Pagi hari Arthur sudah terbangun, ia melihat Bianca tertidur pulas di pelukannya. Tubuh Polos Bianca yang hanya di tutupi oleh selimut membuat Arthur tersenyum. Arthur mulai merapihkan rambut Bianca yang menutupi wajahnya. Arthur biasanya tidak akan menyentuh seorang gadis untuk kedua kalinya. Tapi saat Arthur menyentuh Bianca, benar-benar membuat Arthur ketagihan. Arthur sudah memutuskan Bianca hanya akan menjadi miliknya. Awalnya memang Arthur sangat tertarik dengan Bianca yang selalu menolak dirinya. Dalam hidup Arthur belum pernah di tolak oleh gadis manapun. Ia selalu mendapatkan gadis yang ia inginkan. Apalagi untuk menghangatkan ranjangnya, sangat mudah mendapatkan gadis cantik dan sexy.Bianca memang sangat berbeda, Bianca memiliki kepribadian yang teguh, keras dan sangat mandiri. Sifatnya yang keras membuat Arthur semakin tertarik padanya. Hanya saja untuk mencintai, Arthur masih belum tahu itu. Ia hanya ingin Bianca menjadi miliknya saja. Arthur pernah berpikir mungkin ia
Setelah Jane datang ke kantor Arthur, Bianca akhirnya malas untuk melanjutkan pekerjaanya di kantor Arthur. Ia tidak ingin adanya gangguan dari para gadis yang mengejar Arthur. Akhirnya Bianca memutuskan untuk pergi dari kantor Arthur, Meskipun awalnya Arthur melarangnya. Namun akhirnya Arthur memberikan izin untuknya. Bianca memang sengaja meninggalkan perusahaan Arthur karena ia mendapatkan pesan dari Lily assistantnya. Ada keluarga Smith yang baru saja pindah dari Melbourne ke New York. Keluarga Smith meminta Bianca untuk datang karena mereka ingin memesan gaun pada Bianca. Bianca memang sudah tidak bisa sebebas dulu, seperti sekarang saja ia tetap pergi dengan supir. Arthur memang sudah melarangnya untuk menyetir mobil. Bianca paling tidak suka harus memakai supir tapi Bianca malas jika harus berdebat dengan Arthur. Mobil Bianca kini sudah tiba di mansion mewah milik Keluarga Smith. Bianca pun langsung masuk ke dalam mansion itu, para pelayan yang melihat ada tamu mereka langs
Setelah Bianca pergi, Arthur kembali berkutat dengan pekerjaanya, saat ia sedang fokus dengan pekerjaanya terdengar dering ponsel miliknya. Ia pun langsung menghentikan pekerjaanya dan mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Saat ia melihat ke layar ponselnya ternyata Steven yang menghubunginya."Ada apa kau menghubungi ku?" seru Arthur saat panggilannya terhubung."CK! kau ini sahabat menghubungi mu tapi kau tidak menyambutnya dengan baik" ucap Steven dari sebrang line."Aku tidak memiliki waktu untuk mu, katakan ada apa?" "Apa kau sedang berbulan madu?" tanya Steven."Jadi kau menghubungi ku hanya untuk bertanya itu? aku tidak berbulan madu. Pekerjaan ku banyak," tukas Arthur."Jika aku memiliki istri secantik istri mu, aku akan pergi berbulan madu dengannya" goda Steven."Jangan mencari masalah! cepat katakan ada apa kau menghubungi ku." seru Arthur."Ya ya baiklah, kau ini tidak bisa di ajak bercanda!" balas Steven."Aku hanya ingin bertanya, adik yang di kenalkan oleh Bi
Pagi hari Bianca masih bersiap untuk ke butik milknya. Ia memilih jeans yang di padukan dengan tube top berwarna maroon. Ia juga mamakai sepatu heels berwarna yang senada dengan tube top miliknya. Rambut coklat Bianca tergerai dengan indah.Penampilan Bianca hari ini memang benar-benar sangat menawan. Ia memang sangat bosan selalu memakai mini dress. Hari ini ia ingin berpenampilan simple namun tetap anggun. Sedangkan, Arthur sudah lebih dulu berangkat, karena ia memiliki meeting pagi hari. Bahkan tadi malam pun, Arthur pulang ke rumah saat Bianca sudah terlelap. Saat Bianca hendak ingin meninggalkan kamarnya, ponselnya berdering. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di dalam tas miliknya. Ia melihat di layar ponselnya ternyata Arthur yang menguhubunginya"Hallo." sapa Bianca saat panggilannya terhubung."Bianca, apa kau masih di rumah?" tanya Arthur dari seberang line."Masih, aku baru saja mau berangkat. Ada apa?""Bianca, tolong kau ke ruang kerja ku. Disanaa ada amplop berw
Arthur baru saja kembali dari kantornya, ia langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya."Bianca" teriak Arthur dengam keras. "Ya Arthur?" jawab Bianca yang baru saja selesai mandi. Arthur berjalan mendekat ke arah Bianca dan langsung menarik tangan Bianca. Ia langsung mencium bibir Bianca, melumatnya dengan kasar hingga membuat Bianca mengarang kesakitan. Bianca mendorong tubuh Arthur namun Arthur mengunci tubuh Bianca."Hemmppptt Arthurr" Bianca berusaha melepasakan pagutannya. "Apa kau sengaja menggoda pria lain dengan berpenampilan seperti tadi?" seru Arthur saat pagutannya terlepas."Asataga, dia membahas baju yang aku pakai tadi" gumam Bianca dalam hati. "Arthur kau ini bicara apa?" seru Bianca. Arthur mendorong tubuh Bianca ke dinding. "Arthur apa salah ku" cicit Bianca yang tidak berani menatap Arthur.Arthur menarik dagu Bianca "Kau berani menggoda pria lain hah?" seru Arthur yang menatap tajam Bianca. "Kau salah paham Arthur" ucap Bianca dengan pelan. Ia benar-benar ti
"Yasudah kau ganti dulu baju mu, tidak mungkin kau pergi ke bar dengan baju tidur seperti itu. Aku akan mengantar mu" ujar Arthur."Astaga benar juga aku harus mengagnti baju ku, hampir saja lupa" gumam Bianca dalam hati."Terimakasih Arthur" ucap Bianca yang langsung berlari menuju walk in closet miliknya. Kali ini Bianca hanya sembarang mengambil dress, ia tidak lagi memikirkan harus memakai pakaian model apa.Bianca semakin panik saat mendengar adiknya mabuk. Ia sangat takut hal buruk yang menimpa Caroline beberapa tahun lalu harus terulang. Hingga detik ini Bianca terus menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Bianca sudah berjanji jika suatu saat bertemu dengan pria yang menghancurkan hidup adiknya, dia akan membunuh pria itu dengan tangannya sendiri. Bianca berjalan keluar dan menghampiri Arthur yang kini sudah mengganti baju. Bianca memilih mini dress berwarna kuning tanpa lengan dan ia memilih untuk memakai sepatu flat shoes."Sudah siap?" tanya Arth
Pagi hari Bianca sudah menyiapkan sarapan untuk Arthur. Bianca sudah membuat sandwich isi dengan kopi kesuakaan Arthur. "Arthur ini untuk mu" ucap Bianca yang menyerahkan sandwich dan kopi untuk Arthur. "Iya, terimakasih""Bianca, kau hari ini hanya ke butik saja?" tanya Arhur seraya menikmati sarapannya."Tidak Arthur, sebentar lagi Lily akan datang ke sini. Gaun dan jas untuk keluarga Smith sudah selesai dan Nyonya Sarah meminta ku untuk langsung mengantarkannya" ujar Bianca. "Yasudah kalau begitu jangan lupa kau harus tetap di temani oleh Dave" seru Arthur. Bianca langsung mengangguk paham. Itu sudah pasti dia tidak akan pernah sebebas dulu lagi, ia akan selalu di temani oleh Dave. "Yasudah aku berangkat dulu" Arthur yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan Bianca pun juga bangkit dari tempat duduk, seperti biasa ia harus mengantarkan Arthur sampai depan.Setibanya di depan, Arthur langsung memeluk pinggang Bianca "Hari ini kau harus datang ke kantor ku, jangan lupa aku
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, saat ia membuka matanya ia menatap ruangan yang tidak pernah ia datangi sebelumnya."Dimana aku?" gumam Bianca."Ah kenapa tubuh ku remuk sekali" gerutu Bianca."Sudah bangun hem?" ucap suara seorang pria dan Bianca pun menoleh melihat sosok pria yang tengah berkutat dengan tabnya dan duduk di sofa. "Astaga, baru aku ingat aku di kantor Arthur." gumam Bianca dalam hati. "Arthur, jika aku tahu hukuman mu ini. Aku tidak mau datang ke kantor mu. Tubuh ku remuk" gerutu Bianca yang membuat Arthur tersenyum. Arthur berjalan menghampiri Bianca lalu menarik dagu Bianca dan mengecup dengan lembut bibir Bianca. "Aku akan selalu menghukum mu seperti tadi" bisik Arthur di telinga Bianca. "Kau-" geram Bianca. Arthur langsung mengelus pipi Bianca "Kau habis dari butik?" tanya Arthur. Bianca langsung menggeleng kepalanya "Aku habis dari rumah keluarga Smith" ucap Bianca. "Keluarga Smith?" "Ya, aku mengantarkan pesanan mereka" "Arthur malam ini keluarg
Justin turun dari mobil, dia mengancingkan jasnya masuk ke dalam perusahaan ayahnya. Hari ini, Justin menggantikan posisi Arthur. Ya, di usianya yang ke dua puluh delapan tahun, Arthur meminta Justin mengambil alih perusahannya. Tidak hanya Afford Company, tapi perusahaan perfilman milik Lucero Company berada dalam kendali Justin. Sang adik Nathan juga memiliki posisi yang tak kalah penting dengan Justin. Nathan memegang kendali perusahaan Afford Company dalam bidang property dan majalah. Untuk Lucero Company, Drake khusus meminta Nathan menangani perusahaan teknologinya. Sebelumnya Justin menetap di Barcelona selama dua tahun, untuk memperlajari Lucero Company. Namun, sekarang Justin memilih untuk menetap di New York. Karena bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab perusahaan ayahnya.Joseph dan Hazel, adik kembar Justin yang kini berusia dua puluh tahun, mereka tengah menyelesaikan master degree di Oxford University. Diusia yang masih sangat muda, Joseph dan Hazel berhasil menyeles
Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Bianca meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar, anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. Arthur selalu mencium Bianca selama proses persalinan. Kebahagian Bianca dan Arthur begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka sepasang laki-laki dan perempuan. Kali ini, keinginan Arthur sudah terwurjud, memiliki anak perempuan."Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Semua tim medis kini sudah membersihkan alat medis di dalam ruang operasi. Mereka semua kemudian pergi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Bianca dan bayi kembarnya.Arthur meminta perawat untuk segera memindahkan Bianca di ruang rawat VVIP. Setelah proses IMD, tidak lama kemudian Bianca di pindahkan di ruang rawat VVIP sesuai permintaan Arthur.Kini seluruh keluarga Arthur dan keluarga Bianca masuk ke dalam ruang rawat Bianca. N
"Arthur, kau ingat, kan hari ini kita harus ke rumah orang tuaku?" kata Bianca mengingatkan suaminya itu. Sejak tadi, dia melihat Arthur yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Iya sayang, aku ingat. Sebentar ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," jawab Arthur. Tatapannya teteap menatap layar iPad. Bianca mendengus. Dia melangkah mendekat ke arah Arthur, dan duduk di samping suaminya itu. "Tadi pagi justin sudah menghubungiku, putramu itu terus mengingatkan kita untuk tidak terlambat."Kemarin, Justin dan Nathan sudah lebih dulu dijemput oleh assistant Drake. Tentu Bianca sudah tidak lagi terkejut, karena kedua putranya itu sangat dekat pada kakek mereka. Terlebih Drake selalu memanjakan Justin dan Nathan. Bahkan Drake telah membangun sebuah perusahaan untuk Justin dan Nathan.Arthur meletakan iPadnya ke atas meja, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Bianca. "Kau tidak apa-apa keluar sekarang? Minggu depan kau sudah melahirkan, aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, say
Suara keributan terdengar membuat Tasya yang tengah tertidur pulas, langsung terbangun. Tasya berlari keluar kamar menuju suara keributan itu."Astaga Alfred...Aldrich... Kenapa kalian berdua bertengkar?" Tasya mendekat ke arah dua putranya yang ribut. "Mommy, look. Ka Aldrich merusak robotku!" tunjuk Alfred pada robotnya yang telah rusak. "Aldrich, kenapa kau merusah robot Alfred?" Tasya menundukan kepalanya, dia mengelus lembut pipi gemuk Aldrich. "Aku tidak sengaja, Mommy.." ucap Aldrich dengan penuh penyesalan. Tasya mendesah pelan. Ini bukan pertama kali mainan Aldrich atau Alfred rusak. Hal yang membuat Tasya sakit kepala, adalah harga mainan milik Aldrich dan Alfred. Bagaimana tidak? Altov memberlikan mainan pada anak kembar mereka, denga harga yang fantastis. Seluruh mainan milik Alfred dan Aldrich adalah mainan termahal. Harga ratusan ribu dollar hingga jutaan dollar. Bahkan rasanya Tasya sulit bernapas setiap kali Altov memberikan anak kembarnya itu mainan dengan harga f
Viola mematut cermin. Dia melihat seluruh tubuhnya, memastikan tubuhnya sudah kembali seperti dulu. Ya, kehamilan pertama Viola, membuatnya mengalami kenaikan berat badan cukup parah. Bahkan Viola, tidak mau keluar rumah karena malu dengan bentuk tubuhnya. Meski Richo, tidak pernah mengeluh sedikitpun, Richo juga selalu mengatakan Viola sangat cantik. Tapi tetap saja, Viola tidak pernah percaya diri jika keluar rumah. Dengan Berolah raga dan melakukan rangkaian perawatan kecantikan, membuat bentuk tubuh Viola sudah kembali seperti dulu. Kini dirinya sudah percaya diri seperti sedia kala. "Mommy....." pekik Kylie melangkah mendekat ke arah Viola.Viola mengalihkan pandangannya, dia melihat putrinya mendekat ke arahnya. Namun, tatapan Viola melihat wajah muram putrinya itu. Dia langsung menundukan tubuhnya. "Hi sweetheat, kenapa wajahmu bersedih?" "Mommy, where is Ka Justin? I wanna meet Ka Justin.." Kylie mencebik, dia mengerutkan bibirnya. Viola tersenyum, dia mengelus pipi Kylie.
Suara teriakan Annabet begitu keras membuat Steven dan Caroline yang masih tertidur, langsung membuka mata mereka dan segera menghampiri suara teriakan Annabeth. Mereka beranjak dari tempat tidur, lalu berlari keluar kamar. "Sayang, kau kenapa berteriak sepagi ini?" Caroline melangkah, mendekat ke arah Annebth yang kini menangis. "Ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" "Adam, menyembunyikan bonekaku!" tunjuk Annabeth pada adiknya. Tangisnya, sesegukan. Sedangkan Caroline langsung menatap putra bungsunya yang tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya. Adam Steven Evans, putra Caroline dan Steven yang berusia empat tahun ini begitu aktif. Tidak heran, melihat tingkahnya yang hampir setiap hari membuat Annabeth menangis. Caroline dan Steven, hampir setiap hari mendengar suara tangis Caroline. Alasannya? Tentu saja karena Adam selalu mengambil barang-barang kesukaan Ananbeth dan menyembunyikannya. Steven membuang napas kasar, dia mengusap kepala putranya. "Boy, Daddy sudah mengataka
Pantai Jimbaran - BALI, INDONESIABianca dan Arthur tengah duduk di sebuah restoran yang ada di Pantai Jimbaran. Mereka tengah menikmatin makanan khas bali. Terlihat Bianca begitu menyukai makanan khas bali. Tapi berbeda dengan Arthur. Suaminya itu tidak bisa makan masakan pedas. Bianca sering menertawakan Arthur, yang wajahnya langsung memerah ketika makan makanan pedas. "Sayang, jangan di makan. Itu semua cabai. Nanti terjadi sesuatu pada anak kita," ujar Arthur dengan tatapan dingin melihat istrinya melahap masakan khas bali."Ini sambal khas dari bali. Ikan bakarnya juga sangat enak. Aku sepertinya menyukai tinggal di sini," balas Bianca dengan antusias, "Jangan bicara yang tidak-tidak Bianca," jawab Arthur malas. "Aku tidak mungkin bisa tinggal di kota yang panas ini." Bianca mencebik kesal. "Apa kau tidak lihat? Sejak tadi Justin dan Nathan terus bermain di pantai. Itu artinya kedua putramu menyukai Bali." "Mereka memang sudah bermain. Tidak hanya di Bali, saat kita berlibur
Lima tahun kemudian... BALI - INDONESIABianca menatap kedua putranya yang tengah berlari menelusuri Pantai Nusa Dua. Setelah menunda liburan ke bali, akhinya Bianca dan Arthur bisa berlibur. Dengan kaki telanjang dan perut membuncit Bianca menelusuri pantai indah itu. Ya, kini, Bianca tengah mengandung anak ketiganya dengan Arthur. Di kehamilan kali ini, Bianca merasa senang karena bisa merasakan babbymoon. Karena sebelumnya ketika mengandung Justin dan Nathan, begitu banyak masalah yang menghampiri mereka. Hingga membuat Bianca mengurungkan niatnya untuk babbymoon. "Justin... Nathan.. Jangan berlari kencang, nanti kalian jatuh!" teriak Bianca keras ke arah Justin dan Natha yang tengah berlari sembari bermain pasir di pantai."Biarkan sayang." Arthur memeluk pinggang istriny. Menikmati Pantai Nusa Dua yang begitu indah. Bianca menghela napas dalam. "Arthur, setelah ini aku tidak ingin hamil lagi! Sudah cukup! Justin, Nathan dan sekarang bayi kembar kita. Jika terus hamil, kapan ak
Beberapa bulan kemudian..Richo duduk di kursi kebesaraannya, membaca dokumen kerja sama perusahaan miliknya dengan perusahaan keluarga milik Viola. Kini Richo memimpin perusahaan keluarga Viola. Karena sejak awal, Richo memang tidak memperbolehkan Viola terlalu lelah bekerja. Richo masih membiarkan Viola, jika istrinya itu masih datang ke perushaaan. Hanya saja, Richo tidak ingin Viola fokus pada perusahaan. Setelah menikah, Richo menginginkan Viola lebih banyak di rumah. Meski Richo tahu, sejak Viola hanya di rumah, istrinya lebih sering ikut arisan bersama Bianca, Tasya dan Caroline. Tidak hanya itu, Viola juga selalu berbelanja setiap harinya demi menghilangkan rasa bosan. Bagi Richo, kebahagaian Viola adalah prioritasnya. Richo akan melakukan apa pun yang membuat istrinya selalu bahagia. Tidak perduli, berapa banyak uang yang harus Richo keluarkan yang terpenting istrinya selalu bahagia.Saat Richo tengah membaca membaca dokumen di hadapanya, dia terkejut melihat Davin assistant