Gio menjawab dengan santai, "Nona, saat kita diselamatkan, aku yang bicara padanya.""Benar. Seperti ... Yang dikatakan Tuan Gio. Kalau begitu, aku pergi dulu."Entah bagaimana, Selena merasa bahwa dokter ini hampir seperti kabur, dia langsung keluar dari pintu.Gio tenang berucap, "Nona, kamu ganti baju dulu, akan aku ambilkan sup jahe buat kalian.""Baiklah."Di dalam ruangan hanya tinggal dua orang, Selena dengan hati-hati melepaskan pakaian si kecil. Tinggi badan si kecil sudah sama dengan anak-anak seumurannya, tidak terlihat tanda-tanda kelahiran prematur.Tubuhnya juga bersih dan putih, kecuali ada luka kecil di tangannya, terlihat bahwa George telah merawat mereka dengan baik.Selena membungkus si kecil dengan kemeja pria yang sangat besar, lalu mengganti pakaiannya sendiri.Yang diberikan padanya juga kemeja dengan ukuran yang sama. Saat dia yang memakainya terlihat lebih panjang hingga menutupi pangkal paha miliknya.Selena segera mengangkat celana pria itu lagi. Meski longga
Kemudian dia perlahan-lahan melepaskan lapisan cetakan tipis di wajahnya, fitur wajah tampan tiga dimensi muncul di cermin. Karena tidak terkena sinar matahari selama beberapa bulan, kulitnya yang sudah pucat menjadi makin pucat, dengan kerah kemeja yang sedikit terbuka.Bagaikan vampir abad pertengahan, anggun dan mulia.Dia berjalan tanpa alas kaki menuju panasnya kabut air. Air dari pancuran jatuh ke tubuhnya, cairan hitam pun mengalir keluar dari dirinya.Saat dia kembali keluar, dia tidak bisa lagi menyembunyikan aura yang menakutkan yang ada padanya.Dia mengenakan topeng, lalu mengenakan seragam militer dan langsung menuju ruang komando.Saat dia lewat, semua orang memberi jalan, lalu berdiri tegak dan memberi hormat, "Komandan."Harvey melangkah dengan cepat, sementara Alex menahan sikap santainya dan dengan serius menjelaskan, "Komandan, kapal bajak laut sudah tenggelam, beberapa bajak laut melarikan diri dengan sekoci.""Jangan sisakan mereka.""Siap.""Bagaimana situasi kapa
Setelah Harvey kembali dengan tergesa-gesa ke kapal perang, Selena sudah merasa pusing dan tubuhnya terasa panas, tetapi bibirnya terus menggerutu bahwa dirinya kedinginan.Dokter militer tampak tegang, "Komandan, aku sudah memberikan obat kepada Nona Selena, tapi tubuhnya sangat istimewa, jika demamnya terus tinggi dan nggak turun, bisa sangat berbahaya."Beruntung sumber daya medis di kapal perang juga sangat melimpah, Harvey yang berada di sisi Selena hanya bisa menunggu panas Selena turun.Hari masih belum pagi dan di luar masih gelap, suara gemuruh laut terdengar jelas.Harvey bergabung dengan Selena di sampingnya, memandang mata Selena dengan penuh kasih sayang.Walaupun mereka bersama-sama sepanjang waktu dalam beberapa waktu ini, Harvey harus berpura-pura menjadi orang lain setiap saat, bahkan tidak berani melihat Selena secara langsung, beberapa kali dia dicurigai Selena.Beruntung kualitas psikologisnya kuat, sehingga dia bisa menyembunyikan niatnya.Harvey dengan lembut meng
Tepat pada saat ini terdengar suara ketukan pintu 'tok tok', suara itu sangat pelan, bagaikan air dingin yang dituang dengan keras ke tubuh Harvey.Harvey segera memisahkan diri dengan Selena, apa yang dia lakukan! Dia benar-benar melakukan hal semacam ini saat Selena tertidur.Kalau Selena bangun pada saat seperti ini, Harvey tidak akan bisa menjelaskan apa pun.Harvey berjalan cepat ke pintu, wajah tampannya terlihat tegang, "Ada apa?"Alex mengucek matanya, apakah dia salah lihat? Kenapa dia merasa wajah Harvey tampak merah?"Ini obat penurun panas yang dokter suruh aku antar, Nyonya bisa meminumnya.""Hm." Harvey menjawab diam-diam, "Orangnya sudah terkejar?""Malam ini ombak di laut sangat besar, bahkan drone pun nggak bisa dikendalikan. Saat ini kami belum menemukan keberadaannya, tapi tenang saja, dia pasti nggak akan pergi jauh dengan Tuan Muda kecil.""Baiklah. Langsung hubungi aku begitu ada kabar.""Dimengerti."Harvey menutup pintu dan berjalan ke samping Selena. Selena mas
Dirinya yang kecil sulit memahami perasaan kompleks orang dewasa, matanya penuh dengan kebingungan, perasaan Harvey bergolak dengan hebat di dalam hatinya."Anak pintar, pasti selama ini kamu telah menderita banyak penderitaan, 'kan?"Menderita?Luna tidak tahu apa itu menderita, dia hanya tahu bahwa dia sangat bahagia bersama kakak laki-laki dan ayahnya."Ngomong-ngomong, kamu lapar, nggak?" Harvey segera meminta orang untuk membawakan makanan dan minuman yang enak.Akhirnya, karena Luna masih anak-anak, matanya langsung berbinar.Dia melihat meja yang penuh dengan makanan enak, tetapi cahaya di matanya tiba-tiba menjadi redup lagi, "Kakak."Harvey meraih tangan anak itu, "Tenang saja, aku sudah menyuruh orang untuk menjemput kakakmu, sebentar lagi kamu bisa bertemu dengan kakakmu, cepat makan, kakakmu juga akan datang."Anak ini terlihat sangat lapar, tetapi makan dengan lambat, sikap sombong mengalir pada darahnya.Meskipun penampilannya mirip dengan Harvey, perilakunya mewarisi kea
Wajah Selena terlihat penuh kekhawatiran, dia segera meraih lengan baju Harvey, "Bilang apa kamu? Dia dibawa oleh seseorang, dibawa ke mana?""Nona, tenang dulu, aku akan bicara denganmu perlahan-lahan."Dia mengeluarkan rekaman video pengawasan, "Lihat, dia pria yang membawanya pergi, tapi menurutku dari tayangan videonya sepertinya Ravi pergi dengan sukarela, aku rasa Ravi mengenal pria itu."Selena akhirnya tenang saat Harvey menenangkannya, kemudian dia menonton video berulang kali.Meskipun latar belakangnya sedang kacau, anak laki-laki itu memang dengan sukarela dibawa pergi, dan yang membawanya pergi adalah George.Tahu bahwa anak yang dibawa oleh George pergi, Selena merasa sedikit lega.Bagaimanapun, saat itu begitu kacau, George tidak menyadari bahwa dia berada di atas kapal. Jika dia melompat ke laut untuk menyelamatkan Luna, kemungkinan kedua anak itu akan hilang.Dia pasti melihat seseorang sudah turun untuk menyelamatkan anak itu, selain itu dia memang seorang penyelundup
Hubungan keluarga alami tidak dapat diputuskan dengan cara apa pun, bahkan sebelumnya Luna tidak pernah bertemu dengan Selena.George menunjukkan foto Selena kepada Luna, tetapi wanita di foto itu tersenyum hangat dan memiliki rambut.Tidak seperti sekarang, terlihat kurus, lemah dan lesu.Luna masih bisa langsung mengenali bahwa Selena adalah ibunya sendiri.Reaksi Selena sama seperti Harvey. Selena memeluk erat Luna sambil meneteskan air mata.Ini adalah air mata kebahagiaan bertemu kembali, memeluk tubuh si kecil membuat Selena teringat pada penderitaan yang mereka alami pada hari kelahiran mereka.Selena pernah berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah melihat anaknya seumur hidup, tetapi sekarang anaknya sudah besar seperti ini, begitu lembut, bagaimana mungkin dia tidak terharu?Luna makin bingung, beberapa hari yang lalu paman tampan itu memeluknya sambil menangis, sekarang Ibu juga menangis?Dia tidak memahaminya.Dia dengan lembut mengusap air mata Selena, lalu meniupnya sambil
Selena mempererat genggaman tangannya pada si kecil ketika dia memikirkan bahwa dia bisa membawa kesialan bagi orang-orang di sekitarnya.Anak-anak ini, dengan susah payah dia temukan, kali ini tidak peduli berapa pun biayanya, dia akan melindungi mereka dengan baik.Begitu tahu mereka masih hidup saja sudah membuat Selena merasa lega.Selanjutnya, Selena harus merawat tubuhnya dengan baik dan mencari tahu kebenaran secara diam-diam.Jika pembunuhnya tidak tertangkap selama sehari, Selena harus bersembunyi. Begitu Selena muncul, kedua anaknya juga berada dalam bahaya.Namun, yang salah bukanlah dia, lantas kenapa dia harus bersembunyi?Selena tidak bersalah, kenapa harus terus-terusan menyembunyikan anaknya? Bersembunyi bagaikan tikus jalanan.Sialan, jelas-jelas si itu yang menjadi biang kerok, membuat pernikahannya hancur, membuat keluarganya hancur, membuat dia berpisah dengan anak-anaknya, membuatnya kehilangan segalanya.Kematian Lian tidak akan pernah dilupakan Selena.Selena ber