Anderson membawa Guinea ke wilayah manusia, tepatnya wilayah ibu kota tempat Guinea dulunya tinggal. Guinea langsung menutup wajahnya dengan tudung karena orang-orang di sini lumayan mengenal Guinea dengan nama Opelia.
“Hei, kenapa kau menyembunyikan wajahmu?” tanya Anderson yang mengira Guinea malu dengannya.
“Tidak perlu tahu,” balas Guinea ketus.
“Kenapa sih, nggak senang kalau aku bawa ke sini?” tanya Anderson yang belum terlalu mengenal Guinea.
“Tidak, lakukan saja apa yang kau inginkan,” jawab Guinea yang tidak berpikir panjang lagi karena bersama Anderson, ini kesempatan.
Anderson membawa Guinea pergi ke gerbang istana dan mengenalkannya dengan beberapa rekannya, tapi saat itu Guinea sangat membenci yang namanya istana. Di sini Guinea mendapatkan pakaian pernikahan dan dijadikan sebagai tumbal untuk hutan. Guinea berpikir, para gadis yang sebelumnya juga dijadikan tumbal, tidak seberuntung dirinya. Guinea pernah mendengar percakapan Enzo dan temannya yang mengatakan kalau teman Enzo sudah memakan lebih dari tiga gadis baik yang menangis di dalam hutan.
“Bisa langsung pergi? Aku sangat tidak suka keramaian,” kata Guinea yang bahkan tidak melihat sekilas pun istana megah ini.
“Baiklah sesuai keinginanmu,” balas Anderson yang merasa jika Guinea tidak suka dengan caranya ini.
Anderson membawa Guinea pada bukit yang selalu menjadi tempat Guinea menenangkan pikiran dari segala macam hal yang terjadi pada keluarganya. Kali ini Guinea membuka tudungnya dan melihat suasana ibu kota yang masih ramai. Senyuman sekilas muncul pada wajah Guinea yang senang kembali melihat pemandangan ini lagi.
“Akhirnya kau tersenyum, itu bagus,” kata Anderson yang melihat wajah Guinea dengan jelas di bawah sinar matahari. Sebelumnya wajah Guinea selalu terhalang dengan bayangan pepohonan, tapi kali ini terlihat jelas.
“Aku selalu tersenyum, kau yang tidak pernah menyadarinya,” balas Guinea pada saat di dalam hutan selalu tersenyum saat melihat Anderson.
“Benarkah? Kenapa aku tidak menyadarinya?” tanya Anderson.
“Tanya dirimu sendiri, aku mana tahu,” balas Guinea yang sudah dapat bicara santai dengan Anderson.
“Uh, bicaramu sangat tidak sopan ya sekarang,” kata Anderson yang senang bisa berbicara dengan orang yang disukainya.
“Memangnya kau raja? Aku tidak perlu bicara sopan padamu,” balas Guinea tersenyum dengan memperlihatkan giginya.
Mereka lagi-lagi berbicara santai dengan duduk di atas bukit melihat pemandangan kota dan beberapa wilayah yang dapat dilihat dari atas bukit. Waktu yang mengalir tidak membuat mereka menyesal.
“Dulunya aku ditugaskan di sana,” tunjuk Anderson mengarah pada perbatasan wilayah kerajaan.
“Jadi itu adalah batas wilayah kerajaan. Apa bisa pergi ke sana?” tanya Guinea yang sempat ingin melarikan diri dari Enzo.
“Tidak! Tidak untuk sekarang ini,” tolak Anderson dengan tegas.
“Apa hanya prajurit saja yang bisa ke sana?” tanya Guinea yang penasaran.
“Di sana ditemukan mayat dari keluarga bangsawan. Tubuhnya tidak utuh lagi, dan wajahnya tidak diketahui siapa,” kata Anderson yang bersyukur tidak lagi ditugaskan ditempat itu.
“Lalu bagaimana kalian tahu kalau dia adalah keluarga bangsawan?” tanya Guinea.
“Pakaiannya, pakaian yang mewah dengan cincin emas tergeletak di samping mayatnya. Kami memang tidak tahu itu mayat dari keluarga siapa, tapi beberapa hari yang lalu kami mendapatkan laporan anggota keluarga bangsawan yang hilang. Kami mengindentifikasi dengan pakaian yang dimilikinya dan kami berhasil mengetahui siapa itu,” jelas Anderson yang masih mengingat penemuan mayat perempuan yang sudah terkoyak-koyak.
“Siapa orang ini?” tanya lagi Guinea.
“Kau ini banyak tanya juga ya, hahaha. Memangnya kenapa kalau aku bilang identitas korban rahasia?” tanya balik Anderson dengan wajah seperti menggoda Guinea.
“Lupakan saja, aku sudah tidak penasaran lagi,” balas Guinea yang membuang rasa penasarannya.
“Putri dari keluarga Baron,” jawab Anderson mengenai pertanyaan Guinea.
Wajah Guinea berubah karena kenal dengan Blondi putri keluarga Baron itu. Senyuman terlukis pada wajah Guinea yang senang mendengarkan kabar itu. Rasanya seperti pembalasan dendam yang dilakukan orang lain. Guinea sangat bersyukur pada orang yang telah membunuh perempuan jahat itu.
“Hei! Kenapa wajahmu bahagia begitu?” tanya Anderson yang tampak jelas memperhatikan wajah Guinea.
“Jika seseorang meninggal secara misterius, seharusnya kita senang,” kata Guinea yang sangat bahagia.
“Hah?”
“Aku katakan padamu. Jika seseorang meninggal, kita harus memberikan kesan yang baik, lebih banyak tersenyum dibandingkan menangis. Putri keluarga Baron juga manusia, ada saatnya meninggal juga,” kata Guinea yang matanya berkaca-kaca senang dengan pidatonya.
“Ya ... aku masih tidak paham dengan apa yang kau katakan,” ucap Anderson tidak mau lebih tahu lagi.
Blondi Baron, anak sombong yang selalu menganggu masyarakat lain. Orangtuanya bahkan lebih kejam dibandingkan dengan anaknya sendiri. Tuan Baron pernah memotong tangan anak kecil karena mencuri sepotong roti untuk makan. Betapa jahatnya kejadian itu yang dipertontonkan di depan publik.
“Aku harus kembali,” kata Guinea yang tidak ingin tinggal lebih lama lagi di sini.
***
Selama Enzo pergi, Guinea memanfaatkan untuk pergi ke wilayah manusia bersama dengan Anderson yang mengajaknya berkeliling sambil menunggangi kuda. Perasaan Guinea terhadap Anderson semakin bertambah hingga tidak dapat disembunyikan lagi.
“Aku mulai menyukaimu,” kata Guinea pada Anderson.
Anderson dan Guinea, sudah saling memahami perasaan masing-masing, tapi sayangnya Guinea tidak pernah memberitahu Anderson bahwa dirinya sudah menikah dengan manusia serigala. Terlepas dari itu Guinea menceritakan apa yang ditanyakan Anderson, termasuk dengan keluarganya, tapi ada sedikit tambahan cerita.
Kurang dari sebulan, Enzo dan kawanannya sudah kembali. Guinea menunggu di gua seolah-olah merindukan suaminya yang baru pulang.
“Istriku!” seru Enzo yang langsung memeluk Guinea dengan wujud manusianya.
“Kau pulang lebih cepat dari perkiraan. Aku sangat senang kau kembali dengan selamat,” kata Guinea yang jika menyukai suaminya tetapi lebih suka pada Anderson.
“Aku merindukanmu,” kata Enzo yang mengecup hidung Guinea dengan hangat.
“Kemarilah, aku sudah membuat makanan untukmu,” kata Guinea yang sebenarnya selalu berjaga-jaga dengan makanan jika Enzo pulang secara tiba-tiba.
Walaupun Enzo sudah kembali, Guinea masih tetap saja suka pergi dari gua dan menemui Anderson dengan sembunyi-sembunyi. Hingga beberapa waktu, Enzo mulai curiga dengan Guinea yang selalu keluar bahkan pulang malam.
Guinea hendak pergi lagi, tapi kali ini Enzo berencana untuk ikut dengan Guinea pergi keluar.
“Aku ikut denganmu,” kata Enzo yang mulai waspada.
“Tidak perlu, aku hanya mencari makanan. Aku akan kembali dengan cepat jika aku menemukan jamur tiram dan juga ikan,” balas Guinea yang mengecup pipi Enzo membuatnya luluh. “Tunggu aku ya.”
Guinea pergi, tapi Enzo mengikutinya dari belakang. Mengapa Guinea pergi ke batas hutan? Apa yang sebenarnya selalu dilakukan Guinea? Pertanyaan muncul dalam kepala Enzo. Kekhawatiran juga ada pada pikiran Enzo yang mengira Guinea hendak pergi ke wilayah manusia dan meninggalkannya sendirian.
“Kau datang rupanya,” kata Anderson yang sudah menunggu Guinea.
“Tentu, aku sudah berjanji padamu,” balas Guinea tersenyum ramah.
Anderson memegang tangan Guinea, dan pipi Guinea langsung memerah dengan sendirinya. Enzo yang melihat dari balik pohon langsung keluar dan menarik tangan Guinea pergi dari hadapan Anderson.
“Enzo!”
Enzo datang dengan wajah marah yant langsung menarik Guinea pulang dengan emosi yang meluap-luap. Anderson tidak tahu apa yang terjadi, tapi saat hendak melangkah, Enzo memperlihatkan wajah marah seperti ingin membunuh jika melangkah selangkah lagi.“Enzo! Lepasin! Ini sakit!” teriak Guinea yang ketakutan dengan wajah Enzo yang berubah menjadi marah.“Hah! Orang itu siapa?! Pantas saja aku selalu mencium bau manusia lain, ternyata kau selalu pergi dari gua hanya untuk bertemu dengan pemuda itu!” teriak Enzo yang masih bisa menahan emosinya. Jika Enzo tidak dapat menahan emosinya, bisa saja Guinea tidak akan selamat.Guinea tidak dapat membalasnya secara langsung dan hanya menangis dihadapan Enzo yang sedang marah.“Aku katakan padamu, siapa dia?” tanya Enzo mengurangi tinggi suaranya.“Huh ... Anderson, dia adalah adikku,” kata Guinea yang berbohong pada Enzo.“Apa?” tanya Enz
Anderson muncul dihadapan Guinea yang menyendiri. Tubuh Guinea bergerak sendiri berjalan memeluk Anderson yang sudah seminggu lebih tidak ditemuinya dengan menangis. Anderson membalas pelukannya dan mereka terlihat jelas seperti keluarga.“Anderson, tolong jangan katakan kalau aku kekasihmu. Orang ini akan membunuhmu jika tahu itu. Katakan padanya kau adalah keluargaku,” bisik Guinea yang mana Guinea pernah menceritakan tinggal dengan seseorang yang sangat membenci orang-orang yang hidup di bagian kota.“Aku mengerti,” balas Anderson berbisnis pada Guinea.Enzo ikut bahagia melihat Guinea yang menangis sambil tersenyum melihat adiknya yang sangat disayanginya. Perasaan Enzo menjadi tentram setelah melihat senyuman Guinea yang menghilang selama seminggu lebih.“Hari ini aku mengizinkanmu untuk pergi bersamanya hingga malam,” kata Enzo memberikan izin yang tidak pernah diberikan pada Guinea.“Benarkah? Kau me
Setiap harinya Guinea selalu keluar bertemu dengan Anderson, kesempatan ini dimanfaatkan dengan sangat baik pada Guinea untuk lebih sering keluar dan tidak terlalu mengurus Enzo lagi di dalam hutan. “Kau pergi lagi hari ini?” tanya Enzo yang melihat Guinea dengan wajah ceria pagi. Padahal saat itu Enzo baru saja pulang dari kegiatan malamnya. “Orangtuaku juga memperlakukan adikku dengan sangat tidak baik, dia sama sekali tidak makan makanan enak, dan aku tidak tega melihat adikku seperti itu. Jangan khawatir, aku sudah menyiapkan makanan untukmu, dan janji aku akan pulang malam ini,” kata Guinea yang sudah memakai tudungnya dan hendak pergi. “Tapi kalau kau pulang malam, aku yang pergi. Apa tidak bisa kita kembali seperti dulu lagi? Bersama menghabiskan waktu yang ada?” tanya Enzo yang sudah merasakan kalau istrinya sama sekali tidak berada disisinya jika malam hari dan saat pagi istrinya malah pergi saat Enzo kembali. “Aku akan bertanya pada adikku,”
Enzo hanya melihat mereka dari jauh dan tidak melakukan aksi malam ini dikarenakan ada banyak orang yang masih terbangun dan juga akan tidak baik jika menganggu pernikahan bahagia ini. “Berbahagialah, malam ini aku akan membiarkanmu istriku sayang, tapi kesempatan lain aku tidak akan memberikan kebaikanku lagi,” gumam Enzo yang menyamar menjadi warga sekitar dan berjalan menuju ke arah Anderson dan Guinea yang baru saja keluar dengan pakaian pernikahan mereka. Guinea tidak menyadari jika orang yang disenggolnya adalah suaminya sendiri yang dikhianati. Enzo memberikan tatapan hangat pada Guinea untuk terakhir kalinya karena malam hari wajah tidak begitu tampak jelas. “Maaf,” kata Enzo yang mengubah cara bicaranya. “Tidak apa-apa,” balas Guinea tersenyum yang mana Anderson memegangnya hingga tidak ikut terjatuh. “Kalian baru saja menikah?” tanya Enzo masih berpura-pura baik. “I-iya, kami baru saja menikah,” balas Guinea yang sempat melir
Sebelumnya ... Anderson pergi ke gerbang istana untuk meminta bantuan pada teman-temannya yang sedang berjaga untuk menemaninya menuju ke hutan malam-malam begini. Semua orang tahu, jika pergi ke hutan dalam keadaan malam sama saja dengan bunuh diri. Hutan menjadi lebih misterius saat malam hari dan semua orang tidak akan masuk ke sana dengan alasan apapun. “Aku membutuhkan bantuan kalian. Tolong bantu aku menyelamatkan istriku,” kata Anderson meminta tolong pada temannya yang sedang menjaga gerbang istana dan berpikir untuk membantu Anderson. “Maaf sobat, bukannya aku tidak mau tapi kau tahu sendiri. Raja melarang warganya untuk masuk ke dalam hutan saat malam hari, itu sudah berlaku bertahun-tahun lamanya,” kata penjaga istana yang patuh pada peraturan kerajaan dan tidak ingin membuat masalah lainnya, karena bisa saja hal ini membuat jabatan mereka turun menjadi penjaga tahanan. “Aku mohon, istriku berada di dalam hutan dan seorang pria membawanya p
Anderson duduk bersama pangeran Cedric yang dengan santainya menyeduh teh bunga melati sambil menikmati kesunyian yang ada pada mereka. Anderson duduk dan mengikuti apa yang dilakukan pangeran Cedric untuk tetap terlihat sopan seperti yang dilakukan oleh pangeran Cedric. “Kenapa diam saja prajurit kerajaan? Tolong bicaralah!” perintah pangeran Cedric dengan baik tanpa memperlihatkan siapa dirinya. Seperti sekarang ini pangeran Cedric sedang berbaur dengan Anderson. “Begini pangeran, apakah jika aku menceritakan semuanya ... apakah orang itu akan kita cari?” tanya Anderson. “Aku mempertimbangkan kepentingan rakyat. Ceritakan yang terjadi,” tukas pangeran Cedric yang sepertinya tidak sabar mendengarkan apa yang telah dilalui Anderson di dalam hutan itu. Anderson mulai menceritakan kalau dirinya adalah prajurit yang berasal dari perbatasan wilayah kerajaan seberang dan dipindahtugaskan menjadi prajurit kerajaan tingkat pemula. Semuanya diceritakan dengan
Anderson kembali ke rumah lamanya. Rumah yang kecil tapi memiliki beberapa potongan sederhana mengenai kenangan yang indah. Kenangan bersama dengan Guinea, tempat tidur yang masih belum dirapikan dan juga lilin yang sudah habis karena lupa dimatikan. Kehangatan masih dirasakan oleh Anderson, tapi jika Anderson tahu kebenarannya mungkin saja Anderson akan sangat membenci Guinea yang pada dasarnya memiliki dua suami berbeda jenis. Rumah dibiarkan begitu saja, kosong tanpa mengubah atau membersihkannya terlebih dahulu. Tempat tidur yang dingin, tapi masih kusut, juga pakaian pernikahan yang berada di dalam rumah tergantung dengan baik dan tidak akan tersentuh oleh tangan orang lain. Anderson mengunci rumahnya hingga tidak ada siapapun yang bisa masuk ke dalam kecuali dengan cara paksaan yang akan merusak pintu. “Guinea sayang, beristirahatlah. Aku akan mencari Enzo dan membalas apa yang dia lakukan padamu sayangku,” kata Anderson memegang pintu rumahnya dan pergi ke ist
Anderson masuk lebih dalam menuju hutan, melewati batas hutan dan akhirnya menemukan gua yang dulunya pernah dilihatnya saat bertemu dengan Guinea. Tidak ada yang menarik, tapi ada bau darah yang menyengat pada gua itu. Anderson masuk dengan perlahan, untuk tidak mengejutkan Enzo jika dia datang ingin membunuhnya. Ada bayangan dari balik kain tipis yang menjadi tempat tidur Enzo sebelumnya. Anderson dengan sigap menembakkan anak panah hingga tembus, tapi ia tidak mendengar suara teriakan terkena panah. Anderson langsung maju dan memeriksa, bayangan itu hanyalah setumpuk bantal yang disusun rapi, tidak ada Enzo di sini dan ini membuat Anderson marah dan kecewa tidak dapat menemukan Enzo. Anderson menggeledah gua ini tapi tidak menemukan Enzo, melainkan hanya menemukan setumpuk tulang yang beberapa masih melekat dengan dagingnya. Terkejut melihat itu, Anderson langsung melihat tumpukan tulang itu, dengan anggapan jika Enzo sudah meninggal dan membusuk, atau mungkin saja sekawa
Malam sudah datang kembali, hari ini mereka bersenang-senang bersama dan pasa akhirnya besok mereka sudah harus kembali dan liburan singkat ini selesai. Tentunya kak Leon mengambil banyak sekali foto yang dapat dijadikan sebagai album kenangan mereka, dan juga Raka diam-diam meminta foto-foto yang sudah diambilnya, foto yang ada wajahnya Grizell di bagian foto manapun itu.“Kau senang hari ini?” tanya kak Raka duduk bersama Grizell saling bersandar satu sama lain dengan Grizell yang mendekatkan dirinya pada kak Raka sambil memperhatikan lautan yang indah.“Ya, ada banyak sekali ingatan bahagia mengenai hari ini, aki juga bersyukur berhasil bisa bersama dengan yang lainnya di sini,” kata Grizell menutup matanya dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan mengenai sebuah hal yang tentunya bisa menjadi sebuah cerita nantinya.Sementara yang lainnya sedang menikmati kesibukan mereka sendiri dan tidak menganggu Grizell dan Raka yang sedang dudu
Grizell dan Raka keluar bersama dengan kak Serina yang masih saja tertidur, begitu juga dengan yang lainnya, sementara kak Angelina yang tadinya sudah mandi hanya duduk di depan komputer dan mendengarkan musik, sepertinya sedang berencana untuk membuat musik baru saat babak selanjutnya nanti. Kak Angelina memang orang yang sangat hebat, bahkan bisa membuat musik sendiri, itu sudah seperti produser musik yang terkenal.Grizell masuk ke toko pakaian dan di sini kebanyakan bikini yang dijual, mana mungkin Grizell mau mengenakan pakaian yang seperti itu. “Selamat datang, silakan memilih pakaian yang Anda sekalian sukai, selamat bersenang-senang.”“Rata-rata hanya bikini saja, mana mungkin aku mau memakainya,” gumam Grizell berkeliling dan naik ke lantai dua berharap mendapatkan pakaian santai setidaknya tidak terlalu terbuka walaupun rata-rata semuanya pakaian yang terbuka. Tidak boleh seperti itu, bisa-bisa Grizell akan memalukan dirinya sendiri.
Grizell sudah selesai berganti pakaian, memang benar pakaian kak Raka sangat besar untuk Grizell, tapi entah mengapa Grizell tetap senang memakainya walaupun ukurannya sama sekali tidak cocok untuknya, lagipula sekarang sedang tren menggunakan pakaian yang lebih besar untuk tubuh.Raka melihat Grizell dan wajahnya langsung tersenyum saat melihat Grizell memakai pakaiannya. Terlihat sangat menggemaskan dengan pakaian yang kebesaran tapi itu terlihat sangat cocok dengan Grizell, bahkan bisa menyembunyikan telinga kirinya bahkan saat tertidur, jadi tidak akan ada orang yang melihatnya secara langsung. Bajunya memang sangat cocok untuk Grizell yang memiliki tubuh imut seperti itu.“Grizell kemarilah gabung!” panggil kak Raka dengan tersenyum menyuruh Grizell untuk duduk di sampingnya dengan semua orang yang ada di sana juga ikut tersenyum dengan tingkah seseorang yang bahkan tidak pernah terlihat seperti seseorang yang ceria seperti itu. Sepertinya memang benar
Raka sangat senang mendengarkan jawaban yang seperti itu dan langsung memeluk Grizell dengan sangat erat hingga membuat Grizell dapat mendengarkan suara detak jantung kak Raka yang saat itu berdetak sangat kencang. Grizell senang dengan mendengarkan suara detak jantung seseorang seperti ini, dan juga Grizell merasa sudah saatnya untuk percaya kembali pada seseorang karena sekarang dirinya sudah dewasa dan mengetahui beberapa macam hal yang bisa membuat Grizell tahu dengan perasaan seseorang yang sebenarnya, walaupun dirinya kurang peka.Grizell membalas pelukan kak Raka dengan pelukan yang sama dan bisa merasakan sebuah kehangatan dari pelukan yang seperti ini. Walaupun Grizell memakai pakaian yang tipis, tapi terasa sangat hangat bahkan juga bisa merasakan beberapa hal yang sudah tidak pernah lagi dirasakannya.Sementara yang melihat mereka di villa, kak Serina sangat senang bahkan menyuruh Leon untuk mengambil gambar Grizell dan Raka yang sedang berpelukan. Yah mau b
Ada yang seperti memanggil, Grizell sama sekali tidak dapat mengentikan dirinya, bahkan saat ini pandangan matanya tertuju pada bulan yang seperti semakin mendekat pada Grizell. Saat Raka turun, Raka melihat Grizell yang berjalan sendirian dengan beberapa pesona yang memperlihatkan sebuah angin yang membuat rok dan juga rambut Grizell beterbangan di sampingnya.“Ada apa dengan Grizell?” tanya kak Raka bertanya pada kak Serina yang tidak begitu memperhatikan karena Serina baru saja bangun dan kak Angelina juga merasa kalau Grizell hanya senang bisa melihat lautan yang begitu indah.“Hah? Mungkin hanya senang bisa berada di pantai, aku ingin masuk duluan. Aku mau menata kembali rambutku sekalian berganti pakaian,” kata kak Serina masih dalam keadaan belum sepenuhnya sadar setelah tertidur. Memang pemandangan malam yang seperti ini sangat indah, bahkan karena kita berada di daerah yang jauh dari perkotaan jadi pemandangannya juga semakin nyaman unt
Tentunya semua orang sangat gugup dengan ini, bahkan tim Caessa sendiri juga tidak bisa begitu tenang walaupun penampilan mereka sudah sangat sempurna. Semua orang sangat menantikannya dan sudah menyiapkan hati mereka untuk menerima apa yang sudah menjadi keputusan dari juri. “Baik semuanya, dalam peraturan tambahan kali ini, akan ada sebuah hal yang membuat beberapa peraturan berubah, yaitu yang lolos ke babak selanjutnya hanya akan sampai tiga tim, dan juga kalian hanya dapat menambahkan dua orang tambahan untuk pengumpulan anggota tim kalian,” kata seorang presenter yang menjadi seorang pembawa acara dan mengumumkan beberapa hal yang sudah diputuskan. Memang kompetisi ini selalu saja membuat para peserta terkejut dengan perubahan peraturan yang mendadak seperti itu, bahkan Grizell sendiri tidak menyangka peraturannya akan menjadi seperti ini. “Jadi kemungkinan memangnya diperkecil,” gumam kak Angelina yang juga sudah pernah ikut kompetisi ini tahun lalu bersama pa
Kesenangan tadi membuat semuanya yakin, setidaknya mereka berhasil masuk ke babak selanjutnya dan akan pergi berlibur ke tempat yang sudah disiapkan penyelenggara untuk tempat tinggal mereka nantinya. Juga bisa saja ada peraturan yang berubah, karena tahun lalu juga ada peraturan dadakan yang membuat semuanya menjadi repot walaupun masih dapat diselesaikan dengan baik.Beberapa anggota yang lain sedang berjalan-jalan melihat isi bangunan ini, sedangkan ada yang kembali duduk ke kursi penonton dan ada juga yang entah pergi ke mana mencari makanan untuk mengisi perut.Grizell dan Raka ditinggal berdua saja, seperti mereka sudah merencanakan ini walaupun Grizell tidak berpikir seperti itu. Mereka berdua hanya duduk saja di kursi penonton untuk melihat tim yang lainnya. Walaupun sebenarnya sekarang Raka sedang gelisah dengan situasi yang sudah sering dirasakannya, berdua saja dengan Grizell.Raka kembali memakaikan Grizell jas miliknya karena ruangan ini sangat ding
Tim kelima sudah dipanggil, Grizell memberikan semangat pada Caessa dan Caessa juga seperti itu. Dengan kak Raka yang ada di samping Grizell, mereka berdua melihat sebuah penampilan yang sangat hebat, apalagi Grizell bisa merasakan getaran biola yang dimainkan oleh Caessa, terdengar sangat halus tapi juga alunan musiknya bisa membuat semua orang berhenti melakukan aktivitas mereka dan memperhatikan permainan musik mereka.“Caessa sangat hebat, dalam beberapa tahun ini aku berhenti bermain biola, tapi sepertinya Caessa meningkatkan kemampuan bermain biolanya, sangat keren,” gumam Grizell melihat teman masa kecilnya yang sudah berkembang sangat hebat dan bahkan lebih hebat dibandingkan dengan guru yang pernah mengajarkan mereka untuk bermain biola dan juga piano.“Kau juga sangat hebat,” kata kak Raka tentunya mendengarkan apa yang Grizell katakan dikarenakan Grizell berdiri di dekatnya, bahkan Raka bisa mendengarkan suara napas Grizell yang terde
Duduk dan memperhatikan, kak Raka berhasil duduk di samping Grizell dan kali ini kak Serina dapat menarik sebuah kesimpulan yang bagus. Sejak berbaikan kak Raka meminta untuk berfoto dengan Grizell dan Grizell sama sekali tidak masalah untuk itu, dan tentunya kak Serina tidak menganggu mereka karena mungkin saja mereka akan malu malu sendiri dan akan bersikap canggung.“Setelah ini ayo berfoto bersama ditempat yang sedikit bagus, hanya berdua,” bisik kak Raka memperlihatkan sebuah hasil foto yang hanya wajah mereka berdua saja yang terlihat karena tempatnya sedikit gelap untuk sebuah pertunjukan.“Ok ok,” kata Grizell dengan memberikan tanda jempol.Pembukaan yang sangat hebat dengan berbagai macam hiburan yang diperlihatkan. Juga ngomong-ngomong ruangan di sini memang dingin, bahkan terasa sangat dingin. Grizell merasa kedinginan seperti sedang berada di bioskop. Baju gaun yang digunakan Grizell itu terbuka di bagian leher hingga bahu ja