru bersarang tepat di dada Jhon, Alice yang melihat hal tersebut tentu saja histeris. Jhon di tembak mati tepat di depan mata anaknya. "Papi,....papi......papi.....!!" Alice berteriak histeris, ingin rasanya wanita ini menghampiri tubuh Jhon tapi apa daya ia sendiri di kurung di kurungan yang berbeda. "Kedua anak ku telah merasakan kehilangan salah satu orang tua. Bagaimana A

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 27

    "Oh, badan ku sakit semua. Apa ini yang di rasakan Aurora saat aku menyuruhnya menguras kolam renang?" Batin Sean. Sean memijat sendiri tangan dan kakinya yang terasa lelah. "Pegal ya?" Tanya Aurora yang sebenarnya sudah tahu jawabannya."Aku minta maaf karena aku pernah menyuruh mu menguras kolam renang waktu itu," ucap Sean merasa bersalah. "Makanya, kalau mau melakukan sesuatu itu di pikir dulu. Tidak semua orang memiliki tenaga yang kuat." Sean menggesekkan kepalanya di pundak Aurora. "Aku benar-benar lelah. Tangan dan kaki ku sakit sekali, aku tidak bisa tidur!" Keluhnya. "Berbaringlah, aku akan memijat mu!" "Tapi sudah malam, kau harus segara tidur!" "Tidak apa-apa. Baru jam sepuluh malam,aku akan memijat mu setengah jam!" "Seriusan?" Tanya Sean memastikan. "Tapi tidak gratis!" Ujar Aurora yang mencari kesempatan. "Katakan, berapa yang harus aku bayar?" "Tidak mahal, cukup ajak aku pantai. Aku rindu suasana laut!" "Hanya itu?" "Ya," jawab Aurora singkat. "Baiklah,

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 26

    "Di mana Daddy dan kak Sean?" Tanya Allena penasaran. "A-ada,...!" jawab Rora gugup. "Mereka sedang ada pekerjaan!" Allena mengerutkan keningnya heran dengan sikap Aurora yang terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. "Kak, apa kakak sakit?" Tanya Allena penasaran. "Aku baik-baik aja. Allena, apa aku boleh bertanya sesuatu pada mu?" "Katakanlah, apa kak?" "Tentang kakak mu, apa dia tidak memiliki kekasih?" Tanya Aurora membuat Allena tertawa. "Kulkas delapan pintu seperti kak Sean tidak akan ada perempuan yang bisa meluluhkan hatinya. Percayalah!" "Kulkas delapan pintu, apa dia sedingin itu?" "Kak, lihatlah kehidupan kak Sean. Hidup menyendiri di tengah hutan, kakak saja yang mau jadi istrinya!" Allena mengupas menertawakan kakaknya sendiri. Menurut Allena, Sean sangat aneh yang tidak mau tinggal di tengah keramaian. "Jangan takut untuk jatuh cinta dengan kak Sean. Dia adalah tipe laki-laki setia," ucap Allena. "Dia pernah menyiksa ku," adu Aurora. "Hah? menyiksa bagaimana

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 25

    Aurota langsung menutup matanya saat Sean menunjukan keadaan Alice yang sudah tak beraturan. Wajahnya yang memar bahkan luka ada di mana-mana. Rambut Alice di potong acak-acakan, Aurora merasa kasihan pada wanita yang sudah menculiknya ini. "Aku tidak mau melihat dia,"ucap Aurora yang masih menutup kedua matanya. "Siapa pun yang berani menyentuh mu, akan ku buat dia jauh lebih menderita." Ujar Sean yang menatap tajam ke arah Alice. "Kau sudah melewati batasan mu Sean!" Ucap Alice yang masih memiliki tenaga. "Batasan mana yang aku lewati?" Tanya Sean dengan wajah dinginnya. "Bisa-bisa kau lebih memilih perempuan yang baru kau kenal di banding aku yang sudah mengenal mu sejak kecil. Kau benar-benar keterlaluan Sean!" "Kau lupa di saat keluarga mu sedang berduka aku dan anakku lah yang sudah menghibur mu dulu," ucap Jhon mengingatkan. "Dan kau pasti masih ingat yang sudah membuat aku dan anak ku berduka?" Suara berat Andreson mengejutkan mereka yang ada di dalam ruangan tersebut

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 24

    Kembali pulang ke mansion, Aurora langsung masuk ke dalam kamar nga sedangkan Sean pergi ke salah satu tempat yang ada di mansion nya. Wajah nya dingin, bahkan paman Smith tidak berani untuk menyapa pria yang terlihat sedang marah sekarang. Langkah Sean yang lebar, membuat nya sedikit cepat dalam berjalan. Dua orang pria bertubuh besar membukakan pintu untuk pria itu, Sean masuk lalu pintu tersebut di tutup kembali. Yang ada dalam pikiran Sean, wajah memar Aurora yang sampai sekarang belum memudar. Benarkah laki-laki ini telah jatuh cinta pada Aurora? sedangkan pernikahan nya hanya tinggal beberapa bulan saja. "Sean, lepaskan aku!" teriak Alice ketika wanita itu melihat Sean dari balik jeruji besi. Sean tak bergeming, wajah pria itu semakin dingin. Sean memandang lekat rambut panjang Alice, bibir Sean langsung tersungging. "Apa Jhon Charles sudah mati?" tanya Sean dengan suara berat nya. "Lepaskan aku Sean, bagaimana bisa kau memperlakukan teman masa kecil mu seperti ini?" lagi-l

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 23

    Alice memainkan gunting di tangan nya, wanita itu tersenyum licik memandang Aurora yang sedang ketakutan. Jhon melipat ke dua tangan nya, pria itu sangat mendukung apa yang di lakukan oleh anak nya. Alice maju selangkah, membuat Aurora mundur dengan sisa tenaga nya. "Jangan sakiti aku!" mohon Aurora namun nyata nya Alice masih mencoba menakuti Aurora. "Kau sudah menghalangi ku untuk mendapatkan Sean. Jadi, kau harus lenyap agar aku bisa menjadi satu-satu nya ratu dalam hidup Sean." ucap Alice dengan bangga nya. Sementara itu, Sean dan Julian cukup kesulitan untuk mencari Aurora. Sudah berapa kali Sean berusaha melacak keberadaan istri nya namun tidak bisa. "Seharusnya, menurut pelacakan ku Aurora ada di sekitar sini." ujar Sean bingung. "Apa kau yakin, apa chip itu bekerja dengan baik?" tanya Julian memastikan. Sean kemudian menunjukkan ponsel nya pada Julian, seharusnya Aurora ada di lorong ini namun mereka tidak menemukan siapa pun di sini. Sean kemudian melanjutkan pencarian n

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 22

    Andreson marah besar kepada Sean pada saat diri nya mengetahui jika menantu nya itu telah di culik. Lelaki paruh baya itu mengepalakan ke dua tangan nya geram. Andreson bahkan dengan tega menampar wajah Sean hingga membuat Allena dan Sean saling pandang kebingungan. Bukan kah selama ini Andreson tidak merestui pernikahan Sean dan Aurora, lalu kenapa dia begitu marah ketika mengetahui Aurora telah di culik. "Bukankah aku telah memberi mu perintah untuk menjaga istri mu? lalu kenapa kau begitu ceroboh Sean?" suara berat itu menggema di ruang keluarga hingga membuat Sean bergidik ngeri ketika menatap mata merah milik Daddy nya. "Aku hanya meninggalkan istri ku sebentar untuk mengambil pakaian nya." sahut Sean lagi-lagi mendapatkan tamparan keras dari Daddy nya. Allena ketakutan, gadis itu memilih masuk ke dalam kamar. Gadis itu hanya berharap jika kakak nya tidak akan mati dj tangan Daddy nya. "Kenapa kau begitu bodoh...? apa guna nya kau memiliki banyak anak buah?" tanya Andreson mem

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 21

    Aurora mulai mengerjapkan mata nya, gadis itu sudah sadar namun belum sepenuhnya sadar. Pandangan mata nya masih kabur, kepala nya masih sangat pusing juga tubuh nya sangat lemas tak berdaya. Bahkan Aurora tidak bisa mengenali sosok pria yang ada di depan wajah nya yang seperti sejak tadi memanggil nama nya."Sean.....!" ucap nya lirih setelah gadis itu sudah berhasil mengumpulkan kesadaran nya. "Rumah sakit...?" gumam nya lirih."Ya, kau ada di rumah sakit. Kau sudah berhasil membuat ku khawatir semalam. Apa kau puas?" lekai itu tidak bisa mengontrol emosi nya."Maaf tuan, pasien belum sepenuhnya pulih. Tolong jangan membuat keributan." Dokter perempuan itu menegur Sean dengan tatapan tidak suka karena menurut nya Sean sudah bertindak kasar pada seorang perempuan. "Jika anda masih ingin membuat keributan, silahkan keluar!" usir Dokter tersebut tanpa tahu siapa Sean sebenarnya."Dia istri ku, aku ingin tetap di sini." sahut Sean cuek.&nb

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 20

    "Apa kau serius dengan segala ucapan mu tadi Sean?" tanya Aurora dengan pandangan serius.Sean tersentak kaget namun pria itu masih bisa membuang rasa keterkejutan nya dengan pertanyaan Aurora. Sebagai seorang lelaki Sean tidak mau ingkar pada ucapan nya. "A-aku...serius...!" jawab nya tegas namun terdengar jelas suara nya gugup.Aurora kemudian tidak bersuara lagi, gadis itu memilih naik kapal lalu duduk menyendiri. Begitu juga dengan Sean yang memilih untuk duduk menyendiri karena lelaki itu sungguh sangat menyesal dengan segala ucapan nya. Cukup lah bagi Aurora untuk berpikir selama perjalanan pulang, pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk memilih pergi dari kehidupan Sean."Jika kau serius dengan ucapan mu, maka aku akan pergi sekarang!" seru nya ketika Sean baru saja menginjakan kaki di daratan.Langkah Sean terhenti, pria itu menatap mata istri nya dengan penuh kasih namun diri nya juga tidak ingin mengekang Aurora seperti apa yang di kata

DMCA.com Protection Status