Share

BAB 58

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Karina sontak menutup mulutnya, nampak ia melirik ke sekeliling dimana atensi para tamu undangan berpindah ke arah meja mereka. Mereka menatap Karina dan Yudha sesaat, lalu dengan senyum penuh arti beberapa orang tampak berbisik sambil senyam-senyum, membuat Yudha reflek menepuk jidatnya dengan gemas.

"Bisa nggak sih pelanin suara kamu, Rin? Pada liatin kita nih!" Bisik Yudha gemas.

"Ya kan bukan salah saya! Salah Dokter kenapa tadi Do--."

"Woy!! Cie pasangan penganten baru udah teriak-teriak aja pagi-pagi! Baru juga sah, Rin!"

Karina melotot ketika Kelvin menepuk pundaknya keras-keras. Bukan hanya tepukannya yang keras, tetapi juga suara Kelvin menggelegar, kembali menyita perhatian para tamu undangan yang hadir. Ia buru-buru menimpuk Kelvin keras-keras, tak lupa cubitan maut Karina mendarat di lengan Kelvin sampai kakak nomor dua Karina itu menjerit kesakitan.

"Parah, dari dulu kenapa nggak ilang sih hobi nyubitnya? Heran aku!" Gerut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
elin marlina
mana bisa pa dokter baru ngebayangin aj udah tegak berdiri apalagi klau tdr seranjang, blm lgi klau karin tdrnya jabrah
goodnovel comment avatar
Yuni Jaeni
Udh mulai kehidupan rmh tngga yg berisik
goodnovel comment avatar
aryu key
gak kan bisa pegang janji, apalagi kalo harus bobok seranjang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Annoying Marriage   BAB 59

    Karina membelalakkan mata, ia tidak salah dengar, kan? Dia harus berciuman dengan Yudha? Gila! Karina baru ingat bahwa memang resepsi ala internasional style akan ada sesi ini dalam rentetan acara resepsi. Mereka baru saja beres melakukan wedding dance, masih saling berpegangan tangan dan sekarang mereka harus ... "Dok ... Serius kita harus--."Karina terkejut hampir memekik ketika Yudha menarik tubuhnya sedikit lebih dekat. Wajah mereka jadi begitu dekat, sangat dekat sampai Karina bisa melihat dengan jelas bola mata Yudha yang hitam pekat. Alis Yudha tebal dan rapi, jangan lupa ... Bibir itu ... Bibir itu begitu .... Karina sudah tidak lagi bisa memikirkan apa-apa karena sesuai dengan aba-aba dari MC acara mereka malam ini yang merupakan seorang selebriti tersohor, Yudha tiba-tiba meraup bibirnya dengan begitu lembut tanpa meminta persetujuan lebih dulu dari Karina. Bibir itu begitu lembut, sangat lembut sekali sampai Karina yang se

  • Annoying Marriage   BAB 60

    Yudha tertegun di depan pintu, sementara Karina menyilangkan tangan di dada, menutupi leher dan bahu yang tidak tertutup handuk putih yang kini melilit tubuh Karina yang nampak baru selesai mandi. Sebagai lelaki normal, darah yudha berdersir hebat. Ia melihat betapa putih dan mulus kaki dan bahu Karina dengan posisi seperti ini. Terlebih mereka hanya berdua di kamar ini, dengan status yang sudah resmi dan boleh melakukan apapun kalau saja lidah Yudha tidak terlanjur mengucap janji itu. "DOK, NGAPAIN SIH? KELUAR LAH!"Yudha tersentak dari lamunannya, menarik napas dalam-dalam lalu melotot menatap Karina yang wajahnya memerah itu. "Kenapa saya harus keluar? Ini kamar saya juga, kamu lupa?" Yudha melangkah mendekat, membuat Karina yang tadinya tengah membongkar koper sontak berjalan mundur. Nampak wajah itu terkejut, wajah memerahnya berubah jadi pucat. Ia terus melangkah mundur dan itu membuat Yudha makin bernafsu untuk terus mendekati

  • Annoying Marriage   BAB 61

    "Hen ... Ayolah tolong, Hen!"Terdengar suara itu memohon, diiringi isak tangis yang jujur malah membuat Heni tertawa terbahak-bahak daripada prihatin dengan kondisi sahabatnya. Tawa Heni pecah, menertawakan tingkah Karina yang baginya begitu absurb. "Hen! Tega amat sih malah ngakak begitu? Tolongin aku napa? Horor banget di sini, Hen!" Tegas suara itu nampak kesal. Tawa Heni belum mau berhenti, sungguh dia tidak tahu dan tidak paham dengan apa yang ada di dalam pikiran Karina saat ini! "Rin ... Yang kau nikahi itu dokter Yudha! Bukan vampire, zombie atau genderuwo. Jadi horor macam apa yang kamu maksud?" Goda Karina sambil bersandar santai di kasur kamar hotel yang disewakan Karina khusus untuknya. Katanya sih karena Heni adalah best friend Karina, tapi kini Heni tahu tujuan Karina menyewakan satu kamar untuknya di hotel yang sama dengan dirinya itu untuk apa! Untuk bisa kabur dari dokter Yudha, kan? Seperti apa yang sekarang ini Kar

  • Annoying Marriage   BAB 62

    Karina tercekat. Lidahnya mendadak kelu. Mata itu masih begitu dalam menatap langsung ke matanya. Dua tangannya dikunci Yudha di atas kepala. Mereka sudah tidak lagi berjarak. Hanya terpisah piyama yang Karina kenakan. Jantung Karina berdegup 2 kali lebih cepat terlebih ketika wajah itu makin dekat. Karina memejamkan matanya rapat-rapat. Apakah semuanya akan berakhir malam ini? Apakah janji yang Yudha ucapkan kemarin hanya buaian semata? Hanya pancingan dan jebakan agar Karina mau dia nikahi? 'Ma ... Tolong!'***Jantung Yudha berdegup tak karuan. Bukan hanya dia, Karina pun sama! Tanpa perlu stetoskop, Yudha bisa merasakan dan mendengar degup itu saking dekatnya jarak mereka sekarang. Yudha yang semula sudah bisa mengendalikan diri dan hasratnya, kini kembali membara. Bukan hanya karena video yang tidak sengaja dia lihat di ponsel Karina. Video yang bahkan sampai sekarang masih ribut mengeluarkan suara-suara erotis, tetapi juga Karina yang kini pasrah di

  • Annoying Marriage   BAB 63

    "APA? JADI SEMALAM KALIAN NGGAK ENA-ENA, RIN?!"Suara itu terdengar begitu menggelegar di telinga Karina. Seolah-olah dia mengatakan pada Heni bahwa dia baru saja bergabung dengan ISIS dan Taliban. Karina sampai melonjak kaget. Memang setelah peristiwa kemarin tidak ada lagi yang terjadi kecuali Karina yang tidak bisa tidur semalaman. Dia baru bisa tidur sekitar pukul 3 pagi dan pagi ini, dia mendapati sisi kasur di sebelahnya kosong. Padahal baru pukul 7 pagi kemana sosok suaminya itu pergi? Ah ... sebodoh amat deh! Yang jelas dia benar-benar menepati janjinya dan Karina tetap aman! Mendadak Karina kembali terbayang dekapan erat Yudha sesaat setelah bibir mereka berpagut. Kenapa tubuhnya seolah begitu nyaman dengan dekapan hangat itu? Kenapa rasanya .... "Woy, Rin! Kamu nggak mendadak budek, kan?" Kembali Heni memekik, membuat Karina terkejut dari lamunannya akan pelukan sang suami kemarin malam. "Nggak lah! Gila aja!" Karina balas b

  • Annoying Marriage   BAB 64

    "Sini biar saja bawa koper kamu, Rin!"Karina tersenyum dan mengangguk, membiarkan Yudha membawa kopernya. Sementara dia mengekor di belakang lelaki itu. Ini sudah waktunya mereka check out dari kamar hotel. Mereka harus pulang sejenak ke rumah Ahmad, kemudian berangkat bersama-sama ke Madiun, kampung halaman Yudha. Akan ada acara ngunduh mantu di sana. Karina tersenyum menatap Yudha dari tempatnya melangkah. Komen di mana dia jatuh dalam pelukan Yudha esok tadi belum mau pergi ingatan Karin. Bagaimana tangan itu begitu erat mendekap tubuhnya. Mengelus kepalanya dengan lembut. Rasanya sama seperti ketika Ahmad memeluk dan menenangkan dirinya saat Karina sedih. Kok bisa? Entah bagaimana teorinya, Karina sendiri juga tidak tahu. "Heni sudah pulang, Rin?" Tanya Yudha ketika berdiri di depan pintu lift. Tentu Yudha tahu Heni juga menginap di sini, sejak a wal pembahasan venue pernikahan, Karina sudah mengusulkan satu kamar khusu

  • Annoying Marriage   BAB 65

    Yudha menekan knop pintu, mendapati sosok itu tengah tengkurap di atas kasur yang ada di dalam kamar bernuansa pink pastel milik Karina. Ah ... Cewek banget, ya? Semuanya bernuansa pink pastel dan putih. Yudha tersenyum, masuk perlahan sambil membawa koper yang mana satu di antara dua koper tadi papa mertuanya yang bantu naik. "Rin ... Kenapa sih? Saya nggak enak sama papa loh kamu pulang-pulang manyun gitu wajahnya." Yudha melangkah menghampiri ranjang, duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Karina yang tengkurap membenamkan wajah di bantal. Tidak ada jawaban. Membuat Yudha lantas memberanikan diri menepuk bahu Karina, mengguncang bahu itu perlahan berharap Karina mau bangun dan bicara padanya. "Rin ... Kamu marah sama saya? Saya salah apa lagi sih, Rin?" Tanya Yudha nelangsa, membuat siapa saja yang mendengar kalimat tanya itu sontak prihatin dengan sosoknya. Karina mengangkat wajah, menoleh dan segera bangun dari posisinya. Mata itu ber

  • Annoying Marriage   BAB 66

    "Orang kok kalo ngibul sukanya nggak nanggung-nanggung!" Gerutu Karina ketika ia dan Yudha kembali masuk ke dalam kamar. Pesawat akan take off beberapa jam lagi, jadi mereka harus kejar waktu agar bisa datang tepat waktu. Sungguh bermain kejar-kejaran dengan waktu itu sama sekali tidak enak! "Astaga, yang ngibul siapa sih, Rin?" Yudha membelalak gemas, dia ngibul apa memangnya?Karina menghela napas panjang, menatap Yudha dengan tatapan gemas. Hal yang makin membuat Yudha tidak mengerti, dia salah apa lagi memangnya? "Tadi itu loh, Dok! Pakai di depan papa sama Bangke lagi ngomongnya!" wajah itu nampak bersungut-sungut, wajah yang jujur malah membuat Yudha gemas setengah mati.Yudha mengerutkan kening, mencoba berpikir dan mengingat apakah ada kebohongan yang dia ucap ketika sedang bersama papa mertua dan kakak iparnya tadi. Sekian detik membongkar memori, Yudha tidak menemukan kebohongan yang dia katakan tadi. Dia memang bohong soal a

Bab terbaru

  • Annoying Marriage   BONUS

    Yudha tersenyum melihat pemandangan di depannya itu. Kalau saja tidak ada ibu dan mertuanya di sini, mungkin Yudha sudah sesegukan menangis. Bagaimana tidak? Yudha tidak pernah berpikir kalau kemudian dia bisa sampai pada tahap ini, tahap di mana dia akhirnya bisa menyandang dua gelar yang dulu sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya.Jadi suami dan seorang ayah!Ternyata rasanya sebahagia ini! Begitu bahagia sampai-sampai Yudha tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata.Yudha melangkah mendekat, menatap dengan saksama bagaimana manisnya Arjuna yang tengah menyusu pada ibunya."Hai, Jun ... ketahuilah, yang kau nikmati itu dulu jatah ayahmu." bisik Yudha yang langsung dapat sebuah tabokan dari Karina.Yudha terkekeh, dikecupnya puncak kepala Juna dengan penuh kasih sayang. Lalu tidak lupa puncak kepala Karina. Yudha mencintai dan mengasihi keduanya, bukan hanya salah satu saja."Kapan boleh pulang, Mas?" tanya Karina setelah Yudha duduk di kursi yang ada di sam

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 8

    "Ini bagus!" Brian menunjuk setelan piyama lengan panjang merek ternama dengan warna biru dan motif roket yang ada di tangan Heni. Mereka berdua tengah sibuk memilih perintilan perbayian untuk isi parcel hadiah lahiran dari Heni untuk Karina. Operasi berjalan lancar. Bayi laki-laki dengan BBL 3700 gram itu lahir tanpa kurang suatu apapun. Sehat, lengkap, normal dan lahir dengan penuh cinta. Karina sudah mengirimkan foto Arjuna Putra Yudhistira, nama anak Karina yang menurut Heni sedikit rancu dan bisa mengacaukan cerita pewayangan. Bagaimana tidak? Dalam kisah pewayangan, bapak dari Arjuna itu Prabu Pandudewanata! Bukan Yudhistira! Yudhistira itu saudara laki-laki Arjuna, bukan bapaknya! Tapi mau protes pun sia-sia. Sudah Heni lancarkan protes itu dan kau tahu apa jawaban Karina? "Ya itu kan Arjuna di cerita wayang, ini Arjuna versi aku sama Mas Yudha. Jadi ya jangan di samakan!"Begitulah pembelaan dari Dewi Karina, ibu dari Arjuna versinya sendiri dan Prabu Yudha Anggara Yudhist

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 7

    Yudha berlari dengan sedikit tergesa begitu selesai menerima telepon dari Anwar. Kebetulan sekali, jadwal operasinya mundur terdesak cito operasi pasien kecelakaan yang langsung ditangani oleh spesialis bedah saraf. Jadi tanpa membuang banyak waktu Yudha segera meluncur ke VK, tempat di mana istrinya sekarang berada. Keringat sebesar biji jagung sudah membasahi wajah Yudha. Ia begitu panik dan khawatir. Bukan apa-apa, hanya saja pemeriksaan yang terakhir sedikit mengkhawatirkan. Posisi kepala janin memang sudah di bawah, yang jadi masalah tentu adalah kepala janin yang tidak mau turun ke panggul! Padahal, saat mendekati HPL harusnya posisi kepala janin sudah dibawah dan masuk ke panggul. Tapi tidak dengan jagoan Yudha. Hal yang membuat jantung Yudha takikardia karena kalau sampai kontraksi dan lain-lain lantas tidak bisa membuat kepala janin masuk panggul, tentu sudah tahu opsi apa yang harus Karina ambil, bukan? "Gimana, War?" Tanya Yudha begitu sampai di VK. Napasnya terengah-eng

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 6

    "Udah sering konpal, Rin?"Heni melirik Karina yang duduk di kursi, ia trenyuh melihat perut membukit Karina yang terkadang menjadi alasan Karina sedikit kesusahan bergerak. "Dikit, kenapa?" Karina menoleh, nampak tersenyum simpul menatap Heni yang memperhatikan dirinya dari tempat Heni duduk. "Gimana rasanya, Rin? Aku lihat kayaknya kamu bahagia banget gitu." Heni menopang dagu, masih memperhatikan Karina yang sibuk mengelus perut membukitnya.Karina menatap Heni, senyumnya merekah ikut menopang dagu dan membalas tatapan kepo Heni yang tersorot sejak tadi. "Mau tau? Yakin?" Goda Karina sambil menaikkan kedua alis. Heni mencebik, ia mengangkat wajahnya, menegakkan kepala sambil mengerucutkan bibir. Ia tahu kemana arah bicara Karina, tahu apa yang akan dikatakan Karina perihal jawaban dari pertanyaan yang tadi ia lontarkan kepada Karina. "Nggak jadi kepo deh!" Heni melipat dua tangannya di dada. Pandangannya lurus ke depan, menatap pintu IGD yang tertutup dan sama sekali tidak ter

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 5

    "Nah kelihatan sekarang, Yud!" Teriak Anwar yang hampir membuat Yudha melonjak. Yudha menyipitkan mata, menatap layar monitor guna melihat apa yang terpampang di sana. Sedetik kemudian senyum Yudha melebar, nampak matanya berbinar bahagia. "Jangan kau ajari baku hantam, Yud! Cukup bapaknya yang bar-bar, anaknya jangan!" Gumam Anwar sambil melirik Yudha yang masih tersenyum lebar. "Iya tuh, Dok! Takut saya diajarin macam-macam sama bapaknya nanti!" Gumam Karina yang nampak speechless dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya kelihatan juga! Setelah beberapa kali Yudha junior itu enggan menunjukkan bagian paling sensitif miliknya, kini terlihat begitu jelas di layar monitor! Laki-laki! Anak mereka laki-laki! Sesuai dengan harapan Yudha yang ingin anak pertama lelaki. Supaya bisa membantu Yudha menjaga adik perempuan dia nantinya!"Yang jelas nggak bakalan diajarin main cewek, Rin. Aku jamin itu! Bapaknya aja kuper, nggak jago deketin cewek!" Ledek Anwar yang spontan membuat Yudha meliri

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 4

    Minggu ini rumah Yudha begitu sepi. Mbok Dar izin pulang kampung. Jadilah hanya Yudha dan Karina yang ada di rumah. Semoga di hari minggu ini mereka bisa lebih tenang. Tidak ada oncall atau cito atau apapun lah itu! Yudha tengah duduk santai bersandar di sofa lantai bawah ketika Karina muncul dan langsung duduk, melingkarkan kedua tangan ke tubuh Yudha dan memeluknya erat-erat. Yudha tersenyum, sudah tidak kaget lagi dia kalau Karina seperti ini. Bukankah istrinya ini memang manja? Terlebih ketika kemudian positif hamil. "Hari ini mau kemana? Pengen ngapain?" Tanya Yudha sambil mengelus-elus puncak kepala Karina. "Nggak pengen kemana-mana. Pengen kelon aja seharian." Jawabnya singkat dengan kepala bersandar di dada.Yudha terkekeh. Semenjak hamil, bisa Yudha rasakan kalau Karina begitu berbeda. Bahkan untuk urusan 'orang dewasa', Karina lebih on dari biasa. Padahal Yudha harus hati-hati betul agar anak mereka tidak kenapa-kenapa, eh malah ibunya yang terkadang terlalu 'liar' dan b

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 3

    Karina dengan melangkah dengan sedikit susah payah ketika sosok itu tiba-tiba muncul dan berdiri di hadapan Karina. Sejenak Karina tertegun, namun langkah Tasya yang mantab yang jelas mendekatinya membuat Karina segera sadar dari rasa terkejutnya. Menantikan apa yang hendak Tasya katakan atau sampaikan kepadanya. "Selamat pagi, Dok!" Sapa Karina begitu Tasya sudah berdiri tepat di hadapannya. "Jangan sekaku itu sama saya, Rin. Santai saja." Gumam Tasya sambil tersenyum. Kini Karina terkejut, pasti Tasya punya sesuatu hal yang penting sampai-sampai dia menemui Karina seperti ini. Tapi apa? Apakah ada hubungannya dengan suaminya? Atau malah dengan Dinda? "Rin ...." Panggil suara itu ketika Karina hanya membisu. "Iya, Dok?" Alis Karina berkerut, fix! Tasya ada perlu dengan dirinya kalau begini! "Saya tadi ketemu suami kamu, mau minta tolong tapi dia bilang saya harus ketemu dan ngomong langsung ke kamu, Rin." Ujarnya lirih. Mata Karina membelalak, Tasya menemui suaminya? Untuk apa

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 2

    "Yud!"Itu suara Andreas, Yudha menghela napas panjang. Kenapa lagi dokter anestesi itu? Suka banget sih menganggu Yudha? Heran! Yudha memperlambat langkahnya, nampak Andreas terengah-engah melangkah di sisinya. Yudha hanya melirik sekilas, apa lagi yang hendak dia bicarakan? Mengajak ghibah lagi? Atau apa? "Kenapa?" Tanya Yudha yang terus melangkahkan kaki. "Itu mantanmu si blackpink itu, dia mengundurkan diri, Yud!" Gumam Andreas dengan sangat serius. Alis Yudha terangkat. Benarkah? Tasya mengundurkan diri? Jadi dia sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit ini? Alhamdulillah, kenapa rasanya hati Yudha begitu lega? Itu artinya dia tidak perlu was-was dan Karina bisa tenang di masa kehamilannya! "Oh ya? Serius? Aku seneng dengernya, And!" Desis Yudha dengan senyum lebar. "Ah kamu!" Andreas mencebik. "Nggak ada yang bening-bening lagi, Yud!" Desis Andreas lemas. Yudha terbahak, bening? Andreas tidak tahu saja bagaimana wujud Tasya dulu. Ketika dia dan Tasya masih sama-sama berjua

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 1

    Sebulan kemudian ... "Rin! Ayolah!" Yudha menarik tangan Karina, berharap sang istri yang masih terbaring di atas ranjang mau bangkit dan turun dari kasur. Karina melepaskan tangan Yudha, menggeleng dengan mantab tanpa berniat bangun dari posisi rebahan asyiknya hari itu. Yudha menghela napas panjang, ia menggeleng perlahan, sangat gemas setengah mati dengan istrinya ini. Perut Karina sudah mulai menyembul. Terlihat menggemaskan sekali di mata Yudha. Membuat Yudha rasanya ingin terus mengelus lembut perut itu kapanpun. Masalahnya cuma satu! Semenjak hamil, Karina jadi malas banget buat mandi! Dia selalu muntah parah tiap mencium aroma sabun. Semua merek dan jenis sabun sudah Yudha beli, hasilnya nihil! Bahkan sabun yang satu itu, sabun yang biasanya digunakan anak-anak untuk membersihkan cadaver juga Yudha belikan saking gemas bagaimana caranya supaya Karina mau mandi. Dan hasilnya, sama sekali tidak membuat Karina lantas mau membersihkan diri. "Sayang, mandi gih! Apa mau ke spa?

DMCA.com Protection Status