Share

Bab 4

Penulis: Jyoti
Sambil berusaha mencariku, dia tidak lupa membalas pesan dari Jessica.

[Sayang, hati-hati di jalan saat periksa kandungan, jangan sampai jatuh!]

[Baik-baik di sana ya. Aku merindukan dan mencintaimu.]

Hatiku yang semula tak mau peduli, menjadi sedikit terusik dan terasa sakit.

‘Mereka bahkan akan punya anak?’

Aku tidak pernah tahu kapan mereka menikah dan punya anak.

Beberapa menit kemudian, wanita itu mengirim sebuah pertanyaan.

[Aku sudah hamil dua bulan. Kapan kamu mau putus dengan perempuan itu?]

[Aku sekarang sudah jadi istrimu, kenapa kamu masih punya hubungan dengan orang lain?]

Ketika aku membaca pesan itu, jantungku berdebar kencang dengan perasaan hancur berkeping-keping.

Awalnya aku berpikir bahwa Jessica juga sudah dibohongi sepertiku.

Aku bahkan sempat ingin menghubunginya terlebih dahulu dan bekerja sama dengannya untuk mengungkap kebejatan laki-laki itu.

Sekarang tampaknya itu tidak perlu lagi.

Mereka berdua adalah pasangan yang serasi, sama-sama jahat!

Tepat pada saat itu, muncul pesan lainnya.

Itu dari ibunya Candra.

[Candra, kenapa kamu masih tidak bisa membujuk seorang gadis bodoh?]

[Apa kamu sudah lupa semua yang pernah diajarkan Ibumu ini?]

Ternyata ibunya yang selalu baik dan ramah padaku juga tahu tentang semua kebohongan ini.

Aku tersentak dengan kejutan ini. Tanganku berpegangan pada meja untuk beberapa lama sebelum pulih kembali.

Semua yang kualami dalam tiga tahun terakhir ini ternyata tidak lain hanyalah penipuan yang sudah dirancang dengan cermat oleh para penjahat ini.

Hanya demi uang, mereka benar-benar tega melakukan ini semua.

Aku mencatat nomor kontak Jessica, lalu meninggalkan ruangan itu tanpa suara.

Setengah jam kemudian, Candra kembali ke rumah dengan keringat bercucuran.

Dia mengumpatku sambil menendang membuka pintu.

"Dasar wanita tidak tahu malu, berani sekali dia mengambil uangku.”

"Begitu kamu pulang, kuhajar kamu sampai mati!"

Aku bersandar di meja makan dan minum air dengan tenang, "Apa? Kamu mau menghajarku sampai mati?"

Candra terdiam sejenak, dia menatapku dengan dahi berkerut.

Dengan wajah dingin dan murka dia berjalan cepat ke arahku dan memegang erat pergelangan tanganku.

"Lian, kamu pindahkan ke mana uang kita?"

Aku letakkan gelas itu dan melepaskan diri dari cengkramannya.

Lalu berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa.

"Jangan bercanda, itu semua uangku, bukan uangmu.”

"Selama ini kamu hanya bisa menabung dua ratus jutaan saja. Bisa-bisanya kamu sebut itu uangmu tanpa malu."

Candra menelan ludah pahit, dan tangannya terlihat mengepal berulang kali.

Tinjunya terasa seperti akan mengenai wajahku sedetik kemudian.

Candra menahan amarahnya dan bertanya padaku dengan suara dingin.

"Kita akan menikah di masa depan, jadi ini adalah harta kita bersama. Kenapa kamu tarik uang itu tanpa bilang apa pun padaku?”

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan dengan semua uang itu?"

Aku menyilangkan kakiku dengan santai tanpa melihatnya.

"Aku beli sebuah rumah."

Candra terbelalak mendengar jawabanku.

Dia langsung meninggikan suaranya dan mengulangi pertanyaannya dengan nada tidak percaya.

"Apa kau bilang tadi?!"

Salah satu yang paling aku benci dalam hidupku adalah berbicara dengan alat perekam.

Aku sudah malas meladeninya, jadi aku mengambil ponselku dan mulai bermain gim.

Candra akhirnya tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia mendekat maju dan menjatuhkan ponselku.

Ponsel itu jatuh dengan keras ke lantai, dan layarnya retak menjadi beberapa bagian dalam sekejap.

Candra menggila dan berteriak kepadaku, "Kalau uang itu kamu pakai untuk beli rumah, jadi bagaimana denganku?”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 5

    "Di rencana masa depanmu tidak pernah ada aku, kan?"Tepat seperti dugaanku, Candra ingin memutarbalikkan fakta dan melimpahkan semua kesalahan padaku.Aku merasa marah dengan apa yang kudengar, jadi aku mengangkat tanganku dan menampar wajahnya.Kerasnya suara tamparan bergema di ruangan itu.Tapi menampar orang ternyata terasa enak!Aku meludahinya dan marah, "Diam! Memangnya kamu berhak menghinaku?"Candra yang tadinya marah, tiba-tiba terdiam seperti patung.Dia membelalakkan matanya dan berdiri di sana dengan tatapan kosong."Lian, kamu berani memukulku?”"Kamu yang pertama kali mengkhianati hubungan kita. Kamu pasti akan menyesalinya!"Aku mengambil ponselku dan duduk kembali di sofa.Kemudian aku menyarankannya:"Aku membeli ponsel ini seharga dua puluh juta, karena kamu sudah merusaknya jadi kamu harus menggantinya.”"Jangan coba-coba lari dari tanggung jawab. Di rumah ini ada kamera pengawas. Kalau kamu tidak bayar ganti rugi, aku akan menuntutmu."Candra yang dengan dipenuhi

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 6

    Dalam waktu kurang dari tiga detik, Candra sudah mentransfer sebesar dua puluh juta.Aku menerima notifikasi pembayaran dengan rasa puas dan tidak dapat menahan tawa.“Aku baru saja menelepon Mama, dia bilang dalam aturan keluarga kami, beberapa hari sebelum nikah, kita tidak boleh tinggal bersama.”"Dua hari ini, kamu carilah tempat lain dan pindah secepatnya."Selama lebih dari dua tahun, aku dan Candra telah tinggal bersama.Harga sewa rumah dengan dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu tidaklah murah.Candra sedikit ragu-ragu, tetapi dia tetap bersandar di pintu dan berdiskusi denganku tanpa malu-malu."Sayang, gimana kalau kamu kembali ke rumahmu dulu?”"Aku sudah lumayan nyaman di sini, mudah pergi ke kantor dari sini."‘Haha, lucu sekali.’Selama setengah tahun ini, akulah yang membayar biaya sewa rumah ini. Awal bulan ini pun aku baru membayar uang sewa untuk enam bulan ke depan.Dia sungguh tidak tahu malu, bisa-bisanya dia mengajukan permintaan seperti itu.Aku menjawabnya den

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 7

    Beberapa hari kemudian, Candra muncul di kantorku sambil membawa buket bunga.Aku tidak menyambutnya seperti yang biasa kulakukan.Aku hanya bertanya dengan tenang, "Untuk apa kamu datang ke sini?"Candra menggaruk bagian belakang kepalanya dan tersenyum malu."Sayang, kita akan menikah bulan depan, apa aku tidak boleh datang ketemu calon istriku?"Aku mundur beberapa langkah dan menjaga jarak aman darinya."Tidak perlu. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Jangan hubungi aku kalau tidak ada hal penting."Melihat sikap dinginku, wajah Candra tampak muram.Namun dia tetap berusaha bicara."Walaupun kita belum menikah, aku kan masih pacarmu.”"Emang kenapa kalau kita bertemu?"Aku menahan rasa mualku dan tersenyum padanya."Hei, kamu bukan pacarku lagi."Wajah Candra berubah dan dia menggenggam bunga itu semakin erat."Apa maksudmu, Lian?"Aku mengeluarkan ponselku dan memperlihatkan obrolanku dengan Jessica."Kamu pasti kenal dengan perempuan ini, kan?"Wajah Candra tiba-tiba memucat dan b

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 8

    Tapi untungnya, aku cukup berbakat.Beberapa menit kemudian, Jessica meneleponku dalam keadaan emosi dan kacau.Mendengar kata-kata dingin dalam rekaman itu, ditambah lagi Jessica tidak dapat melihat ekspresi Candra, dia pasti akan memercayainya.Perpecahan antara mereka berdua hanya akan semakin besar.Aku tidak menjawab panggilannya dan memblokirnya demi kedamaian dan ketenangan.Jessica tidak dapat menghubungiku untuk melampiaskan emosinya, jadi dia pasti akan menghubungi Candra.Saat itu, mereka mungkin akan terlibat pertengkaran besar.Dua hari kemudian, aku mendengar kabar bahwa kepala Candra dipukul oleh seseorang.Ketika dia meneleponku, suaranya seperti orang menangis, "Sayang, aku terluka, apa kamu bisa datang mengunjungiku di rumah sakit?"Aku merasa risih dan langsung menutup telepon.Akhir-akhir ini, Candra dan Jessica, pasangan gila itu, selalu meneror dengan meneleponku.Mereka bahkan meneleponku dari nomor yang berbeda-beda.Aku telah memblokir sedikitnya dua puluh atau

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 9

    Aku mengalihkan arah pandanganku dan melihat sesosok tubuh bergegas jalan ke arahku dari ujung koridor.Jessica mengelus perutnya dengan lembut, langkahnya begitu cepat seakan mengejar sesuatu.Aku menghindar dan memakai maskerku, bersembunyi dari pandangannya.Jessica berjalan melewatiku dengan tergesa-gesa dan ujung roknya berkibar tertiup hembusan angin.Aku seperti bisa merasakan kemarahannya dengan jelas melalui ekspresi yang ditunjukkannya.Detik berikutnya, raungan Jessica yang menyayat hati terdengar di sepanjang koridor rumah sakit.“Candra, jangan kabur!”"Setelah berani ceraikan aku, sekarang kamu tidak berani menemuiku lagi?"Ketika Candra dan ibunya mendengar suara itu, mereka berbalik dan melihat Jessica berlari ke arah mereka dengan marah.Candra melepaskan diri dari tangan ibunya dengan panik dan mencoba masuk ke kamarnya.Ibunya mencoba menghentikan Jessica, tapi dia didorong dengan keras."Minggir, aku punya urusan dengan anakmu. Ini tidak ada hubungannya denganmu!"

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 10

    Semua orang mengira Jessica menjadi begini, karena dipukul Candra yang sedang marah.Jadi tidak ada seorang pun yang berani masuk karena takut ikut diserang oleh Candra.Akhirnya, seorang penjaga keamanan masuk dengan berani sambil memegang tongkat.Detik berikutnya, teriakan minta tolong terdengar dari dalam kamar."Dokter, dokter, cepat ke sini!”"Dia hampir mati, dia berlumuran darah."Ketika mendengar hal itu, aku merasa sangat lega.Akhir drama yang aku sutradarai dengan sangat cermat ini membuatku sangat puas.Aku menerobos masuk ke tengah kerumunan dan melihat Candra meringkuk di lantai di sudut kamar dengan berlumuran darah.Di sampingnya tergeletak tempat infus yang juga terdapat jejak darah.Jessica, wanita hamil super tangguh ini ternyata sangat kejam!Selama proses tersebut, aku hanya berdiri di tengah kerumunan dan menonton dengan dingin.Ketika Candra dibawa pergi oleh dokter dan perawat, darah masih mengalir dari belakang kepalanya.Pemandangan yang sangat mengerikan.Ak

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 11

    Aku pergi meninggalkan rumah sakit tanpa menunggu lebih lama lagi.Seminggu kemudian, aku mendengar bahwa Ibunya Candra berhasil diselamatkan.Namun, sayang sekali dia menderita penyumbatan otak dan berakhir lumpuh di tempat tidur.Karena hal ini, Candra pergi ke kamar rawat Jessica dan memukulinya.Tubuh Jessica awalnya memang belum pulih, tapi setelah dipukul kondisinya menjadi lebih buruk.Dia akhirnya menelepon polisi untuk melaporkan Candra.Pada akhirnya, Candra ditangkap karena melakukan penganiayaan yang disengaja.Selama Candra ditahan, tidak ada seorang pun yang merawat ibunya.Aku punya kunci rumahnya dan pernah mengunjunginya secara diam-diam.Dia berbaring sendirian di tempat tidur, bahkan untuk minum pun dia tidak mampu.Ruangan yang tidak dibersihkan itu dipenuhi bau busuk yang membuat orang merasa mual.Ketika dia melihatku, mata suram penyihir tua itu langsung bersinar dipenuhi cahaya.Dia mengoceh dan mencoba berbicara, tapi tidak ada kata-kata yang keluar.Aku bersan

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 1

    Ketika aku menyadari hal ini, reaksiku pertama kali adalah penyangkalan.Aku dan Candra sudah menjalin hubungan selama hampir tiga tahun, dan hubungan kami selalu stabil.Belum lama ini, kami bahkan sudah bertemu dengan orang tua masing-masing.Tetapi, kenapa dia menjadi seperti orang asing dan sangat perhitungan saat di sosial media?Ketika pulang, hati dan pikiranku dipenuhi dengan banyak keraguan. Aku ingin mencari kesempatan untuk membicarakan hal ini padanya.Tanpa diduga, sebelum meletakkan tasku, Candra langsung bergegas menghampiri."Sayang, aku sudah menyetor dua puluh juta ke tabungan bersama kita. Bulan ini kamu mau menabung berapa banyak?”"Karena gajimu lebih banyak, jadi seharusnya kamu bisa menabung lebih banyak, kan?"Candra melambaikan telepon genggamnya dan menatapku lekat menunggu jawaban.Tanganku tanpa sadar merogoh tas dan menyentuh amplop tebal di dalamnya.Hari ini sebenarnya bonus akhir bulan sudah cair. Karena aku sudah berhasil mendapatkan klien besar, bos me

Bab terbaru

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 11

    Aku pergi meninggalkan rumah sakit tanpa menunggu lebih lama lagi.Seminggu kemudian, aku mendengar bahwa Ibunya Candra berhasil diselamatkan.Namun, sayang sekali dia menderita penyumbatan otak dan berakhir lumpuh di tempat tidur.Karena hal ini, Candra pergi ke kamar rawat Jessica dan memukulinya.Tubuh Jessica awalnya memang belum pulih, tapi setelah dipukul kondisinya menjadi lebih buruk.Dia akhirnya menelepon polisi untuk melaporkan Candra.Pada akhirnya, Candra ditangkap karena melakukan penganiayaan yang disengaja.Selama Candra ditahan, tidak ada seorang pun yang merawat ibunya.Aku punya kunci rumahnya dan pernah mengunjunginya secara diam-diam.Dia berbaring sendirian di tempat tidur, bahkan untuk minum pun dia tidak mampu.Ruangan yang tidak dibersihkan itu dipenuhi bau busuk yang membuat orang merasa mual.Ketika dia melihatku, mata suram penyihir tua itu langsung bersinar dipenuhi cahaya.Dia mengoceh dan mencoba berbicara, tapi tidak ada kata-kata yang keluar.Aku bersan

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 10

    Semua orang mengira Jessica menjadi begini, karena dipukul Candra yang sedang marah.Jadi tidak ada seorang pun yang berani masuk karena takut ikut diserang oleh Candra.Akhirnya, seorang penjaga keamanan masuk dengan berani sambil memegang tongkat.Detik berikutnya, teriakan minta tolong terdengar dari dalam kamar."Dokter, dokter, cepat ke sini!”"Dia hampir mati, dia berlumuran darah."Ketika mendengar hal itu, aku merasa sangat lega.Akhir drama yang aku sutradarai dengan sangat cermat ini membuatku sangat puas.Aku menerobos masuk ke tengah kerumunan dan melihat Candra meringkuk di lantai di sudut kamar dengan berlumuran darah.Di sampingnya tergeletak tempat infus yang juga terdapat jejak darah.Jessica, wanita hamil super tangguh ini ternyata sangat kejam!Selama proses tersebut, aku hanya berdiri di tengah kerumunan dan menonton dengan dingin.Ketika Candra dibawa pergi oleh dokter dan perawat, darah masih mengalir dari belakang kepalanya.Pemandangan yang sangat mengerikan.Ak

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 9

    Aku mengalihkan arah pandanganku dan melihat sesosok tubuh bergegas jalan ke arahku dari ujung koridor.Jessica mengelus perutnya dengan lembut, langkahnya begitu cepat seakan mengejar sesuatu.Aku menghindar dan memakai maskerku, bersembunyi dari pandangannya.Jessica berjalan melewatiku dengan tergesa-gesa dan ujung roknya berkibar tertiup hembusan angin.Aku seperti bisa merasakan kemarahannya dengan jelas melalui ekspresi yang ditunjukkannya.Detik berikutnya, raungan Jessica yang menyayat hati terdengar di sepanjang koridor rumah sakit.“Candra, jangan kabur!”"Setelah berani ceraikan aku, sekarang kamu tidak berani menemuiku lagi?"Ketika Candra dan ibunya mendengar suara itu, mereka berbalik dan melihat Jessica berlari ke arah mereka dengan marah.Candra melepaskan diri dari tangan ibunya dengan panik dan mencoba masuk ke kamarnya.Ibunya mencoba menghentikan Jessica, tapi dia didorong dengan keras."Minggir, aku punya urusan dengan anakmu. Ini tidak ada hubungannya denganmu!"

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 8

    Tapi untungnya, aku cukup berbakat.Beberapa menit kemudian, Jessica meneleponku dalam keadaan emosi dan kacau.Mendengar kata-kata dingin dalam rekaman itu, ditambah lagi Jessica tidak dapat melihat ekspresi Candra, dia pasti akan memercayainya.Perpecahan antara mereka berdua hanya akan semakin besar.Aku tidak menjawab panggilannya dan memblokirnya demi kedamaian dan ketenangan.Jessica tidak dapat menghubungiku untuk melampiaskan emosinya, jadi dia pasti akan menghubungi Candra.Saat itu, mereka mungkin akan terlibat pertengkaran besar.Dua hari kemudian, aku mendengar kabar bahwa kepala Candra dipukul oleh seseorang.Ketika dia meneleponku, suaranya seperti orang menangis, "Sayang, aku terluka, apa kamu bisa datang mengunjungiku di rumah sakit?"Aku merasa risih dan langsung menutup telepon.Akhir-akhir ini, Candra dan Jessica, pasangan gila itu, selalu meneror dengan meneleponku.Mereka bahkan meneleponku dari nomor yang berbeda-beda.Aku telah memblokir sedikitnya dua puluh atau

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 7

    Beberapa hari kemudian, Candra muncul di kantorku sambil membawa buket bunga.Aku tidak menyambutnya seperti yang biasa kulakukan.Aku hanya bertanya dengan tenang, "Untuk apa kamu datang ke sini?"Candra menggaruk bagian belakang kepalanya dan tersenyum malu."Sayang, kita akan menikah bulan depan, apa aku tidak boleh datang ketemu calon istriku?"Aku mundur beberapa langkah dan menjaga jarak aman darinya."Tidak perlu. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Jangan hubungi aku kalau tidak ada hal penting."Melihat sikap dinginku, wajah Candra tampak muram.Namun dia tetap berusaha bicara."Walaupun kita belum menikah, aku kan masih pacarmu.”"Emang kenapa kalau kita bertemu?"Aku menahan rasa mualku dan tersenyum padanya."Hei, kamu bukan pacarku lagi."Wajah Candra berubah dan dia menggenggam bunga itu semakin erat."Apa maksudmu, Lian?"Aku mengeluarkan ponselku dan memperlihatkan obrolanku dengan Jessica."Kamu pasti kenal dengan perempuan ini, kan?"Wajah Candra tiba-tiba memucat dan b

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 6

    Dalam waktu kurang dari tiga detik, Candra sudah mentransfer sebesar dua puluh juta.Aku menerima notifikasi pembayaran dengan rasa puas dan tidak dapat menahan tawa.“Aku baru saja menelepon Mama, dia bilang dalam aturan keluarga kami, beberapa hari sebelum nikah, kita tidak boleh tinggal bersama.”"Dua hari ini, kamu carilah tempat lain dan pindah secepatnya."Selama lebih dari dua tahun, aku dan Candra telah tinggal bersama.Harga sewa rumah dengan dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu tidaklah murah.Candra sedikit ragu-ragu, tetapi dia tetap bersandar di pintu dan berdiskusi denganku tanpa malu-malu."Sayang, gimana kalau kamu kembali ke rumahmu dulu?”"Aku sudah lumayan nyaman di sini, mudah pergi ke kantor dari sini."‘Haha, lucu sekali.’Selama setengah tahun ini, akulah yang membayar biaya sewa rumah ini. Awal bulan ini pun aku baru membayar uang sewa untuk enam bulan ke depan.Dia sungguh tidak tahu malu, bisa-bisanya dia mengajukan permintaan seperti itu.Aku menjawabnya den

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 5

    "Di rencana masa depanmu tidak pernah ada aku, kan?"Tepat seperti dugaanku, Candra ingin memutarbalikkan fakta dan melimpahkan semua kesalahan padaku.Aku merasa marah dengan apa yang kudengar, jadi aku mengangkat tanganku dan menampar wajahnya.Kerasnya suara tamparan bergema di ruangan itu.Tapi menampar orang ternyata terasa enak!Aku meludahinya dan marah, "Diam! Memangnya kamu berhak menghinaku?"Candra yang tadinya marah, tiba-tiba terdiam seperti patung.Dia membelalakkan matanya dan berdiri di sana dengan tatapan kosong."Lian, kamu berani memukulku?”"Kamu yang pertama kali mengkhianati hubungan kita. Kamu pasti akan menyesalinya!"Aku mengambil ponselku dan duduk kembali di sofa.Kemudian aku menyarankannya:"Aku membeli ponsel ini seharga dua puluh juta, karena kamu sudah merusaknya jadi kamu harus menggantinya.”"Jangan coba-coba lari dari tanggung jawab. Di rumah ini ada kamera pengawas. Kalau kamu tidak bayar ganti rugi, aku akan menuntutmu."Candra yang dengan dipenuhi

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 4

    Sambil berusaha mencariku, dia tidak lupa membalas pesan dari Jessica.[Sayang, hati-hati di jalan saat periksa kandungan, jangan sampai jatuh!][Baik-baik di sana ya. Aku merindukan dan mencintaimu.]Hatiku yang semula tak mau peduli, menjadi sedikit terusik dan terasa sakit.‘Mereka bahkan akan punya anak?’Aku tidak pernah tahu kapan mereka menikah dan punya anak.Beberapa menit kemudian, wanita itu mengirim sebuah pertanyaan.[Aku sudah hamil dua bulan. Kapan kamu mau putus dengan perempuan itu?][Aku sekarang sudah jadi istrimu, kenapa kamu masih punya hubungan dengan orang lain?]Ketika aku membaca pesan itu, jantungku berdebar kencang dengan perasaan hancur berkeping-keping.Awalnya aku berpikir bahwa Jessica juga sudah dibohongi sepertiku.Aku bahkan sempat ingin menghubunginya terlebih dahulu dan bekerja sama dengannya untuk mengungkap kebejatan laki-laki itu.Sekarang tampaknya itu tidak perlu lagi.Mereka berdua adalah pasangan yang serasi, sama-sama jahat!Tepat pada saat i

  • Antara Cintanya dan Hartaku   Bab 3

    "Kita bicarakan tentang pernikahan ini nanti saja ya?"Sebenarnya aku juga tidak bermaksud memaksanya pergi.Namun, sikapnya saat ini membuatku semakin yakin bahwa dia telah mengkhianatiku.Aku melepaskan pelukannya dan mendorongnya kembali ke tempat tidur."Oke, terserah kamu deh. Aku mau keluar urus sesuatu dulu.”"Kalau kamu sudah yakin, kita baru pergi urus pernikahan ini."Candra mengangguk patuh, wajahnya dipenuhi rasa lega seakan telah terselamatkan dari bencana.Dia mengulurkan tangannya untuk menggapai tanganku, suaranya penuh dengan kemesraan."Sayang, hati-hati di jalan. Aku mencintaimu!"Langkahku terhenti di depan pintu, hatiku terasa sakit.Aku telah mendengar lelaki itu mengatakan ‘Aku mencintaimu’ berkali-kali dalam tiga tahun terakhir.Namun, hari ini aku baru sadar betapa ironisnya hal itu.Aku berbalik dan dengan alis terangkat aku bicara padanya, "Kamu mencintaiku?""Candra, cinta itu tentang tindakan, bukan hanya kata-kata. Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status