Chandra menyela, "Dulu di kapal pesiar, Nona Agatha-lah yang memanfaatkan orang lain untuk melawan Nyonya. Kebetulan dia berhasil menangkapnya dan menjadikannya sebagai tahanan. Kalau dia mengetahui masalahnya lebih awal dan berinisiatif meminum jus yang dicampur dengan obat, betapa liciknya pemuda ini!""Bukan hanya itu saja, kalau waktu itu Tuan Harvey tak datang tepat waktu, Nyonya pasti akan rugi. Nanti dia akan menyalahkan efek obat dan mencari alasan untuk melarikan diri. Orang ini sangat menakutkan.""Terlepas dari apakah dia menyelamatkan Tuan Arya atau tidak, dia malah berpura-pura terluka dengan alasan menyelamatkan Tuan Arya, sehingga Nyonya akan merasa kasihan dan merasa bersalah. Sampai sekarang Nyonya memperlakukannya seperti anak kecil, tapi dia memiliki pemikiran yang tak biasa terhadap Nyonya!"Harvey mengernyit, tatapannya tampak sangat dingin. "Bagaimana masalah yang kusuruh kamu tangani itu?""Tuan Harvey, jangan khawatir. Sebelum dia pergi, kami sudah memasang alat
Pada malam itu, dalam pelukan Harvey, Selena tidur dengan lelap, diiringi suara petir yang bersahutan di luar dan badan kapal yang sesekali bergoyang.Dia sudah lama tidak bisa tidur nyenyak, bahkan mimpi pun dia takut diculik lagi.Kalau hal itu terjadi lagi, nyawanya pasti akan melayang.Selena terus mengigau dalam tidurnya, "Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu ingin membunuhku?""Arghh!"Harvey memeluknya erat-erat sambil menenangkannya dengan lembut, "Seli, jangan takut, aku ada di sini."Perasaan Selena perlahan-lahan menjadi tenang, tetapi Harvey tidak bisa tidur.Dia melihat siluet Selena yang ramping melalui cahaya yang redup sambil meraba tangan rampingnya.Tiba-tiba, penampilan Selena yang dulu melintas di benaknya. Dia adalah seorang gadis yang suka tertawa.Bahkan ketika baru saja menikah dengan dirinya, wajah Selena masih terlihat sedikit gemuk dengan kontur wajah yang masih terlihat polos.Tidak seperti sekarang, dia menjadi lebih kurus dan kontur wajahnya lebih terlihat h
Mungkin karena angin laut hari ini terlalu sepoi atau mungkin karena matahari terbenamnya terlalu hangat.Atau mungkin juga karena dia adalah seorang pasien kesepian yang sudah lama menyendiri, sehingga sedikit kebaikan dari orang lain saja akan membuatnya lengah.Dia mengikuti Harvey ke pulau itu secara tidak sengaja. Bonbon sangat patuh, ketika melihat Selena pergi, ia segera mengikutinya.Pulau ini sangat indah, meskipun tidak terlalu besar, fasilitas di pulau ini sangat lengkap.Di pulau ini banyak ditanam berbagai jenis bunga dan setiap tahun akan mekar.Saat ini, jalan yang dia lewati di kedua sisinya ditanami dengan bunga sakura yang sangat indah.Tanpa campur tangan petugas kebersihan, jalan akan ditutupi dengan hamparan bunga sakura yang tebal karena berguguran.Saat angin berembus, kelopak bunga akan beterbangan di udara.Bonbon sepertinya sangat menyukai tempat ini, ia terus berguling-guling di antara bunga-bunga itu.Di sebelahnya terdapat laut yang indah. Airnya jernih tan
Selena baru menyadari Alex dan Chandra tidak datang. Di pulau ini, ada banyak pelayan dan koki yang secara khusus menyiapkan hidangan laut untuknya.Selena tidak berbicara, hanya memakan buburnya saja.Keheningan yang aneh ini membuat Harvey merasa tidak nyaman. Lalu, dia berinisatif membuka percakapan. "Seli, aku ingat dulu kamu banyak bicara."Selena tertegun sejenak, memang benar, dulu dia banyak bicara.Pada saat itu, Harvey sangat sibuk, entah itu pergi dinas atau pergi kerja, sehingga waktu yang diberikan kepada Selena pun sangat sedikit.Selena sangat menghargai setiap detik yang dihabiskan bersamanya. Jadi, dia yang paling aktif ketika makan dan terus mengoceh tanpa henti.Ada beberapa kali ketika dirinya tersedak, tetapi dia baik-baik saja. Dia hanya meminum beberapa teguk air dan melanjutkan dengan senyum ceria.Tidak seperti sekarang, tidak ada senyum, bahkan tidak ada kegembiraan ataupun kesedihan.Selena meletakkan sendoknya, lalu menyeka bibirnya dengan serbet dan balik b
Harvey merasa cemas sejak beberapa bulan yang lalu. Dia khawatir bahwa Selena menjadi kurus dengan cepat karena sakit. Jadi, dia secara khusus melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk Selena, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Selena tidak memiliki penyakit serius.Harvey merasa cemas tanpa alasan yang jelas saat melihat Selena meminum obat, yang kini obatnya sudah Selena telan.Selena minum seteguk air hangat, mengusap sisa air di bibirnya dengan tisu, baru kemudian menarik pergelangan tangannya dari genggaman tangan Harvey."Obat perut."Oh, benar. Selena memiliki penyakit lambung, dulu dia pernah mengatakannya.Harvey mengernyit, "Besok aku akan memanggil dokter datang.""Bukankah kamu sudah melakukan pemeriksaan padaku sebelumnya? Kamu sudah lihat hasilnya, 'kan? Aku sangat sehat."Selena mengatakan hal ini sambil tersenyum dingin. Dia teringat ekspresi wajah Harvey saat pemeriksaan kesehatan.Beberapa kali Selena mengatakan bahwa dirinya sakit, tetapi pada akhirnya menjadi bahan
Di tengah cahaya kunang-kunang yang berkelebatan, ekspresi Harvey terlihat sangat serius.Selena menjilat bibirnya yang kering, lalu bertanya dengan suara lembut, "Harvey, Agatha itu keinginan sesaatmu atau wanita yang selalu ada di hatimu?"Harvey tersenyum pahit, "Kalau dia yang selalu ada di hatiku, terus kenapa aku harus menikahimu? Seli, memangnya kamu benar-benar nggak tahu perasaanku padamu?"Harvey pernah melukai Selena, tetapi kebaikannya terhadap Selena juga nyata. Jika tidak, dia tidak akan mungkin selalu enggan melepas Selena."Itu berarti cuma keinginan sesaat agar membuatku marah?"Sudah dua tahun berlalu. Meski pernikahan ini sudah berakhir, Selena masih ingin mendapatkan penjelasan untuk dirinya.Harvey mendadak memeluk Selena, yang membuat Selena mampu mendengar helaan napas Harvey yang berada di sebelah telinganya."Seli, aku akan memberitahumu semuanya tentang kami, tapi bukan sekarang. Seli, kamu mau percaya padaku untuk yang terakhir kalinya?"Harvey menambahkan ka
Harvey melihat ekspresi di wajah Selena, kemudian melanjutkan, "Kamu tahu kondisi penyakit ibumu?""Ya, tapi aku nggak berencana menyumbangkan sumsum tulang kepadanya.""Kamu sudah melakukannya dengan baik, sejujurnya aku juga nggak mau kamu terlibat dengannya lagi. Keluarga Wilson sudah menghabiskan banyak energi selama beberapa hari ini untuk mencari orang yang cocok dengan sumsum tulang belakangnya, cuma tinggal kamu yang belum dites.""Kamu pikir Keluarga Wilson nggak akan melepaskanku?"“Sudah pasti, aku sangat mengenal karakter Calvin. Mungkin kamu nggak senang mendengarnya, tapi dia benar-benar mencintai ibumu dan akan melakukan segala cara untuk menyelamatkannya.”Harvey meletakkan kedua tangannya di bahu Selena dengan penuh perhatian sembari berucap, "Seli, mungkin ada banyak kesalahpahaman di antara kita, aku sudah menyakitimu sebelumnya, tapi aku memang sungguh-sungguh ingin melindungi hatimu. Aku akan mengatur lebih banyak orang untuk mencari ayahmu. Istirahat baik-baik di
Benar saja, Selena sudah menebaknya, Calvin masih datang mencarinya.Kala itu, hidupnya dalam bahaya. Di antara banyak pilihan di Keluarga Wilson, justru membiarkan Agatha hidup dan memilih agar Selena mati, hanya Calvin yang tidak membuat pilihan.Selena juga tidak menutup telepon, dia dengan sopan dan menjaga jarak berkata, "Benar, ini aku.""Ternyata kamu masih hidup!"Suara Calvin terdengar sangat bersemangat, untungnya Selena mengirimkan jam tangan telepon beruang kecil, sehingga membuat orang lain tahu bahwa dia masih hidup.Awalnya Calvin hanya mencoba menelepon nomor Selena, tidak disangka nomornya benar-benar terhubung."Paman Calvin, aku hidup bukan berarti mau menyumbangkan sumsum tulangku untuk istrimu."Belum sempat Calvin bicara, Selena dengan tegas menolak maksudnya."Selena, aku ingin bicara denganmu.""Kayaknya nggak bisa."Selena dengan santai terbaring di kursi berjemur sambil memeluk kelapa di pangkuannya. Angin laut yang datang menghampiri sangat nyaman, bagaikan t