Sebenarnya, Selena tidak berniat untuk memberi tahu orang lain tentang masalah ini, tetapi karena Isaac selalu membantunya, bahkan untuk membuat rencana ke depannya, Selena jadi menceritakan semuanya.Isaac terkejut setelah mendengarnya. "Jadi orang itu datang cuma untuk membuat Tuan Harvey memilih antara Kak Selena dan Agatha?""Ya, Isaac, rencana yang kamu buat membuatku tersentuh, tapi satu-satunya hal yang nggak bisa aku tinggalkan adalah hal ini. Dia telah merugikan Keluarga Bennett, merugikan ayahku, membuat hidupku terancam, dan membuat nama baik ayahku hancur. Tapi sampai saat ini aku bahkan nggak tahu siapa dia, lalu gimana aku rela pergi dari sini?"Tanpa sadar, Selena mengepalkan tangannya erat-erat. "Setelah sekian lama dia merencanakan semua ini, baru sekarang dia berhasil menjalankannya. Dia sudah mengorbankan begitu banyak orang. Hatiku selalu terasa sakit tiap kali aku memikirkannya. Entah dosa apa yang sudah kuperbuat."Isaac berkata dengan enteng, "Mungkin yang salah
Selena tahu bahwa Isaac sudah melakukan persiapan yang lengkap dan dia juga sudah menghubungi beberapa orang sebelumnya. Namun, saat proses pemindahan Arya masih saja terjadi hal yang tidak terduga.Isaac masih belum kembali pada waktu yang sudah ditentukan.Malam ini gelap gulita bagaikan terendam oleh warna tinta, tidak ada satu bintang pun yang terlihat di langit.Di dalam halaman masih hangat, bunga sakura terbang di bawah cahaya lampu yang lembut. Selena khusus membuat bola doa dan menggantungkannya di cabang pohon.Angin membuat lonceng yang tergantung di bola doa berayun ke kiri dan ke kanan. Suara lonceng yang terus-menerus berbunyi membuat Selena gelisah dan berkeringat dingin untuk Isaac."Ting, ting, ting ... "Saat lonceng berayun dengan keras, bola merah kecil yang seharusnya tergantung dengan kokoh di cabang pohon terlepas oleh angin dan mengeluarkan suara yang membuat orang merasa tidak nyaman.Bola merah menggelinding di jalan batu putih. Sebelum Selena bisa menangkapny
Selena menghentikan tangisnya sejenak, dengan mata berkaca-kaca dia menatap mata jernih Isaac.Di dalam mata Isaac terpantul jelas wajah Selena. Wajah tampan tanpa jejak kekanak-kanakan, tetapi jarang terlihat dewasa dan serius.Khawatir?Arya sudah berhasil diatasi oleh Isaac. Selama Selena masih hidup, urusan balas dendam cepat atau lambat akan Selena balas.Sekelebat muncul wajah Harvey di dalam benaknya, Selena pun dengan cepat menyingkirkan wajah itu."Nggak khawatir, hanya saja sebelum pergi, aku mau melihat ayahku. Leluasa, nggak?""Bisa, aku akan mengaturnya."Selena lanjut merawat luka Isaac, dia melilitkan kain perban di sekitar punggung kuat Isaac.Selena terkejut mendapati banyak luka di tubuh Isaac, "Isaac, kok bisa tubuhmu banyak luka?"Isaac terkekeh pelan, "Kak Selena, aku sepertinya belum pernah cerita padamu tentang keluargaku, ya? Mau dengar?""Ya."Selena membawa sebaskom air panas, lalu dengan lembut membersihkan noda darah di tubuh Isaac.“Ibuku mati muda, tapi ak
Malam sudah tiba, namun Selena sama sekali tidak merasa mengantuk.Dia bersandar di jendela sambil memandang bunga sakura. Bonbon meregangkan tubuh dengan malas dan menggaruk-garuk dengan cakarnya di bawah pohon.Selena sudah setuju untuk pergi bersama Isaac. Namun, entah mengapa, dirinya masih saja merasa cemas dan gelisah.Dia sangat yakin bahwa saran dan pilihan yang diajukan oleh Isaac adalah yang terbaik untuknya.Jika ditunda lebih lama lagi, kondisi kesehatan ayahnya akan semakin dalam bahaya. Isaac bisa menemukan Leo, dan juga bisa mencari orang lain untuk mengobati kanker perutnya. Kepergian Selena adalah hal yang baik.Tapi Selena merasa berat hati setelah membuat keputusan ini, seperti ada kabut yang mengelilinginya dan tidak kunjung mereda.Dia terus merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres.Tiba-tiba terdengar suara jeritan yang memilukan dari kamar Isaac."Jangan pukul saya!"Selena buru-buru membuka pintu. Kamar Isaac sangat berantakan, dan Isaac bersembunyi di sudut
Selena berpikir sejenak, "Aku ingin melihat teman baikku, tidak perlu berpamitan, melihatnya dari jauh saja sudah cukup."Olga Christopher baru-baru ini sepenuhnya menjadi pekerja keras, sibuk bekerja lembur setiap hari. Selena menduga Olga pasti sudah melihat berita dan mungkin sedang sibuk mencari dirinya selama beberapa waktu terakhir.Selena tidak memiliki keberanian untuk mengucapkan selamat tinggal pada Olga. Selena juga takut Olga dikelilingi banyak mata-mata.Selena telah bersusah payah untuk bisa sampai ke tahap ini, dia tidak ingin rencananya dikacaukan siapa pun."Baik, aku akan membantumu."Isaac selalu siap mewujudkan setiap permintaannya.Pada saat jam istirahat siang, Selena pergi melihat Olga.Olga mengenakan seragam kerja yang sebelumnya pernah mereka berdua ejek bersama. Olga, yang terlihat seperti boneka yang kehilangan semangat, berjalan dengan lesu menuju kafe.Setelah memesan makanan, Olga langsung menjatuhkan diri di salah satu kursi. Sesekali ponselnya bergetar,
"Selena."Olga menggosok matanya. Beberapa hari terakhir ini, dia sudah beberapa kali berhalusinasi seperti ini. Ketika dia kembali sadar, sosok Selena sudah menghilang.Ternyata pada akhirnya memang hanya khayalannya sendiri.Olga menggelengkan kepalanya dengan putus asa dan berjalan ke kerumunan dengan payungnya. Tiba-tiba selembar kertas jatuh dari rangka payung, yang kebetulan ditangkap oleh Olga.Tulisan tangan yang dikenalnya."Jaga diri kamu baik-baik."Satu kalimat yang begitu sederhana dan ditulis dengan terburu-buru, jika dilihat dari coretannya yang berantakan.Olga menutupi wajahnya dengan payung. Air mata masih mengenang di pipinya, tapi seulas senyuman juga muncul di wajahnya.Selena masih hidup dan ini caranya memberitahu Olga.Olga tidak bodoh. Dia tahu bahwa Selena pasti tidak bisa menghubungi dirinya dengan cara biasa, jadi Selena menggunakan cara seperti ini untuk memberitahu Olga bahwa Selena masih hidup.Setelah mengetahui bahwa Selena baik-baik saja, Olga merasa l
Sebuah tangan menghalangi layar ponsel Selena."Kak Selena, aku yakin kamu pasti sedang gelisah, ingin mencari si Sandra ini dan bertanya padanya biar jelas."Hanya dengan sekali lihat, Isaac langsung mengetahui apa yang dipikirkan oleh Selena. Selena mengangguk."Ya, Isaac, semua kesialan yang aku alami selama dua tahun terakhir disebabkan oleh kematian Lanny Irwin. Aku tahu bahwa aku dan Harvey tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu, seperti kaca yang sudah pecah dan tidak mungkin bisa direkatkan kembali seperti semula. Tetapi aku terus berusaha mencari bukti agar aku bisa menunjukkannya pada Harvey dan memberitahunya bahwa ayahku bukanlah orang seperti itu, dialah yang salah."Selena secara refleks menarik lengan baju Isaac, "Akhirnya kita menemukan peluang yang langka ini, aku ... ""Kak Selena, kamu pernah kepikiran tidak bahwa ini mungkin adalah sebuah perangkap untuk memancing kamu keluar?"Sorotan mata Isaac sangat serius. "Dengan petunjuk-petunjuk darimu, akhir-akhir ini
Chandra melanjutkan, "Para siswi itu memang dari awal sudah memiliki prestasi yang bagus. Setelah menerima bantuan dari Tuan Arya, mereka berhasil masuk ke universitas-universitas di kota besar. Sebagian dari mereka tetap mempertahankan niat untuk belajar dengan baik dan melanjutkan pendidikan.""Ada juga sebagian besar gadis yang tergiur dengan dunia yang glamor dan berpikir bahwa pada akhirnya wanita hanya akan bisa bergantung pada pria, sehingga ada yang mengabaikan pendidikan mereka dan bergaul dengan pria yang sudah berkeluarga, ada yang bergaul dengan orang kaya, bahkan ada yang menjadi wanita panggilan yang dijemput dengan mobil setiap akhir pekan.""Sebagian besar yang hidupnya lebih baik menikah setelah lulus dan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, sedangkan yang hidupnya lebih buruk tetap tinggal di kota ini dalam keadaan yang kurang layak. Tuan Arya sangat menyayangkan hal tersebut dan berulang kali mencoba menasihati mereka untuk memperbaiki hidup mereka, tapi mereka mala