Share

105. Teka-teki Tentang Dirinya

Jakarta, 19 April 2018

Bram membawa Amara ke sebuah rumah makan khas Manado tak jauh dari lokasi pemakaman. Berhubung sedang hari kerja dan belum waktunya istirahat makan siang, tempat itu masih sepi pengunjung. Mereka duduk berhadapan di depan jendela.

"Mas, aku mau menanyakan sesuatu," sergah Amara sementara menunggu pesanan mereka datang.

"Mau menanyakan apa?" balas Bram

"Tapi jangan marah," tambah gadis itu memasang wajah memelas.

Semenjak mereka bersama, Amara menjadi lebih ekspresif. Tidak terlalu menahan diri seperti sebelumnya. Gadis itu seringkali menunjukkan sisi kanak-kanaknya. Menyeret Bram pada kenangan saat mereka pertama bertemu.

Lelaki itu tidak tahu. Apakah tingkah laku yang ditunjukkan Amara, ataukah karena semata-mata Amara yang melakukannya, hatinya mudah sekali luluh.

"Aku janji tidak akan marah." Bram meyakinkan.

Lelaki itu menyimpan ponsel ke saku kemeja flanel biru tua yang dikenakannya. Tadinya, Bram sedang berbalas pesan dengan beberapa anggota timnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kharem Nisya
dobel up yuk..kemarin kan absen..he he penasaran reaksi Utari !?? atas pengakuan Bram
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status