Home / Urban / Asisten Pribadi Tuan Muda / 75. Sedang jatuh cinta

Share

75. Sedang jatuh cinta

Author: Apri April
last update Last Updated: 2022-02-06 06:15:23

Menurut Titiek Puspa, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Adapun fakta yang menyebutkan bahwa saat sedang jatuh cinta, orang cenderung lebih sering merasakan kestabilan emosional dan fisik. Seperti merasakan hari-hari yang membahagiakan dan terasa warna-warni. Dan satu hal lagi yang Mita sadari, yaitu tentang penelitian yang menyebutkan jika orang yang sedang jatuh cinta akan menghabiskan rata-rata lebih dari 85 persen waktu bangun untuk merenungi si dia.

Ternyata semua itu benar ya. Kebahagiaan dan rasa semangat di pagi hari semakin meningkat. Inginnya tersenyum terus dan mengingat-ingat kejadian tadi malam.

Mita memang nggak pernah mengalami sesenang itu yang bisa disebut efek jatuh cinta. Gelagat bahagianya terlihat mencurigakan terutama menurut Hansel.

Remaja laki-laki itu sedari tadi nggak fokus dengan acara kartun yang dia tonton, melainkan terus memicing curiga kepada sang kakak yang sedang mengepel lantai sembari bersenandung dan tersenyum-senyum sendiri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Elvis Watung
mantap ceritanya min.... lanjut ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   76. Reflek

    “Berkas laporan laba kerjasama dengan InaFood dimana, Mita?” “Saya coba tanyakan ke Pak Billy, Pak,” sergah Mita dengan cekatan. “Cepat! Itu harus saya cek dan ditandatangani hari ini untuk pelaporan dalam rapat siang nanti.” Mita hanya mengangguk menjawab semua keluhan bosnya pada hari senin yang begitu sibuk. Hari masih pagi, baru akan menjelang siang. Namun bagi para pekerja terutama pekerja kantoran, hari senin begitu sibuk nggak mengenal apa itu pagi, siang atau pun sore. Semua sama saja, sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing seolah tanpa bernafas. Baik petinggi hingga bawahan seperti Mita. Gadis itu sejak tadi sudah sangat sabar dengan celotehan bosnya, menyuruh ini itu dan menanyakan ini itu. Padahal Mita saja nggak tau dan bahkan kadang apa yang diperintahkan bosnya nggak mencangkup tugasnya. Seperti halnya mengenai laporan laba. Mita nggak tau menahu. Namun karena dirinya mencari jalan aman, sehingga lebih baik dia menanyakan pada Bi

    Last Updated : 2022-02-08
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   77. Dasar nenek sihir

    Hujan rintik-rintik di luar membasahi kaca jendela sebuah cafe mewah pinggir jalan raya. Seorang perempuan dengan gaya glamor duduk di pojok sembari menatap pada kaca yang berembun. Perempuan itu begitu menarik perhatian dengan penampilannya yang mencolok. Dia memakai dres bulu-bulu dengan topi baret dan boot menutupi betis. Beberapa jam yang lalu dia bertemu dengan seorang produser iklan bersama dengan manajernya. Namun karena ingin menetap lebih lama, Bunga membiarkan manajernya untuk pulang lebih dulu. Sehingga sekarang dia hanya duduk sendiri, melamun, menatap jalan raya yang sibuk dengan kendaraan, kemudian melihat hujan yang mulai turun membasahi bumi. Perempuan yang selalu cantik, agresif dan memiliki kepercayaan yang sangat tinggi seperti Bunga tentu akan sangat aneh terlihat diam merenung dan juga terlihat menyedihkan. Namun itulah kebenarannya. “Tante Gina dan Om Iskandar memang nggak pernah memaksa kelanjutan perjodohan kamu dan Vano, tapi Mama

    Last Updated : 2022-02-12
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   78. Nomor yang anda tuju

    "Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi mohon periksa kembali nomor tujuan anda ..." Tut Tut “Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan ..." Tut Tut "Arghh!" seorang perempuan berteriak kesal dan membanting ponselnya ke atas ranjang besarnya. Lalu dia mengambil duduk di tepi ranjang dengan pikiran yang kacau. "Kemana sih kamu Kak?" tanya Bunga dalam kesunyian kamarnya. Hari sudah petang dan seperti biasa perempuan itu selalu berusaha menghubungi kekasihnya. Namun menjadi kebiasaan juga kalau nomor Vano nggak pernah aktif. Dalam permasalahan seperti ini, sebenarnya Bunga sudah paham jika dia ditolak mentah-mentah. Ada ego yang belum menerima dengan ikhlas. Sejak dulu dia bahkan mendapatkan apapun yang dia minta, sehingga saat mendapatkan penolakan mentah-mentah seperti ini, egonya kian terluka. "Kalau aku boleh saran, tapi maaf kalau l

    Last Updated : 2022-02-12
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   79. Pelecehan seksual

    Malam semakin petang, gemerlap lampu jalanan pun kian menerangi jalanan kota yang semakin padat. Di dalam mobil Mercedes-Benz GLB-Class seorang gadis tampak kesal dan lebih memilih menatap jalanan luar dari jendela. Mita yang masih berpakaian kerja dengan gurat wajah yang lelah, masih tak habis pikir dengan paksaan Vano beberapa jam yang lalu. Bahkan kunci motornya masih di dalam kantong celana laki-laki kaya itu. Tak memperbolehkan Mita pulang dengan motor kesayangannya yang kini masih terparkir dengan cantik di garasi rumah bosnya. "Kamu mau makan apa? Berhenti kayak anak kecil!" dengus Vano yang ikut menjadi kesal sembari melirik ke sampingnya. Pasti selalu begini. Harusnya yang kesal Mita, namun bosnya selalu ikut kesal jika melihatnya kesal. Memang orang aneh, padahal gadis bermata sipit itu sudah merasa lelah ingin cepat-cepat pulang dan sampai rumah. "Pak Vano ya yang kayak anak kecil, mana kunci motor saya," todong Mita dengan menatap sengit lawan bic

    Last Updated : 2022-02-20
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   80. Menjengkelkan

    Angin sepoi berhembus mendinginkan suasana yang panas. Hiruk pikuk orang-orang menjadikan suasana malam yang kian ramai. Pekikan atau obrolan menjadi satu padu yang tak jelas di pendengaran. Seorang laki-laki duduk dengan jarak yang cukup untuk nggak mendekati sosok gadis yang masih mengeluarkan permusuhan terhadapnya.Mereka duduk di sebuah bangku panjang yang disediakan, sedangkan van yang telah disulap menjadi warung dadakan itu menyediakan beberapa menu masakan dengan berbahan sate. Setelah kejadian buruk yang menimpa Vano, laki-laki itu memaksa ingin memakan sate. Sebuah gambaran bahwa dia ingin memakan daging hidup-hidup.Bagaimana enggak, selama hidupnya hanya asistennya yang mampu menganiayanya dengan sangat bar-bar. Beruntung ada seorang tukang parkir yang mendengar keributan di dalam mobil sehingga Mita berhenti memukulnya. Dan kalau saja dia nggak mengancam untuk memotong gaji, pasti gadis itu masih meneriakinya sebagai pelaku pelecehan seksual."Perm

    Last Updated : 2022-02-20
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   81. Pede gila

    Sukses di usia muda, memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan menjadi salah satu pengusaha muda yang patut diperhitungkan, nyatanya kehidupan Vano banyak yang terlewatkan. Kebahagiaan masa kanak-kanak, pertemanan hingga sebuah hubungan asmara, semua itu terlewat dengan waktu yang nggak dia sadari.Sejak kecil sang tuan muda itu sudah hidup tidak normal. Sang ayah selaku kepala keluarga memiliki sifat humoris dan santai, sedangkan Ibu memiliki sifat lembut, ramah dan tenang. Tak ada satu pun sifat-sifat positif itu menurun kepada sang anak tunggal.Kedua orang tuanya memiliki relasi dan jaringan pertemanan yang luas dan memiliki masa muda yang normal. Mengapa Vano sedikit berbeda. Dia nggak begitu suka keramaian dan ambisius. Kendati dia memperlihatkan sifat baik kepada orang-orang yang dia kenal, namun tetap saja kehidupan Vano hanya berputar di dunia kerja, mengenai bisnis dan perusahaan.Sehingga kehidupan yang monoton itu semakin mempengaruhi baik dari pola p

    Last Updated : 2022-02-27
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   82. Overthinking

    "Den," panggil Bik Muti setelah menghampiri tuan mudanya di ruang tengah. Malam semakin larut namun sang workaholic tetap menatap layar laptop tanpa terpengaruh dengan jam yang berdetak. Vano menolehkan kepalanya, dia melepaskan kacamata antiradiasi yang bertengger di hidung sedikit mancungnya. "Ada apa Bik? saya kira udah tidur." Bik Muti yang berpenampilan khas ibu-ibu rumah tangga itu kian mendekat. Ia menutup mulutnya yang tiba-tiba menguap. "Iya Den, ini kebangun dan tiba-tiba ingat sesuatu." "Ada apa?" tanya Vano setelah merenggangkan tubuh belakangnya. Dia sudah fokus dengan layar laptop sejak sepulang mengantarkan asistennya pulang. Bahkan kini jarum jam akan menuju angka dua belas. Jika Bik Muti nggak datang mungkin Vano akan lanjut bekerja hingga lewat tengah malam. "Tadi sore, Non Bunga telpon lewat telepon rumah, Bibik angkat dan tanya Den Vano sudah pulang belum? Bibik jawab belum dan bilang nanti kalau Den Vano pulang yang akan menelpon.

    Last Updated : 2022-02-27
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   83. Terlalu pilih-pilih

    Seperti biasa, pagi hari saat masih suasana di luar gelap, Mita sudah terbangun dari tidurnya. Ralat, terpaksa bangun lebih tepatnya. Pada pukul lima pagi, gadis itu sudah bersiap-siap akan berangkat bekerja. Memakai blouse polos warna abu-abu serta celana dasar berwarna hitam. Sebuah simbol yang menandakan jika Mita sedang nggak mood untuk bekerja.Ternyata tubuhnya mampu merespon dengan normal. Sebab sudah beberapa bulan dia bekerja dengan sangat keras, tubuhnya kuat bak besi baja yang tahan dengan panas maupun hujan. Namun sekuat-kuatnya besi baja, pasti akan berkarat dan rapuh seiring waktu.Seperti halnya Mita. Gadis itu pada akhirnya merasa kelelahan yang amat sangat ketika bangun tidur. Suatu hal yang baru kali ini dia alami setelah hujan panas menerjang."Lesu banget Mit," komentar Ibu Sri ketika Mita memasuki dapur dengan lunglai. Gadis itu berjalan menuju letak dispenser dan menuangkan air minum ke dalam gelas miliknya."Capek Bu," ungkap Mita.

    Last Updated : 2022-03-03

Latest chapter

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   Ucapan

    Terimakasih untuk yang telah meluangkan waktu mengikuti kisah Mita dan Vano. Seperti halnya dalam hidup yang tak pernah ada akhir hingga kematian datang. Begitu pula kisah ini, yang sebenarnya belum berakhir. Bahkan Vano dan Mita baru mengawali kisahnya ketika ini berakhir. Maka dari itu, biarkan mereka melaluinya sendiri. Merajut kisah selanjutnya dengan hanya ada mereka sendiri. Sekali lagi, terimakasih untuk semuanya. Maaf jika sang pencipta cerita ini banyak mengulur waktu dan berakhir dengan cara yang mungkin membuat kalian kurang puas. Tetapi dengan cerita yang kurang sempurna ini saya berharap kalian semua bisa menikmati. Terlepas dengan saya yang memang suka ngaret update :) Terimakasih banyak. Salam hormat dari Mita, Vano dan author.****

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   124. Ikuti Kata Hati

    "Ikuti kata hati, jangan menyangkalnya." Mita baru tau jika Ibunya bisa menasehati dengan baik. Ia pikir hanya Bapak yang bijak dalam menasehati. Saat itu setelah selesai acara makan siang bersama, Ibu berkata dengan kalimat itu sebelum keluar. Mita bingung tentang maksud perkataan Ibunya. Namun ketika dipikir lagi, ternyata memang masih ada problem dalam dirinya. Persis yang dikatakan Ibu, bahwa dia terus-terusan menyangkal perasaannya sendiri. Bukan tanpa alasan, sebab ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Yaitu menyakiti orang lain. Dulu ia benar-benar menyakiti orang yang sangat baik kepadanya. Atas dasar kelabilannya lah jadi banyak orang yang dia repotkan. Mita nggak ingin itu terjadi, maka dengan membohongi dan menyangkal dirinya sendiri adalah senjata untuk itu. Tetapi semakin menyangkal, semakin pula ia tak bebas dengan dirinya. Ada perasaan cemas dan juga khawatir. Tetapi atas dasar menghukum diri sendiri pula, Mita memantapkan diri untuk tetap baik-baik saja.

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   123. Tak Ingin Memaksa Lagi

    Siang hari kali ini panas menyengat membakar kulit. Di jalanan komplek tak ada orang yang bersenang hati berjalan di bawah teriknya matahari, bahkan di dalam rumah pun terasa sekali gerahnya kalau nggak ada kipas angin. Lebih bagusnya ac, namun rumah Mita bukanlah rumah mewah dengan adanya ac di setiap ruangan. Mereka mengandalkan angin dari kipas angin. Bukan hanya satu atau dua saja kipas terpasang, bahkan di ruang tamu ada, di ruang tengah dan di setiap kamar juga ada. Namun karena hari ini sangat panas, jadi gadis itu menyeret salah satu koleksi kipas berdiri menuju ruang makan. Nggak berat sama sekali, dia bisa santai tanpa perlu bantuan, namun karena seruan Ibu yang menyuruhnya untuk cepat membuat langkah kaki gadis itu semakin cepat. "Ayo duduk Van." Ibu Sri mempersilahkan si tamu untuk duduk di salah satu kursi makan. Sedangkan Mita hanya diam sembari menyalakan kipas angin yang tadi dia bawa. "Karena hari ini cuman buat satu pesanan jadi nggak begitu banyak masaknya," kata

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   122. Datang

    Malam semakin berlalu, jam yang berdetak di ruang keluarga pun hingga terdengar jelas. Sedangkan itu di satu kamar nampak remang hanya diterangi lampu tidur. Keranjang berdecit kala seseorang di atasnya merubah posisi. Kembali berdecit saat lagi-lagi berganti posisi. Mita seketika menendang selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Merasa kesal akibat matanya yang tak kunjung tertutup. Dia mengambil bantal dan menutup wajahnya. Lagi-lagi nggak bisa tertidur. Dia frustasi dan mengembalikan bantalnya ke tempat semula. Sorot matanya seketika menerawang langit-langit kamar tak bisa tenang. Pikirannya berkelana pada satu momen siang tadi. "Tolong buka hati untuk saya." "Jangan menghindari saya." Argh! Rasanya Mita ingin berteriak kuat-kuat. Seketika jantungnya kembali berdegup nggak normal saat mengingat lagi momen itu. Dia memandang langit-langit kamar dengan menerawang. Tapi sesaat kemudian bibirnya terangkat ke atas secara otomatis. Mita tersenyum, namun kala tersadar ia memukul k

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   121. Dua permintaan

    "Kok bisa salah kirim?" tanya laki-laki itu yang berkali-kali lipat tampan dibanding yang dulu. Mita menjadi gugup. Dia berdehem dan menyesap minumannya sedikit. "Nggak tau, saya mau kirim pesan ke Farhan," ucapnya berusaha tampak biasa saja. Dia sempat memperhatikan mantan bosnya yang sedang berbicara kepada salah satu pelayan yang lewat. Memesan kopi dan cemilan, lalu setelahnya kembali memperhatikan gadis di depannya. Dan secepat kilat Mita beralih, dia nggak ingin tertangkap basah sedang memperhatikan mantan bosnya. "Memang nama kontak saya pakai huruf F sampai ketuker seperti itu?" "Enggak," Mita lantas menggelengkan kepalanya. "Mungkin lagi kurang fokus," ujarnya kemudian tampak acuh. Sudah terlanjur kejadian juga. Mau nggak mau Mita harus menghadapinya. Berhadapan dengan mantan bosnya dan juga berbincang memang bukan rencana awalnya. Namun bagaimana lagi. Sebenarnya sih malu karena bisa salah kirim pesan. Tapi ya sudah. Mita kembali menghela nafasnya. Beruntung Vano ngga

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   120. Salah Kirim

    Waktu kian berlalu. Pagi hari terasa cepat sekali datang. Setiap jam dan menit kian berjalan bagai jarum detik yang cepat. Setidaknya itu yang dirasakan Mita. Entah orang lain merasakan gimana, namun dia merasa waktu cepat sekali berlalu.Hari-harinya dilalui dengan kegiatan yang membosankan. Pagi hari berberes membantu Ibu, siang hari jika hanya ingin di rumah ya tetap di rumah atau jika ingin keluar ya keluar jalan-jalan sendirian, lalu sore hari Mita beberapa kali berjalan-jalan di area komplek, menyapa tetangga yang berpapasan atau hanya menikmati udara segar di taman.Mita belum bekerja, ia kembali menjadi pengangguran dan sedang mencari pekerjaan. Rasanya dia kembali ke awal setelah semuanya terjadi, seperti menjadi pengangguran dan mencari pekerjaan. Jika sudah mendapatkan pekerjaan dia akan bekerja dan entah bagaimana kehidupan selanjutnya, apa dia akan mendapat rasa sakit lagi atau malah mendapatkan kebahagiaan. Sepertinya itu hanya Tuhan yang tau. Yang jelas dirinya sudah me

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   119. Semakin gemas

    "Tapi emang sekarang kamu cantik banget loh," ucap seorang wanita anggun dengan senyuman mengembang. Ia menggoda gadis muda yang ada di hadapannya. Kini mereka sedang duduk menikmati hidangan yang di sediakan. Sebab siang terus menjelang. Saat ini saja sudah akan menjelang pukul dua belas. "Tante jangan begitu, aku jadi malu loh," balas gadis itu dengan pura-pura menutup sebagian wajahnya. Tak ayal Tante Gina terkekeh merespon. "Apa kamu bisa malu Mit?" "Aih," Mita segera menoleh pada Om Iskandar. "Gini-gini banyak yang bilang aku pemalu kok Om." "Masa sih?" "Iya loh bener," balas Mita mencoba meyakinkan. Namun ia tersenyum ketika ia mendapat sorot mencurigakan dari Om Iskandar. Akhirnya mereka terkekeh bersama membuat dua orang yang menyaksikan interaksi mereka hanya bisa menggelengkan kepala. Vano nggak bisa berkata-kata lagi jika Mita sudah bergabung dengan papanya. Gadis itu sejak awal memang sudah nyambung dengan papahnya yang kerap receh. "Dengar ya Mit, kamu pasti seben

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   118. Menggemaskan

    Pagi yang penuh haru dengan berjalannya ijab kobul yang sakral telah berlalu. Kini para tamu sedang menikmati jalannya acara hiburan yang dibawakan oleh mc. Mita hanya duduk di salah satu kursi, senyum merekah tak henti-hentinya terbit di bibirnya. Ia menyapa dan sempat berbincang dengan beberapa kenalan kuliahnya dulu. Yang tak di sangka-sangka bahwa salah satu teman sekelas Bianca yang dia kenal dulu cupu, ternyata telah memiliki suami dan anak. Gadis itu sedikit kaget, namun begitulah roda kehidupan. Nggak ada yang tau pasti jalan hidup, nasib dan juga takdir. "Jadi, lo sendiri Mit?" tanya Farhan. Mita sudah berganti tempat duduk dan berkumpul dengan rombongan geng nya saat bekerja di Miyora dulu. Ada Bang Cakra dan istrinya, Mbak Amira dengan anaknya dan juga Farhan dengan pacarnya. Hanya Mita yang nggak memiliki gandengan. Ia jadi menyesal telah menyapa dan ikut duduk. "Gue paham lo lagi nyindir gue." "Dih, sensi amat lo, jomblo sih," ejek Farhan yang kemudian mendapat tepu

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   117. Hari Pernikahan

    "Bu, pantas nggak?" Mita masuk ke dapur sembari menenteng slingbag hitam miliknya. Ia sudah berdandan rapih dan menata rambutnya. Dengan sentuhan make up serta pakaian kebaya kekinian, gadis itu menghadap Ibu Sri yang sedang memberesi meja makan. "Pantas," balas wanita Jawa tulen itu. "Emang mau berangkat jam berapa?" Ia melirik sekilas pada anak sulungnya, kemudian kembali sibuk mengangkat masakan sore yang masih bisa di hangatkan. "Jam 6, sekalian nanti nunggu ijab," balas Mita. Dia memperhatikan jarum jam di arloji yang dia kenakan. Masih pukul lima lewat tiga puluh menit dan dia sudah serapih ini. Mita memang sudah mempersiapkan dengan matang. Bangun pagi buta dan berdandan, nanti jam enam dia akan berangkat menuju sebuah hotel yang digunakan untuk acara pernikahan sahabatnya yaitu Bianca. Ah mengingat Bianca jadi Mita ingat obrolan mereka semalam. Sahabatnya itu mengatakan sangat gerogi dan nggak bisa tidur. Segala keluh kesah Bianca telah Mita dengarkan. Bahkan sahabatnya i

DMCA.com Protection Status