Share

46. Calon Suami?

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 21:17:50
Leina sarapan dengan roti isi yang dia beli dari minimarket depan motel. Dia tidak tahu harus apa sekarang— tidak punya kenalan, tidak punya sanak saudara, sekarang harus apa?

Hidupnya sebatang kara. Dahulu, semasa sekolah, dia tak punya teman dekat. Tidak ada seorang pun yang bisa dia andalkan di saat sulit begini.

Melamar pekerjaan? Menjalani hidup baru?

Tapi, dia sangat payah dalam hal mengerjakan apapun. Tidak mungkin dia mendapat pekerjaan dengan mudah.

Selama tiga tahun bekerja untuk Arsen, dia lebih sering menyapu lantai, mengepel, memasak dan membuat kopi ketimbang mengatur jadwal pertemuan dengan klien. Tidak diragukan lagi— dia sangat berbakat dalam urusan bersih-bersih.

Leina menghela napas panjang. "Aku memang ditakdirkan jadi pembantu."

Sejak kecil, dia hanya tinggal dengan sang ayah, tak kenal sosok ibu. Karena hal tersebut, dia mengurus kegiatan rumah tangga sejak dini. Terlebih lagi, sang ayah tidak pernah mengajarkan tentang dunia medis.

Iya, mendiang Dokter Gio terka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   47. Menjadi Miliknya?

    Calon suami?Lelucon macam apa ini?Leina terdiam selama satu menit lamanya hanya untuk mencerna ucapan dari Nathan. Kenapa orang yang dituduh sebagai musuh Arsen ini mendadak datang dan bicara omong kosong? Apa ini tipu muslihatnya juga?"Pergi dari sini, aku tidak mau bicara omong kosong denganmu," pinta Leina bernada serius. "Aku mohon, aku tidak mau membunuh Arsen, aku mohon— dia sudah menyelamatkanku.""Berapa kali aku bilang, aku tidak peduli padanya, aku cuma peduli denganmu. Tapi ..." Nathan tertegun sejenak, menatap Leina yang benar-benar serius. Ini membuktikan betapa cintanya kepada Arsen.Leina menahan napas. Jarak wajah di antara mereka begitu dekat sampai dia menjadi tegang.Raut wajah Nathan berubah serius, dan auranya menjadi gelap lagi. Dia melanjutkan, "aku tidak mengira kamu akan tergila-gila dengan pria itu.""Aku tidak—""Diam," potong Nathan cepat. "Aku serius saat berkata aku ini calon suamimu, Leina. Kamu sudah dijual kepada ayahku sejak kamu masih bayi untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   48. Saling Mencintai (a)

    Arsen menghabiskan malam yang dingin di taman kota. Dia tertidur di bangku, sama sekali tidak takut jika banyak kriminal jalanan.Dia bangun saat instingnya merasa ada orang yang mengintai. Matanya terbuka— langsung melirik ke arah salah satu pohon dekat semak belukar tak jauh dari situ.Tetapi, tidak terlihat ada siapapun.Suasana pagi di taman kota ini sangat sunyi. Kabut tebal masih menggantung di antara pepohonan—membuat jarak pandang agak terganggu. Udara sangat dingin. Meski begitu, Arsen yang cuma menggunakan kemeja hitam dan celana panjang tidak merasa kedinginan sama sekali. Tubuh terlatihnya terbiasa dengan suhu dingin maupun panas.Sudah satu menit lamanya dia memandangi pohon yang sama. Dia yakin ada yang mengintai— tapi tidak ada ancaman. Itu artinya orang yang mengawasi tak punya niat membunuh."Amatir?" gumamnya lirih.Dia turun dari bangku tersebut. Dengan langkah yang hati-hati, dia berjalan ke arah berkabut. Dia sengaja melakukan itu agar mengelabui orang misterius

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   49. Saling Mencintai (b)

    Arsen tidak pernah emosi sebelumnya. Dokter Gio selalu menasehati untuk menyingkirkan segala macam pemikiran negatif. Sebagai orang yang mengalami masa lalu kelam, hal-hal negatif hanya akan membuat dirinya hancur dari dalam.Karena itulah, selama bertahun-tahun, dia jarang sekali serius, apalagi stress. Dia harus tetap berpikiran positif dan tenang. Semua demi menyingkirkan rasa trauma di masa lalu. Tetapi, sekarang— dia benar-benar dilanda kegilaan. Tidak adanya Leina membuat kepalanya seakan ingin pecah.Dengan kondisi tak stabil begitu, dia masuk ke dalam kawasan rumah Nathan lewat pagar depan. Dia berhasil menghajar petugas di pos jaga, lalu berjalan di halaman depan.Satu per satu penjaga yang sedang berpatroli berdatangan. Ada sekitar dua puluh orang menghadangnya."JANGAN BERGERAK!" teriak salah satu dari mereka sambil mengancam dengan senjata api. "BERANINYA MASUK KE SINI!"Tindakan pria itu diikuti oleh yang lain. Beberapa orang mengeluarkan senjata api mereka.Arsen sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   50. Saling Mencintai (c)

    Dada Leina terasa sakit, sesak, hidung dan tenggorokan juga.Seseorang memberikan napas buatan untuknya. Dia perlahan membuka mata— dan kemudian perlahan menyadari siapa yang melakukan itu.Arsen.Rambut, wajah, sekujur tubuh dan bajunya telah basah oleh air kolam. Dia menahan punggung Leina, berusaha untuk menyadarkan wanita itu."Leina? Leina— kamu baik-baik saja? Leina?" Arsen takut dan cemas. Jemari tangannya menyentuh lembut pipi Leina. "Leina ..."Pandangan mata Leina sudah jelas. Dia kini tahu kalau kilauan yang dilihat di bawah air saat itu memang japit rambut. Japit yang dijadikan liontin kalung oleh Arsen. Arsen tersenyum lega. "Akhirnya kamu bangun juga, Putri Tidur."Pipi Leina memerah. Barusan dia masih bisa sedikit merasakan sensasi keras nan dingin dari bibir dari Arsen. Baginya, ini adalah ciuman pertama mereka. Dia ikut tersenyum. "Arsen, kamu ... beraninya ... menciumku?""Mau bagaimana lagi, aku harus memberimu napas buatan 'kan? Atau kamu mau mati, Dasar gadis b

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   51. Ulang Tahun Arsen?

    Arsen, Leina dan Hans makan siang bersama. Untuk beberapa menit pertama, tidak ada yang bicara. Tetapi tak lama berselang— Hans berhenti makan, lalu menatap Leina. Ada banyak sekali pertanyaan dalam benaknya."Leina, apa mungkin kamu terkena hipnotis lagi? kamu sudah bersama Nathan semalaman," ucap Hans.Leina menjawab, "yang menghipnotisku bukan Nathan. Orang yang menelpon di telepon rumah waktu itu suaranya berbeda dengan Nathan."Arsen tidak kaget. Dia sendiri sudah curiga kalau mungkin bukan Nathan pelakunya. "Kalau beda berarti memang bukan dia pelakunya. Kata Ritta, orang yang menghipnotis Leina harusnya bersuara sama. Efek hipnotisnya tidak akan terjadi jika berbeda. Lagipula—“"Lagipula?” Hans menunggu.Arsen masih berpikir sejenak. Setelah satu menit, dia melanjutkan, “lagipula saat aku berhadapan dengannya, dia tidak kelihatan seperti ahli dalam hal hipnotis.""Mungkin dia menyuruh orang lain.""Tidak ada orang lain lagi di rumahnya. Hanya dia dan para penjaganya yang patah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   52. Kado Misterius? (a)

    Arsen pulang dengan menggunakan taksi tak lama setelah mengantarkan Serena pulang. Dia sedikit sedih— jauh di lubuk hatinya, dia tidak mau melukai hati siapapun, apalagi Serena. Ini bukan keinginannya. Bagaimana pun, Serena itu teman dekatnya sejak sepuluh tahun silam.Arsen kepikiran itu hingga sampai di rumah.Ternyata, Hans sudah pulang. Aneh memang. Kenapa pria itu pulang? Bukankah mereka akan membahas hal penting?Leina sendiri tidak memberitahu apapun. Dia hanya senyum-senyum, lalu masuk kamar. Berkat Hans, dia bisa mempersiapkan ulang tahun Arsen.Di malam hari, setelah makan— dia membuat adonan kue ulang tahun. Segala jenis masakan sudah dikuasai, jadi tak ada masalah membuat kue semacam itu.Arsen heran Leina masih betah di dapur. "Kamu sedang buat apa?""Aku mau buat kue.""Kenapa tidak besok saja? Sekarang sudah malam, loh. Sudahlah, tidur saja— besok lanjutkan.""Kamu saja yang tidur, aku tidak mengantuk, kok. Aku sedang ingin makan kue, sudah lama aku tidak makan.""Baga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   53. Kado Misterius? (b)

    Arsen dan Leina duduk bersebelahan, tepat di hadapan mereka ada kue ulang tahun. Arsen memotong kue ulang tahunnya, dan memberikan potongan pertama kepada Leina. Namun, wanita itu malah membuka mulut, tak mau makan sendiri, maunya disuapi.Sikap manja Leina sedikit mengejutkan Arsen. Dia juga agak malu. Kalau dahulu, dia mungkin biasa saja— tetapi sekarang, rasanya sangat ...... menegangkan.Mau tidak mau, dia harus menyuapi Leina. Berada dekat dengan Leina tak pernah setegang ini sebelumnya— apa karena hubungan mereka sudah jelas sekarang? Tidak mungkin menyembunyikan perasaannya lagi?Leina mengambil alih sendoknya. Giliran dia yang menyuapi Arsen. Senyuman manis tak pernah pudar dari bibirnya— betapa bahagia dia sekarang. Dia mengetahui perasaan Arsen, tinggal membuatnya mengaku saja.Selama beberapa menit terjadi keheningan di antara mereka. Tidak ada yang bicara. Keduanya saling bertukar pandangan.Kedua mata Leina memancarkan aura yang polos dan tulus— ini membuat Arsen tenggel

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   54. Duka Masa Lalu

    Leina terbangun dari tidurnya usai mendengar suara siulan aneh. Dia mengerjap-ngerjapkan mata beberapa kali— lalu melihat sekitar. Kelopak mata masih berat, benar-benar mengantuk.Jarum jam menunjuk ke pukul tujuh pagi. Normalnya, dia sudah menyiapkan sarapan. Akan tetapi, aktifitas semalam membuat sendi-sendi tubuh lemas— tak sanggup untuk bergerak leluasa.Suasana kamar Arsen remang-remang. Sinar matahari tak mampu menembus kelambu abu-abu jendela."Barusan itu siulan ... " gumam Leina menoleh ke arah jendela. Ada orang yang bersiul di luar sana. Tapi, siapa? Apa ditunjukkan ke sini?Aneh, rasanya tidak asing. Dia bingung, kenapa rasanya kenal dengan siulan tersebut. Bukankah bunyi siulan pasti sama saja?Aneh.Arsen ikut membuka mata. Pria yang tidur di sebelahnya itu sudah tahu Leina bangun dari tadi. Dengan suara agak malas, dia menyambut, "selamat pagi, Leina— ada apa?""Eh ... tidak apa." Leina tersadar kalau tidur satu ranjang dengan Arsen, dan di bawah selimut— tubuh mereka t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28

Bab terbaru

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   99. Ulang Tahun [TAMAT]

    Leina menuruti permintaan Arsen untuk menginap di rumah Dokter Tony. Dialah yang menyiapkan makan malam untuk mereka semua.Dokter Tony sampai takjub dengan makanan yang ada di meja. Dia melihat Arsen dan Leina yang sudah duduk di kursi masing-masing."Rasanya seperti punya putra dan menantu yang baik," katanya sesekali tersenyum pada Arsen.Arsen fokus makan saja, tak mau menanggapi ucapan bermakna ganda dari pria itu. Iya, dia tahu kalau kemungkinan Dokter Tony sudah menduga niatnya mengajak Leina bermalam di situ."Ngomong-ngomong Leina, kamu harusnya tidak perlu memasak sebanyak ini, kamu pasti lelah—“ kata Dokter Tony.Leina tersenyum. "Tidak masalah, Dok. Aku suka masak, kok ... Lagian ..." Ucapannya terhenti, mana mungkin dia mengatakan kalau dia memang masak banyak untuk memperingati ulang tahunnya besok. "Tidak apa, pokoknya aku senang masak banyak.”Tidak ada yang bicara setelah itu. Baik Arsen maupun Leina sama-sama diam. Iya, apalagi Arsen yang sedikit gugup. Bagaimana tid

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   98. Ingatan Arsen

    Leina mengunjungi Arsen di tempat Dokter beberapa hari sekali. Itupun dia hanya datang untuk mengantarkan sesuatu, entah itu masakannya atau barang-barang yang mungkin bisa membuat Arsen ingat. Dia jarang berinteraksi dengan Arsen sendiri.Arsen merasa jaraknya menjadi lebih jauh dari Leina. Akan tetapi, itu malah membuatnya merasa kalau wanita itu memang dekat dengannya. Dia ingin mengobrol dengannya.Hari ini, Leina datang hanya untuk mengantarkan saus daging buatannya karena Arsen menyukainya. Setelah itu, dia berpamitan pulang.Akan tetapi, saat berjalan menuju gerbang keluar dari rumah tersebut, dia langsung dihadang oleh Arsen. Leina kaget, kenapa pria itu ada di luar rumah?"Pulang lebih cepat tanpa menemuiku dulu?" tanya Arsen dengan suara datar. Dia sepertinya kecewa karena Leina seolah menjaga jarak.Leina menoleh ke arah rumah, lalu kembali menatap Arsen. Dia bertanya, "kenapa kamu malah di sini? Kamu 'kan lagi pengobatan? Cepat masuk— lagian kalau ada kenal sama kamu giman

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   97. Cincin?

    Hans membuka mata.Untuk sesaat, dia masih memproses apa yang terjadi. Dia melihat langit-langit. Kemudian, dia melihat dirinya sendiri yang terbaring di atas ranjang— di dalam kamar yang tidak asing.Pandangannya mengarah ke luar jendela yang tengah terbuka. Udara pagi terasa sejuk dan menenangkan.Tak lama kemudian, pintu kamar itu terbuka, dan seseorang masuk. Dia adalah Ritta— yang langsung kaget melihat pria itu sudah bangun."Hans!“ panggilnya cepat. Dia buru-buru mendekati ranjang. ”Kamu sudah siuman?“Hans bangun dari ranjang. Tubuhnya masih sakit semua, tapi setidaknya sudah baik-baik saja. Dia menatap Ritta, lalu tersenyum. Dia tidak terlalu ingat apa yang terjadi sebelum dia tak sadarkan diri, tapi setidaknya dia berhasil membuat Ritta aman dan Tino ditangkap."Syukurlah kamu baik-baik saja,” katanya.Ritta ingin menangis melihat pria itu. Kedua matanya berair, benar-benar lega. Dia duduk di tepian ranjang, lalu tanpa mengatakan apapun, dia memeluk pria itu dengan seerat mu

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   96. Bersama Leina

    Arsen hanya diam saat disuguhi oleh pasta saus daging buatan Leina. Dia masih melihat makanan di atas meja makan depannya itu. Pandangannya menjadi lebih tenang.Entah kenapa— rasanya seperti nostalgia, dan dia sadar akan hal tersebut.Aroma saus yang ada di atas pasta itu menggugah selera, tapi juga membuat sekilas ingatan muncul di kepala. Walaupun, tetap saja— dia masih belum ingat apapun.Dia menatap Leina yang duduk di kursi yang berseberangan meja dengannya. Wanita itu duduk manis sambil memandangi dia. Senyum hangat tampak menghiasi bibirinya.Aneh.Kenapa wanita itu tidak takut? Kenapa masih bisa tersenyum padanya? Kenapa tidak menunjukkan niat membunuh?Padahal tadi dia sudah berbuat kasar, melukainya, membuatnya hampir mati tercekik. Tetapi, senyum hangat tanlepas dari bibirnya.Aneh.Leina heran karena dipandangi terus. Dia bertanya dengan ragu, "ada apa? Kamu ... Kamu tidak suka?“Nasibnya bergantung dari suasana hati Arsen sekarang. Kalau pria itu tidak suka, maka dia sun

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   95. Sebuah Tes

    Ciuman yang diberikan oleh Leina sangat mengejutkan diri Arsen. Dia tidak mampu bertindak apapun, tidak sanggup melakukan apapun, tidak menolak juga. Bibir wanita itu terasa lembut dan mampu menghangatkan bibirnya yang dingin.Selama beberapa detik, dia hanya terdiam dengan napas yang tertahan. Arsen benar-benar diluluhkan oleh ciuman itu. Untuk sekejap, dia seperti lupa siapa dirinya dan untuk apa di sini. Yang dia pikirkan hanyalah— kenapa rasa ciuman ini begitu hangat?Leina ...Nama itu terlintas di pikiran Arsen. Dia masih betah dengan merasakan ciuman Leina. Dia seperti tertawan oleh bibir wanita itu, seakan tidak sanggup untuk berhenti. Bahkan, dia bak rela kehabisan napas jika itu bisa terus berciuman seperti ini.Segala pemikiran buruknya menjadi sirna untuk sesaat. Hatinya menjadi damai. Dia merasa hidup. Perasaan hangat yang belum pernah dirasakan—Atau ... dia lupakan?Tetapi, dia kemudian tersadar, lalu menjauh dari Leina sehingga ciuman mereka terlepas. Dia menarik napas

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   94. Aku Leina ...

    Para anak buah Tino membawa pergi Ritta pergi keluar rumah. Ini memaksa Hans untuk berlari mengejarnya. Dia khawatir juga pada Leina, tapi situasinya sangat sulit.Leina sendiri masih berada dalam cengkraman sang kekasih. Dia makin sedih— tidak pernah membayangkan kalau Arsen akan kehilangan ingatannya tentang mereka semua.Butir demi butir air mata mengalir keluar dari kedua matanya. Hanya kesedihan yang menerpanya sekarang."Arsen ... tolong sadarlah!“ pintanya.Dia sama sekali tidak peduli dengan cekikan Arsen yang makin erat. Napasnya sudah sangat terbatas. Ini membuat dada sesak dan pandangan mulai kabur karena pasokan oksigen ke otak menipis.Arsen masih memandangi wajah Leina, berusaha mengingat wanita itu, tapi masih ada kabut hitam yang menyelimutinya. "Aku tidak kenal siapa kamu, tapi kamu memang sepertinya—"Ucapannya terhenti kala merasakan sakit kepala lagi. Entah mengapa, tatapan Leina yang dibanjiri air mata membuatnya tidak nyaman.Ada apa ini?Dia merasa dadanya ikuta

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   93. Upaya Pembunuhan Serena

    "KELUARKAN AKU DARI SINI!"Teriakan kencang keluar dari mulut Serena berulang kali. Dia sangat panik, takut dan juga gelisah berada di tabung kaca yang perlahan memasukkan air ke dalam.Iya. Dia dikurung di dalam situ dari beberapa jam yang lalu. Sekarang air yang merendam di bawah sudah sampai pinggang. Tinggal menunggu waktulagi sebelum dia benar-benar akan tenggelam.Dia berusaha keras menggebrak - gebrak kaca tabung itu, tapi sekuat apapun pukulannya, tak berhasil juga meretakkan kaca tersebut. Iya, rasanya dia sudah terjebak di dalam permainan sulap, dimana dia tak bisa keluar.Yang lebih memuakkan adalah sejak tadi sudah ada orang yang duduk di kursi tepat di depan tabung. Orang itu bagaikan penonton sulap yang menanti kapan Serena akan mati terendam di dalam tabung."KELUARKAN AKU, WANITA BODOH!" teriak Serena yang muak dan makin panik. Dia tidak terima dengan semua ini. "KENAPA KAMU DIAM SAJA! HARUSNYA KALIAN MEMBAWAKU PERGI MENEMUI ARSEN! MANA ARSEN-KU!""Berisik sekali, sih?

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   92. Bunuh Leina (c)

    Melawan Arsen dengan kekuatan sendiri itu mustahil, Hans sadar akan hal itu. Karena itulah, dia menjelaskan trik yang bisa dipakai untuk melawannya.Berhubung mereka juga tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan rekan, jadi mau tidak mau harus mengandalkan kemampuan diri sendiri.Sesuai dugaannya, ternyata Tino menemukan tempat persembunyian mereka di keesokan harinya. Mereka tidak ragu-ragu langsung masuk ke dalam kawasan perumahan ini. Dia memanfaatkan kondisi perumahan yang sedang sepi untuk menyusup. Dia memerintahkan banyak anak buahnya untuk mengintai di sekitar rumah target."Bagus, sesuai keinginan kita, tetangga kanan, kiri dan depan sedang pergi," ucap Tino saat melihat rumah persinggahan Ritta di seberang jalan. Dia berdiri tepat di bawah pohon rindang, ditemani oleh Nathan.Nathan melihat suasana perumahan yang sepi padahal sudah siang. "Tempat ini sepi sekali ... tapi pasti ada yang masih di rumah 'kan? Bagaimana kalau ada yang mendengar?""Tenang saja, itulah gunanya aku

  • Asisten Tersayang Detektif Tampan   91. Bunuh Leina (b)

    Leina dan Ritta berhasil sampai di rumah persinggahan darurat dengan aman. Saat mereka sampai, hari sudah gelap.Mereka beruntung tidak ada yang mengikuti. Akan tetapi, Ritta terus menyibukkan diri dengan mengaktifkan keamanan rumah. Dia juga masuk ke ruang monitor. Sebelumnya, Hans meretas kamera pengawas jalan dan disambungkan ke ruang tersebut. Dengan begini, dia bisa tahu kalau ada orang mencurigakan sedang mengawasi rumah.Bangunan itu sendiri berada di dalam perumahan, tidak terlalu padat penduduk. Iya, itu karena lokasinya berada di wilayah di mana kebanyakan penghuni adalah pebisnis yang jarang pulang. Sekalipun tetangga kanan dan kiri rumah singgah itu sudah ada dihuni, tapi penghuninya jarang pulang. Tak heran, kawasan itu sangat sepi.Saat Ritta sibuk dengan semua itu, Leina membuatkan makan malam untuk mereka. Mereka makan malam tak lama kemudian. Tidak ada yang dibicarakan setelah itu karena keduanya sangat lelah.Karena hal itulah, mereka berdua langsung memutuskan un

DMCA.com Protection Status