Setelah terbangun dari tidurnya, Selena merasakan punggungnya basah kuyup. Memikirkan mimpi aneh dan mengerikan yang dialaminya malam sebelumnya, Selena menyentuh keringat dingin di dahinya.Selena hanya pernah melihat foto Freya. Mereka berdua belum pernah bertemu secara langsung, tetapi mimpi semalam terasa sangat nyata.Terutama senyum di wajah Freya begitu lembut. Dia tidak terlihat seperti mayat hidup dalam mimpi, melainkan seperti kakak perempuan yang lembut.Selena mendesah dalam-dalam. Benar juga. Jika Nona Freya masih hidup, dia akan berusia dua puluh sembilan tahun tahun ini. Sungguh kejam nasib ini, bakat yang luar biasa seperti itu pada akhirnya mati dengan cara yang tragis.Bunyi seruling yang merdu terdengar di telinga Selena saat dia bersiap-siap keluar.Steve menggenggam erat seruling, matanya penuh kasih sayang tertuju pada Winnie yang sedang memainkan melodi indah.Pemandangan ini terlihat sangat harmonis, bahkan wajah Sean juga terlihat lebih baik.Selena bertanya de
Shira terdiam di tempat. Dulu dia hanya berpikir bahwa ini konyol saat Paman Lugi mengatakannya. Dengan latar belakang yang dimiliki Steve, seleranya pasti sangat tinggi.Walaupun wanita di hadapannya ini memiliki bentuk tubuh yang cukup bagus dan kulit yang putih, fitur wajahnya biasa saja, dan yang paling parah adalah dia membawa seorang anak!Bukannya Steve sudah gila? Atau ... obat apa yang diberikan wanita ini padanya?Dulunya Shira memang sudah merasa bahwa wanita ini agak licik, namun sekarang keadaannya sudah menjadi seperti ini sebelum dia sempat menghentikannya.Sambil tersenyum canggung, Shira bertanya, "Kak Steve, kamu ini ... kamu sedang bercanda denganku, kan?""Shira, aku dan Kak Steve sungguh saling mencintai. Dia nggak keberatan kalau aku sudah pernah menikah, begitu pula denganku, aku juga nggak keberatan dengan kondisi kakinya," jelas Selena dengan lembut sambil berinisiatif meraih tangan Steve.Sambil tersenyum dan menepuk tangan Selena, Steve menambahkan, "Terlebih
"Kita tunggu dan lihat saja nanti," kata Selena tersenyum misterius.Demi membuat sandiwaranya lebih terasa realistis, Selena tidur di kamar Steve.Dia dan Winnie tidur di ranjang, sementara Steve tidur di ruang baca di kamarnya.Melihat keduanya ternyata sudah mulai tinggal bersama, Shira merasa perkembangan hubungan mereka terlalu pesat.Akhirnya, dia pun kembali ke vilanya dengan geram. Begitu masuk ke dalam vila, seseorang menyambutnya dan memeluknya dengan erat."Kenapa kamu baru pulang selarut ini? Apa di pikiranmu cuma ada Kak Steve? Bagaimana denganku?"Shira mendorong pria itu dengan kuat, lalu menyalakan rokok, "Pergi, suasana hatiku lagi jelek," ucapnya."Kamu jahat, di depan orang luar kamu begitu manis, tapi waktu bersamaku saja, kamu galak sekali, kamu cuma memanfaatkanku karena aku menyayangimu. Apa Dokter Shelyn lagi yang membuatmu kesal? Aku dulu sudah bilang padamu untuk menyingkirkannya, tapi kamu terlalu lembek."Shira juga menyesal, Sean tidak pernah memberitahunya
Keesokan paginya, Steve memberi tahu keluarga Bennett lebih dulu sebelum hendak membawa Selena pulang.Dia memanggil Selena ke sampingnya, "Keluarga Bennett adalah keluarga yang sangat besar, yang memiliki berbagai bisnis. Mulanya keluarga inti kami sejahtera dan berkembang pesat, hanya saja dalam belasan tahun terakhir ini kami mulai merosot semenjak Kak Sean menderita penyakit ginjal, Kak Shane berkeliaran selama bertahun-tahun, sedangkan Skylar semakin nggak terlihat. Begitu Freya meninggal dan aku mengalami kecelakaan mobil, keluarga ini hampir sepenuhnya bergantung pada Shira," jelasnya dengan rinci."Lalu orang tuamu di mana?""Bisnis keluarga Bennett terlalu besar, ayahku bersusah payah sendirian mengurus bisnis keluarga di berbagai negara. Sejak melahirkan Shira, ibuku sakit. Selama ini dia terus beristirahat dan jarang keluar rumah, bahkah aku nggak memberitahunya tentang percobaan bunuh diriku karena takut berdampak buruk padanya."Usai mengatakannya, Steve menghela napas, "H
Mobil melaju ke tepi danau di pinggiran barat kota, terlihat pemandangan danau yang indah sebelum tiba di tempat tujuan.Angin sepoi-sepoi meniup rumput air, burung-burung air terbang bergerombol melewati beberapa daun teratai hijau di permukaan danau.Langit cerah berawan, air danau berombak lembut, kelopak bunga yang berguguran di pinggir danau mempercantik pemandangan."Pemandangan di sini indah sekali.""Iya, kesehatan Ibuku kurang bagus, dia cuma bisa beristirahat di tempat yang tenang. Dengan lingkungan yang asri di sini, suasana hati Ibuku juga bisa menjadi lebih baik."Sebelum turun dari mobil, sudah ada pembantu berseragam yang menunggu di luar.Saat mobil berhenti, seorang kepala pelayan paruh baya yang berpengalaman membukakan pintu dan menyambut dengan hormat, "Tuan Muda Steve, akhirnya Anda pulang," katanya.Sebenarnya, di sini bukanlah rumah mereka yang sebenarnya, namun hanya karena rumah lama keluarga Bennett berada di pusat kota dan tidak cocok untuk menjadi tempat ber
Selena memperhatikan wanita terhormat di depannya yang mengenakan gaun katun sederhana dengan rambut yang tergulung di belakang kepalanya.Tanpa adanya riasan sedikitpun, wajah wanita itu terlihat sangat muda. Dia sama sekali tidak terlihat tua, justru terlihat seperti seorang kakak yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun.Namun, pupil matanya agak abu-abu, seperti mutiara yang berdebu."Setiap hari Nyonya mengkhawatirkan kalian, Nyonya terus menangis tersedu-sedu hingga merusak mata, tapi untungnya sekarang Tuan Muda Steve sudah membaik, jadi Nyonya bisa sedikit lebih bahagia.""Steve, biarkan Ibu melihatmu."Steve menarik-narik gaun Ibunya dan menjawab, "Ibu, aku di sini."Thalia membungkuk, seolah Steve masih kecil, lalu membelai wajahnya, "Anakku Steve sudah besar, sayangnya sekarang Ibu nggak bisa lihat dengan jelas," ujarnya.Dia hanya bisa melihat sedikit bentuknya, tetapi tidak bisa melihat objeknya dengan jelas."Kenapa nggak memberitahuku lebih awal?" tanya Steve yang begi
Selang berapa lama, Selena sedikit mengernyitkan keningnya."Gimana?" tanya Steve sembari menghampirinya.Selena menarik tangannya kembali dengan lembut dan berbisik, "Nyonya punya tubuh yang lemah, mungkin karena ada cedera saat melahirkan sebelumnya. Butuh waktu untuk memulihkannya.""Tubuhku ini nggak bakal bisa disembuhkan. Aku hanya bisa bertahan hari demi hari.""Ibu, ngomong apaan, sih!" tegur Steve, jelas tidak suka mendengar hal seperti itu."Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Anak-anak pasti sudah kelaparan, jadi jangan terus berbasa-basi di sini."Selena dengan sigap membantunya, "Kediaman Nyonya ini indah sekali. Tapi, apakah Nyonya nggak kesepian harus tinggal sendirian di sini bertahun-tahun?""Aku sebenarnya orang yang suka ketenangan, gak terlalu suka keramaian. Tapi, karena keluarga Bennett sangat kompak, anak cucu sering datang untuk mengunjungiku. Jadi, rasanya nggak terlalu sepi lagi."Selena mengiyakan, "Iya juga. Steve sudah merasa lega sekarang, dia bisa menghabi
Thalia yang tubuhnya lemah, biasanya akan tidur sejenak setiap harinya. Setelah Thalia terlelap, Steve pun menarik Selena ke tempat yang aman dan bertanya, "Dik, jujur saja padaku. Apa ada hal buruk?"Selena mengiyakan, "Nyonya juga kemungkinan terpapar racun, dan matanya juga gak menunjukkan tanda-tanda kebanyakan menangis. Diagnosis awalku adalah, dia terkena racun yang merusak retina matanya."Steve sangat murka, "Siapa yang berani melakukan hal ini! Bagaimana bisa mereka menyakiti ibuku seperti ini?""Kak Steve, meskipun saran ini mungkin tak masuk akal, tapi pertimbangkanlah. Laporan pemeriksaanmu dan Nyonya bisa diubah-ubah. Orang ini sangat berpengaruh di keluarga Bennett dan bisa melakukan apa saja.""Apa sebenarnya maksudmu, Dik?""Aku curiga kalau orangnya adalah ..."Selena belum menyelesaikan kalimatnya ketika Laila datang dengan tergesa-gesa, "Tuan Muda Steve, ada berita buruk. Barusan aku dapat telepon, Tuan Muda Shane kecelakaan di perjalanan pulang, dan Nona Shira sudah