Pagi hari Bianca sudah berada di butiknya. Seperti biasa ia harus menyelesaikan pesanan dari para pelanggannya. Para designer baru yang bekerja di butik miliknya, sudah bisa ia andalkan. Lily sudah menunjukan hasil rancangan dari deisigner baru itu kepadanya. Dan Bianca pun sangat menyukai hasil rancangan dari para designer baru itu.Terdengar dering ponsel milik Bianca, hingga membuat Bianca menghentikan pekerjaannya. Ia langsng mengambil ponselnya di atas meja dan melihat ke layar ternyata Arthur menghubunginya."Hallo" sapa Bianca saat panggilannya terhubung."Kau bersiaplah, akan ada konferensi pers. Pagi ini media akan datang ke perusahaan ku. Jadi kau jalan sekarang ke perushaan ku." perintah Arthur yang membuat Bianca terkejut."Apa hubungannya media datang ke perusahaan mu dan aku pun harus datang juga?" "CK! kau ini bagaimana. Tujuan aku meminta mu datang karena aku akan memberitahu pada para media tentang pernikahan kita." kata Arthur dengan suara dingin."Kenapa kau harus
Setelah kembali dari Afford Company, Bianca kini sudah tiba di butik. Ia sengaja untuk segera kembali ke butik karena masih banyak pekerjaan yang menantinya. Di dalam ruang kerja, kini Bianca kembali merancang gaun untuk para pelanggan yang telah memesan rancangannya. Saat ia tengah sibuk dengan kertas sketsan dn juga pinsil, terdengar suara ketukan pintu. Lalu ia pun langsung memintanya untuk masuk."Selamat siang Nona Bianca, ada Nyonya Elena Afford mencari Nona Bianca," ucap Lily dengan lembut yang membuat Bianca menghentikan menggambar rancangannya."Ibunya Arthur kenapa bisa kesini." gumam Bianca."Baiklah, kamu bisa memintanya untuk masuk ke ruang kerja ku." balas Bianca dan ia pun langsung berdiri menyambut ibu dari Arthur yang datang."Bibi, kamu datang" Bianca berjalan mendekat ke arah Elena dan langsung memeluk Elena,"Sayang, jangan panggil aku bibi, Kamu akan menjadi menantu ku, Kamu harus memanggil ku mama." kata Elena."Baiklah bi maaf maksud ku mama." ujar Bianca yang
Dua jam kemudiaan, Bianca dan Viola masih berada di caffe. Ia masih menikmati makanan dan minuman mereka."Bi, malam ini temani aku ke Rubby Club ya." pinta Viola."Enggak bisa Vi, aku takut nanti Arthur tahu. Kau tahu sendiri dia orang seperti apa." tolak Bianca, ia sangat tahu Arthur akan marah jika ia ke club malam."Tenang bi, pasti dia enggak akan tahu, ayolah temani aku." ajak Viola.Bainca menghela nafas dalam, "Baiklah." balas Bianca. Sebenarnya Bianca ingin sekali menolak, tapi jika membiarkan Viola sendiri ia takut akan terjadi apa-apa dengan Viola"Lebih baik aku kembali ke butik saja. Aku akan mandi dan ganti baju di butik ku. Tidak mungkin aku kembali ke mansion, nanti Annabeth akan bertanya aku pergi kemana." ujar Bianca yang langsung bangun dari tempat duduknya."Baiklah, sampai bertemu di club ya" Viola berjalan meninggalkan Bianca.Bianca langsung berjalan menuju butiknya, ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tiga puluh menit kemudiaan, Bianca baru sa
Bianca terbangun dari tidurnya, ia perlahan mulai membuka kedua matanya. Ketika ia membuka matanya, tubuhnya merasakan sakit luar biasa. Terlebih bagian bawahnya ia merasakan sangat perih. Ia melihat sosok pria dengan postur tubuh yang benar-benar menawan tengah menikmati minumannya."Ahhhhgg" jerit Bianca saat mulai bangun, ia merasakan perih di bagain bawahnya."Sudah bangun hemm?" ucap Arthur sambil meminum kopinya. Namun Bianca tidak merespon ucapan Arthur.Bianca mengingat kejadian semalam, dimana ia sudah berteriak meminta Arthur berhenti namun Arthur sama sekali tidak merespon. Air mata Bianca mulai menetes mengingat kejadian semalam.Arthur yang melihat Bianca menangis, ia berjalan ke arah ranjang mendekati Bianca. "Sudah jangan menangis, kita pun akan segera menikah. Jadi sama saja" ujar Arthur sambil menghapus air mata Bianca dengan jemarinya."Kau brengsekk Arthur!" sentak Bianca."Aku berhak atas diri mu Bianca. Kita pun akan menikah, jadi melakukan sekarang atau nanti sa
Arthur menghelaa nafas dalam. Ia sangat malas untuk berbicara pada gadis di hadapannya."Sandra, aku sibuk." jawab Arthur suara datar dan dingin."Arthur, tidak bisakah kita makan siang hanya kali ini saja? aku mohon." pinta Sandra."Sandra, aku tidak ada waktu." balas Arthur yang langsung pergi meninggalkan sandra.Sandra tahu jika Arthur sudah pasti akan menolaknya. Sandra memang sangat menyukai Arthur, dulu saat Arthur sudah pernah tidur dengannya ia sangat bahagia. Sandra pikir ia akan memiliki Arthur sepenuhnya. Namun ternyata Arthur hanya mau menyentuhnya satu kali saja. Ia tidak akan pernah menyentuh wanita yang sama untuk kedua kalinya. Berkali-kali sandra mencoba menggoda Arthur kembali, namun usahanya hanya sia-sia. Arthur akan kembali menolaknya."Aku ingin lihat seperti apa calon istrinya, aku yakin aku jauh lebih cantik dan sexy" gumam Sandra yang masih menatap kepergian Arthur.***Afford CompanyArthur kembali ke perusahananya, ia baru saja mendapat telepon dari Alvin j
Setelah mendapat laporan dari Alvin, Arthur kembali menyelesaikan pekerjaannya. Untuk sementara memang Arthur membiarkan Alex melakukan yang ia mau. Namun Arthur akan tetap mengawasi gerak gerik dari Alex. Saat Arthur sedang berkutat dengan laptopnya, karena ia sedang membaca email yang masuk. Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Arthur menghentikan melihat layar laptopnya. Tidak lama kemudian Alvin masuk setelah Arthur memintanya untuk masuk. "Maaf tuan," ucap Alvin dengan sopan."Ada apa?" Arthur mengernyitkan dahinya, Ia merasakan ada sesuatu karena dari raut Alvin sangat panik."Begini tuan, media memberitakan uatn pagi tadi bersama dengan seorang gadis di toko perhiasan. Dan media pun memotret seorang gadis yang tengah menyentuh lengan tuan," ujar Alvin."Seorang gadis?" "Ini tuan" Alvin menyerahkan tab yang ada ditangannya kepada tuannya.Saat Arthur melihat foto yang ada di layar tab milik Alvin, ia terkejut dengan pemberitaan media. "Alvin, bereskan tikus yang member
Pagi hari Bianca sudah disibukan dengan aktivitasnya di butik. Ia pun kini sudah duduk di kursi kerjanya. Karena pernikahannya akan dipercepat, ia harus menyelesaikan beberapa pesanan dari para pelanggannya.Sudah lama sekali Bianca tidak menghabiskan waktu bersama dengan adik dan keponakannya. Bianca terlalu banyak masalah yang menghampirinya. Mulai dari dia harus kembali ke Los Angeles mengurus perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Lalu banyaknya pesanan pelanggan yang memintanya untuk segera menyelesaikan rancangannya. Itu benar-benar membuat Bianca sangat sibuk hingga ia tidak memilki banyak waktu untuk adik dan keponakannya. Tapi kini kondisi perusahaannya sudah sangat baik karena perusahaannya sudah dalam pengawasan Arthur. Meskipun Arthur suka mengancam dirinya, tapi ia tetap bersyukur Arthur menolong perusahaanya. Besok Bianca sudah harus pergi dengan ibu mertuanya untuk fitting gaun pengantin. Rasanya benar-benar seperti mimpi ia akan segera menikah. Pertemuan dengan
Setelah kejadian kemarin, Bianca memutuskan untuk tidak menghiraukan ucapan Alex. Ia pun tidak berniat untuk bertanya pada Arthur tentang siapa Clarissa. Meskipun mereka akan menikah, tapi Bianca tetap ini menjaga privasi Arthur. Menurut Bianca, Clarissa adalah masa lalu. Dan memang Bianca pun saat ini masih belum mengetahui pasti hatinya pada Arthur. Bahkan Arthur pun masih belum memberikan alasan jelas kenapa memaksa menikah dengannya. Rasanya sangat aneh jika Bianca bertanya tentang masa lalu Arthur. Bianca memang pernah membaca berita mengenai Arthur. Tapi berita itu hanya tentang kesuksesan Arthur dalam memimpin Afford Company yang telah menjadi perusahaan terbesar di New York. Sedangkan kekasih, sama sekali tidak ada berita mengenai Arthur memiliki kekasih. Terakhir berita yaitu tentang pernikahan Arthur dengan Bianca.Hari ini Bianca harus memiliki janji dengan ibu mertua dan juga Arthur untuk datang ke butik salah satu designer terkenal dari Italia. Bianca pun sudah bersiap
Satu minggu kemudian...Bianca tengah duduk di sofa sembari menyusui Nathan. Bianca tersenyum melihat bayi mungilnya. Wajahnya sungguh mirip dengan Justin saat Justin masih bayi. Bianca mengusap pelan pipi Nathan. Kini hidupanya benar-benar sempurna. Memiliki suami yang mencintainya dan memiliki dua putra yang sangat tampan. Suara dering ponsel terdengar, Bianca mengambil ponselnya dengan tangan kanannya. Tangan Kiri Bianca tengah menopang kepala Nathan yang masih menyusu padanya. Bianca menatap ke layar ponsel, tertera nama Irina di layar ponselnya. Kening Bianca berkerut dalam ketika melihat nama Irina. Tidak biasanya Irina menghubungi dirinya. Tanpa menunggu lama, Bianca mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, Bianca meletakan ponselnya di telinganya. "Irina?" sapa Bianca saat panggilan terhubung. "Bianca? Kau masih menyimpan nomorku?" tanya Irina dari seberang line. "Tentu Irina, aku masih menyimpannya. Apa kabar Irina?" "Aku baik, bagaimana denganmu
Beberapa bulan kemudian.. Di ruang operasi, Arthur terus berada di samping Bianca. Bayi dalam kandungan Bianca, tidak dalam posisi yang tepat. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk Bianca kembali operasi caesar. Arthur terus mengecupi kening Bianca saat dokter melakukan proses operasi. Sudut mata Bianca mengeluarkan air mata haru, dia kembali bisa melahirkan buah cintanya dengan Arthur. Oeee...Oee.... Sura tangis bayi pecah di ruang operasi. Air mata Bianca menetes ketika mendengar bayinya menangis. Arthur mengecup kening istrinya. Mata Arthur tidak mampu lagi menahan, air matanya menetes saat mendengar suara bayi. "Terima kasih sayang," bisik Arhur. "Bayi laki-laki," ucap sang dokter. Tidak perduli apa jenis kelaminya, terpenting bagi Bianca dan Arthur anaknya lahir dengan selamat. Kehamilan yang kedua ini, Bianca memang sengaja tidak memeriksa jenis kelamin bayinya. "Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Me
Viola duduk di tepi ranjang, menatap Richo yang masih terus menutup matanya. Dokter memang mengatakan peluru tidak mengenai jantung Richo, tapi hingga detik ini Richo masih juga belum sadar. Beberapa hari ini, Viola menjalani harinya begitu berat. Viola merasa kehilangan sosok Richo yang setiap hari selalu mengganggunya. Viola menyentuh tangan Richo, mengelus pelan."Richo, kapan kau bangun? Aku merindukan mu Richo..." air mata Viola tidak mampu lagi tertahan. Dia sungguh merindukan kekasihnya itu. Rasanya beberapa hari tanpa Richo dia benar-benar merasakan tidak lagi bernyawa. "Selama ini aku selalu menutupi perasaan ku. Aku menyukai cara mu yang tidak pernah menyerah mendapatkan ku. Aku sungguh menyukai setiap cara mu Richo. Kau tidak pernah lelah mengejar ku. Bahkan berkali-kali aku mengusir mu dari kehidupan ku, kau tetap meminta ku menjadi wanita mu. Andai waktu bisa di putar, sudah sejak awal aku menerima mu." "Masa lalu mu memang membuat ku ragu menerima mu. Tapi percayalah,
Beberapa hari kemudian... Altov turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah tempat dimana dia menyembunyikan Clarissa. Altov masih mengurung Clarissa sebelum menjebloskannya ke dalam penjara. Sebenarnya Arthur tidak setuju dengan apa yang di rencanakan Altov, tapi Altov memiliki alasan tersendiri mengurung Clarissa. Tidak hanya Clarissa, tapi Jesslyn yang turut membantu Clarissa juga di kurung oleh Altov. Alasannya karena permintaan dari Viola. Saat itu ketika Viola mendengar Jesslyn sudah berhasil di tangkap oleh Altov, Viola meminta waktu sebentar sebelum menjebloskan Jesslyn ke penjara. "Tuan," sapa Christian saat Altov melangkah masuk ke dalam. "Dimana Clarissa?" tanya Altov dingin. "Masih berada di kamarnya tuan," jawab Christin. Altov mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar. Tempat dimana Clarissa di kurung. Setiap kali Altov bertemu dengan Clarissa, dia merasa dirinya tidak berguna. Harusnya sejak awal Altov menyeret paksa Clarissa meningg
Arthur dan Drake kini pergi ke tempat persembunyian Clarissa. Alvin sudah memberikan informasi saat ini Clarissa dan Jessly dalam perlindungan Jasson Steele. Itu artinya Arthur sendiri yang harus turun tangan. Tidak hanya Arthur, tapi Drake juga turun tangan. Drake ingin langsung berhadapan dengan Jasson. Jika sampai Jasson mempersulit, maka tidak ada pilihan lain bagi Drake untuk melakukan tindakan kekerasan. Mobil Arthur telah tiba di sebuah rumah yang jauh dari Manhattan. Arthur tahu, Jasson memang sengaja menyembunyikan Clarissa di tempat ini. Arthur dan Drake turun dari mobil. Beberapa pengawal Arthur dan Drake berada di belakang. Arthur tersenyum melihat penjagaan ketat demi menyelamatkan Clarissa. Tapi Arthur tidak perduli sedikit pun. Arthur dan Drake tetap melangkah masuk ke dalam. Langkah Arthu terhenti ketika pengawal Jasson menghadang dirnya. Alrthur tersenyum sinis menatap para pengawal Jasson yang menghalanginya. Rupanya Jasson memang berniat untuk melawan dirinya. Sun
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, dia menatap ruangan putih. Bianca menoleh dan melihat ada Arthur dan Paula yang berjaga di sisinya. Mereka sama-sama tersenyum saat Bianca sudah membuka matanya. "Bianca? Kau mendengar ku?" Arthur mengelus dengan lembut pipi Bianca. "Arthur kenapa aku di sini?" Bianca mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat kenapa dirinya berada di rumah sakit. Namun, ketika Bianca mengingat sesuatu. Ingatan di kepalanya begitu jelas tentang Tasya, Richo dan Ella yang tergeletak dengan berlumuran darah. Wajah Bianca langsung memucat, saat dia mengingat semuanya. "Arthur? Bagaimana keadaan Tasya? Richo dan Ella bagaimana?" Bianca semakin panik, kepalanya semakin sakit dan memberat."Ssst, jangan pikirkan itu Bianca. Aku yakin mereka akan selamat," Arthur membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Aku minta pada mu, jangan memikirkan hal berat, Dokter mengatakan kandungan mu lemah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita." Sebelumnya dokter
Bianca menatap cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model atas kemben. Hari ini adalah ulang tahun putranya, Justin. Bianca masih tidak menyangka usia Justin sudah satu tahun. Perjuangan yang Bianca hadapi dulu saat melahirkan putranya itu, tidak pernah bisa terlupakan. Beruntung Tuhan masih melindungi dirinya dan putra kesayangannya. Arthur yang melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya sudah terbalut dengan gaun yang membuat istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Arthur mendekat, dia langsung memeluk Bianca dari belakang. Memberikan kecupan di tenguk leher. hingga ke pundak mulus milik istrinya itu. "Kenapa kau selalu cantik hem?" bisik Arthur di sela-sela kecupannya. Bianca tersenyum, lalu membalikan tubuhnya menatap lekat wajah suaminya. Bianca mengelus lembut rahang Arthur. "Dan kau selalu tampan."Arthur mengeratkan pelukannya. "Aku rasanya tidak ingin keluar kamar. Aku ingin terus di sini bersama mu." "Kau ini bagaimana! Putra
Viola menyandarkan punggungnya di sofa. Sejak kejadian dirinya bertengkar dengan ayahnya, Viola lebih menyendiri. Daisy ibunya kini sudah mengetahui semuanya. Viola sengaja mengatakan langsung pada Daisy. Viola tidak ingin Daisy terus tertipu pada Carlos yang memberikan sebuah cinta palsu. Selama ini Carlos selalu menunjukan peran ayah yang terlihat begitu sempurna. Tapi kenyataan yang Viola dapatkan ayahnya sendiri berusaha mengahancurkan kehidupannya. Richo melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatap Viola tengah melamun. Richo langsung berjalan mendekat ke arah Viola, dan langsung duduk di samping kekasihnya itu. "Kau sedang memikirkan apa?" tegur Richo yang membuat Viola menghentikan lamunannya. Viola mengalihkan pandangannya dan menatap Richo yang duduk di sampingnya. "Kau sudah pulang? Maaf aku tidak menyadari kau datang." "Ada yang kau pikirkan?" Richo kembali bertanya, dia menatap wajah kekasihnya terlihat begitu muram. "Tidak ada," jawab Viola yang berbohong. Dia tidak i
Hari ini hari dimana Viola meminta Richo menemani dirinya untuk bertemu dengan ayahnya. Viola sengaja meminta Richo untuk menemani dirinya. Viola ingin tahu apa reaksi dari ayahnya setelah dia mengetahui semuanya. "Apa kau yakin ingin bertemu dengan ayah mu?" tanya Richo yang kini berada di depan mobil. Sebelum masuk, dia kembali memastikan pada Viola. Viola mengangguk. "Kita harus menemuinya. Aku ingin langsung melihat tindakan apa yang dia ambil setelah melihat kita berdua." "Allright, dengan senang hari aku bertemu dengan calon mertua ku." Richo masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan Viola. Kemudian Richo mulai melanjukan mobilnya meninggalkan halaman parkir mansionnya. "Apa kau sudah tahu dimana rumah ayah ku yang baru?" Viola membuka suara ketika Richo tengah fokus melajukan mobil. "Lebih tepatnya itu adalah rumah lama ayah mu. Rumah itu tempat tinggal ayah mu dan Aria. Aku rasa Jesslyn juga berada di sana. Karena tadi aku meminta assistant ku dan melihat apartemen Jesslyn