Share

Bab 2

Aku berusaha membangunkannya untuk meminta penjelasan mengenai kartu akses kamar. Pada saat ini, aku merasa sangat kesal.

"Kartu akses kamar apa?"

Aku memperlihatkan kartu akses kamar kepadanya.

Bryan langsung membuangnya ke dalam tempat sampah dan dengan acuh tak acuh mengatakan, kemungkinan ini ulah aktris saat bermain.

Bryan bersikeras merangkulku untuk tidur bersama.

Aku mengambil selimut kemudian pergi meninggalkannya.

Pada saat Bryan terbangun, hari sudah malam. Aku juga baru kembali dari kantor.

Aku mengajak Bryan mengobrol baik-baik. Bryan duduk mempersilakan aku bicara.

"Bryan, aku mau membongkar hubungan kita. Aku lelah dengan hubungan rahasia kita."

Seketika itu juga, Bryan sangat marah.

"Jangan. Saat ini, aku sedang naik daun, nggak boleh pacaran. Kalau penggemarku tahu aku pacaran, usahaku selama ini akan sia-sia."

Aku tidak mengerti. Dia menolak mengumumkan hubungan kami berdua, sedangkan dia terang-terangan punya skandal dengan wanita lain.

"Bukankah skandal itu cuma untuk menaikkan rating dramaku? Kamu berbeda dengan mereka."

Bryan menjanjikanku untuk menunggu dua tahun lagi. Setelah lewat dua tahun, dia akan mengumumkan hubungan kami berdua.

"Dua tahun? Aku nggak bisa menunggu selama itu."

Bryan seperti sedang mentertawakanku. Dia meyakinkanku bahwa aku sudah berhasil menunggu selama satu tahun, tidak ada salahnya menunggu beberapa tahun lagi.

Bryan juga bersumpah di hadapanku.

Aku mengurungkan niat untuk mengatakan sesuatu.

Bryan tinggal di rumah selama tiga hari. Setelah itu, dia kembali ke lokasi syuting.

"Kalau Kakak mau mampir melihat-lihat, datang saja ya."

Setelah melihat Bryan pergi, aku menyuruh asisten untuk menyelidiki informasi detail tentang sosok wanita yang terlibat skandal dengan Bryan.

Sebelum asisten menyelidiki, ternyata wanita itu menghubungiku lebih dulu.

"Aku adalah pacar Bryan."

Aku menyimpan nomor wanita itu. Lagi pula, aku ingin tahu lebih jauh selicik apa wanita ini.

Wanita itu mengirimkan beberapa foto dia bergandengan tangan dengan Bryan, ada juga foto Bryan sedang tidur.

Bahkan, ada foto Bryan terbaring di atas kasur dengan posisi telanjang dada, hanya memakai celana dan ditutupi selimut.

Kulihat, kamar itu bernuansa merah muda. Jelas sekali menunjukkan bahwa itu adalah kamar perempuan.

"Kamu pasti adalah kakak perempuan yang pernah kudengar dari Bryan. Aku tahu kamu juga menyukainya, tetapi kutegaskan padamu bahwa aku adalah pacarnya. Kelak, jangan ganggu dia lagi, apalagi mendekatinya dengan status sebagai kakak perempuan."

Aku meremas tangan sambil bertanya apakah wanita itu tahu siapa aku.

Wanita itu tidak menjawab.

Aku langsung mengendarai mobil menuju ke lokasi syuting Bryan. Aku membawa banyak makanan untuk kubagikan ke para kru di lokasi syuting.

Sesampainya di sana, aku tidak langsung menemui Bryan, melainkan menemui sutradara.

Aku memberikan data wanita itu kepada sutradara. Sutradara itu terlihat bersikap hormat di depanku.

"Ganti wanita ini, aku nggak mau melihatnya berakting bersama Bryan."

Sutradara itu segera mengatur ulang pemain.

Aku pergi ke kamar Bryan. Di dalam kamarnya, aku melihat ada seorang wanita.

Wanita itu merangkul Bryan.

Saat Bryan melihat kedatanganku, dia langsung mendorong wanita itu dan menyambut kedatanganku.

"Kakak, kenapa kamu buru-buru datang menemuiku di sini?"

Sejak melihat wanita itu di dalam kamar, seluruh pikiranku tertuju pada wanita itu.

Bryan memperkenalkan wanita itu kepadaku.

"Namanya Becca Handoyo, pemeran utama wanita dalam drama ini. Barusan kami sedang latihan."

Wanita itu memberikan tatapan provokatif ke arahku. Dia juga memanggilku kakak, sama seperti Bryan.

"Lebih baik kau diam."

Pada saat ini, manajer si wanita itu masuk dan memanggilnya keluar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status