"Kamu bilang apa?!" ucap Harvey dengan raut wajah yang dingin.Kalau bukan Yosef, dia tentu tidak akan percaya dengan perkataan orang lain, karena tadi pagi Selena masih berbaring dalam pelukannya dan bercumbu dengannya.Tetapi Yosef tidak mungkin setidak jelas itu, dia pasti melihat sesuatu."Tebak, aku lihat apa hari ini?""Kalau ada sesuatu, bilang saja," ujar Harvey yang memancarkan aura dingin."Hari ini suasana hatiku lagi buruk, nggak ingin bicara.""Kalau begitu, kamu juga nggak usah tahu keberadaan Olga."Terdengar suara Yosef memukul meja, "Aku sudah tahu, kamu pasti menyembunyikan sesuatu dariku!" katanya."Katakan saja, kamu lihat apa?""Aku akan memberitahumu, tapi kamu juga harus memberitahuku dia di mana?""Baiklah."Yosef keluar dari ruang pengawasan di restoran.Selena tidak bermaksud untuk menyembunyikan hal ini darinya, hari ini dia memang berencana bertemu dengan seorang pria.Tetapi wajah pria dalam kamera pengawas itu tampak begitu asing, Selena bahkan sangat aneh
Dia memahami semua ini, Selena pasti juga memahaminya.Dalam perjalanan melewati hutan selama beberapa hari, Selena tidak pernah terlihat seperti wanita manja.Kematian Lian waktu itu membuatnya sangat hancur, dia pasti tidak akan puas bila membunuh Zane begitu saja."Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Nyonya?""Dia ingin membuat Zane jatuh cinta padanya dan memberikan hatinya secara sukarela, kemudian membuang ketulusannya itu dengan kejam di bawah kakinya, membuatnya terhina dan menderita, supaya Zane merasakan penderitaan atas semua luka yang dialami Lian sebelum meninggal!" jelas Harvey dengan rinci.Chandra kaget, di dunia ini memang hanya Harvey yang begitu mengenal Selena."Oh, ternyata yang ingin ditemui Nyonya adalah Zane ... dia ingin membuat Zane jatuh cinta padanya. Tuan Harvey, kamu nggak takut kalau mereka ... ""Apa kamu akan memperbolehkan musuhmu menyentuhmu? Lihat, Seli juga cuma meraih lengan bajunya waktu meninggalkannya, dia sama sekali nggak menyentuh jarinya," j
Sambil menarik lengan baju Zane, Selena berlari kembali ke mobil sportnya, kemudian menyalakan mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi.Tindakan Selena itu membuat Zane bingung, "Kamu mau ngapain?" tanyanya.Entah dari mana Selena menemukan jepit rambut, dia menjepit rambutnya sebelum mengendalikan kemudi dengan satu tangan dan meletakkan jarinya di bibirnya untuk menyuruhnya diam, "Nggak usah tanya, kita melaju dulu, nanti saja tanyanya," ujarnya.Mobil melaju dengan kencang, Selena sudah tidak terlihat seperti wanita yang bermartabat.Dia langsung melaju ke jalan tepi pantai dengan kecepatan tinggi, sangat berbanding terbalik dengan kepribadiannya.Tanpa adanya aturan kecepatan, mobil sport dapat melaju kencang di jalan tepi pantai yang sepi ini.Melihat mobil dari arah berlawanan yang mencoba untuk menyalip, Selena sama sekali tidak mengurangi kecepatannya, dia malah sengaja membuat mobil itu kembali ke jalurnya.Saat ketiga mobil disalipnya, orang-orang di arah yang berlawanan ker
Di dalam restoran tepi pantai, Selena menceritakan masa lalunya.Peristiwa-peristiwa dulu yang ada dalam data itu diceritakannya secara rinci, seolah sesuatu yang biasa saja memiliki kesan tersendiri.Pada bagian yang mengharukan, mata Selena sedikit memerah, tetapi dia tetap tegar dan tidak membiarkan air matanya menetes."Zaine, terima kasih kamu sudah mau mendengarkan ceritaku. Selama bertahun-tahun aku sendirian, nggak ada keluarga dan teman. Terkadang aku ingin mencari teman untuk mengobrol, tapi nggak ada, karena itu aku selalu mencarimu. Kamu pasti merasa aku sangat mengganggumu."Akhirnya Zane mengerti mengapa dia selalu banyak bicara, ternyata dia adalah Selena.Mengingat pesan-pesannya dulu, dirinya selalu bersikap cuek terhadapnya.Mungkin bagi Selena, dirinya adalah satu-satunya penghiburnya."Nggak masalah kok," ucap Zane meminum seteguk kopi, rasanya begitu pahit.Di dunia ini, banyak orang yang tidak beruntung."Oh iya, kamu nggak pernah cerita tentang kehidupanmu padaku
Kediaman keluarga Wilson.Sejak pagi, pengurus rumah sudah membawa seseorang untuk menyambut di depan pintu, namun dia agak kaget saat melihat seseorang yang turun dari mobil.Seorang dokter yang hebat seperti Vanessa seharusnya ditemani asisten dan sopir, tetapi kenyataannya hanya ada seorang wanita di dalam mobil.Walaupun penampilannya biasa saja, tetapi aura yang terpancar terasa luar biasa."Apakah Anda Vanessa?""Kenapa? Nggak sesuai dengan harapanmu?" tanya Selena menutup pintu mobil."Tidak, tidak, saya hanya kaget saja. Anda sudah menempuh perjalanan yang melelahkan untuk datang ke sini, sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa meminta bantuan Anda untuk memeriksa Nyonya kami."Enggan mendengarkan omong kosongnya, Selena berkata, "Pasiennya di mana?""Silakan, sebelah sini."Meski kediaman keluarga Wilson sangat besar, di tengah hujan lebat tetap terasa sangat sepi.Kini, garis keturunan mereka hanya tersisa Agatha seorang, namun Antono merasa sangat terpukul karena Agatha buka
Sampai sekarang, Selena masih ingat pertemuan pertama mereka, di mana Agatha bersandar pada Harvey sambil memegangi perutnya yang membesar dengan senyum penuh kebanggaan.Selena juga ingat perkataan Agatha sebelum mendorongnya dari kapal pesiar, "Menurutmu, dia akan menyelamatkanmu atau menyelamatkanku?"Apalagi kesombongannya saat dirinya terpaksa menggadaikan cincin pernikahan, Selena tentu mengingatnya.Selena sering sekali membayangkan kejadian pertemuan keduanya, tetapi dia tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini."Nona! Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini? Saya akan segera menelepon 120," ucap pengurus rumah buru-buru.Dilihat dari pendarahannya, Agatha baru saja menyayat pergelangan tangannya. Selena pun segera menggunakan handuk untuk menekan luka dan menghentikan pendarahan."Tenanglah, pendarahannya tidak banyak, lukanya tidak dalam, dia tidak akan kenapa-kenapa.""Kamu siapa? Siapa yang memperbolehkanmu masuk? Pergi!" ucap Agatha memberontak, emosinya begitu kacau.Di
Selena diundang ke ruang teh, kemudian Bryan memberikan dokumen yang sudah disiapkannya sejak lama."Dokter, tolong lihatlah, semua ini adalah laporan pemeriksaan adik saya selama beberapa tahun belakangan ini."Selena membaca setumpuk tebal laporan pemeriksaan itu dengan teliti."Dia sudah pernah menjalani operasi?""Sudah, tapi hasilnya buruk, dia masih belum bisa berdiri. Malangnya adik saya, di usia muda dia mengalami kecelakaan mobil hingga kakinya lumpuh, orang tuanya sudah meninggal, pernikahannya juga batal, bagaimana hidupnya kelak? Karena itu, Anda harus menyelamatkannya. Berapapun biayanya, saya akan berikan, asalkan adik saya bisa sembuh."Seandainya tidak melihat kondom di kamar Agatha, Selena akan benar-benar tertipu oleh pria di hadapannya ini.Terlihat baik sekali orang ini.Para pembantu Agatha semuanya adalah wanita. Dengan kasih sayang Antono terhadapnya, siapa yang berani melakukan hal seperti ini?Selain itu, yang pertama menyambutnya adalah pengurus rumah, kemudia
Mendengar Selena hendak pergi, anggota keluarga Wilson langsung panik."Jangan, jangan, saya sudah susah payah mencari Anda, Anda tidak boleh pergi. Saya serahkan kaki cucu saya pada Anda," ujar Antono bersemangat."Betul, Dok, sebaiknya Anda periksa dulu kaki Nona. Nona, ini adalah Vanessa yang pernah saya bahas dulu. Keterampilan medisnya sangat bagus, beliau juga menguasai banyak bidang. Tadi beliau juga mengatakan bisa membuat Nona berdiri."Mendengar hal itu, Agatha baru berbinar menatap Selena, "Benarkah? Apa Dokter benar-benar bisa membuat saya berdiri?" tanyanya."Itu tergantung kerja sama Anda," jawab Selena dengan santai.Entah apa yang terlintas dalam pikirannya, Agatha tidak mempermasalahkan apa yang tadi dilakukan Selena padanya, "Baik, saya akan bekerja sama, saya pasti akan bekerja sama dengan baik dengan Anda," katanya sambil mengangguk."Nona Agatha, ingat perkataan Anda hari ini, jangan sampai menyesal nantinya.""Mana mungkin saya menyesal? Saya akan melakukan apa sa