Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tubagus Rio Prasojo, Remaja. Setelah lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD), Rio melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah yg lebih tinggi, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rio mendaftarkan diri di SMP yg jarak dari rumahnya paling dekat. Tak terlalu jauh, Ia hanya musti mengayuh sepeda kurang dari 15 menit ketika akan berangkat dan pulang sekolah.
Dengan pertumbuhan badan yg sudah nampak dan kondisi yang mengharuskan, Rio Prasojo remaja tak lagi jalan kaki untuk berangkat dan pulang bersekolah. Ayahnya memberikan sepeda untuk Rio sebagai hadiah kelulusannya. Dan juga, Ayah Rio membebaskan Rio untuk memilih sepeda yg Ia inginkan, karena Rio turut andil dalam merawat sampai memanen tanaman di ladang milik keluarganya.
Sepeda BMX bekas, warna biru, seharga 400rb adalah Kendaran pertama yg Rio Prasojo punya. Rio senang nan bangga akan sepedanya itu, Ia tambah semangat untuk selalu hadir belajar di sekolahnya.
Di bangku SMP, dengan segala sesuatu yg berbeda dan hampir semuanya baru, Rio tak pernah takut untuk sekolah, berinteraksi dan bermain di lingkungan barunya tersebut.
Di SMP, Rio memiliki teman baru yang sangat banyak. Sebab di SMP tempat Rio bersekolah, setiap kelas memiliki Sub/Cabang Ruang Kelasnya, Yaitu 5 sub di setiap kelas. Seperti misal di kelas 1 ini, kelas Rio memiliki 5 sub/cabang yg terdiri dari ruang kelas 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F. Selain itu, di setiap ruang kelas berisi 40 siswa didik. Rio Prasojo menduduki ruang kelas 1E, sebagai tempat untuk Ia menimba ilmu.
Dengan situasi yg serba baru, Rio disibukkan dengan adaptasi di lingkungan SMP tersebut, hingga lupa akan perasaannya dan Rani Tri Purnasari.
Demikian juga Rani Tri Purnasari, Ia juga tak pernah sekalipun memberi kabar kepada Rio, karna mungkin kesibukannya dengan dunia barunya.
Namun,
Rio masihlah Rio parasojo, Bocah yg baru lulus dari Sekolah Dasar dan baru saja mengenal perasaan yg berbeda dengan lawan jenis, yaitu Rani. Di sela-sela sekolah di SMP, terkadang sesekali Rio sempatkan untuk lewat di depan rumah Rani ketika Rio pulang sekolah, yg dimana rumah Rani berjarak lumayan dekat dari jalur yg Ia lewati setiap berangkat ataupun pulang sekolah. Rio berharap, dengan apa yg Ia lakukan dapat menjumpai Rani Purnasari.
Akan tetapi, harapan terkadang tak sesuai dengan kenyataan yg terjadi. Waktu yg sengaja Ia sempatkan untuk lewat rumah Rani, sekalipun Rio tak pernah menjumpai Rani di lingkungan Rumahnya.
Seiring berjalannya waktu dan kesibukan Rio dengan lingkungan baru, Rani Purnasari perlahan luntur dari perasaan dan pikiran Rio Prasojo. 'Berkabar saja tidak, apalagi bertemu. bagaimana bisa mengingatnya', benak Rio.
Di SMP, Rio Prasojo termasuk murid yg biasa saja, sama seperti anak SMP pada umumnya. Rio tak terlalu pandai, juga tak bodoh. Rio juga tak begitu Populer dibanding beberapa temannya yg memiliki minat dan bakat yg menonjol. Namun wajah tampan dan sifatnya yang mudah bergaul dengan siapa saja, membuat Rio Prasojo mudah diingat oleh teman-temannya di SMP itu.
Di beberapa kesempatan, Rio Prasojo juga sering digoda-i beberapa kakak kelas perempuannya di SMP itu. Seperti ketika di kegiatan MOS, Pramuka, Jalan sehat dan kerja bakti. Namun, Rio tak pernah menanggapi secara serius dan juga belum ada lagi lawan jenis yang membuat perasaanya sama ketika dengan Rani Purnasari.
Dan bahkan, beberapa teman perempuan di kelas 1 ruangannya atau ruang kelas lain pun sering mencoba meng-goda-i Rio. Namun tak pernah sekalipun Ia tanggapi dengan serius.
SMP kini, di bangku kelas 1, Rio juga sudah mulai sering mendengar kata 'Cinta' dan 'Pacaran' secara terbuka dari beberapa temannya di sekolahnya.
Dari teman-temannya di bangku SMP, Rio juga sudah mengetahui arti kata 'Pacaran' (yaitu sebuah hubungan yg di jalin atas kesepakatan dua orang 'Laki-laki dan Wanita' atas dasar Cinta). Dan dari teman-temannya juga, Rio sudah tahu arti kata 'Cinta' (Yaitu perasaan yg timbul ketika menyukai dan ingin memiliki atau menginginkan sesuatu dan atau ketertarikan akan sesuatu hal terutama lawan jenis ). Hal yg belum pernah Ia ketahui ketika dulu di bangku Sekolah Dasar.
Rio juga baru tahu, jikalau ingin menjalin sebuah hubungan atau pacaran harus ada dua syarat utama, Yaitu 'Nembak' dan 'Yg Ditembak'. Dan apabila dua syarat itu sudah ada, selanjutnya bergantung dari 'Yg Ditembak' yg menentukan.
Bersumber dari teman-temannya. 'Nembak' adalah sebuah pertanyaan berupa "Mau gak jadi pacar aku?", setelah mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis yg di sukai.
Dan setelah 'Nembak', lawan jenis atau 'Yang Ditembak' harus memberi jawaban 'Mau atau Tidak'. Jika jawabannya 'Mau', maka mereka Sah menjalin hubungan/Pacaran. Sebaliknya, jika jawaban 'Tidak', maka tidak ada hubungan/pacaran yg terjalin.
Rio sering mendengar hal-hal itu dari teman-temannya saat mengobrol dan berbagai cerita dengan dirinya.
Walau tidak banyak, beberapa teman Rio sudah ada yg menjalin hubungan/Pacaran. Ada yg pacaran dengan teman satu kelas, ada yg pacaran dengan teman beda kelas, ada juga yg pacaran dengan kakak kelas.
Pacaran juga sudah mulai jadi sesuatu yg tidak lagi aneh, dan biasa di SMP itu. Meski begitu di lingkungan sekolah, kebanyakan diantaranya memilih untuk tidak menjalin hubungan Pacaran, termasuk dengan Rio Prasojo.
Pun dengan ngobrol berdua dengan teman lawan jenis atau jalan bersama dengan teman lawan jenis, hal itu sudah bukan lagi sesuatu yg perlu di khawatirkan. Karna semua temannya di SMP melakukannya, dan tak ada lagi teman yg memperolok atau menjodoh-jodohkan. Jauh beda dengan waktu di Sekolah Dasar dulu.
Setelah mengetahui beberapa hal yg dulu belum Ia ketahui di bangku Sekolah Dasar, Rio kembali teringat tentang Rani Tri Purnasari. Lalu, Rio bergumam dalam batinnya " Wahh..., Harusnya ketika itu, Rani ku tembak. Kenapa aku dulu tidak mengetahui hal ini?".
Di bangku kelas 1 SMP ini, Rio Prasajo belum lagi menemui Asmaranya atau perasaan yg timbul sama seperti waktu dengan Rani Purnasari. Rio juga terkadang masih menyempatkan waktu untuk melewati rumah Rani di waktu pulang sekolah, namun sama seperti sebelumnya, Ia tak pernah menjumpai Rani. Rio terus akrab dan beradaptasi dengan lingkungannya di bangku kelas 1 itu. Rio juga tak ada keinginan untuk Pacaran seperti beberapa temannya di sekolahnya. Perasaan yg sama ke lawan jenis seperti waktu bersama Rani pun tak pernah Rio rasakan sampai di ujung kelas 1 SMP. Perlahan namun pasti, perasaan dan pikiran Rio tentang Rani Purnasari pun sudah tak Ia rasakan lagi, luntur dan hilang. Karena memang, sejak hari Kelulusan Sekolah Dasar itu Rio dan Rani tak pernah lagi saling berkabar dan bertemu. Kenaikan Kelas, Di kelas 2, Rio Prasojo kembali menemui ruangan dan teman baru dari ruang kelas lain. Karena di kelas 2 ini ada pengacakan peserta didik di ruang kelas, Y
Berangkat mengendarai sepeda BMX kebanggaannya ke sekolah. Rio mengharapkan momentum kebersamaannya dengan Tiara Dyah terulang kembali dan terus terulang di hari ini dan hari-hari berikutnya. Di sekolah Rio mengulang lagi hal-hal yg dia lakukan di hari sebelumnya, dengan maksud dan tujuan agar bisa mengulang lagi momen bersama Tiara Dyah di hari sebelumnya. Keseringan Rio berkunjung ke ruang kelas 2D dan selalu menampakkan pandang serta gerak-geriknya untuk Tiara, membuat Robi menegur dirinya, "Wahh...,kamu ini, Rio. Gitu ya kamu, udah lupa sama aku. Tujuanmu kesini Tiara kan?, bukan aku lagi teman akrabmu ini. Dasar, semua cowo sama aja. Awas aja kalo patah hati, ya!". Tertawa, Rio menjawab, "Hiii..., pait pait pait ". Itulah kenapa, setiap saat Rio ke kelas 2D sangat jarang bisa mengajak Tiara keluar berdua lagi. Selain malu dengan Robi, teman sekelas Tiara sering lebih dulu mengajak Tiara keluar. Selain itu, demi waktu bersa
Hari terus berganti lagi. Di sekolahnya, Rio masih seperti biasanya, yaitu belajar, bermain, digodai dua teman perempuannya dan juga masih mengharapkan cinta dari Tiara Dyah. Dengan harapan dan perasaannya ke Tiara, Rio juga melakukan beberapa hal atau usaha untuk mendapatkan cinta Tiara, seperti hal-hal yg biasanya Rio lakukan di hari-hari sebelumnya. Di suatu hari yg lain, berkat pertemuannya dengan Rani di tempat Fotokopi-an yg lalu, Rio memiliki ide lain untuk usahanya ke Tiara, yaitu membuat Surat Cinta, lagi. Sama seperti yang dulu pernah Ia lakukan di bangku Sekolah Dasar, untuk Rani. Suatu hari disela lamunannya di waktu belajar malam, Rio memikirkan 'Bagaimana caranya untuk mendekati Tiara'. Kemudian Rio teringat Surat Cinta. Lalu, Rio kepikiran untuk membuat Surat Cinta lagi, sama seperti yang dulu pernah Ia lakukan. Tetapi dengan cara yg sedikit berbeda, Rio akan membuat Surat Cinta itu dengan nama terang, yaitu 'Tubagus Rio
Setelah apa yg terjadi di hari sebelumnya, di sekolahnya kini, Rio Prasojo tak ragu lagi dalam hatinya untuk menemui, ngobrol dan mengajak Tiara untuk jalan atau istirahat berdua. Tanpa harus lagi memperdulikan tingkah Robi Prawiryo. Bekal keyakinan dalam hatinya, di waktu istirahat seperti biasa. Rio datang ke ruang kelas 2D, dengan maksud akan menemui Tiara dan mengajaknya keluar istirahat berdua. Namun malang bagi Rio, ketika di hari itu, disaat prasangka baiknya tentang harapan dan Tiara mengembang di hatinya harus dibarengi juga dengan patah hati. Ketika itu, langkah pastinya untuk menemui Tiara terhenti. Baru saja tiba di depan pintu ruang kelas 2D untuk maksud menemui Tiara, Ia melihat Tiara bersama teman laki-laki dari kelas lain yang sedang berjalan keluar kelas untuk beristirahat. Gelisah dalam hati Rio melihat itu, sejenak Ia diam beberapa detik di depan pintu ruang kelas 2D. Tiara dari dalam kelas yang sedang berjalan
Hari-hari berikutnya, Rio dan dan Tiara menjalani hari demi hari mereka semakin dekat dan akrab. Walaupun tidak setiap hari mereka bisa menghabiskan waktu bersama (seperti saat jam istirahat atau pulang), dan walau Tiara juga belum membalas Cinta Rio dan atau belum ada hubungan Pacaran diantara mereka. Semakin hari waktu bersama mereka lalui di sekolah, semakin akrab dan dekat, membuat senang hati Rio. Namun disisi lain, Rio juga merasa gelisah dan bertanya-tanya ketika mengetahui Tiara sudah menjalin hubungan dekat dengan teman laki-laki yg pernah di ceritakan Dita Anggita. Di setiap lamunnmnya, Rio terkadang kepikiran dengan apa yang di katakan Dewi dan Dita, tentang Tiara. Sekitar 2 bulan sebelum Ujian Kenaikan Kelas, Rio bercerita ke Robi tentang kabar berita Tiara yg Ia dapat dari Dewi dan Dita. Sedikit terkejut batin Rio, Robi meng-Iyakan apa-apa yg di beritakan Dita tentang kedekatan Tiara dengan teman lelaki. Sudah lama Rob
Setelah tahu atas apa yg Ia gelisahkan dari Tiara, kegelisahan Rio berubah menjadi kegundahan. Sedih hati Rio, ketika tahu bahwa Tiara dan Bisma benar-benar sudah menjalain hubungan atau pacaran. Kembali ke dalam kelas. Rio sebenarnya belum lega atas gelisahnya, Rio masih ingin bertanya banyak hal dengan Tiara, namun rasa sungkan dalam hatinya yg membuat Rio seolah baik-baik saja di hadapan Tiara, serta memilih untuk tidak lagi menyerca Tiara atas kegelisahan hatinya. Rio nampak sibuk dengan kegundahannya, hingga sesekali Ia melamun dan kaget akan segala suara yg timbul dari sekitarnya. Tanpa disadari Rio, lamunannya di dalam kelas mengundang tanya beberapa temannya, termasuk Dita Anggita. Karena penasaran, Dita Anggita yg sangat sering memperhatikan Rio datang menghampiri Rio, sembari sedikit mengagetkannya dan bertanya, Dita : " Woooiii!!!, ngelamun mulu. kamu kenapa Rio ?. Sebelum istirahat, aku perhatiin kamu masih seperti
Pikiran Rio kembali berubah. Setelah di hari sebelumnya ngobrol dengan Dita, Rio kembali berkunjung ke ruang kelas 2D, dengan tujuan kembali berinteraksi dengan Tiara. Rio juga ingin memastikan lagi berita tentang Tiara, langsung ke Tiara. Rio tak ingin apabila yg di katakan Dita benar, Ia akan benar-benar akan menysesalinya di kemudian hari. Di dalam ruang kelas 2D, Rio melihat Tiara dari kejauhan, dari meja Robi lebih tepatnya. Matanya tak pernah lepas pandang ke arah Tiara, Rio memperhatikan gerak tingkahnya dengan sungguh-sungguh. Adu pandang diantara mereka. Rio dan Tiara saling bertatap dari kejauhan di ruang kelas 2D itu. Akan tetapi, tatapan mata dari wajah Tiara malah semakin membuat Rio keheranan. Sebab saat bertatap, hal yg sangat tak biasa ditunjukkan Tiara. Ketika itu saat Rio beradu pandang dengan Tiara, kemudian Rio menegur Tiara (dengan senyum dan anggukan kepala), Tiara tak merespon senyum yg di lempar Rio. Respon Tiara
Hari berganti.Hari-hari Rio dan Tiara terasa asing satu sama lain. Rio ingin memperbaiki pertemanannya dengan Tiara, sebelum Tiara pindah ke luar kota. Namun disisi lain, Rio juga tak tak tahu musti berbuat apa. Meski demikian, Rio terus berusaha untuk kembali mendekati Tiara dan mendapatkan waktu untuk bisa ngobrol berdua dengan Tiara. Rio sangat ingin ngobrol berdua dengan Tiara, Ia merasa bersalah dengan sikapnya dan ingin memperbaiki kembali pertemanannya dengan Tiara. Sebelum apa yg di katakan Dita waktu itu tentang kepindahan Tiara benar-benar terjadi. Rio terus memantau pergerakan Tiara di sekolahnya, disaat-saat kegiatan bersama seluruh warga sekolah di luar jam pelajaran, seperti : upacara, jalan sehat, kerja bhakti, istirahat dan jam pulang sekolah. Sampai pada akhirnya, pantauannya membuahkan hasil di jam istirahat, di food court depan sokolahnya. Rio melihat kesendirian Tiara di penjual Bakso Bakar, tak menyia-nyiakan kesempata
Tiba di jam pengumuman. Rio dinyatakan Lulus dari SMP-nya. Senang bukan main hati Rio, setelah mengetahui masa-masa SMP sudah benar-benar berakhir.Begitu juga dengan semua Anak Murid di SMP itu, semua mengekspresikan kegembiraan dengan cara mereka masing-masing, sebab semua murid kelas 3 di SMP itu dinyatakan Lulus 100%.Beberapa diantaranya, ada yg mengekpresikan kegembiraan dengan sujud syukur, ada juga yg berteriak dan lompat-lompat. Namun, hal sama dilakukan semua murid ketika itu adalah mencoret-coret baju mereka dengan pilox yg sudah mereka siapkan dan tanda tangan dari teman satu ke teman yg lain menggunakan Spidol Permanen.Setelahnya, masing-masing dari mereka mencari teman akrab mereka, untuk merayakan kelulusan ataupun sekedar mengobrol. Begitupun dengan Rio, setelah bercengkrama dengan Robi dan teman satu ruang kelasnya, kemudian Ia menemui Shinta, Ia sempatkan waktu yg singkat ini untuk bisa berdua dengan Shinta.Taman Sekolah, tempat
Tidak jarang ketika saldo pulsanya sudah menunjukkan 4000 rupiah, Rio mengabaikan SMS dari temannya, dengan cara tak membalas ataupun memberitahukan ke temannya. Sengaja Rio melakukan hal itu, agar supaya Ibunya dapat menggunakan HP dalam keadaan pulsa masih tersedia.Setelah pulsa habis, digunakan Ibunya, Rio akan membalas SMS dari temannya, setelah saldo pulsa kembali diisi ulang oleh orangtuanya.Rio berusaha untuk tidak lagi minta uang untuk membeli pulsa, selain karna sudah ditegur Sang Ibu, Rio juga teringat bahwa Sang Ayah yg saat ini sedang tidak bekerja.Namun, hal yg dilakukan Rio itu tak bertahan lama. Shinta Swastika, gadis yg sudah pernah menyatakan perasaan terhadap Rio itu sepertinya tidak tahan akan ketiadaan Rio di SMSnya. Mengingat, hampir setiap hari mereka berdua SMSan.Sering, ketika Rio memberitahukan bahwa SMSnya akan berakhir karna saldo pulsa yg habis, Shinta membalas, "Yahh... Rio. Huft... :'(".Dan ketika beberapa hari SM
Dirumah, Ayah dan Ibu Rio menyambut kepulangan Sang Anak dengan 'Ucapan Selamat', karena Rio baru saja telah menyelesaikan Ujian Nasional dan SMPnya (meski belum dinyatakan lulus).Ayah dan Ibu Rio tak ragu akan kelulusan Rio, Mereka yakin bahwa Rio akan lulus. Namun, Nilai atau hasil yg dikerjakan Rio yg membuat kedua orangtuanya sedikit was-was dan berharap.Ayah dan Ibu Rio berharap Rio mendapatkan nilai yg bagus, agar nanti ketika mendaftar ke SMK dapat diterima di SMK yg bermutu baik atau SMK favorit.Setelahnya, di jam makan malam. Ayah, Ibu dan Rio, berunding tentang Jurusan yg diminati Rio dan SMK yg akan jadi tujuan Rio.Ibu Rio bilang, "Pilihan Jurusan yg kamu senangi, yg sekiranya itu adalah sesuatu yg membuatmu tertarik dan ingin mempelajarinya. Jangan hanya karena ikut-ikutan teman, kamu memilih Jurusan dengan asal-asalan. Sebab, yg Ibu khawatirkan, nanti kamu gak akan sungguh-sungguh ketika belajar dan mudah bosan".Rio : "Rio b
Tak terasa kelas 3 SMP sudah di ujung waktu, Rio sudah harus menghadapi Ujian Nasional tingkat SMP. Kesibukannya dengan Sepak Takraw dan Berladang mebuat Ia terbiasa tanpa Tiara dan Asmara.Beruntung bagi Rio dan keluarga, Karena di penghujung SMP ini dibarengi juga dengan hasil ladang yg diprediksi akan panen Pass di waktu kelulusan Rio dan kepidahannya ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi.Tenang hati Ibu Rio, ketika tahu singkong yg dipersiapkan di ladang untuk biaya sekolah Rio ke jenjang yg lebih tinggi (SMA) sesuai dengan yg diharapkan. Belum lagi Sang Suami yg sedang di luar kota bekerja juga memberi kabar, bahwa Ia akan segera pulang beberapa hari lagi, yg kemungkinan Sang Suami juga akan membawa uang yg lumayan.Lewat telepon, Ayah Rio juga memberitahu keluarganya di rumah, bahwa Proyek yg Ia kerjakan akan mandek dalam pengerjaannya untuk beberapa minggu, karena beberapa alasan. Sehingga para pekerja akan diliburkan dan entah kapan lagi akan mula
Di kelas 3 SMP ini Rio menemukan Hobi barunya, yaitu bermain Sepak Takraw.Di desa tempat Rio tinggal adalah desa yg termasuk kuat akan kegiatan keolahraganya. Di desanya, hampir semua warganya melakukan dan berbakat dalam olahraga, seperti : Sepak Bola, Volly, Badminton, Pingpong dan karambol. Demikian juga dengan Rio, Ia juga hobi berolahraga berkat tumbuh di lingkungan seperti itu.Sebenarnya bukan hal baru bagi Rio, permainan Sepak Takraw ini. Namun, saat Ilham dan Agus yg ketika itu sedang praktik bermain Sepak Takraw di jam pelajaran PenJasOrKes(Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Rio merasa tertarik melihat kedua teman sekelasnya itu memainkan bola Takraw dengan sangat piawai.Rio mencobanya, meminta dua temannya tersebut untuk mengajarinya dan ternyata menyenangkan. Alhasil setiap hari rabu dan sabtu sore, Rio kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Sepak Takraw bersama kedua teman satu kelasnya tersebut yaitu Ilham dan A
Kegiatan baru di hari-harinya, kini Rio selalu menyempatkan waktu untuk dapat mengotak-atik, belajar menggunakan di rumah.Di sekolah pun Rio tak tenang, bukan karena pelajaran atau temannya melainkan Ia ingin segera pulang dan bermain HP. Ibunya pun tak pernah melarang Rio untuk bermain HP, karena memang Rio bisa memabagi waktu untuk belajar, membatu pekerjaa rumah dan bermain.Beberapa hari kemudian, Sang Ayah mendapat telpon dari Pak Mandor. Pak mandor mengabarkan akan ada proyek baru yg akan di mulai 3 hari lagi, Dan menanyakan kenapa Ayah Rio, "Apakah masih mau untuk ikut mengerjakan proyek tersebut bersama Pak Mandor?".Kepada Pak Mandor, Ayah Rio menjawab : "Oke Pak, Siap!!. Saya ikut lagi. H-1 Saya akan berangkat menuju lokasi proyek".Diberitahukanlah hal tersebut ke Anak dan Istrinya.Tak lagi terlalu cemas kini, Rio dan Kedua Adiknya dengan akan kepergian Sang Ayah. Selain karna sudah pernah jauh dan rindu ayah, kini setiap saat Keluarga
Di Ruang keluarga, tanpa meja makan, duduk lesehan, Rio dan keluarga menikmati Sate Ayam di malam Minggu tersebut. Menu yg sangat jarang mereka nikmati.Sambil menikmati malam, Obrolan pun terjadi ketika itu. Sang Ayah menanyakan apa yg terjadi dengan Sekolah anak-anaknya.Kemudian senang hati Sang Ayah, ketika mendengar jawaban dari anak-anaknya yg baik-baik saja dalam sekolah dan hari-hari mereka.Sang Ayah juga memberitahu pada keluarganya bahwa kepulangannya di hari ini dalam rangka libur, Sebab proyeknya di luar kota sudah selesai si kerjakan.Mendengar ucapan Sang Ayah, Rio mensahutinya,Rio : "Berarti Ayah sudah gak akan keluar kota lagi?".Ayah Rio : "Ayah belum tau, Nak. Kata Mandor Ayah masih akan ada proyek baru di kota yg sama, nanti akan di kabari lagi".Sahut, Ibu Rio : "Oh ... kira-kira kapan lagi Ayah akan berangkat?".*Mengambil kertas dalam dompet, lalu menunjukkan
Sabtu Wage minggu ketiga di bulan Juli, Tepat 6 bulan sudah Ayah Rio di tanah rantau untuk bekerja.Tanpa di ketahui Rio, Ibu dan kedua adiknya, Sang Ayah pulang di hari itu. Sekeluarga kaget di hari itu dengan ketiba-tibaan Sang Ayah pulang. Sabtu pukul 7 malam ketika itu. Suara motor terdengar sangat jelas berhenti di depan rumah, namun Rio dan keluarganya yang sedang di dalam rumah tak merespon hal tersebut. Lalu ketukan pintu yg terus berulang terdengar setelahnya, tanpa suara atau ucapan permisi dari si pengetuk pintu. Sedikit terganggu Ibu dan Rio ketika itu, karena mereka sedang akan merebus singkong dan mempersiapkan makan malam saat itu di dapur."Iya. Sebentar", Teriak lembut Ibu Rio, mendengar ketukan pintu yg terus berulang tersebut. "Rio, kalo sudah di kupas singkongnya habis itu di cuci dulu ya!. Biar ibu yang buka pintu", Pesan Sang Ibu kepada Rio. Lalu berjalan menuju pintu. "Kleek....Klek...Kleeek..", Suara g
Kenaikan Kelas.Rio dinyatakan Naik ke Kelas 3 SMP dengan nilai yg baik, walaupun tak masuk peringkat/rangking 10 besar di kelasnya.Kelas 3 Sekolah Mengah Pertama, Rio kembali ke ruang kelas E dan bersama lagi dengan teman-temannnya dulu di kelas 1E. Di ruang kelas 3E, kambali satu ruangan bersama Robi Prawiryo dan teman-teman lain yg dulu pernah akrab di waktu awal masuk SMP atau kelas 1.Pertemanan terasa baru diawal kelas 3 ini, dulu mereka akrab di kelas 1 kemudian asing di kelas 2. Kini kembali mereka merajut keakraban satu dengan lain.Begitupun dengan Rio yg memang sudah semakin nampak ketampanan dan kesahajaannya, tak luput Ia dari godaan teman-teman wanitanya di ruang kelas itu dengan membercandai, memuji dan merayu-rayu Rio dalam rangka kembali mengakrabkan.Beberapa diantaranya juga menyinggung perihal hubungan Rio dan Tiara yg terpisah oleh jarak Karena Tiara sudah pindah keluar kota, namun Rio tak pernah menanggapi dengan serius