Angin malam menyapa wajah Qyra. Saat ini ia tengah berdiri di balkon kediaman keluarga Calvin. Dahulu ia sering menghabiskan malamnya di tempat ini. Menikmati keindahan langit luas bertabur bintang.
Namun, kali ini berbeda. Qyra tidak sedang menikmati keindahan malam, melainkan menikmati kesunyian. Angin memeluk dirinya, membungkus jiwanya yang telah mati oleh kebusukan Calvin dan Briella. Membekukan hatinya yang telah sirna karena pengkhianatan.
Malam ini adalah permulaan penderitaan Briella untuk sisa waktu hidup Briella. Sebuah pembalasan yang bahkan lebih buruk dari kematian.
Beberapa hari lalu, ketika Qyra menyusul Ken di rumah sakit, ia bertemu dengan seorang pria yang terkena penyakit HIV/AIDS, pria yang saat ini mungkin tengah menikmati tubuh indah Briella, dan membagikan virus itu pada penyihir licik itu
Kejam? Qyra memang sudah menjadi seperti itu sejak Calvin dan Briella membunuhnya.
Briella mendatangi kediaman Calvin, kali ini ia datang bukan untuk mencari keributan melainkan untuk meminta maaf pada Calvin. Ia harus mengalah untuk menang."Sayang." Briella masuk ke dalam kamar yang biasa ia tempati bersama Calvin. Kamar yang dahulunya juga dihuni oleh Aletta.Calvin yang baru saja selesai mandi melihat ke arah Briella. Melihat dari nada bicara Briella, Calvin bisa menilai bahwa Briella sudah tenang."Ada apa?" Calvin bertanya datar.Briella memeluk Calvin. Ia mendongak dan menatap mata Calvin. "Maafkan aku. Kemarin aku melakukan kesalahan. Aku cemburu buta, aku menuduhmu macam-macam. Aku sungguh menyesal.""Baguslah jika kau tahu kesalahanmu." Calvin melepaskan pelukan Briella. Ia melangkah menuju ke walk in closed, memilih sendiri pakaian yang akan ia pakai untuk bekerja."Kau mau memaafkanku, kan?" Briella mengekori Calvin. Ia te
Delapan jam sudah berlalu, belum ada kabar dari orang-orang Calvin maupun Kenneth dan Moreno. Tak ada juga orang yang menghubungi Calvin untuk meminta tebusan."Sayang, Meisie pasti sedang ketakutan." Briella terisak sedih. Tidak akan ada yang menyangka bahwa ialah dalang dari penculikan Meisie. "Aku mohon tolong temukan dia."Calvin memegangi tangan Briella. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Meisie pasti akan ditemukan." Calvin tahu Briella pasti sangat khawatir dan cemas. Briella adalah wanita yang telah melahirkan Meisie, jadi diatas semua orang, Briella orang yang akan merasa sangat tersiksa.Di taman belakang kediaman Calvin, Qyra masih menangis tersedu. Ia terus berdoa agar Meisie baik-baik saja dan cepat ditemukan.Di belakang Qyra, ada Kenneth yang mengamati Qyra yang terlihat begitu sedih. Rasa sedih yang tidak wajar bagi seorang pengasuh yang baru bekerja. Kesedihan Qyra mengingatkan K
Rencana awal Briella hanyalah menculik Meisie lalu menyalahkan Qyra, tapi saat ini ia berubah pikiran. Ia akan membuat Qyra menjadi otak dari penculikan Meisie. Rasa iri yang mengendalikan Briella membuatnya ingin menghancurkan Qyra.Dipecat saja dari pekerjaan tidak cukup bagi Briella, Qyra harus berakhir di penjara atau menderita di tangan Calvin. Ia akan membuat Calvin dan Kenneth membenci Qyra.Briella mengeluarkan ponselnya. "Hubungi Calvin dan minta uang tebusan sebanyak 1 juta Dollar.""Baik, Nona."Briella memutuskan panggilan tersebut. Wajahnya menampilkan senyuman licik.Tamat kau, Qyra.Briella yakin Calvin tidak akan bodoh dengan menyerahkan uang pada para penculik. Calvin pasti akan menangkap mereka.Tidak lama setelah Briella menghubungi orang suruhannya, Calvin mendapatkan sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal.&
Mata Qyra menatap sendu wajah damai Meisie yang tengah terlelap. Ia sangat bersyukur karena Meisie tidak terluka sama sekali."Dia sudah tidur?" Kenneth bertanya pada Qyra.Qyra yang tidak menyadari kapan Kenneth masuk sedikit terkejut dengan kedatangan pria yang kini bediri di tepi ranjang."Kau juga harus istirahat. Matamu terlihat mengerikan." Kenneth bersuara lagi.Qyra mengangkat wajahnya menatap Kenneth yang juga melihatnya. "Maaf karena aku merepotkanmu semalam.""Kau tidak melakukan kesalahan apapun semalam." Ken tersenyum kecil."Terima kasih karena menemaniku.""Aku tidak keberatan jika kau ingin aku menemani malammu yang lain."Kening Qyra berkerut. Apa maksud ucapan Kenneth?"Aku hanya bercanda. Istirahatlah." Kenneth tersenyum sekali lagi lalu meninggalkan kamar Meisie.
Satu minggu sudah Kenneth tidak bertemu dengan Qyra karena jadwalnya yang padat. Saat ini ia berada di kediaman Calvin dengan undangan di tangannya.Kenneth menjadikan undangan ulang tahun pernikahan orangtuanya sebagai alasan untuk menemui Qyra.Ketika masuk ke kediaman kakaknya, Kenneth berpapasan dengan Briella. Seperti biasa, ia tidak memberi muka pada Briella. Kenneth langsung menemui Qyra yang sedang menemani Meisie menonton kartun kesukaan Meisie."Paman Ken." Meisie turun dari sofa dan berlari pada Kenneth.Kenneth memeluk Meisie. "Gadis kecilku yang cantik, Paman sangat merindukanmu."Meisie terkekeh geli. "Meisie juga merindukan Paman.""Apa yang sedang Meisie lakukan?" Kenneth melirik ke Qyra sekilas kemudian kembali fokus pada Meisie."Menonton Frozen bersama Bibi Qyra.""Ah, pasti menyenangkan. Boleh Pama
Hari ini Qyra diberi tugas oleh Calvin untuk menemani Meisie mencari pakaian sekaligus untuk mengambilkan setelan jas miliknya yang akan Calvin gunakan di pesta ulang tahun pernikahan orangtuanya."Paman!" Meisie melambaikan tangannya pada Kenneth yang baru saja tiba di butik langganan keluarga McVille."Hy, sayang." Kenneth mengecup pipi Meisie. "Ah, kau juga di sini rupanya." Kenneth beralih pada Qyra.Qyra mendengus perlahan. Basa-basi Kenneth sangat buruk. Tentu saja ia berada di sana karena di manapun Meisie berada ia juga akan ada.Manager toko mendekati Kenneth. "Tuan, mari saya tunjukan koleksi terbaru kami.""Baik." Kenneth mulai mengikuti langkah wanita berseragam formal di depannya.Di belakang Kenneth ada Qyra yang juga mengikuti karena Meisie dibawa serta oleh Kenneth. Kenneth jelas tahu bagaimana cara menahan Qyra agar tetap dekat dengannya.
Pesta ulang tahun pernikahan orangtua Calvin akan segera di mulai. Qyra telah menyelinap di sana beberapa jam lalu. Ia akan memberikan kejutan untuk semua orang yang datang di sana, terutama Calvin dan keluarganya.Ia juga sudah mengirim sesuatu pada Yuri. Qyra telah merencanakan segalanya dengan matang.Tamu undangan berangsur-angsur datang, mereka menyapa sang empunya acara.Orangtua Calvin terlihat sangat bahagia. Mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Delillah terlihat sudah berusia 55 tahun, tapi ia masih terlihat muda. Begitu juga dengan Moreno. Mereka tidak terlihat menua dari tahun ke tahun.Kenneth dan Calvin juga ikut menyambut kedatangan para tamu. Mereka mengobrol singkat lalu beralih pada tamu lainnya.Di pesta itu semua tamu terlihat seperti ingin memamerkan kekayaan mereka. Perhiasan serta pakaian mahal dan perintilannya menghiasi tubuh mereka. 
Yuri menerima pesan di surelnya. Matanya menatap nanar nama pengirim pesan. Ia tidak siap melihat apa yang ada di kotak masuknya.Ragu, Yuri mengarahkan kursornya, membuka email. Matanya terbelalak. Kedua tangannya mengepal kuat."Bajingan kau, Calvin!" Yuri tak bisa menahan emosinya. Wajahnya terlihat sangat merah. Ia tidak menyangka bahwa Calvin yang ia anggap sempurna untuk Aletta malah bermain gila dengan Briella.Yuri terduduk lemas di kursinya. Untuk sejenak pikirannya menjadi kosong. Ia tidak sanggup memikirkan bagaimana jadi Aletta ketika tahu bahwa suami dan adik tirinya memiliki hubungan terlarang.Calvin dan Briella sungguh kejam. Tidak hanya bermain di belakang Aletta, tapi mereka juga membunuh Aletta. Demi Tuhan, Yuri ingin sekali menghancurkan hidup Calvin dan Briella saat ini juga."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mereka sekejam itu pada Aletta?" Yuri tidak habis pi
Palu telah diketuk. Calvin mendapatkan hukuman berlapis atas kejahatan yang sudah Calvin lakukan. Pembunuhan terhadap Aletta, pembunuhan terhadap Leon, dan percobaan pembunuhan terhadap Qyra, membuatnya mendapatkan hukuman seumur hidup.Delillah yang menghadiri persidangan itu tidak kuasa menahan tangis. Ia tidak menyangka bahwa putra yang selalu ia banggakan telah melakukan kejahatan yang tidak termaafkan. Delillah begitu kecewa terhadap Calvin, tapi mau bagaimanapun Calvin adalah putranya. Ia tidak akan meninggalkan putranya sendirian.Berbeda dengan Moreno yang tidak mau menganggap Calvin sebagai anaknya lagi. Kenyataan bahwa Calvin telah membunuh Aletta begitu menghantam Moreno. Ia tidak pernah berpikir bahwa perjodohan yang ia lakukan membawa petaka. Ia tidak pernah berpikir bahwa anaknya akan begitu tega pada Aletta. Moreno merasa sangat bersalah, ini semua terjadi karena dirinya.Kenneth juga berada di sana, tatapan matanya ber
Calvin mengepalkan kedua tangannya. Ia menerima laporan dari Arion bahwa saat ini Qyra tengah bersama Kenneth.Ia tidak habis pikir bagaimana bisa adiknya masih bersama dengan wanita yang sudah menghancurkan keluarga mereka.Apakah rasa suka Kenneth pada Qyra telah membutakan mata Kenneth? Kenneth bahkan tidak memikirkan bagaimana nasib keluarganya.Tidak tahukah Kenneth bahwa Qyra merupakan wanita berbisa yang tidak pantas sama sekali bersama Ken. Atau jangan-jangan Kenneth menutup mata atas perbuatan Qyra padanya. Calvin tersenyum pahit, bukankah Kenneth sangat kejam padanya?Ckck, Calvin berdecak kesal. Ia tidak akan membiarkan semua berjalan seperti ini."Dapatkan Qyra bagaimanapun caranya!" perintah Calvin pada Arion. Ia tidak peduli jika nanti Kenneth akan menghajarnya lagi. Yang terpenting baginya saat ini adalah mendapatkan Qyra agar tak ada orang lain yang tahu per
Qyra kembali ke kediaman Kenneth setelah menyaksikan bagaimana hancurnya Briella. Setelah ini Briella tak akan bisa lagi bersikap angkuh. Ia yakin Briella akan jijik pada dirinya sendiri.Keempat pria yang menggilir Briella positif mengidap HIV/AIDS, Qyra sengaja meminta pria yang sudah positif mengidap penyakit itu karena jika ia menggunakan pria sehat maka pria-pria itu akan tertular virus HIV yang sudah ada di tubuh Briella sebelumnya. Qyra tidak ingin membahayakan orang yang sudah bekerja sama dengannya.Kenneth melihat ke arah Qyra yang baru saja datang. Ia mengetahui apa yang dilakukan oleh Qyra pada Briella. Ken memerintahkan Dave untuk mengikuti Qyra. Ia melakukannya semata-mata demi menjaga Qyra.Ken tidak menyalahkan Qyra atas kekejaman Qyra pada Briella. Wanita itu memang pantas mendapatkannya atas perbuatannya pada Qyra."Apa yang kau inginkan dariku?" Qyra bertanya tanpa berbasa-ba
Briella tersadar dengan kepala yang terasa sakit. Ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia berada di tempat yang sama sekali tidak ia kenali."Di mana aku?" Briella memegangi kepalanya yang sakit dengan wajah bingung.Ia bangkit dari ranjang, bergerak menuju ke pintu kamar itu, mencoba membukanya, tapi tidak berhasil. Pintu itu terkunci."Siapapun di luar, buka pintunya!" Briella menggedor pintu dengan tenaganya yang belum terkumpul.Berkali-kali Briella menggedor, tapi tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Briella kembali mengingat kejadian semalam, mungkinkah pria yang bersamanya yang sudah membawanya ke tempat ini?Briella mulai merasa ada yang aneh. Semalam ia tidak terlalu banyak minum, dan seharusnya ia tidak akan mabuk hanya dengan beberapa teguk alkohol. Mungkinkah seseorang mencampur sesuatu ke dalam minumannya? Otak Briella bekerja dengan cepat.
Setelah penolakan kejam Calvin, Briella melampiaskan emosinya dengan bersenang-senang. Ia tidak ingin menjadi wanita idiot yang terpuruk karena dicampakan oleh Calvin.Briella yakin ia bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari Calvin. Sudah cukup ia menerima Calvin melukai harga dirinya. Memangnya siapa Calvin sekarang? Pria itu tidak sehebat dulu lagi. Calvin sudah kehilangan segalanya. Memang sudah seharusnya ia meninggalkan Calvin. Untuk apa mengharapkam pria yang sudah tidak punya apa-apa lagi.Briella tidak akan membuang waktunya dengan hidup sengsara bersama Calvin."Hai, boleh aku temani?" Seorang pria tampan dengan pakaian edisi terbatas menyapa Briella dengan ramah."Silahkan." Briella membalas dengan senyuman menawan. Malam ini ia butuh teman melepaskan penat, dan sepertinya pria di sampingnya cocok menjadi temannya."Berdansa denganku?" Pria itu mengulurkan tanga
Ken akhirnya menyelesaikan tugasnya sebagai seorang dokter dengan susah payah. Ia tidak tahu bahwa menahan hasrat jauh lebih menyulitkan dari menghapal buku-buku kedokteran.Sial! Ken bahkan lebih memilih membaca puluhan buku daripada menahan sesak di celananya."Sudah selesai." Ken berdiri dengan cepat. Ia harus segera menjauh dari Qyra agar ia tidak jadi predator ganas yang menerkam mangsa lemah."Istirahatlah." Ken berbalik dan pergi.Qyra mengenakan kembali pakaiannya. Setelah itu ia terjebak dalam rasa sakit dan kemarahan saat mengingat kejadian di gudang. Bukan tentang penyiksaan yang Calvin lakukan padanya, tapi tentang Leon yang tewas mengenaskan karena melakukan pekerjaan darinya.Dada Qyra terasa sangat sesak. Ia telah menyeret teman-temannya mendekat pada kematian. Qyra sangat menyesal, ia merasa bahwa kematian teman-temannya disebabkan oleh dirinya.Air mata Qy
Setelah karirnya hancur, Briella tidak memiliki banyak kegiatan. Ia menghabiskan waktunya dengan mengurung diri di kediamannya. Briella seperti kehilangan hidupnya. Cacian dan makian yang dilayangkan orang-orang padanya membuatnya merasa harga dirinya telah lenyap."Apa yang salah denganmu, Briella?" Kimmy duduk di kursi sebelah putrinya.Briella tak menanggapi ucapan ibunya. Ia hanya menyesap wine yang ada di tangannya."Hidupmu masih harus berjalan, Briella. Karirmu hancur bukan berarti hidupmu juga hancur." Kimmy menasehati putrinya. Saat ini ia kembali mengambil peran sebagai ibu Briella.Briella tersenyum kecut. Ia tidak memiliki sedikitpun kebanggaan lagi dalam hidupnya. Dunia telah mencatatnya sebagai penggoda suami orang. Gambaran dirinya yang selalu terlihat seperti malaikat kini berganti menjadi iblis betina yang licik dan tak tahu malu. Briella bahkan ingin sekali menenggelamkan diri
Qyra menangis dalam tidurnya. Alam bawah sadarnya membawa ia kembali ke hari di mana ia ditenggelamkan ke laut oleh Calvin.Tubuh Qyra berkeringat dingin. Napasnya tercekat seolah saat ini ia berada di dalam air."Tolong! Tolong aku!" Qyra berteriak putus asa. Air matanya mengalir makin deras.Suara Qyra membuat Kenneth yang berada di dalam kamar itu mendekat ke arahnya."Mama, Papa, tolong Aletta. Aletta tidak bisa bernapas. Tolong Aletta."Ken mematung. Apakah baru saja ia mendengar Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta?Ia kembali menghadapi sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Beberapa hari lalu ia meyakinkan dirinya bahwa Qyra hanyalah peniru Aletta, tapi hari ini Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta. Kegilaan macam apa yang sebenarnya terjadi saat ini?"Mama, Papa, Aletta tidak bisa berenang, tolong Aletta." Qyr
Lebam memenuhi tubuh Qyra. Kondisinya setelah disiksa oleh orang-orang Calvin sungguh mengerikan. Sekujur tubuh Qyra terasa sakit, tapi Qyra telah mati rasa. Siksaan dari Calvin tidak membuatnya menunjukan kelemahannya. Qyra tidak akan membiarkan Calvin merasa puas.Bahkan jika ia harus mati hari ini, ia tidak akan membiarkan Calvin melihat air matanya. Ia bahkan tak akan memohon pada Calvin untuk sebuah pengampunan.Kebencian dan kemarahan membuat Qyra seperti tak mengenal rasa sakit. Ia menjadikan dendam yang ia miliki sebagai pegangan untuk bertahan dari siksaan Calvin.Apa yang Qyra lakukan membuat Calvin merasa kesal. Ia berharap Qyra akan menangis meraung meminta pengampunan. Akan tetapi, yang terjadi Qyra hanya diam. Bahkan mendengar jeritan Qyra merupakan hal yang mustahil.Calvin terpacu, ia memerintahkan Arion untuk menyiksa Qyra lebih menyakitkan. Namun, sekali lagi, Qyra tidak memberikan