Share

Bab 4

Selesai syuting, Bryan pulang ke rumah dan meminta maaf kepadaku atas kejadian itu.

"Kak, tunggulah satu tahun lagi, aku janji akan mengumumkan hubungan kita."

Aku menggelengkan kepala, terserah dia saja.

Ada seseorang mengirimkan pesan kepada Bryan. Orang itu mengajaknya keluar. Bryan menatapku seperti memohon.

"Pergilah."

Bryan tidak memberitahuku bahwa boleh mengajak anggota keluarga di perjamuan kali ini.

Aku tidak menghapus kontak Becca di ponselku. Keesokan harinya, Becca mengirimkan video kepadaku.

"Pilih jujur atau ambil tantangan."

Bryan memilih untuk jujur. Ada seseorang yang menanyakan apa hubungan dia denganku.

"Dia tetanggaku."

Beberapa orang tertawa. Mereka tidak percaya dengan jawaban Bryan, jadi mereka menyuruh Bryan minum sebagai hukuman.

Bryan tampak cemberut, lalu berkata lagi.

"Dia hanya batu loncatanku. Kalau nggak, aku nggak akan memedulikannya. Dia nggak menarik."

"Aku nggak menyangka kamu selicik itu. Tapi, wanita itu usianya nggak beda jauh denganmu. Selain itu, dia sangat baik padamu, kamu tega sekali sama dia."

"Kenapa nggak? Kalian boleh memacarinya kalau mau."

Selesai menonton video, Becca mengirimkan alamat. Wanita itu mengajakku makan bersama.

Sesampainya di tempat janjian, hanya ada kami berdua di sana. Becca memakai kaca mata hitam.

"Kamu pasti sudah menonton video yang kukirimkan. Sekarang kamu sudah paham, 'kan? Bryan nggak mencintaimu, sebaiknya kamu berpisah saja sama dia."

"Wanita yang Bryan cintai adalah aku."

Becca menurunkan kerah bajunya dan memperlihatkan cupang di lehernya.

"Lihat ini, Bryan yang melakukannya."

"Dasar nggak tahu malu! Berani sekali kamu menantangku, apa kamu nggak takut konsekuensinya?"

Becca tampak tidak peduli. Mungkin karena sebelumnya aku mengalah, jadi dia tidak takut padaku.

Aku menghubungi bosnya di depannya langsung. Tidak sampai situ, aku juga menghubungi seluruh perusahaan agensi.

Tidak lama kemudian, Becca menerima kabar bahwa dia dipecat.

Tubuh Becca tidak berhenti bergetar saat membaca pesan di ponselnya.

"Rasakan."

Aku mengambil teh yang dibawa oleh pelayan, lalu menuangkan perlahan ke atas kepala Becca.

Perasaan ini makin terasa menyakitkan ketika aku keluar. Aku menaruh tangan di dada, rasanya seperti ada sesuatu yang melonjak keluar dari dadaku.

Dokter segera mengantarku yang posisi sudah pingsan ke rumah sakit.

Dua hari kemudian, aku sadarkan diri. Aku mengambil ponsel untuk mengurus semua pekerjaan yang belum selesai dan menanyakan hasil uji calon penerusku nantinya.

Lalu, aku melihat ada pesan masuk dari Bryan.

"Kamu ada di mana? Apa yang sudah kamu lakukan pada Becca? Apa kamu tahu bahwa tindakanmu ini mencelakai Becca?"

Semua pesan dari Bryan sudah kubaca. Ketika aku mau menaruh ponsel, Bryan menghubungiku.

"Apa hakmu membuat Becca masuk daftar hitam di dunia hiburan?"

"Apa kamu tahu tindakanmu ini mencelakainya? Kamu ini jahat."

"Aku membencimu. Jangan dekat-dekat aku lagi."

Kutunggu sampai Bryan meluapkan emosinya, lalu aku menanyakan keberadaannya saat ini, tetapi Bryan menutup telepon.

Di waktu aku mengirimkan dia pesan, barulah aku sadar bahwa dia memblokir nomorku.

Hidupku tidak lama lagi, aku ingin sekali dia menemaniku. Sayangnya, Bryan tidak bisa mewujudkan permintaanku yang sederhana ini.

Kutatap ponsel dengan perasaan yang hancur berkeping-keping. Aku memutuskan untuk memblokir nomornya dan pindah ke rumah lamaku.

Aku menjual rumah yang kami tinggali bersama sebelumnya.

Tidak terasa, seminggu berlalu.

Aku mengundang sahabatku datang, lalu memberitahunya tentang rencanaku selanjutnya.

Sahabatku sangat marah, dia memaki Bryan sebagai pria berengsek.

Aku bilang pada sahabatku, semua ini salahku karena salah memilih pasangan.

"Aku akan pergi setelah peluncuran produk baru."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status