Pagi hari Bianca sudah disibukan dengan aktivitasnya di butik. Ia pun kini sudah duduk di kursi kerjanya. Karena pernikahannya akan dipercepat, ia harus menyelesaikan beberapa pesanan dari para pelanggannya.Sudah lama sekali Bianca tidak menghabiskan waktu bersama dengan adik dan keponakannya. Bianca terlalu banyak masalah yang menghampirinya. Mulai dari dia harus kembali ke Los Angeles mengurus perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Lalu banyaknya pesanan pelanggan yang memintanya untuk segera menyelesaikan rancangannya. Itu benar-benar membuat Bianca sangat sibuk hingga ia tidak memilki banyak waktu untuk adik dan keponakannya. Tapi kini kondisi perusahaannya sudah sangat baik karena perusahaannya sudah dalam pengawasan Arthur. Meskipun Arthur suka mengancam dirinya, tapi ia tetap bersyukur Arthur menolong perusahaanya. Besok Bianca sudah harus pergi dengan ibu mertuanya untuk fitting gaun pengantin. Rasanya benar-benar seperti mimpi ia akan segera menikah. Pertemuan dengan
Setelah kejadian kemarin, Bianca memutuskan untuk tidak menghiraukan ucapan Alex. Ia pun tidak berniat untuk bertanya pada Arthur tentang siapa Clarissa. Meskipun mereka akan menikah, tapi Bianca tetap ini menjaga privasi Arthur. Menurut Bianca, Clarissa adalah masa lalu. Dan memang Bianca pun saat ini masih belum mengetahui pasti hatinya pada Arthur. Bahkan Arthur pun masih belum memberikan alasan jelas kenapa memaksa menikah dengannya. Rasanya sangat aneh jika Bianca bertanya tentang masa lalu Arthur. Bianca memang pernah membaca berita mengenai Arthur. Tapi berita itu hanya tentang kesuksesan Arthur dalam memimpin Afford Company yang telah menjadi perusahaan terbesar di New York. Sedangkan kekasih, sama sekali tidak ada berita mengenai Arthur memiliki kekasih. Terakhir berita yaitu tentang pernikahan Arthur dengan Bianca.Hari ini Bianca harus memiliki janji dengan ibu mertua dan juga Arthur untuk datang ke butik salah satu designer terkenal dari Italia. Bianca pun sudah bersiap
Dua minggu kemudian. Besok adalah hari pernikahan Arthur dan Bianca. Dalam beberapa hari terakhir memang Arthur tidak bertemu dengan Bianca. Kesibukan mereka masing-masing membuat mereka jarang bertemu.Bianca sudah tidak lagi memusingkan urusan perusahaan keluarganya. Kini perusahaan keluarganya sudah memiliki cabang di New York. Namun Arthur lah yang mengurus semuanya, Arthur menempatkan salah satu orang kepercayaanya yang mengurus Lancaster Company. Menjelang pernikahan, Bianca pun banyak mendapat pesanan dari pelangannya. Itu membuat Bianca beberapa hari terakhir ini selalu pulang larut malam. Karena ia harus menyelesaikan pesanan para pelangannya sebelum pernikahannya.Tidak hanya Bianca, beberapa hari terakhir Arthur disibukan dengan mengurus perusahaan cabang miliknya yang kini sedang berkembang sangat pesat. Arthur pun jarang berada di kantor, ia banyak meeting di luar dengan para rekan bisnisnya. Awalnya Arthur meminta Bianca untuk mengurangi pekerjaan Bianca. Karena Arthu
Pagi hari Bianca sudah terbangun. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Arthur. Ia menatap cermin di hadapannya. Rasa gugup dan takut tentu saja yang ia rasakan hari ini. Bianca benar-benar merasakan perasaan yang campur aduk, sebentar lagi dia akan menikah dengan Arthur pria yang selama ini dia sangat tidak sukai.Bianca merasa sedang berada di dalam mimpi, berkali-kali ia memukul kecil tangannya. Tapi dia tetap lah sama itu artinya Bianca tidak sedang bermimpi. Entah apa yang harus di rasakannya hari ini, bahagia atau apa karena dia akan melapas masa lajangnya. Penata rias kini mulai memoles wajah Bianca dengan make up. Bianca ingin make up yang flawless. Karena ia kurang suka jika make up terlalu tebal.Setelah selesai make up, Bianca pun mengenakan gaun pengantinya. Gaun pengantin yang sangat cantik di pakai oleh Bianca. Dengan make up yang flawless dan juga tatanan rambut yang membuat Bianca sangat anggun. Penata rias pun memakaikan mahkota di kepala Bianca. Membuat Bianca b
Setelah selesai acara pernikahaan Arthur kini membawa Bianca ke mansion miliknya. Sebuah mansion mewah di New York. Bahkan mansion ini jauh lebih mewah dari mansion milik Bianca. Beberapa koleksi mobil sport berada di parkiran mansion milik Arthur.Bianca pun sejak ia tiba di mansion, ia terus menatap mansion mewah milik Arthur ini. Manison yang jauh lebih mewah dari miliknya. Di tambah dengan beberapa mobil sport koleksi Arthur yang terparkir di parkiran. Membuat Bianca tidak henti menganggumi mansion milik suaminya ini. Kamar Arthur terletak di lantai 5, design kamar yang sangat mewah. Dengan warna dasar abu-abu atau metalik ini menunjukan kepribadian pemilik kamar ini sangat menyukai kemewahan. “Arthur ini kamar mu?” tanya Bianca saat ia sudah tiba di dalam kamar.“Ya” jawab Arthur.“Kamarnya besar sekali” gumam Bianca dalam hati. “Arthur, aku belum membawa banyak baju ku. aku hanya membawa sedikit saja, besok aku akan pulang ke mansion ku untuk mengambil barang-barang ku” ujar
Pagi hari Arthur sudah terbangun, ia melihat Bianca tertidur pulas di pelukannya. Tubuh Polos Bianca yang hanya di tutupi oleh selimut membuat Arthur tersenyum. Arthur mulai merapihkan rambut Bianca yang menutupi wajahnya. Arthur biasanya tidak akan menyentuh seorang gadis untuk kedua kalinya. Tapi saat Arthur menyentuh Bianca, benar-benar membuat Arthur ketagihan. Arthur sudah memutuskan Bianca hanya akan menjadi miliknya. Awalnya memang Arthur sangat tertarik dengan Bianca yang selalu menolak dirinya. Dalam hidup Arthur belum pernah di tolak oleh gadis manapun. Ia selalu mendapatkan gadis yang ia inginkan. Apalagi untuk menghangatkan ranjangnya, sangat mudah mendapatkan gadis cantik dan sexy.Bianca memang sangat berbeda, Bianca memiliki kepribadian yang teguh, keras dan sangat mandiri. Sifatnya yang keras membuat Arthur semakin tertarik padanya. Hanya saja untuk mencintai, Arthur masih belum tahu itu. Ia hanya ingin Bianca menjadi miliknya saja. Arthur pernah berpikir mungkin ia
Setelah Jane datang ke kantor Arthur, Bianca akhirnya malas untuk melanjutkan pekerjaanya di kantor Arthur. Ia tidak ingin adanya gangguan dari para gadis yang mengejar Arthur. Akhirnya Bianca memutuskan untuk pergi dari kantor Arthur, Meskipun awalnya Arthur melarangnya. Namun akhirnya Arthur memberikan izin untuknya. Bianca memang sengaja meninggalkan perusahaan Arthur karena ia mendapatkan pesan dari Lily assistantnya. Ada keluarga Smith yang baru saja pindah dari Melbourne ke New York. Keluarga Smith meminta Bianca untuk datang karena mereka ingin memesan gaun pada Bianca. Bianca memang sudah tidak bisa sebebas dulu, seperti sekarang saja ia tetap pergi dengan supir. Arthur memang sudah melarangnya untuk menyetir mobil. Bianca paling tidak suka harus memakai supir tapi Bianca malas jika harus berdebat dengan Arthur. Mobil Bianca kini sudah tiba di mansion mewah milik Keluarga Smith. Bianca pun langsung masuk ke dalam mansion itu, para pelayan yang melihat ada tamu mereka langs
Setelah Bianca pergi, Arthur kembali berkutat dengan pekerjaanya, saat ia sedang fokus dengan pekerjaanya terdengar dering ponsel miliknya. Ia pun langsung menghentikan pekerjaanya dan mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Saat ia melihat ke layar ponselnya ternyata Steven yang menghubunginya."Ada apa kau menghubungi ku?" seru Arthur saat panggilannya terhubung."CK! kau ini sahabat menghubungi mu tapi kau tidak menyambutnya dengan baik" ucap Steven dari sebrang line."Aku tidak memiliki waktu untuk mu, katakan ada apa?" "Apa kau sedang berbulan madu?" tanya Steven."Jadi kau menghubungi ku hanya untuk bertanya itu? aku tidak berbulan madu. Pekerjaan ku banyak," tukas Arthur."Jika aku memiliki istri secantik istri mu, aku akan pergi berbulan madu dengannya" goda Steven."Jangan mencari masalah! cepat katakan ada apa kau menghubungi ku." seru Arthur."Ya ya baiklah, kau ini tidak bisa di ajak bercanda!" balas Steven."Aku hanya ingin bertanya, adik yang di kenalkan oleh Bi
Satu minggu kemudian...Bianca tengah duduk di sofa sembari menyusui Nathan. Bianca tersenyum melihat bayi mungilnya. Wajahnya sungguh mirip dengan Justin saat Justin masih bayi. Bianca mengusap pelan pipi Nathan. Kini hidupanya benar-benar sempurna. Memiliki suami yang mencintainya dan memiliki dua putra yang sangat tampan. Suara dering ponsel terdengar, Bianca mengambil ponselnya dengan tangan kanannya. Tangan Kiri Bianca tengah menopang kepala Nathan yang masih menyusu padanya. Bianca menatap ke layar ponsel, tertera nama Irina di layar ponselnya. Kening Bianca berkerut dalam ketika melihat nama Irina. Tidak biasanya Irina menghubungi dirinya. Tanpa menunggu lama, Bianca mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, Bianca meletakan ponselnya di telinganya. "Irina?" sapa Bianca saat panggilan terhubung. "Bianca? Kau masih menyimpan nomorku?" tanya Irina dari seberang line. "Tentu Irina, aku masih menyimpannya. Apa kabar Irina?" "Aku baik, bagaimana denganmu
Beberapa bulan kemudian.. Di ruang operasi, Arthur terus berada di samping Bianca. Bayi dalam kandungan Bianca, tidak dalam posisi yang tepat. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk Bianca kembali operasi caesar. Arthur terus mengecupi kening Bianca saat dokter melakukan proses operasi. Sudut mata Bianca mengeluarkan air mata haru, dia kembali bisa melahirkan buah cintanya dengan Arthur. Oeee...Oee.... Sura tangis bayi pecah di ruang operasi. Air mata Bianca menetes ketika mendengar bayinya menangis. Arthur mengecup kening istrinya. Mata Arthur tidak mampu lagi menahan, air matanya menetes saat mendengar suara bayi. "Terima kasih sayang," bisik Arhur. "Bayi laki-laki," ucap sang dokter. Tidak perduli apa jenis kelaminya, terpenting bagi Bianca dan Arthur anaknya lahir dengan selamat. Kehamilan yang kedua ini, Bianca memang sengaja tidak memeriksa jenis kelamin bayinya. "Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Me
Viola duduk di tepi ranjang, menatap Richo yang masih terus menutup matanya. Dokter memang mengatakan peluru tidak mengenai jantung Richo, tapi hingga detik ini Richo masih juga belum sadar. Beberapa hari ini, Viola menjalani harinya begitu berat. Viola merasa kehilangan sosok Richo yang setiap hari selalu mengganggunya. Viola menyentuh tangan Richo, mengelus pelan."Richo, kapan kau bangun? Aku merindukan mu Richo..." air mata Viola tidak mampu lagi tertahan. Dia sungguh merindukan kekasihnya itu. Rasanya beberapa hari tanpa Richo dia benar-benar merasakan tidak lagi bernyawa. "Selama ini aku selalu menutupi perasaan ku. Aku menyukai cara mu yang tidak pernah menyerah mendapatkan ku. Aku sungguh menyukai setiap cara mu Richo. Kau tidak pernah lelah mengejar ku. Bahkan berkali-kali aku mengusir mu dari kehidupan ku, kau tetap meminta ku menjadi wanita mu. Andai waktu bisa di putar, sudah sejak awal aku menerima mu." "Masa lalu mu memang membuat ku ragu menerima mu. Tapi percayalah,
Beberapa hari kemudian... Altov turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah tempat dimana dia menyembunyikan Clarissa. Altov masih mengurung Clarissa sebelum menjebloskannya ke dalam penjara. Sebenarnya Arthur tidak setuju dengan apa yang di rencanakan Altov, tapi Altov memiliki alasan tersendiri mengurung Clarissa. Tidak hanya Clarissa, tapi Jesslyn yang turut membantu Clarissa juga di kurung oleh Altov. Alasannya karena permintaan dari Viola. Saat itu ketika Viola mendengar Jesslyn sudah berhasil di tangkap oleh Altov, Viola meminta waktu sebentar sebelum menjebloskan Jesslyn ke penjara. "Tuan," sapa Christian saat Altov melangkah masuk ke dalam. "Dimana Clarissa?" tanya Altov dingin. "Masih berada di kamarnya tuan," jawab Christin. Altov mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar. Tempat dimana Clarissa di kurung. Setiap kali Altov bertemu dengan Clarissa, dia merasa dirinya tidak berguna. Harusnya sejak awal Altov menyeret paksa Clarissa meningg
Arthur dan Drake kini pergi ke tempat persembunyian Clarissa. Alvin sudah memberikan informasi saat ini Clarissa dan Jessly dalam perlindungan Jasson Steele. Itu artinya Arthur sendiri yang harus turun tangan. Tidak hanya Arthur, tapi Drake juga turun tangan. Drake ingin langsung berhadapan dengan Jasson. Jika sampai Jasson mempersulit, maka tidak ada pilihan lain bagi Drake untuk melakukan tindakan kekerasan. Mobil Arthur telah tiba di sebuah rumah yang jauh dari Manhattan. Arthur tahu, Jasson memang sengaja menyembunyikan Clarissa di tempat ini. Arthur dan Drake turun dari mobil. Beberapa pengawal Arthur dan Drake berada di belakang. Arthur tersenyum melihat penjagaan ketat demi menyelamatkan Clarissa. Tapi Arthur tidak perduli sedikit pun. Arthur dan Drake tetap melangkah masuk ke dalam. Langkah Arthu terhenti ketika pengawal Jasson menghadang dirnya. Alrthur tersenyum sinis menatap para pengawal Jasson yang menghalanginya. Rupanya Jasson memang berniat untuk melawan dirinya. Sun
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, dia menatap ruangan putih. Bianca menoleh dan melihat ada Arthur dan Paula yang berjaga di sisinya. Mereka sama-sama tersenyum saat Bianca sudah membuka matanya. "Bianca? Kau mendengar ku?" Arthur mengelus dengan lembut pipi Bianca. "Arthur kenapa aku di sini?" Bianca mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat kenapa dirinya berada di rumah sakit. Namun, ketika Bianca mengingat sesuatu. Ingatan di kepalanya begitu jelas tentang Tasya, Richo dan Ella yang tergeletak dengan berlumuran darah. Wajah Bianca langsung memucat, saat dia mengingat semuanya. "Arthur? Bagaimana keadaan Tasya? Richo dan Ella bagaimana?" Bianca semakin panik, kepalanya semakin sakit dan memberat."Ssst, jangan pikirkan itu Bianca. Aku yakin mereka akan selamat," Arthur membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Aku minta pada mu, jangan memikirkan hal berat, Dokter mengatakan kandungan mu lemah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita." Sebelumnya dokter
Bianca menatap cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model atas kemben. Hari ini adalah ulang tahun putranya, Justin. Bianca masih tidak menyangka usia Justin sudah satu tahun. Perjuangan yang Bianca hadapi dulu saat melahirkan putranya itu, tidak pernah bisa terlupakan. Beruntung Tuhan masih melindungi dirinya dan putra kesayangannya. Arthur yang melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya sudah terbalut dengan gaun yang membuat istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Arthur mendekat, dia langsung memeluk Bianca dari belakang. Memberikan kecupan di tenguk leher. hingga ke pundak mulus milik istrinya itu. "Kenapa kau selalu cantik hem?" bisik Arthur di sela-sela kecupannya. Bianca tersenyum, lalu membalikan tubuhnya menatap lekat wajah suaminya. Bianca mengelus lembut rahang Arthur. "Dan kau selalu tampan."Arthur mengeratkan pelukannya. "Aku rasanya tidak ingin keluar kamar. Aku ingin terus di sini bersama mu." "Kau ini bagaimana! Putra
Viola menyandarkan punggungnya di sofa. Sejak kejadian dirinya bertengkar dengan ayahnya, Viola lebih menyendiri. Daisy ibunya kini sudah mengetahui semuanya. Viola sengaja mengatakan langsung pada Daisy. Viola tidak ingin Daisy terus tertipu pada Carlos yang memberikan sebuah cinta palsu. Selama ini Carlos selalu menunjukan peran ayah yang terlihat begitu sempurna. Tapi kenyataan yang Viola dapatkan ayahnya sendiri berusaha mengahancurkan kehidupannya. Richo melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatap Viola tengah melamun. Richo langsung berjalan mendekat ke arah Viola, dan langsung duduk di samping kekasihnya itu. "Kau sedang memikirkan apa?" tegur Richo yang membuat Viola menghentikan lamunannya. Viola mengalihkan pandangannya dan menatap Richo yang duduk di sampingnya. "Kau sudah pulang? Maaf aku tidak menyadari kau datang." "Ada yang kau pikirkan?" Richo kembali bertanya, dia menatap wajah kekasihnya terlihat begitu muram. "Tidak ada," jawab Viola yang berbohong. Dia tidak i
Hari ini hari dimana Viola meminta Richo menemani dirinya untuk bertemu dengan ayahnya. Viola sengaja meminta Richo untuk menemani dirinya. Viola ingin tahu apa reaksi dari ayahnya setelah dia mengetahui semuanya. "Apa kau yakin ingin bertemu dengan ayah mu?" tanya Richo yang kini berada di depan mobil. Sebelum masuk, dia kembali memastikan pada Viola. Viola mengangguk. "Kita harus menemuinya. Aku ingin langsung melihat tindakan apa yang dia ambil setelah melihat kita berdua." "Allright, dengan senang hari aku bertemu dengan calon mertua ku." Richo masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan Viola. Kemudian Richo mulai melanjukan mobilnya meninggalkan halaman parkir mansionnya. "Apa kau sudah tahu dimana rumah ayah ku yang baru?" Viola membuka suara ketika Richo tengah fokus melajukan mobil. "Lebih tepatnya itu adalah rumah lama ayah mu. Rumah itu tempat tinggal ayah mu dan Aria. Aku rasa Jesslyn juga berada di sana. Karena tadi aku meminta assistant ku dan melihat apartemen Jesslyn