Kehidupan Briella setelah fotonya dan Calvin tersebar menjadi makin tidak tenang. Ia bahkan tidak bisa meninggalkan kediamannya karena wartawan yang berjaga di sana. Jika saja prianya bukan Calvin maka ia tak akan sekacau ini. Ia benci terlibat scandal padahal ia sendiri yang memilih jalan itu.
Di kediaman orangtua Calvin, saat ini Moreno dan Delillah merasa makin kecewa dengan Calvin. Apakah Calvin berniat melemparkan lumpur ke wajah mereka?
"Aku tidak tahu bahwa aku memiliki anak tidak berbakti seperti Calvin." Sorot mata Moreno memperlihatkan riak kemarahan yang mendalam. "Apa sebenarnya yang ada di otak Calvin?" Makin lama Moreno makin menderita kekecewaan.
"Berhentilah memikirkannya, Sayang. Kesehatanmu menurun karena kau terlalu banyak pikiran." Delillah menenangkan suaminya. Ia juga kecewa pada Calvin, tapi ia tidak bisa apa-apa. Calvin memiliki sifat yang sama kerasnya dengan Moreno, jadi sulit untuk mengubah pendirian Calvin.
"Apa yang Papa
Calvin meraih handuk kecil yang ada di keningnya.Aletta. Ia membuka matanya, dan yang ia temukan bukan Aletta melainkan Briella."Kau sudah bangun? Bagaimana kepalamu? Masih sakit?" tanya Briella khawatir."Sudah lumayan membaik." Calvin mengubah posisi berbaringnya jadi duduk."Aku akan meminta pelayan membuatkan bubur untukmu.""Hm."Briella pergi. Calvin melihat handuk kecil yang ia genggam. Perasaanya tiba-tiba menjadi sedikit hampa.Kenapa ia mencari sosok Aletta? Calvin merasa mungkin ia sudah mulai gila karena banyak masalah yang ia hadapi.Briella kembali dengan semangkuk bubur dan air minum di nampan. Ia duduk di ranjang dan menyuapi Calvin.Kerongkongan Calvin tidak bisa menelan bubur itu. Perutnya menjadi mual ketika ia memaksa untuk makan. Rasa bubur itu tidak sama dengan yang sering Aletta masak ketika ia sedang sakit."Cukup." Calvin menolak untuk melanjutkan makan."Kau bar
Kenneth baru saja selesai melakukan operasi. Saat ini ia tengah memeriksa perkembangan pasiennya melalui komputer.Lagi-lagi Kenneth mendengar staf di rumah sakit membicarakan tentang Briella. Bukankah sudah lebih dari dua minggu? Apa mereka tidak bosan membicarakan topik yang sama setiap harinya?"Aku semakin penasaran dengan pria yang menjadi kekasih Briella. Dia haruslah tampan dan kaya." Seorang perawat sibuk melihat ponselnya.Sekilas mata Kenneth menangkap foto yang memperlihatkan Briella tengah mencium seorang pria di depan pintu hotel."Bisa aku pinjam ponselmu?" Kenneth fokus pada ponsel si perawat.Kikuk, perawat itu menyerahkan ponselnya. Jantungnya berdetak kencang hanya karena Kenneth bicara padanya.Kenneth tidak tertarik sama sekali dengan berita tentang Briella, ia hanya tertarik pada pria yang bersama Briella.Tidak mungkin. Kenneth mengenal postur tubuh pria itu. Terlebih jam tangan yang dikenakan olehnya. J
Jika alasan Aletta bunuh diri bukanlah karena perselingkuhan yang ketahuan, lalu apa?Mobil Kenneth menepi mendadak. Otaknya yang tajam bekerja dengan cepat.Mungkinkah Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhan kakaknya dan Briella? Dan mungkinkah kakaknya adalah orang yang membuat skenario mengerikan tentang alasan Aletta bunuh diri?"Apa yang kau pikirkan, Kenneth? Kau mengenal kakakmu dengan baik. Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu tentang kakakmu?" Kenneth menyangkal pikirannya lagi. Akan tetapi, seperti sebelumnya, semakin ia menyangkal maka semakin masuk akal pemikirannya.Kenneth cukup mengenal Aletta, wanita itu tidak akan bunuh diri tanpa sebab. Dan kakaknya? Tentu saja kakaknya tidak mungkin mengatakan bahwa Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhannya dengan Briella. Hal itu akan membuat nama baiknya hancur.Kenneth meringis. Benarkah kakak yang ia kenal dengan sangat baik mampu melakukan hal sekejam itu pada Ale
Ruang kerja Calvin kembali berantakan, beberapa barang pecah berserakan di lantai. Ia marah pada Kenneth yang semudah itu membencinya hanya karena seorang Aletta. Apakah persaudaraan mereka tidak artinya?Ia sama sekali tidak sadar bahwa alasan kemarahan Kenneth bukan hanya tentang Aletta. Ia bahkan lupa bahwa dirinya juga melakukan hal yang lebih buruk dari Kenneth, ia mengabaikan orangtuanya demi seorang Briella.Calvin menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Ia memijit pelipisnya untuk mengurangi denyut nyeri yang menyerangnya. Ia memikirkan bagaimana nanti reaksi Kenneth ketika tahu bahwa ia yang membunuh Aletta. Mungkin Kenneth akan benar-benar lupa bahwa mereka memiliki ikatan darah.Tidak! Calvin tidak akan membiarkan Kenneth atau siapapun tahu. Ia harus segera menemukan wanita yang menjadi saksi perbuatannya.***"Ini bayaranmu. Tidak perlu ikuti pria itu lagi." Kenneth meletakan amplop berisi uang di meja."Kau tidak perlu membayark
Mata Yuri berbinar ketika melihat pesan masuk di surelnya. Wanita berfitur wajah tegas itu segera membukanya dengan bersemangat.Ia penasaran berita besar apalagi yang akan diberikan padanya. Seorang pria dengan wajah babak belur di ruangan sunyi dan pengap terlihat di layar komputer Yuri. Ia mengerutkan keningnya, dan ingat bahwa pria ini adalah pria yang menjadi selingkuhan Aletta.Yuri memiliki ingatan yang tajam, terlebih tentang hal-hal yang berhubungan dengan orang yang ia sayangi.Dari matanya, pria itu menatap ke kamera dengan cemas. Ia terlihat gugup dan gelisah."Saya Tobby Dash ingin mengungkapkan kebenaran, bahwa saya telah membuat pernyataan palsu mengenai hubungan saya dengan Nyonya Aletta Evangellyn, istri dari Tuan Calvin McVille.Nyonya Aletta tidak pernah berselingkuh dengan saya. Foto yang tersebar adalah hasil rekayasa. Saya dibayar oleh seseorang untuk berpose tidur tanpa busana dengan Nyonya Aletta. Saat itu keadaan Nyonya Ale
"Kau sudah melihat artikel di way.com?" Dave yang sedang minum bersama Kenneth di sebuah club menatap temannya dengan seksama.Kenneth menyesap minumannya. Way.com? Apalagi kali ini? Apakah foto kakaknya dan Briella yang diposting di web itu? Memikirkan tentang kakaknya membuat Kenneth kembali kecewa dan marah.Berdasarkan kepribadian Kenneth yang cuek, Dave harusnya tidak bertanya. Temannya pasti belum melihat artikel yang ia maksud."Ini." Dave mengarahkan tabletnya ke Kenneth. Ia benar-benar ingin menunjukannya pada Kenneth karena ia pikir itu tentang orang yang Kenneth kenal.Mata Kenneth masih terlihat dingin seperti biasanya. Ia menonton video itu hingga habis."Apakah menurutmu ini ada hubungannya dengan babysitter keponakanmu?" Dave bertanya sembari berpikir.Kenneth melihat komentar di artikel itu. Dan senyuman pahit tampak di wajah rupawannya. Bagaimana bisa orang-orang memperlakukan kakaknya sebagai korban padaha
Satu jam lebih berada di dalam mobilnya, mengamati debur ombak yang menghantam bebatuan, Ken memutuskan untuk pergi. Ia tak mungkin kembali ke kediaman orangtuanya, jadi ia memutuskan untuk tinggal di tempat tinggal yang sudah disiapkan oleh rumah sakit. Saat hendak pergi, Ken melihat siluet wanita yang ia kenal. Qyra. Ken mengamati Qyra yang tengah berdiri di tepi tebing. Apa yang mau dia lakukan? Kenneth mengerutkan keningnya. "Dia mau bunuh diri!" Kenneth segera keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju Qyra yang sudah maju selangkah. Kenneth tidak peduli pada Qyra, tapi hari ini ia tidak ingin melihat ada orang bunuh diri di depannya. Tangan Kenneth dengan cepat meraih lengan Qyra, menarik Qyra menjauh dari tepi tebing. "Kau mau mati?!" tatapan Kenneth terlihat sangat tajam. Qyra yang tersenta
Pementasan selesai. Qyra memperoleh banyak pujian dari orangtua murid serta staf yang bekerja di taman kanak-kanak kelas elit tempat Meisie menuntut ilmu.Wanita-wanita yang tadi menilai Qyra sombong juga tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa permainan piano Qyra sangat luar biasa. Bagaimana bisa seorang babysitter memiliki kemampuan seperti itu. Jika Qyra melamar di sebuah orkestra, mereka yakin Qyra akan langsung diterima.Bukan hanya itu, jika Qyra melakukan debut solo, maka Qyra pasti akan menjadi pianis terkenal."Dari mana kau belajar melodi yang kau mainkan tadi?" Kenneth melihat ke kaca spion mobilnya, menatap Qyra yang mengarahkan pandangan ke Meisie yang sedang tidur di pangkuannya."Kau tidak perlu tahu," balas Qyra tak bersahabat.Kenneth menepikan mobilnya dan berhenti melaju. Ia kembali menatap Qyra, kali ini lebih tajam. "Katakan padaku." Ia memaksa.
Palu telah diketuk. Calvin mendapatkan hukuman berlapis atas kejahatan yang sudah Calvin lakukan. Pembunuhan terhadap Aletta, pembunuhan terhadap Leon, dan percobaan pembunuhan terhadap Qyra, membuatnya mendapatkan hukuman seumur hidup.Delillah yang menghadiri persidangan itu tidak kuasa menahan tangis. Ia tidak menyangka bahwa putra yang selalu ia banggakan telah melakukan kejahatan yang tidak termaafkan. Delillah begitu kecewa terhadap Calvin, tapi mau bagaimanapun Calvin adalah putranya. Ia tidak akan meninggalkan putranya sendirian.Berbeda dengan Moreno yang tidak mau menganggap Calvin sebagai anaknya lagi. Kenyataan bahwa Calvin telah membunuh Aletta begitu menghantam Moreno. Ia tidak pernah berpikir bahwa perjodohan yang ia lakukan membawa petaka. Ia tidak pernah berpikir bahwa anaknya akan begitu tega pada Aletta. Moreno merasa sangat bersalah, ini semua terjadi karena dirinya.Kenneth juga berada di sana, tatapan matanya ber
Calvin mengepalkan kedua tangannya. Ia menerima laporan dari Arion bahwa saat ini Qyra tengah bersama Kenneth.Ia tidak habis pikir bagaimana bisa adiknya masih bersama dengan wanita yang sudah menghancurkan keluarga mereka.Apakah rasa suka Kenneth pada Qyra telah membutakan mata Kenneth? Kenneth bahkan tidak memikirkan bagaimana nasib keluarganya.Tidak tahukah Kenneth bahwa Qyra merupakan wanita berbisa yang tidak pantas sama sekali bersama Ken. Atau jangan-jangan Kenneth menutup mata atas perbuatan Qyra padanya. Calvin tersenyum pahit, bukankah Kenneth sangat kejam padanya?Ckck, Calvin berdecak kesal. Ia tidak akan membiarkan semua berjalan seperti ini."Dapatkan Qyra bagaimanapun caranya!" perintah Calvin pada Arion. Ia tidak peduli jika nanti Kenneth akan menghajarnya lagi. Yang terpenting baginya saat ini adalah mendapatkan Qyra agar tak ada orang lain yang tahu per
Qyra kembali ke kediaman Kenneth setelah menyaksikan bagaimana hancurnya Briella. Setelah ini Briella tak akan bisa lagi bersikap angkuh. Ia yakin Briella akan jijik pada dirinya sendiri.Keempat pria yang menggilir Briella positif mengidap HIV/AIDS, Qyra sengaja meminta pria yang sudah positif mengidap penyakit itu karena jika ia menggunakan pria sehat maka pria-pria itu akan tertular virus HIV yang sudah ada di tubuh Briella sebelumnya. Qyra tidak ingin membahayakan orang yang sudah bekerja sama dengannya.Kenneth melihat ke arah Qyra yang baru saja datang. Ia mengetahui apa yang dilakukan oleh Qyra pada Briella. Ken memerintahkan Dave untuk mengikuti Qyra. Ia melakukannya semata-mata demi menjaga Qyra.Ken tidak menyalahkan Qyra atas kekejaman Qyra pada Briella. Wanita itu memang pantas mendapatkannya atas perbuatannya pada Qyra."Apa yang kau inginkan dariku?" Qyra bertanya tanpa berbasa-ba
Briella tersadar dengan kepala yang terasa sakit. Ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia berada di tempat yang sama sekali tidak ia kenali."Di mana aku?" Briella memegangi kepalanya yang sakit dengan wajah bingung.Ia bangkit dari ranjang, bergerak menuju ke pintu kamar itu, mencoba membukanya, tapi tidak berhasil. Pintu itu terkunci."Siapapun di luar, buka pintunya!" Briella menggedor pintu dengan tenaganya yang belum terkumpul.Berkali-kali Briella menggedor, tapi tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Briella kembali mengingat kejadian semalam, mungkinkah pria yang bersamanya yang sudah membawanya ke tempat ini?Briella mulai merasa ada yang aneh. Semalam ia tidak terlalu banyak minum, dan seharusnya ia tidak akan mabuk hanya dengan beberapa teguk alkohol. Mungkinkah seseorang mencampur sesuatu ke dalam minumannya? Otak Briella bekerja dengan cepat.
Setelah penolakan kejam Calvin, Briella melampiaskan emosinya dengan bersenang-senang. Ia tidak ingin menjadi wanita idiot yang terpuruk karena dicampakan oleh Calvin.Briella yakin ia bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari Calvin. Sudah cukup ia menerima Calvin melukai harga dirinya. Memangnya siapa Calvin sekarang? Pria itu tidak sehebat dulu lagi. Calvin sudah kehilangan segalanya. Memang sudah seharusnya ia meninggalkan Calvin. Untuk apa mengharapkam pria yang sudah tidak punya apa-apa lagi.Briella tidak akan membuang waktunya dengan hidup sengsara bersama Calvin."Hai, boleh aku temani?" Seorang pria tampan dengan pakaian edisi terbatas menyapa Briella dengan ramah."Silahkan." Briella membalas dengan senyuman menawan. Malam ini ia butuh teman melepaskan penat, dan sepertinya pria di sampingnya cocok menjadi temannya."Berdansa denganku?" Pria itu mengulurkan tanga
Ken akhirnya menyelesaikan tugasnya sebagai seorang dokter dengan susah payah. Ia tidak tahu bahwa menahan hasrat jauh lebih menyulitkan dari menghapal buku-buku kedokteran.Sial! Ken bahkan lebih memilih membaca puluhan buku daripada menahan sesak di celananya."Sudah selesai." Ken berdiri dengan cepat. Ia harus segera menjauh dari Qyra agar ia tidak jadi predator ganas yang menerkam mangsa lemah."Istirahatlah." Ken berbalik dan pergi.Qyra mengenakan kembali pakaiannya. Setelah itu ia terjebak dalam rasa sakit dan kemarahan saat mengingat kejadian di gudang. Bukan tentang penyiksaan yang Calvin lakukan padanya, tapi tentang Leon yang tewas mengenaskan karena melakukan pekerjaan darinya.Dada Qyra terasa sangat sesak. Ia telah menyeret teman-temannya mendekat pada kematian. Qyra sangat menyesal, ia merasa bahwa kematian teman-temannya disebabkan oleh dirinya.Air mata Qy
Setelah karirnya hancur, Briella tidak memiliki banyak kegiatan. Ia menghabiskan waktunya dengan mengurung diri di kediamannya. Briella seperti kehilangan hidupnya. Cacian dan makian yang dilayangkan orang-orang padanya membuatnya merasa harga dirinya telah lenyap."Apa yang salah denganmu, Briella?" Kimmy duduk di kursi sebelah putrinya.Briella tak menanggapi ucapan ibunya. Ia hanya menyesap wine yang ada di tangannya."Hidupmu masih harus berjalan, Briella. Karirmu hancur bukan berarti hidupmu juga hancur." Kimmy menasehati putrinya. Saat ini ia kembali mengambil peran sebagai ibu Briella.Briella tersenyum kecut. Ia tidak memiliki sedikitpun kebanggaan lagi dalam hidupnya. Dunia telah mencatatnya sebagai penggoda suami orang. Gambaran dirinya yang selalu terlihat seperti malaikat kini berganti menjadi iblis betina yang licik dan tak tahu malu. Briella bahkan ingin sekali menenggelamkan diri
Qyra menangis dalam tidurnya. Alam bawah sadarnya membawa ia kembali ke hari di mana ia ditenggelamkan ke laut oleh Calvin.Tubuh Qyra berkeringat dingin. Napasnya tercekat seolah saat ini ia berada di dalam air."Tolong! Tolong aku!" Qyra berteriak putus asa. Air matanya mengalir makin deras.Suara Qyra membuat Kenneth yang berada di dalam kamar itu mendekat ke arahnya."Mama, Papa, tolong Aletta. Aletta tidak bisa bernapas. Tolong Aletta."Ken mematung. Apakah baru saja ia mendengar Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta?Ia kembali menghadapi sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Beberapa hari lalu ia meyakinkan dirinya bahwa Qyra hanyalah peniru Aletta, tapi hari ini Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta. Kegilaan macam apa yang sebenarnya terjadi saat ini?"Mama, Papa, Aletta tidak bisa berenang, tolong Aletta." Qyr
Lebam memenuhi tubuh Qyra. Kondisinya setelah disiksa oleh orang-orang Calvin sungguh mengerikan. Sekujur tubuh Qyra terasa sakit, tapi Qyra telah mati rasa. Siksaan dari Calvin tidak membuatnya menunjukan kelemahannya. Qyra tidak akan membiarkan Calvin merasa puas.Bahkan jika ia harus mati hari ini, ia tidak akan membiarkan Calvin melihat air matanya. Ia bahkan tak akan memohon pada Calvin untuk sebuah pengampunan.Kebencian dan kemarahan membuat Qyra seperti tak mengenal rasa sakit. Ia menjadikan dendam yang ia miliki sebagai pegangan untuk bertahan dari siksaan Calvin.Apa yang Qyra lakukan membuat Calvin merasa kesal. Ia berharap Qyra akan menangis meraung meminta pengampunan. Akan tetapi, yang terjadi Qyra hanya diam. Bahkan mendengar jeritan Qyra merupakan hal yang mustahil.Calvin terpacu, ia memerintahkan Arion untuk menyiksa Qyra lebih menyakitkan. Namun, sekali lagi, Qyra tidak memberikan