Seperti janjinya tadi, aku dan calvin sedang dalam perjalanan menuju rumah bunda, namun kami berdua masih belum memulai pembicaraan, bahkan selama di ruangan kami sama sekali tidak menatap satu sama lain.
Sejujurnya saat aku melihat calvin di ruang kerjanya, calvin terlihat 100× lebih ganteng dari biasanya apalagi saat meliatnya memakai kemeja putih di tambah rambutnya berantakan, asli aku gabisa bohong kalau dia tuh ganteng.
Aku bahkan gak akan pernah bosan jika harus menatap Calvin terus, tapi aku sadar aku kan lagi marah gamungkin dong aku merhatiin dia terus dengan tatapan terkagum-kagum bisa malu aku.
"Keluar!" Titah Calvin yang sudah membuka pintu mobil untuk ku.
Saat kita berjalan menujukan rumah bunda, aku melihat bunda sedang berdiri di depan pintu rumahnya, dia sudah tersenyum senang kearah kami berdua.
"Assalamu'alaikum bunda" Ucap k
"Hei bangun" Aku mulai membuka mataku saat merasa seseorang menepuk-nepuk pipiku, saat aku membuka mataku aku langsung terkejut saat melihat wajah Calvin di dapan wajahku. Yaampun, Calvin kenapaa ganteng banget yah pagi ini, mukannya mirip kaya aktor-aktor drama Korea. "Fuhhhh.... Fuhhhh..." Aku langsung tersadar saat Calvin kembali meniup-niup wajahku. "Bangun solat subuh dulu" Bisikan Calvin di telingaku, suaranya terdengar begitu lembut, membuat jantungku berdebar. Aku segera berdiri dari tempat tidur kemudian pergi ke kamar mandi, aku memperhatikan wajahku di cermin, pipiku sudah memerah pasti ini gara-gara Calvin, untung ajah Calvin gatau kalau pipi aku udah merah gara-gara ngeliat muka dia dari deket kalau dia tau bisa malu aku. "Jihan cepetan" Teriak Calvin dari balik pintu, aku segera mengambil hudu sesuai den
"Jihan bangun!?" Aku sudah mendengar suara ini lebih dari 5kali, tapi aku masih malas untuk membukakan mataku. "Jihannn ayo bangunnn" "Bentar bang, aku masih ngantuk" Jawabku yang masih memejamkan mataku, dan menutup tubuhku kembali dengan selimut. "Ok" Aku kira Calvin akan membiarkan aku kembali tidur tapi nyatanya aku malah merasakan tubuh ku melayang di udara, saat aku membuka mataku ternyata Calvin sudah menggendongku. "BANG CALVIN MAU NGAPAIN" teriakku sambil memberontak, Calvin Sama sekali tidak ngejawab pertanyaan aku. Calvin langsung menurunkan ku saat berada di dalam kamar mandi, aku semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuh ku, udah tau dingin pake di bawa ke kamar mandi, bisa jadi es batu. "Sekarang kamu ambil whudu aku tunggu di luar, cepet yah gausah banyak omong" Titahnya&nbs
Pagi ini terasa begitu aneh, karena aku terus mendengar gosip tentang Calvin, hampir semuah murid berpikir kalau istri dari Calvin itu cika. Tapi sepertinya Chika memang belum tau kalau dia di gosip kan punya hubungan dengan Calvin, buktinya dia terlihat biasa saja seakan-akan tidak mendengar gosip itu . Kalau aku sih baik-baik ajah karena aku tau kalau gosip itu salah besar, bahkan mereka bilang kalau mereka liat Calvin dan Chika pergi ke caffe kemarin malam, aku hanya bisa tertawa, aku rasa mereka harus periksa mata deh. Aku sedikit kesal sih waktu denger mereka bilang kalau Calvin sama Cika cocok, yang satu soleha yang satu soleh, tapi udah lah itu kan pendapat mereka . Beda lagi dengan cinta dia terlihat begitu kesal saat mendengar gosip ini, bahkan cinta sampai berdebat gara-gara gosip ini. "Cinta gue kebelakang dulu ya" Kata aku seraya berdiri. "Iyahh" Jawabann
Aku terus melirik kearah jam tangan yang aku pakai, ini sudah jam 8 malam tapi jihan belum pulang juga, aku sudah mencoba menghubungi Jihan tapi handphone nya ga aktif. Apa Jihan marah, gara-gara aku marahin dia, padahal aku sama sekali gak bermaksud bicara kasar seperti tadi, aku hanya tidak suka melihat prilaku jihan yang terkesan kasar. Dan Jihan selalu saja beranggapan kalau aku menyukai Chika, padahal tidak ada sedikitpun rasa suka atau cinta terhadap Chika, lagi pula chika itu sepupu aku masa sih aku suka sama sepupuku sendiri. Aku jadi mengingat awal mulai aku menyukai Jihan, terkesan aneh namun membuatku semakin menyukainya. Jujur sajah aku sangat mencitai jihan, dari awal bunda memperkenalkan jihan padaku. Bunda memang sudah memiliki beberapa perempuan untuk di jodohkan dengan ku, dan bunda juga memberikan beberapa p
"Berhenti??" "Berhenti menyukai pak Calvin, gua tau ko kalau elu tuh suka kan sama pak Calvin" "Hahahaha... Gamungkin" Kataku dengan tawa yang begitu aneh Mana mungkin aku suka sama Calvin itu benar-benar mustahil, aku hanya merasa kesal saja dengan sikap mereka yang selalu menjodoh-jodohkan Calvin dengan chika, dan ini namanya bukan cemburu tapi aku cuma merasa risi ajah. "Gak mungkin dari mananya, gua bisa liat elu keliatan cemburu banget waktu ngeliat pak Calvin lagi ngobrol sama chika" "Apaan sih lu, yang ada elu tuh yang seharusnya berhenti" Kataku seraya memukul tangang satria "Gua di suruh berhenti apaa sih" "Berhenti beriskap kaya bocah" "Umur gue udah 17 tahun kali, jadi bukan bocah lagi"elaknya "Umur memang udah tua, tapi kelakuannya
hari ini aku benar-benar badmood bahkan untuk berbicara pun rasanya malas, dan tidak bersemangat padahal aku sudah mencoba untuk bersikap baik-baik saja namun ini sangat sulit untukku, banyak sekali kekhawatiran yang aku pikirkan sekarang. "Eh udah kali bengong nya, sekarang waktunya pulang" Ucap cinta seraya menepuk pundak ku "Cinta gimana kalau hubungan gue sama bang Calvin berhenti sampai disini" Ujarku tiba-tiba Entah kenapa aku takut jika harus berpisah dengan Calvin, kekhawatiran yang aku pikirkan adalah bagaimana jika Calvin memutuskan hubungan ini dan dia gamau jadi suami aku lagi, aku benar-benar takut jika harus kehilangan Calvin. Aku terus memikirkan ini, aku rasa hubungan kita sudah di ujung tanduk, apalagi melihat konfilk yang terjadi semalam. "Yaa jangan dong, nanti elu jadi janda muda lagi, sekarang lebih baik elu bicarakan baik-baik sam
Pagi ini aku sedang sibuk membersihkan rumah, udah lama banget rasanya aku gak bersih-bersih karena sibuk sekolah, biasanya aku cuma nyapu sama ngepel ajah, tapi karena hari ini aku libur jadi sekalian bersih-bersih semuahnya. Sementara Calvin dia masih tidur, setelah solat subuh Calvin memutuskan untuk tidur lagi, aku rasa Calvin itu seorang yang pemalas lihat saja sekarang, liburan nya hanya diisi dengan tidur gaada aktivitas lain. Aku kira Calvin itu mirip dengan laki-laki yang sering aku lihat di drama Korea atau di novel-novel, itu loh laki-laki yang memiliki sifat dingin, datar, dan romantis, cool, keren. Eh tapi nyatanya dia sangat jauh berbeda dari dugaanku, sifat nya yang random kadang-kadang bikin aku bingung dan lucu juga. "Meongg-meongg" Aku menoleh kearah suara itu dan ternyata moli, aku tersenyum kearahnya dan kemudian langsung meng
Aku sudah berada di tempat yang paling aku hindari selama ini, rasanya baru kemarin aku pergi ke tempat ini dan sekarang aku kembali lagi kesini. "Ayok keluar kamu mau diem ajah disitu?" Tanya Calvin yang sudah membukakan pintu mobil. Calvin mengukur kan tangannya aku pun tersenyum kemudian menerima ukuran tangan Calvin, Kami berjalan menuju rumah tempat keluarga ku berkumpul, aku gatau apa ini masih bisa di sebut sebagai keluarga. "Ini tempat apa?" Tanya Calvin "Ini rumah nenek aku" "Oh gitu, apa Keluarga kamu selalu mengadakan acara seperti ini" "Iyah" Jawabku "Wah berarti keluarga kamu seru banget yah?" Aku hanya tersenyum sebagai jawabannya. Keluarga ku memang selalu mengadakan acara kumpul-kumpul seperti ini, tapi bukan untuk seru-seruan atau sekedar kumpul untuk menjag
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga
Aku terus memperhatikan diriku di depan cermin, aku memperhatikan perubahan yang terjadi pada diriku hari ini, aku memang sudah yakin memutuskan untuk berjilbab dan berpakaian sesuai ketentuan islam.dan aku juga memutuskan untuk mengganti baju-bajuku yang dulu, menjadi baju-bajuku yang sekarang, baju yang lebih tertutup dan sangat jauh berbeda dari baju yang aku pakai sebelumnya.Sebenarnya aku belum bercerita apapun dengan Calvin tentang keputusan aku ini, meskipun aku tau pasti Calvin akan bahagia melihat perubahan aku ini, tapi saat melihat Calvin sibuk dengan pekerjaan aku merasa ragu untuk membicarakan ini aku takut akan menggangu waktu Calvin.Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahu apa-apa pada Calvin, biar saja dia akan mengetahui dengan sendirinya."Jihan... Ayoo ini udah siang loh, nanti telat" Teriak Calvin dari balik pintu kamar mandiMendengar teriakan
Haruskah aku berhijab?, haruskah aku merubah diriku sepenuhnya?, apa mungkin aku bisa?,Itu adalah pertanyaan yang aku tanyanyakan pada diriku sendiri, semenjak kejadian kemarin aku terus memikirkan tentang Itu.Aku memang sudah berniat untuk berhijab, dan merubah cara berpakaian ku namun ... Aku masih belum siap, dan aku merasa masih belum pantas untuk berpakaian seperti itu.Aku menoleh kearah ruang kerja Calvin, seperti nya hari ini Calvin sedang sibuk buktinya dia sama sekali tidak keluar dari ruangan itu, aku rasa Calvin pasti tidak menyadari kalau sedari tadi aku sedang menunggunya.Padahal hari ini aku ingin mengajak Calvin jalan, bahkan aku sudah membuat rencana yang akan kita lakukan di hari minggu ini tapi nyatanya itu di luar ekspetasiku, semuah rencana yang sudah aku atur sebaik mungkin gagal karena Calvin sudah masuk ke ruang kerjanya .Aku memang sengaja men
"Sat apaan sih lu, dari tadi ngikutin gua ajah terus" Kesalku Pasalnya sejak pagi tadi satria terus mengikutiku kemanapun aku pergi, saat aku menyuruhnya untuk pergi satria terus menolak, dan yang lebih anehnya dia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi selalu tertahan. Aku sampai bingung melihat tingkah satria, dan sekarang dia sudah duduk di sebelahku tampa mengucapkan apa-apa, sampai-sampai aku risi melihat tingakhnya yang begitu aneh. "Jihan gua mau ngomong sama elu serius" Katanya. "Yaudah cepet ngomong" Jawabku dengan malas Aku sangat malas jika harus menganggappi ucapan satria, bukan apa-apa hanya saja ini sudah ke 20 kalinya satria mengucapkan kalimat itu dan yang membuat aku kesal kalimat yang dia ucapkan selalu menggantung. "Jihan sebenarnya gua.. Emm... Gua... " Tuh kan apa aku bilang, ucapannya selal