“Hah? Bukankah dia asistenmu?” Wilson mendekat ke arah teman-teman bisnisnya yang rata-rata lebih tua umurnya.
“Kami akan segera menikah?”“What? Calon istrimu. Bahkan kuburan-“ Argh ... Pria itu meringis keskitan ketika temn di sampingnya menginjak sepatunya dengan keras.“Aku memang belum melupakan Graci. Tapi Rafaela adalah sahabat Graci dan bagiku dia bisa menggantikn kesepianku.”“Ternyata Nona Rafaela cocok juga bersanding denganmu, Wilson.”Wilson mengenalkan Rafaela pada teman-temannya dan pada semua orang di pesta itu dimana semua orang mengenal Wilson.“Wuah ... siapa ini Wilson.” Wajah Wilson yang semula santai kini menjadi tegang setelah melihat wanita cantik yang tiba-tiba menyapanya. Dia nampak sangat cantik mengenakan gaun hitam dengan bawahan slim yang panjang. Meski begitu kaki jenjangnya masih terlihat karena belahan pada roknya.“Calon istrik“Kamu sudah berhasil mengejarnya?”“Sudah, Pak. Saya akan mengantar Nona ke rumah. Maaf sekali, Pak.” Dia melihat ke arah Rafaela yang masih saja melepas rindunya pada sang kakak dan Aldrick tahu kalau ternyata Dorny memiliki perasaan lebih terhadap adik angkatnya ini.Seperti biasa Wilson akan mematikan telpon begitu saja setelah mendapat jawaban.“Nona, kita harus segera pergi. Nanti Pak Wilson bisa mencurigai kita.” Entah alasan apa Aldrick mengkhianati kepercayaan atasannya sendiri. Tapi yang jelas dia punya tujuan lain.Rafaela tidak boleh egois dengan perasaannya sendiri. Dia memutuskan mengikuti perintah Aldrick demi kebaikan mereka berdua. Dia tidak ingin kehilangan Dorny untuk yang kedua kalinya.Dengan berat hati ia kembali meninggalkan Dorny yang seperti orang mati dengan banyak peralatan di tubuhnya.Rafaela memandang ke arah kaca jendela dengan tatapan sendu, ia menghela nafas dengan panjang. Seseka
(Nomorku Masih Yang Lama).Yunna memeluk Wilson tanpa perduli semua orang melihat mereka berdua di dekat pintu. Bahkan tahu kalau Wilson sudah punya kekasih.Rafaela menatap sinis mereka berdua yang seolah berpelukan, “Wilson dan Yunna, mereka cocok menjadi pasangan.” Dengan malas memandang mereka berdua dia berbalik badan. Entah mengapa dadanya merasa kosong setelah melihat mereka berpelukan.“Ah ini tidak mungkin! Mereka cocok bersama agar aku bisa pergi dari kehidupan Wilson. Kalau perlu terlupakan olehnya,” bisiknya tersenyum penuh arti.“Mau berdansa denganku?” Di saat yang bersamaan Chris sudah berjongkok di depannya dan mengulurkan tangan mengajaknya berdansa.Sebenarnya Rafaela enggan, tapi melihat mereka barusan membuat Rafaela menerimanya.***“Kamu tidak berhak mengaturku! Mulai sekarang kamu bukan sahabatku lagi.” Wilson menghempasnya dengan kasar.“Tapi, Wil ...” Yunna tersenyum miring melirik ke arah Rafaela dan Chris sudah ada di bawah lampion mewah untuk berdansa.Wil
(Pembalasan Mantan) .“Tidak sopan sekali masuk di kamar orang sembarangan!” sindir Rafaela dengan geram.Yunna sangat sinis, “Hanya jadi bonekanya Wilson saja belagu. Rumah ini seharusnya milikku.” Di maju dengan tatapan tajamnya.Awalnya Rafaela berani untuk menentang Yunna yang mungkin akan menghina bahkan menyakiti fisiknnya, dia bisa balas. Tapi melihat tiga orang pria di belakangnya yang juga masuk ke kamar membuat rasa takutnya muncul.“Kamu mau apa, Yunna?”Yunna tersenyum miring, “Wilson pasti tidak mau lagi padamu setelah tubuh ...” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Tapi ini sudah bisa membuat Rafaela mengerti, ini adalah bencana baginya.Yunna memberi sebuah kode agar mereka maju. Rafaela mundur beberapa langkah dan mungkin akan mengunci diri di kamar mandi. Tapi mereka lebih cepat dan lbih kuat menarik tubuh Rafaela dan melemparnya kasar di atas ranjang.“L
(Mengalami Koma). Mobil yang dinaiki Wilson meski sekencang apapun baginya masih lambat karena tidak kujung sampai. Sesampainya di depan dia langsung lari memastikan apa yang terjadi di rumahnya. Ketika membuka pintu untuk yang pertama kalinya dia dikejutkan dengan pelayan dan dua penjaganya yang terikat dengan mulut terbungkam.Keselamatan Rafaela yang paling penting dia berlari ke atas. Aldrick mengurus tiga orang yang diikat. Pintu kamar Rafaela terkunci dari dalam, dengan penuh tenaga Wilson mendobrak pintu kamar hingga tiga kali baru bisa terbuka.Amarah Wilson memuncak ketika melihat tiga orang tengah melecehkan calon istrinya. “Brengs*ek kalian!”Bugh ... dengan membabi buta Wilson memukul mereka menggunakan benda apapun di sekitarnya. Yang satu kepalanya langsung bocor terpukul dengan vas bunga. Aldrick ikut membantu dengan menarik yang satunya lagi lalu menghantam bertubi-tubi.“Tidak ada siapa pun yang bisa men
(Tanpa Rasa Tanpa Warna Tanpa Bau).“Sudah bawa obat yang kumaksud?” bisik Wilson ketika Aldrick mendekat. Dia sudah tidak sabar untuk menjalankan pembalasan yang akan membekas di diri Yunna.Aldrcik mengangguk dengan raut bingung sekaligus khawatir.Sementara Yunna tersenyum senang karena Wilson tentu akan memaafkan kesalahannya meski sefatal apapun mengingat persahabatan mereka begitu dekat sejak kecil. Dia berdiri dengan lemah dan wajah yang memelas agar Wilson makin kasihan.Chayton berlari ke atas mengambil yang diminta Wilson di ruang dekorasi.“Paman ... apa yang terjadi sebenarnya?” Zizara tidak berani ke sana karena ada anak-anak yang tidak mau ditinggal meski bersama orang lain.“Entahlah aku tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Kamu temui saja Bibi di rumah sakit!”Zizara mengangguk dan bergegas menemui Ratri di rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi.Chayton kembali dengan air minum yang dimaksud.“Wilson, apa itu?” tanya Yunna antusias pada sebuah bungkus obat cair
Setelah membuat Yunna hancur, Wilson Pergi dari tempat itu dan acara pernikahan benar-benar bubar."Kasihan juga dia," ucap Chayton mengejar Wilson. "Biarkan dia dimakan anak buahnya sendiri lalu usir dia." Wilson Keluar dari Villa yang ia siap kan pernikahannya dengan Rafaela tapi gagal. "Bagaimana kalau dia nantinya semakin dendam?" tanya Chayton. "Itu tidak akan terjadi saat dia bukan siapa-siapa lagi." Ia menyeringai, "Akan Kubuat dia menjadi gelandangan." Chayton tidak bisa mencegah kepergian Wilson yang masih saja bersikap kejam. Saat kembali ke tempat Yunna keadaannya begitu mengenaskan, belum lagi tubuhnya yang tida berbalut Sehelai benang pun itu turut di foto oleh buahnya Wilson yang tidak ikut bersama dengan anak buahnya Yunna. *** Rafaela belum juga Sadarkan diri. Seketika rasa bersalah membanjiri Perasaan Wilson. Tapi mengingat dendam Yang masih ada membuat rasa benci juga hadir. "Wilson! Lindungilah orang orang yang kamu sayang, Jangan Sampai mereka menderita dan bal
Dia Rafaela Amanda Defila, matanya sembab, rambutnya acak-acakan serta kancing blousenya sudah tidak lagi sesuai kegunaannya karena sudah berjatuhan ke lantai akibat tarikan paksa di tubuh bagian depan. Sementara di sampingnya berdiri seorang pria merapihkan bajunya kemudian kembali memakai celananya agar rapih seperti sebelum masuk lift. Parasnya yang tampan tidak sebagus hatinya yang ternyata tidak berperasaan. Bisa-bisanya dia mengambil kesucian seorang gadis yang bahkan baru saja diterima sebagai asisten pribadinya.“Terimakasih, Sayang. Aku puas sekali! Tapi ... ini baru permulaan.” Mengusap pipinya dengan lembut, namun gadis itu berpaling dengan kasar.“Saya akan melaporkan Tuan karena sudah melecehkan!” ancam gadis itu memeluk lututnya dengan tubuh gemetaran.Bukannya takut, pria itu malah menyeringai. “Silahkan saja, Nona. Tapi ingat ... uang berada di atas segalanya. Aku bisa balik melaporkanmu, bahkan membuat keluargamu hancur!” Wilson langsung keluar dari lift tanpa mem
Sejak pulang kerja Dorny begitu cemas, hari sudah petang tapi Rafaela justru belum ada di rumah. Padahal Rafaela sudah berpesan kalau kerja di sana sebelum pukul 5 sore sudah pulang. Bahkan ini sudah pukul tujuh malam. Dorny belum sempat membersihkan tubuhnya yang bau bahan bangunan karena menyusul adiknya.Ia tidak tahu keadaannya sekarang, menelponnya oun percuma, nomornya tidak aktif. Padahal tadi siang Rafaela masih memberi kabar gembira bahwa dia sudah diterima dan langsung bekerja. Pria itu mengendarai motor sederhana yang bahkan ia membelinya saat Rafaela lulus SD.“Rafaela ...” Dorny buru-buru turun meliht Rafaela hanya duduk tidak jauh dari gedung Perusahaan Wilss-Group sambil memeluk lututnya.“Kakak ... hiks ... hiks ...” Rafaela lega sekali, Dorny datang menjemputnya. Ia segera membawa adiknya pulang karena hari sudah malam.“Apa yang terjadi? Kenapa penampilanmu begini?" Dorny cemas dengan kondisi adiknya yang berantakan.“Aku gak papa, Kak. Bosku menyuruhku lembur m
Setelah membuat Yunna hancur, Wilson Pergi dari tempat itu dan acara pernikahan benar-benar bubar."Kasihan juga dia," ucap Chayton mengejar Wilson. "Biarkan dia dimakan anak buahnya sendiri lalu usir dia." Wilson Keluar dari Villa yang ia siap kan pernikahannya dengan Rafaela tapi gagal. "Bagaimana kalau dia nantinya semakin dendam?" tanya Chayton. "Itu tidak akan terjadi saat dia bukan siapa-siapa lagi." Ia menyeringai, "Akan Kubuat dia menjadi gelandangan." Chayton tidak bisa mencegah kepergian Wilson yang masih saja bersikap kejam. Saat kembali ke tempat Yunna keadaannya begitu mengenaskan, belum lagi tubuhnya yang tida berbalut Sehelai benang pun itu turut di foto oleh buahnya Wilson yang tidak ikut bersama dengan anak buahnya Yunna. *** Rafaela belum juga Sadarkan diri. Seketika rasa bersalah membanjiri Perasaan Wilson. Tapi mengingat dendam Yang masih ada membuat rasa benci juga hadir. "Wilson! Lindungilah orang orang yang kamu sayang, Jangan Sampai mereka menderita dan bal
(Tanpa Rasa Tanpa Warna Tanpa Bau).“Sudah bawa obat yang kumaksud?” bisik Wilson ketika Aldrick mendekat. Dia sudah tidak sabar untuk menjalankan pembalasan yang akan membekas di diri Yunna.Aldrcik mengangguk dengan raut bingung sekaligus khawatir.Sementara Yunna tersenyum senang karena Wilson tentu akan memaafkan kesalahannya meski sefatal apapun mengingat persahabatan mereka begitu dekat sejak kecil. Dia berdiri dengan lemah dan wajah yang memelas agar Wilson makin kasihan.Chayton berlari ke atas mengambil yang diminta Wilson di ruang dekorasi.“Paman ... apa yang terjadi sebenarnya?” Zizara tidak berani ke sana karena ada anak-anak yang tidak mau ditinggal meski bersama orang lain.“Entahlah aku tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Kamu temui saja Bibi di rumah sakit!”Zizara mengangguk dan bergegas menemui Ratri di rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi.Chayton kembali dengan air minum yang dimaksud.“Wilson, apa itu?” tanya Yunna antusias pada sebuah bungkus obat cair
(Mengalami Koma). Mobil yang dinaiki Wilson meski sekencang apapun baginya masih lambat karena tidak kujung sampai. Sesampainya di depan dia langsung lari memastikan apa yang terjadi di rumahnya. Ketika membuka pintu untuk yang pertama kalinya dia dikejutkan dengan pelayan dan dua penjaganya yang terikat dengan mulut terbungkam.Keselamatan Rafaela yang paling penting dia berlari ke atas. Aldrick mengurus tiga orang yang diikat. Pintu kamar Rafaela terkunci dari dalam, dengan penuh tenaga Wilson mendobrak pintu kamar hingga tiga kali baru bisa terbuka.Amarah Wilson memuncak ketika melihat tiga orang tengah melecehkan calon istrinya. “Brengs*ek kalian!”Bugh ... dengan membabi buta Wilson memukul mereka menggunakan benda apapun di sekitarnya. Yang satu kepalanya langsung bocor terpukul dengan vas bunga. Aldrick ikut membantu dengan menarik yang satunya lagi lalu menghantam bertubi-tubi.“Tidak ada siapa pun yang bisa men
(Pembalasan Mantan) .“Tidak sopan sekali masuk di kamar orang sembarangan!” sindir Rafaela dengan geram.Yunna sangat sinis, “Hanya jadi bonekanya Wilson saja belagu. Rumah ini seharusnya milikku.” Di maju dengan tatapan tajamnya.Awalnya Rafaela berani untuk menentang Yunna yang mungkin akan menghina bahkan menyakiti fisiknnya, dia bisa balas. Tapi melihat tiga orang pria di belakangnya yang juga masuk ke kamar membuat rasa takutnya muncul.“Kamu mau apa, Yunna?”Yunna tersenyum miring, “Wilson pasti tidak mau lagi padamu setelah tubuh ...” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Tapi ini sudah bisa membuat Rafaela mengerti, ini adalah bencana baginya.Yunna memberi sebuah kode agar mereka maju. Rafaela mundur beberapa langkah dan mungkin akan mengunci diri di kamar mandi. Tapi mereka lebih cepat dan lbih kuat menarik tubuh Rafaela dan melemparnya kasar di atas ranjang.“L
(Nomorku Masih Yang Lama).Yunna memeluk Wilson tanpa perduli semua orang melihat mereka berdua di dekat pintu. Bahkan tahu kalau Wilson sudah punya kekasih.Rafaela menatap sinis mereka berdua yang seolah berpelukan, “Wilson dan Yunna, mereka cocok menjadi pasangan.” Dengan malas memandang mereka berdua dia berbalik badan. Entah mengapa dadanya merasa kosong setelah melihat mereka berpelukan.“Ah ini tidak mungkin! Mereka cocok bersama agar aku bisa pergi dari kehidupan Wilson. Kalau perlu terlupakan olehnya,” bisiknya tersenyum penuh arti.“Mau berdansa denganku?” Di saat yang bersamaan Chris sudah berjongkok di depannya dan mengulurkan tangan mengajaknya berdansa.Sebenarnya Rafaela enggan, tapi melihat mereka barusan membuat Rafaela menerimanya.***“Kamu tidak berhak mengaturku! Mulai sekarang kamu bukan sahabatku lagi.” Wilson menghempasnya dengan kasar.“Tapi, Wil ...” Yunna tersenyum miring melirik ke arah Rafaela dan Chris sudah ada di bawah lampion mewah untuk berdansa.Wil
“Kamu sudah berhasil mengejarnya?”“Sudah, Pak. Saya akan mengantar Nona ke rumah. Maaf sekali, Pak.” Dia melihat ke arah Rafaela yang masih saja melepas rindunya pada sang kakak dan Aldrick tahu kalau ternyata Dorny memiliki perasaan lebih terhadap adik angkatnya ini.Seperti biasa Wilson akan mematikan telpon begitu saja setelah mendapat jawaban.“Nona, kita harus segera pergi. Nanti Pak Wilson bisa mencurigai kita.” Entah alasan apa Aldrick mengkhianati kepercayaan atasannya sendiri. Tapi yang jelas dia punya tujuan lain.Rafaela tidak boleh egois dengan perasaannya sendiri. Dia memutuskan mengikuti perintah Aldrick demi kebaikan mereka berdua. Dia tidak ingin kehilangan Dorny untuk yang kedua kalinya.Dengan berat hati ia kembali meninggalkan Dorny yang seperti orang mati dengan banyak peralatan di tubuhnya.Rafaela memandang ke arah kaca jendela dengan tatapan sendu, ia menghela nafas dengan panjang. Seseka
“Hah? Bukankah dia asistenmu?” Wilson mendekat ke arah teman-teman bisnisnya yang rata-rata lebih tua umurnya.“Kami akan segera menikah?”“What? Calon istrimu. Bahkan kuburan-“Argh ... Pria itu meringis keskitan ketika temn di sampingnya menginjak sepatunya dengan keras.“Aku memang belum melupakan Graci. Tapi Rafaela adalah sahabat Graci dan bagiku dia bisa menggantikn kesepianku.”“Ternyata Nona Rafaela cocok juga bersanding denganmu, Wilson.”Wilson mengenalkan Rafaela pada teman-temannya dan pada semua orang di pesta itu dimana semua orang mengenal Wilson.“Wuah ... siapa ini Wilson.” Wajah Wilson yang semula santai kini menjadi tegang setelah melihat wanita cantik yang tiba-tiba menyapanya. Dia nampak sangat cantik mengenakan gaun hitam dengan bawahan slim yang panjang. Meski begitu kaki jenjangnya masih terlihat karena belahan pada roknya.“Calon istrik
“Kenapa aku menolongnya? Biarkan dia. Dihina seluruh orang di kantor ini aku tidak keberatan,” batin Wilson. Tapi dia berbalik karena Aldrick cemas. “Pak Sinta kurang ajar sekali itu ...” Berharap Wilson segera melakukan sesuatu. Jika Aldrick yang disuruh turun tangan pun dia mau melakukannya.Tapi di lubuk hatinya yang paling dalam dia ingin menolongnya dengan memberi pelajaran pada Sinta saat ini juga karena tidak sopan pada atasannya.Tapi tiba-tiba perasaannya tidak lagi bimbang untuk menolongnya, Wilson mengepalkan tangannya dengan erat ketika melihat Sinta menyiramnya dengan kuah bakso yang pedas. Dia melangkah untuk melerai mereka, tapi urung ketika melihat Rafaela membalas serangannya yang tiba-tiba itu.“Ternyata wanitaku tahan banting.” Wilson menyeringai.“Apa, Pak?” Aldrick seperti salah dengar saat Wilson menganggap Rafaela adalah wanitanya.Pria itu hanya melirik Aldrick sekilas dan pergi begitu saja. Sementara Rafaela dengan tubuhnya yang tidak nyaman karena basah berge
(Semua Orang Kantor?)...“Jadi sejak tadi kamu hanya berkutat dengan ini?” Rafaela terkejut saat Wilson sudah membaca beberapa kata. “Maaf ... aku tidak ada kegiatan lain.” Gadis itu merasa bersalah sekali dan menutup Word-nya yang bahkan belum tersimpan.“Kamu suka buat puisi?”“Tidak, Pak. Bukan apa-apa ...” Rafaela enggan jujur.“Kamu tidak mau jujur.” Tiba-tiba Wilson menarik tubuh Rafaela dan memeluknya.“Apa mau kamu la ... hmp ...” Mulutnya sudah dibungkam dengan bibir Wilson. Pria itu tiba-tiba saja membawa Rafaela ke ruangan lain yang ada di sebelah. Sebuah ranjang luas dan tubuh Rafaela dijatuhkan begitu saja. Tanpa jeda Wilson menindihnya dan kembali memainkan bibirnya dengan brutal. Rafaela hanya bisa diam meski perasaannya masih saja sakit.“Mulai besok kamu tidak usah kerja lagi di sini. Aku sudah membeli tubuhmu dengan sangat mahal,” bisi