Beranda / Romansa / Antara Aku dan Dia / 17. Waktunya Pulang

Share

17. Waktunya Pulang

Penulis: Sinokmput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aksa tak meninggalkan Aletha sedikitpun. Dia masih setia menunggu Leta, bahkan hari ini dia tidak pergi ke kantor.

Farrel masuk ke dalam ruangan di mana Leta dirawat. Dia melihat tuannya duduk di samping sepupunya itu. Karena tuannya seperti tak menyadari kedatangannya, akhirnya Farrel beranjak keluar ruangan lagi.

Dia duduk di kursi tunggu yang berada di sana. Mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.

Panggilan berdering dan beberapa detik kemudian suara dari seberang terdengar.

"Hallo,"...

"Hallo Rossa , ini aku Farrel," katanya pada Rossa yang mengangkat panggilan tersebut.

"Ya mas, ada apa?" tanya Rossa.

"Bisakah kau memanggilkan ibuku, aku perlu bicara dengannya." ucap Farrel meminta tolong.

"Ya mas, tunggu sebentar ya," suara Rossa lagi, lalu telefon kembali hening.

Tak menunggu lama, kini ganti suara ibunya yang terdengar.

"Hallo Farrel, bagaimana keadaan Leta?" tanya ibunya.

"Baik ibu, tapi dia masih belu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Aku dan Dia    18. Cincin

    Mobil mereka melaju membelah malam yang ramai. Farrel duduk di depan mengemudikan mobil. Sedangkan Aksa, Leta dan Kyra duduk di bangku belakang. Farrel sudah mengetahui semuanya setelah diceritakan ibunya. Dia turut senang akhirnya Aksa dekat dengan seorang wanita. Tak disangka wanita itu adalah sepupunya sendiri. Semoga hubungan mereka lancar, itulah yang dipikirkan Farrel.Kyra dengan semangat menceritakan hari-harinya selama tidak ada Leta. Leta dengan senantiasa mendengarkan dan sesekali menanggapi cerita tersebut. Meskipun baru sembuh dari sakit, tapi Leta merasa tubuhnya sudah sehat dan sangat bersemangat karena bisa keluar dari rumah sakit itu.Sedangkan Aksa daritadi fokus pada handphonenya. Dia sedang mengurus sesuatu, dia tersenyum terus memikirkan hal yang akan terjadi sebentar lagi.Mobil mereka memasuki parkiran sebuah restoran. Setelah mendapatkan posisi parkirnya Farrel menghentikan mobilnya. Dia keluar dan membuka pintu untuk Aksa. Setelahnya Aksa b

  • Antara Aku dan Dia    19. Rencana Jelita

    Farrel tersenyum telah berhasil menjalankan rencana tuannya. Kemarin saat hari pertama sepupunya itu masuk rumah sakit, Farrel mendapatkan tugas dari tuannya, untuk memesankan cincin untuk Aletha.Dia pergi langsung ke Welvs Jewelry dari rumah sakit. Memesan cincin polos dengan nama Aletha di dalamnya, dan cincin bermata permata kecil tapi tampak elegant, tak lupa nama Aksa tersisipkan di cincin itu juga.Darimana dia tahu ukurannya, itu karena Aksa memberikan dia sebuah tali yang sudah melingkar kecil. Tali itu dibuat untuk mengukur jarinya dan jari Leta. Setelahnya dia juga memesan tempat privacy di restoran yang sekarang menjadi tempat Aksa melamar Leta."Om, di mana ice creamnya?" tanya Kyra membuyarkan lamunan Farrel."Oh.. Eh iya om lupa. Kita akan pergi ke minimarket dulu untuk membeli ice cream," kata Farrel tergagap.Kyra mengangguk dalam gendongan Farrel. Farrel hanya meliriknya. Ini juga adalah rencana tuannya karena tak ingin Kyra mengganggu

  • Antara Aku dan Dia    20. Menyelesaikan Masalah

    Aksa sedang berada di kantornya saat ini. Pembicaraannya dengan Farrel tadi pagi membuat dia harus mengantisipasi apa yang direncanakan oleh bibinya.Dia memanggil Vino, sekretarisnya yang baru untuk segera memanggil jajaran tertinggi di perusahaan karena Aksa menginginkan rapat dadakan setengah jam dari sekarang.Vino pun mengiyakan dan segera melakukan perintah Aksa. Setelah kepergian Vino, Aksa menghela nafas kasar. Dia menyenderkan badannya dan memejamkan matanya.Dia harus segera menyingkirkan parasit itu dari kehidupannya atau kedepannya akan menjadi wabah bagi dirinya. Hah, andai saja dulu dia tidak menerima kedatangan orang tua itu. Pasti semua ini tak perlu terjadi, pikirnya.Aksa berjalan ke ruang rapat. Wajah tegas dan dingin itu selalu tertampang di wajahnya. Mungkin orang yang belum mengenal Aksa akan melihat Aksa adalah orang yang dingin, jarang bicara dan kejam. Tapi hal itu malah membuat sebagian karyawan wanitanya sering curi-curi pandang kep

  • Antara Aku dan Dia    21. Liburan

    Sudah tiga minggu Aksa sibuk dengan permasalahannya di perusahaan. Bibinya itu benar-benar membuat kondisi perusahaannya menjadi dwon kemaren. Sehingga Aksa harus berusaha lebih keras lagi untuk menstabilkan perusahaannya.Karena sudah tidak ada hal yang penting yang harus ditanganinya. Mungkin liburan akan menghilangkan penatnya dari bekerja. Ya, dia akan mengajak Leta dan Kyra liburan. Sudah lama dia tak mengunjungi villanya yang ada di kota sebelah yang berada di dekat pantai. Bagaimana jika dia membuat kejutan untuk Leta.Aksa sudah mengurus berkas-berkasnya. Hanya menunggu untuk sidang perceraiannya. Dia akan memerlukan beberapa orang untuk membuat kejutan ini, dan dia putuskan untuk mengajak paman Gandhi sekeluarga.Dia tersenyum dengan apa yang direncanakannya. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya sehingga dia bisa pulang lebih cepat.Malam ini Aksa menyuruh bi Prima dan paman Gandhi untuk datang ke ruangannya bersama Farrel. Setelah mereka semua berk

  • Antara Aku dan Dia    22. Bermain

    Aletha terbangun karena suara berisik di sebelahnya. Saat dia membuka matanya dia melihat Kyra dan Aksa sedang bermain di sampingnya, dqn yang membuat Leta kaget dan langsung tertawa adalah wajah Aksa yang banyak coretan putih. Apa itu bedak? pikir Leta.“Hahaha, kakak lihatlah. Papa selalu kalah bermain dengan Kyra,” ucap Kyra yang melihat Leta terbangun dan tertawa.Aksa yang melihat dua orang di depannya ini tertawa pun berlagak kesal. “Hei, Papa hanya sedang mengalah bukan karena kalah.” ucapnya.“Itu sama saja Papa,” kata Kyra tetap kekeuh.Leta akhirnya ikut duduk di ranjang bersama mereka, dia mengambil Kyra lalu memangkunya. “Memangnya apa yang kalian mainkan? Kenapa tidak mengajak kakak?" kata Leta bertanya pada Kyra.“Papa mengajak main batu gunting kertas, apa kakak mau ikut?” tanya Kyra balik.“Boleh, tapi nanti setelah kita ke pantai. Kita akan bermain ke pantai terlebih dulu,” ucap Leta tersenyum kepada Aksa. Bangun dari tidurnya tad

  • Antara Aku dan Dia    23. Kejutan Untuk Aletha

    Aletha menggeliat geli ketika salah satu pegawai spa menggosok kakinya untuk memulai proses pedicure. Dia yang belum pernah melakukan ini tentu saja hal itu membuatnya geli.Saat ini Aletha sedang berada di salon. Menjalani spa lengkap sendirian dan tanpa teman. Tadi pagi Aksa berpamitan untuk pergi karena ada urusan pekerjaan mendadak yang kebetulan dekat dari sini. Leta pun memakluminya. Tapi saat dia tadi sedang bermain dengan Kyra, Farrel menjemputnya dan mengantarkannya di salon. Katanya Aksa akan membawanya ke pesta nanti malam.Tentu saja dia merasa gugup, dia tidak pernah pergi ke pesta. Bagaimana jika nanti dia akan mempermalukan Aksa. Huh.. Leta menghela nafas pelan. Kenapa juga Aksa tidak memberitahukannya langsung, bahkan dia sekarang sendirian di sini karena Farrel meninggalkannya dan berkata akan menjemputnya setelah selesai.Setelah pelayan tadi menyelesaikan pedicure, sekarang Leta disuruh mengganti bajunya dengan kain karena dia akan di pijat. Leta

  • Antara Aku dan Dia    24. Pertama Kali

    Wkwkwkwkw, author ngenes dan merasa tersiksa nulis cerita kaya gini. But, buat para readers harap bijak memilah sebuah cerita. Author pada kalian💋💋**Semua tamu dadakan yang datang ke pesta itu satu-persatu mulai berpamitan, hanya tinggal beberapa orang lagi yang tersisa.Leta duduk, sesekali dia memijat tumitnya karena kakinya merasa pegal memakai high-heels terlalu lama.Kyra dan bibinya sudah pamit untuk kembali ke villa beserta pamannya dan penjaga villa, tak lupa Rossa juga.Aksa sedang berbicara dengan koleganya ketika melihat Leta duduk, wajahnya menyerngit tatkala melihat Leta membungkuk memijat kakinya. Aksa lalu berpamitan pada tamunya dan menghampiri Leta yang duduk bersama Farrel. Farrel yang melihat tuannya sudah datang langsung berpamitan pergi."Apa kau lelah?" tanya Aksa berdiri di hadapan Aletha.Leta yang mendengar suara Aksa mendongakkan kepalanya, hanya mengangguk dengan pertanyaan Aksa. Wajahnya terlihat sayu, benar-b

  • Antara Aku dan Dia    25. Ditinggalkan

    Jelita langsung pergi ke rumah sakit ketika pihak rumah sakit mengabarkan anaknya tadi sempat sadar. Dia tidak percaya, akhirnya apa yang selama ini diharapkannya terkabul.Dia masuk ke lorong rumah sakit, menelusuri jalan sampai dia ada di ruangan kamar putrinya. Dari kaca yang terpasang di pintu, Jelita masih melihat dokter di dalam sedang memeriksa.Dia melihat suster melepaskan alat-alat di tubuh anaknya. Apa yang terjadi, pikirnya. Bukankah tadi suster mengatakan bahwa anaknya sempat sadar, tapi kenapa sekarang begitu.. Tidak, tidak mungkin anaknya sudah tiada.Jelita panik dengan pemikirannya sendiri, dia ingin masuk tapi itu malah membuat keributan nantinya, akhirnya dia menunggu di depan ruangan itu, berjalan mondar-mandir sambil berdoa semoga apa yang dipikirkannya itu tidak terjadi.Jelita mengalihkan pandangannya ketika seorang suster keluar dari ruangan, dia segera mendekati suster itu."Bagaimana?" tanyanya."Silakan masuk Nyonya, dok

Bab terbaru

  • Antara Aku dan Dia    96. Bonus Part

    *8 tahun kemudian."Papa pulang..."3 anak yang sedang bermain itu menoleh. Melihat papanya yang merentangkan tangan dari arah pintu, membuat Kyra dan juga Reyna berlari ke arah Aksa. 2 gadis kecil beda usia itu memeluk papa mereka dengan erat. Memang, sudah 2 hari mereka tak bertemu karena papanya itu ada bisnis di luar kota.Aksa mengecup pipi Kyra dan Reyna bergantian. Setelahnya, pandangannya beralih pada Raydin yang masih duduk membaca buku. Aksa mendekat ke arah anak lelaki satu-satunya itu."Raydin." panggil Aksa.Anak lelaki itu langsung menoleh dan menatap ke arah papanya. "Ya, Papa.""Kenapa kau tidak memeluk Papa seperti yang lain, kau tidak merindukan Papa?" tanya Aksa."Rindu," ucap Raydin sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi kita sama-sama lelaki ayah, aku tak mau memelukmu."Aksa yang mendengar ini merasa tercengang. Bagaimana bisa anak yang berumur 8 tahun ini berbicara seperti ini? Entah Aksa harus terke

  • Antara Aku dan Dia    95. Kelahiran Baby Twins (End)

    Leta sedang menyirami taman ketika Aksa mendekat. Suaminya itu mengecup wajahnya berkali-kali sebelum pamit pergi ke kantor. Hari demi hari terlewati begitu saja. Kandungan Leta sudah berusia 9 bulan. Kini dirinya sedang menanti kehadiran sang buah hatinya. Tangan Leta yang terbebas dari selang mengelus perutnya dengan lembut, Leta bahkan terdengar bernyanyi di sela-sela kegiatannya itu. "Mama." Kyra berlari menghampirinya, tak ingin membuat anaknya kotor karena sudah rapi, Leta mematikan kran airnya. Dia tersenyum pada putrinya yang memeluk dirinya. "Kakak Kyra berangkat sekolah dulu ya baby twins. Jangan nakal sama mama, dada.." Hanya sebatas itu, dan Kyra kembali berlari menghampiri Rossa yang sudah menunggunya. Leta hanya menatap Kyra dan menggelengkan kepalanya. Dia sangat senang karena Kyra terlihat menyayangi calon adiknya. Akhirnya Leta kembali dengan aktivitasnya lagi. Entah mengapa hari ini Leta sangat bersemangat. Di

  • Antara Aku dan Dia    94. Berbelanja

    "Papa... Kyra ikut..."Niat hati hanya ingin mengajak sang istri, kini Aksa hanya bisa menghembuskan nafas kasar ketika Kyra merengek ingin ikut.Gadis kecil itu tak sengaja memergoki kedua orang tuanya yang bersiap-siap ingin pergi. Tak ingin ditinggalkan, akhirnya dia mengeluarkan jurus merengeknya agar dirinya bisa ikut."Papa."Kyra kembali berucap ketika dirinya tak direspon, gadis kecil itu mendekati Aksa dan menggoyang-goyangkan lengan Aksa. Tatapan matanya yang terlihat sangat imut tak kuasa menahan Aksa. Akhirnya lelaki itu mengangguk dan tersenyum pada putrinya."Yeay...," sorak Kyra senang."Sekarang segera bersiap-siap... Minta kakak Rossa untuk ikut juga ya." pinta Aksa.Kyra langsung melaksanakan perintah papanya. Dia terlihat senang, bahkan saat turun dia terlihat bernyanyi, menirukan lagu anak-anak.Akhirnya, Farrel juga ikut mengantarkan mereka. Itu karena Aksa tak tega jika Rossa harus menemani Kyra send

  • Antara Aku dan Dia    93. Rumah Sakit Jiwa

    "Aksa.""Hem." Aksa langsung menoleh ketika Leta memegang pundaknya, wanita itu menatapnya dengan pandangan rumit membuat Aksa menjadi heran."Aku ingin tahu keadaan Zeline." lirih Leta."Sudah kukatakan Leta, jangan ungkit lagi wanita itu. Kenapa kau begitu keras kepala." gerutu Aksa.Leta tampak menghela nafas, susah sekali meminta hal ini pada suaminya. Dia sudah berkali-kali membahas ini, tapi Aksa langsung menghindarinya. Kini Leta tak membiarkan hal itu terjadi, dia mengunci ruang kerja Aksa dan menyembunyikan kuncinya."Aku mohon, ini yang terakhir. Aku ingin melihat keadaannya." kata Leta."Kau terlalu baik Leta, kau bahkan tetap memaafkan wanita itu meskipun kau selalu dibuat menderita olehnya." Aksa tampak menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah, tapi janji ini yang terakhir. Dan jangan ungkit masalah wanita itu lagi di depanku."Leta tersenyum manis, dia bahkan langsung memutar kursi Aksa ke arahnya. Dengan cepa

  • Antara Aku dan Dia    92. Menjenguk Baby

    WARNING, area dewasa!!! Harap bijak memilah sebuah cerita.Entah mengapa jantung Aksa menjadi berdebar ketika melihat gunung kembar Leta sedikit terbuka. Dia memang sedang membantu Leta melepaskan gaunnya agar dia bisa bisa tertidur nyaman.Tapi sepertinya sekarang dia malah terjebak. Hasratnya tiba-tiba menjadi naik, dan dia tidak tahan. Aksa menggoda Leta, mencoba mengecupi pipi, bibir, leher dan dada atas Leta.Tak ayal karena itu Leta menjadi terusik dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan langsung kaget melihat Aksa ada di atas tubuhnya."Aksa, apa yang kau lakukan?""Aku menginginkanmu Leta."Leta tak sempat berucap lagi ketika Aksa dengan cepat membungkam bibirnya. Lelaki itu melumatnya dengan lembut, memberikan permainan yang cukup lama sampai Leta benar- benar terbuai.Tangan Leta langsung merangkul ke leher Aksa, dia memejamkan matanya dan menikmati ciuman Aksa.Aksa yang mendapat respon ini segera menur

  • Antara Aku dan Dia    91. Pesta Perayaan

    Guan itu melekat pas di tubuh Leta. Perutnya yang membuncit tak menghalangi kecantikannya malam ini. Wanita itu bahkan terlihat sangat anggun. Kalung permata yang digunakannya senada dengan anting dan cincin yang terpasang di jari manisnya. Rambutnya dicurly, sebagian dirapikan ke arah belakang. Leta benar-benar cantik malam ini."Kau siap?" Aksa tiba-tiba ada di belakang Leta dan memeluknya. Dia mengecup singkat pipi istrinya dan menatapnya lewat cermin."Aku sedikit gugup." Memang, baru kali ini Leta menghadiri pesta. Dan pesta kali ini bukan sembarang pesta. Aksa membuat perayaan kehamilan Leta yang menginjak 7 bulan. Dia bahkan mengundang seluruh karyawannya untuk hadir, tentunya dengan para kolega bisnisnya juga."Tak apa, aku akan ada di sisimu," ucap Aksa sambil tersenyum.Aksa lalu menggandeng tangan Leta untuk turun ke bawah. Di sana sudah ada Farrel dan Kyra yang menunggu. Sebagian orang bahkan sudah berangkat duluan ke kantor Aksa.

  • Antara Aku dan Dia    90. Makan Malam

    Kabar bahagia itu disambut baik oleh Prima dan Gandhi, mereka tak menyangka jika selama ini anaknya, Farrel menyukai seseorang yang dekat dengan mereka. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun terakhir, cukup tahu dengan bagaimana sikap Rossa selama ini.Leta juga ikut bahagia, bahkan Aksa menjanjikan akan mengurusi semua keperluan pernikahan mereka. Tapi Farrel bilang jika mereka belum terburu-buru untuk hal itu.Aksa sedang di kantor saat ini, kebetulan Leta datang mengantarkan makan siang untuknya. Sejak kehamilannya memasuki trimester kedua, Leta memang selalu ingin dekat dengan suaminya.Hal itu tak membuat Aksa terganggu, dia malah senang acapkali Leta menemani dirinya di kantor. Meskipun kadang wanita itu suka merengek dan meminta hal yang cukup aneh bagi Aksa.Tok.. Tok... Tok...Aksa menoleh ke arah pintu, dia melihat Vino yang berjalan masuk sambil membawa map di tangannya."Tuan, ini berkas yang perlu Anda tanda tangani.

  • Antara Aku dan Dia    89. Farrel dan Rossa

    "Kau ingin anak laki-laki atau perempuan sayang?" tanya Aksa mendongak menatap Leta. Saat ini dia sedang tidur di paha Leta, menatap perut Leta dan sesekali menciuminya."Laki-laki atau perempuan sama saja. Yang terpenting mereka sehat dan lahir dengan selamat." jawab Leta.Aksa tersenyum, dia mengusap lagi perut istrinya itu. Meskipun baru menginjak 3 bulan, perut Leta memang sudah terlihat membuncit. Mungkin itu efek dari bayi kembar yang dikandungnya."Bisakah kita tidur, aku lelah." Leta menutup buku yang sedang dibacanya, dia lalu meletakkan buku tersebut di nakas. Tatapan matanya terlihat sayu, Aksa yang melihat hal itu langsung duduk dan membiarkan istrinya berbaring."Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."Leta tersenyum, dia mendekatkan lagi tubuhnya pada Aksa. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aksa, tangannya juga memeluk tubuh Aksa seperti sebuah guling.~Kehamilan Leta tak membuat susah dirinya. Bahkan Leta terl

  • Antara Aku dan Dia    88. Baby Twins

    Ketika sampai di rumah sakit, Sam segera berlari menuju ruang UGD. Dia menanyakan pada seorang suster tentang pasien yang mengalami tabrak lari. Ternyata Zeline benar-benar di sana dan sedang ditangani oleh dokter. Hampir 1 jam akhirnya seorang dokter keluar dari sana. Sam yang melihat itu langsung mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Sam. "Anda keluarga pasien?" tanya Dokter dengan nametag Ridwan tersebut. "Tidak, saya temannya. Keluarganya ada di luar negeri semua," ucap Sam berbohong. "Kondisi pasien masih belum stabil, suster akan membawanya ke kamar rawat. Biarkan pasien beristirahat sampai kondisinya pulih." kata Dokter Ridwan. "Lalu... lalu bagaimana dengan bayinya?" tanya Sam dengan gugup. Dokter Ridwan tampak menghela nafas, dia menggeleng pelan menampilkan senyuman yang dipaksakan. "Maaf Tuan, kami sudah berusaha. Tapi takdir berkehendak lain, pasien mengalami keguguran." Sam mematung menden

DMCA.com Protection Status