Sewaktu kecil Vasya terus terusan menangis karena ia selalu di ganggu sosok ular yang entah darimana datangnya. Sampai sampai Vasya kecil harus selalu memakai kalung pemberian pak ustad dan tak boleh di lepas dengan alasan apapun. Dalam ingatan Andri semua masih teringat dengan jelas oleh sebab itu ia ketakutan sekali. Kakinya terus mengarah ke hutan tanpa ragu, ia benar benar memiliki firasat buruk. "Kakak!!!" Suara lantangnya hanya disambut kesunyian yang makin membuatnya frustasi. Lalu kemudian dari belakang ia mendengar suara Jaden yang menyusulnya. "Kita harus menemukan kakak segera!" Pikiran Andri tak karuan, ia merasa bahwa alam gaib sedang menyembunyikan kakaknya seperti yang sudah sudah. Kalau tahu begini harusnya ia juga membawa pak ustad sekalian. "Kita pasti menemukannya." Setelah Jaden mengatakannya mereka di kejutkan dengan suara lantang seorang perempuan yang langsung membuat mereka saling pandang. Tak lama mereka segera berlari ke depan kembali saking ta
Dia melihat ada sesosok ular yang berdiri di samping Herry dengan raut muka yang benar benar marah, sekilas ular itu merubah dirinya sebagai Ratu yang sempat Vasya kenali. Benar lagi lagi Ratu Pandan Wangi yang ikut campur disini. Herry masih melihat sekitar pasalnya angin terasa makin dingin dan kencang sekali menerjang ke segala penjuru. Nampaknya ia juga merasakan ada keanehan disini."Ayo!"Vasya masih memerhatikan Ratu yang sibuk memandangi Herry. Apa yang terjadi sebenarnya, apa yang hendak Ratu itu perbuat."Pak.."Duaaarrrrrrr!!!!!!!Pertir menyambar pohon yang ada di seberang. Melihatnya Herry hanya bisa terdiam lalu menyuruh Vasya terus terusan melangkahkan kakinya."Siska sudah menunggu!"Wait!Sungguh Vasya tak ada hubungannya dengan Siska, ia benar benar tak tahu siapa itu Siska karena mereka belum pernah berkenalan lebih dalam. Ia bukan pelakor dan Siska harusnya tak begini padanya."Ayo, sebentar lagi hujan!"Disela sela perkataannya petir masih menyambar nyambar membu
"Tenang bruh" "Gggrgrgrggrrrrr" Harimau itu mendekat perlahan, Andri hanya bisa menelan ludahnya bulat bulat. Posisinya sekarang terpojok dan tak bisa apa apa. Tapi jika begini caranya maka ia memang akan jadi santapan lezat untuk si raja hutan yang sedang lapar. Perlahan Andri menggeser tubuhnya, ia perlahan melangkah ke arah kanan dengan waspada. "Gggrrrrrrgegrgrgrrr" Sosok itu tampak tak menyukai pergerakan Andri, pelan pelan Harimau itu mengikutinya dengan sudut matanya yang bengis. Bukan Andri kalau tak berani bahkan kegelapan saja di terjang padahal kalau lampu mati ia ketakutan setengah mati. Dia sudah sampai sejauh ini untuk melawan traumanya demi Vasya, seekor harimau takkan bisa membuatnya ketakutan. Semoga Tuhan tidak sedang cosplay menjadi buta. * Pak Herry tergeletak di samping Vasya dengan mata tertutup sementara Vasya terpejam sambil terus menggenggam telapak tangannya, dalam hatinya ia terus melantunkan nama Allah supaya ia masih sadar akan kebesarannya.
Gila bener.Jadi Vasya bisa jadi Ningsih Tinampi nih. Hebat dong. Melihat Vasya terdiam sang ular terus terusan membisikkan kata kata bualannya."Aku bisa melakukan segalanya."Vasya masih terdiam sambil berpikir, disampingnya Herry masih belum bisa sadar karena Ratu ular masih mengcengkramnya."Lihatlah manusia manusia jahat itu, aku bisa dengan gampang menghilangkan mereka."Sudah seperti sulap saja perkataannya. Tapi dia tahu cara menggempleng Vasya, ia tahu apa yang bisa membuat Vasya terpengaruh. Kini ia bersiap memunculkan memori memori masa lalu Vasya yang ia sudah tutup rapat rapat.Ular itu terlalu niat masuk ke ranah pribadi Vasya, ia licik sekali dalam memanipulasi ingatan buruk yang terlihat makin menyayat hati. "Aku bisa membalaskan dendammu!"Vasya mengenali scene itu, lagi lagi ia merasa dejavu karena melihat Jaden di tengah tengah taman, lelaki itu tersenyum saat melihat Vasya remaja berjalan ke arahnya."Sya..""Hmmm.""Itu ada kang Bakso""Terus?""Nih 5000 buat bel
Organ dalam? Apakah mereka komplotan sindikat penjualan organ dan sedang menargetkan Vasya atau mereka mau merebut harta Vasya tapi Vasya tak punya warisan. Lalu mereka merencanakan apa. Scene kembali berlanjut, saat mereka bergoyang kenapa Vasya sedih, dia kecewa dan tak ingin melihatnya. "Cukup! Maumu apa?" Ratu Ular hanya mendesis sambil terus mengelilingi Vasya. "Aku mau kamu meneruskan lelakon leluhurmu" Lagi lagi Setan itu mengajaknya masuk ke lubang hitam, tidakkah ada kemauan lain selain bergabung dengannya. Vasya benar benar tak ingin terlibat dengan ilmu magis dan sejenisnya. "Kamu hanya perlu menyiapkan bunga serta darah ayam cemani setiap malam Rabu legi dan jumat kliwon." Hah? Vasya yang buta pasaran jawa hanya bisa plonga plongo, ia malah sayang dengan uang jika di buat untuk membeli ayam cemani dan memberikannya kepada demit. Manja! Cari makan sendiri! "Ayam cemani sudah punah." "Herrmmmmmm." Wanita setengah ular itu tampak marah, ia melotot ke arah Vasya y
Sungguh biasanya Andri sangat membenci suara anjing tapi kenapa saat ini ia lega sekali. Anjing itu masih bersuara bahkan sekarang banyak anjing yang mengonggong menyahut antara satu sama lain.Nafas Andri yang tadinya berhenti seketika lega di susul dengan cahaya lampu sorot yang menyoroti lelaki itu."Andri!"Seketika para manusia itu berbalik kembali lalu menyusul Andri yang masih mematung. Pantulan cahaya itu mengenai mata Harimau yang membuat sosok itu silau."Andriii!"Kali ini Harimau itu benar benar kalah, ia memilih untuk mundur alih alih meraung ke arah kerumunan manusia yang jelas jelas bisa membantainya jika ia nekad bertarung sendiri. Dalam tatapannya ia masih memandang Andri dengan penuh tekad juga amarah, seolah seolah ia mengatakan bahwa mereka akan bertemu lagi lalu mahkluk loreng itu menghilang ke arah berlawanan, ia lari begitu saja meninggalkan Andri yang sungguh sangat bersyukur. "Kamu baik baik saja Ndri?" Andri mengangguk, ia menatap Jaden yang mukanya penuh d
Seketika badan Vasya membeku, ia menoleh ke arah asal suara tapi ia tak melihat siapa siapa. Yang ada hanya Andri disampingnya, lelaki ituterus menerus mengoceh bahwa ia hampir mati karena Harimau serta ranjau sialan yang ternyata tidak aktif. "Untung Jaden segera datang." Mendengarnya bukannya membuat Vasya tenang malah tambah was was, ia melihat sekeliling tapi Jaden masih belum kelihatan. Sementara itu ia kemudian bertanya tentang keberadaan Kalan serta Viola yang tadi terpisah dengannya. "Mereka sudah di tangani." Lega mendengar Andri berkata demikian, satu beban pikiran Vasya sirna tapi tak semudah itu bukankah ia belum bertemu dengan Jaden. Bagaimana kabar lelaki itu, apakah ia marah atau.. "Vasya!" Lagi lagi suara itu nampak meneror Vasya, gadis itu celingak celinguk mencari bunyi bunyian yang khas milik Jaden. "Sya, sebelah sini!" Vasya lagi lagi bingung, ia celingak celinguk mencari ke segala arah tapi masih tidak menemukan siapa siapa. Kenapa bisa begitu pad
Setelah mengatakannya tiba tiba ada angin yang cukup kencang, melihat fenomena alam yang seperti itu langsung membuat Andri lari menyusul Jaden yang sudah ada di depan. Pokoknya mereka harus wirid serta tawakal di sepanjang perjalanan kalau tidak kemungkinan mereka pulang amatlah sangat kecil. Misi Andri kali ini harus membawa pulang Vasya lalu meruqyahnya dan tentu mamanya harus tahu apa yang terjadi. Kenapa Vasya tak memberitahu dari awal kalau setiap tahunnya ia melewati hutan yang begitu angker begini. Harusnya bisa di cegah lebih awal jika gadis itu mau bicara.Harusnya Vasya bisa di bentengi oleh sesuatu saat berada di sekitaran sini. Entah kenapa Andri merasa cikal bakal kekufuran leluhurnya berasal dari sana, ular hijau bermotif putih yang sering datang ke rumah sudah jelas bermukim disini, ia bahkan tak kaget saat ular itu sekarang melintas di depannya. Malah tandanya ia harus cepat bergegas. Vasya masih meracau sambil memakan beng beng dan Jaden sibuk mendengarkan sementar